Sie sind auf Seite 1von 27

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN


HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I
RSUD KARANGANYAR








DI SUSUN OLEH :
MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO
NIM. P.09032




PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P DENGAN
HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I
RSUD KARANGANYAR

Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan





DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD FERDAUS WAHYU UTOMO
NIM. P.09032


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii

iii
iv

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN NYERI PADA TN. P
DENGAN HEMATEMESIS MELENA DI RUANG MAWAR I RSUD
KARANGANYAR Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak
mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Anissa Cindy Nurul Afni S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
4. -----------------------, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
5. ---------------------, selaku dosen penguji yang telah membimbing dengan
cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam
bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan membimbing dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.
7. Ayah yang menjadi inspirasi penulis untuk melanjutkan studi di keperawatan.
8. Ibu yang memberikan dukungan serta semangat secara lahir dan batin.
9. Kakak, seluruh keluarga yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat serta dukungan untuk menyelesaikan pendidikan.
10. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma
Husada, dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang
telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012


MUHAMMAD FERDAUS W.U
NIM. P.09032


vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................... 4
C. Manfaat Penulisan .................................................................. 5
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ........................................................................ 6
B. Pengkajian .............................................................................. 7
C. Perumusan Masalah Keperwatan ........................................... 14
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 14
E. Implementasi Keperawatan .................................................... 15
F. Evaluasi Keperawatan ............................................................ 14
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ............................................................................ 19
B. Simpulan dan Saran ............................................................... 30
Daftar Pustaka
Lampiran
viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data
Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien
Lampiran 3 Log Book
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5 Daftar Riwayat Hidup

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saluran pencernaan terdiri dari suatu saluran kontinyu yang berjalan
dari mulut sampai anus, dengan modifikasi lokal yang mencerminkan
spesialisasi regional untuk menjalankan fungsi pencernaan. Fungsi sistem
utama pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien seperti air,
dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal
tubuh. (Junaidi, 2002)
Hematomesis adalah muntah darah sedangkan melena adalah buang air
besar seperti aspal, umumnya di sebabkan perdarahan saluran bagian atas
mulai dari esofagus sampai duodenum. Warna merah gelap atau hitam berasal
dari konversi Hb menjadi hematin oleh bakteri setelah 14 jam. (Sylvia, 2005)
Umumnya perdarahan SMBA (Saluran Makan Bagian Atas) termasuk
penyakit gawat darurat yang memerlukan tindakan medic intensif yang segera
di rumah sakit/puskesmas karena angka kematiannya yang tinggi, terutama
pada perdarahan varises esofagus yang dahulu berkisar 40-85%. (Netina,
2001)
Penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas yang terbanyak di
jumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan rata-rata 40 -
55%, kemudian menyusul gastritis hemoragika dengan 20 25 & ulkus
peptikum dengan 15 20% sisanya keganasan, uremia dan sebagainya.
2

Sedangkan menurut data yang di peroleh dari medical record ruang Cemara II
Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto dari bulan Januari sampai
dengan bulan Juni 2010 jumlah penderita yang mengalami Hematemesis
Melena yaitu : 25 orang terdiri dari laki-laki : 16 orang, perempuan : 9 orang.
(Hilmy, 2010)
Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan
saluran bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap
macam perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran
makan bagian atas yang terbanyak di jumpai di Indonesia adalah pecahnya
farises esofagus dengan rata rata 45 50% seluruh perdarahan saluran
makan bagian atas. (Hilmy, 2010)
Tanda dan gejala umum pada Hematomesis Melena muntah darah
(Hematemesis), BAB warna merah kehitaman(Melena), mengeluarkan darah
dari rectum (hematoskezia), denyut nadi yang cepat, tensi darah rendah, akral
teraba dingin dan basah, nyeri perut, nafsu makan menurun, jika terjadi
perdarahan yang berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya anemia
mudah lelah, pucat, nyeri dan pusing. (Hernomo, 1989)
Hematemesis Melena bersifat tidak masif dan timbul setelah penderita
minimum obat-obatan yang menyebabkan iritasi lambung. Sebelum muntah
penderita mengeluh rasa nyeri penderita mengalami dispesi berupa mual
muntah, nyeri, dan sebelum Hematemesis didahului rasa nyeri atau pedih di
epigastrium yang berhububungan dengan makanan. Sifat Hematemesis tidak
begitu massif dan Melena lebih dominan dari Hematemesis. (Suparman,1999)
3

Kasus yang ditemui di lapangan, pasien dengan diagnosa Hematemesis
Melena mengeluh perut sakit, mual, muntah darah, disertai keluar tinja darah,
perut nyeri. Mengacu pada di atas penulis tertarik untuk melakukan asuhan
keperawatan tentang nyeri pada Tn. P dengan Hematemesis Melena di ruang
Mawar I RSUD Karanganyar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum.
Melaporkan kasus nyeri pada Tn. P dengan Hematemesis
Melena di Mawar I RSUD Karanganyar.
2. Tujuan khusus
a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan nyeri
Hematemesis Melena.
b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan nyeri Hematemesis Melena.
c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan nyeri Hematemesis Melena.
d) Penulis mampu melakukan tindakan implementasi pada pasien
dengan nyeri Hematemesis Melena.
e) Penulis mampu melekukan evaluasi pada pasien dengan nyeri
Hematemesis Melena.
f) Penulis mampu menganalisa kondisi nyeri yang terjadi pada pasien
dengan nyeri Hematemesis Melena.

4

C. Manfaat Penulisan
a. Bagi penulis
Untuk memperoleh dan memperluas wawasan serta
pengetahuan tentang penyakit Hematemesis Melena beserta
penatalakasanaan secara medis dan konsep keperawatannya, sehingga
dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh penulis.
b. Bagi profesi keperawatan
Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi
laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan
pemecahan masalah khususnya dalam bidang/profesi keperawatan.

5
BAB II
LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang ringkasan asuhan keperawatan yang
dilakukan pada Tn. P dengan kasus nyeri dilaksanakan pada tanggal 2 sampai 4
April 2012 asuhan keperawatan ini dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

A . Pengkajian
Tanggal 2 April 2012 jam 09.00 WIB diperoleh dengan cara
autoanamesa dan alloanamnesa mengadakan pengamatan atau observasi
langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis dan catatan perawat.
Pasien bernama Tn. S umur 64 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir
tidak sekolah, pekerjaan seorang petani alamat Mojogedang Karanganyar
yang di rawat di ruang Mawar I. Dokter mendiagnosa bahwa Tn. S
menderita penyakit hematesis melena penanggung jawab kepada pasien
adalah Ny. S umur 40 tahun alamat Mojogedang Karanganyar dan
hubungan dengan pasien sebagai adik.
Hasil pengkajian pengkajian, keluhan utama yang dirasakan pasien
saat di kaji yaitu perut sakit. Riwayat kesehatan sekarang, klien
mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien mengeluh sakit perut
disertai keluar tinja darah dan muntah darah kemudian kien dibawa ke
IGD pada tanggal 1 April 2012, jam 18.00 WIB kemudian klien dibawa
6


ke ruang Mawar 1 pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sakit
perut nyeri. Pengkajian nyeri dengan P,Q,R,S,T menghasilkan (profokatif)
P: adanya peradangan di lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan,
(paliatif) P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan saat posisi berbaring,
(quality) Q: nyeri seperti teriris, (regional) R: di perut bagian kiri, (skala)
S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri terasa saat beraktifitas. Keluar tinja darah
dan muntah darah dan klien mengatakan juga lemah dan pusing tidak mau
makan. Tekanan darah dengan 150/90, nadi 80 kali per menit, suhu 37
0
C.
Pola aktifitas latihan ditemukan data sebelum sakit klien
mengatakan sering di kebun mencocok tanam selama sakit: klien
mengatakan hanya berbaring di tempat tidur semua aktifitas klien di bantu
Pemeriksaan abdomen: inspeksi bentuk datar, tidak ada bekas luka,
auskultasi bising usus 5 kali per menit, perkusi timpani, palpasi nyeri saat
abdomen ditekan bagian kiri, (profokatif) P: adanya peradangan di
lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan, (paliatif) P: nyeri berkurang
saat tidak ditekan dan posisi berbaring, (quality) Q: nyeri seperti teriris,
(regional) R: di perut bagian kiri, (skala) S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri
terasa saat beraktifitas
Pada pemeriksaan penunjang, hasil pemeriksaan laboratorium
didapatkan pada tanggal 2 April 2012 yaitu: SGOT 47 u/L meningkat
dengan nilai normal (SGOT <31 u/L), GDS 150 meningkat dengan nilai
normal (80-120,mg) HB 6,5 menurun dengan nilai normal (HB Laki =
14-18 g/%, Perempuan = 12-16 g/%.
7



B. Perumusan Masalah
Masalah dari hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis
melakukan analisa data kemudian mengangkat diagnosa keperawatan
menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi dan evaluasi
tindakan. Pasien mengeluh perut terasa sakit dengan kriteria hasil,
(profokatif) P: adanya peradangan di lamung nyeri terasa saat abdomen
ditekan, (paliatif) P: nyeri erkurang saat tidak ditekan dan posisi berbaring,
(quality) Q: nyeri terasa seperti teriris, (regional) R: di perut bagian kiri,
(skala) S: skala nyeri 7, (time) T: nyeri terasa saat beraktifitas, tampak
meringis kesakitan, dan lemah. Diagnosa keperawatan pada pasien adalah
nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis. Mengacu pada diagnosa
keperawatan di atas dapat dirumuskan permasalahan nyeri pada Tn. P
dengan Hematomesis Melena.

C. Perencanaan
Hasil dari perumusan masalah kemudian dibuat rencana tindakan
untuk mengatasi masalah pasien. Tujuan yang dibuat penulis adalah
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan
nyeri dapat berkurang dari 7 menjadi 4 dengan kriteria hasil, skala nyeri
menurun, ekspresi wajah rileks. Intervensi atau tindakan yang akan
dilakukan yaitu kaji nyeri pada klien untuk mengetahui tingkat nyeri pada
klien, ajarkan tehnik relaksasi untuk mengurangi tingkat nyeri klien,
8


berikan posisi nyaman dan lingkungan yang tenang agar pasien tenang dan
rileks, dan kolaborasi dengan dokter untuk menghilangkan rasa nyeri.

D. Implementasi
Tindakan implementasi yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2
April 2012 jam 09.00 mengkaji karakteristik nyeri pasien. dengan respon
pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, P: adanya peradangan di
lambung nyeri terasa saat abdomen di tekan, P: nyeri berkurang saat tidak
ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri seperti teriris, R: di perut
bagian kiri, S: skala nyeri menunjukkan 7, T: saat melakukan aktifitas,
dengan ditandai pasien tampak meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00
mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mengatakan agak sulit
melakukan karena perut bagian kiri masih terasa sakit, dengan ditandai
pasien tampak berusaha melakukan tehnik relaksasi yang telah diajarkan.
Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon pasien mendapatkan
hasil: pasien mengatakan lebih nyaman, dengan ditandai pasien tampak
rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan
dokter untuk pemberian analgetik, dengan respon pasien mengatakan mau
diinjeksi, dengan di tandai injeksi Ranitidine 1 ampul masuk lewat
intravena dengan lancar.
Implementasi dilanjutkan hari Selasa tanggal 3 April 2012. Jam
09.00 mengkaji ulang nyeri pasien, dengan respon pasien mengatakan
sakit nyeri masih terasa di perut, P: adanya peradangan di lambung nyeri
9


terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak ditekan dan
dengan posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di bagian perut
kiri, S: skala nyeri menunjukan 6, T: terasa saat melakukan aktifitas,
dengan ditandai tampak pasien meringis gelisah kesakitan. Jam 10.00
mengajarkan tehnik relaksasi, dengan respon pasien mendapatkan hasil,
pasien mengatakan bersedia, ditandai pasien tampak terlihat sudah bisa
melakukannya. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan respon
pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan tampak lebih nyaman,
ditandai dengan pasien tampak rileks dengan posisi berbaring. Jam 12.00
mengkolaborasikan dengan dokter untuk pemberian obat analgetik, dengan
respon pasien mendapatkan hasil, pasien mengatakan bersedia diinjeksi,
ditandai dengan Ranitidin 1 ampul masuk lewat intravena dengan lancar.
Implementasi hari pertama dan kedua di lanjutkan pada hari Rabu
tanggal 4 April 2012. Jam 09.00 mengkaji ulang lagi nyeri, dengan respon
pasien mengatakan nyeri agak berkurang, P: adanya peradangan di
lambung nyeri terasa saat abdomen ditekan, P: nyeri berkurang saat tidak
ditekan dan saat posisi berbaring, Q: nyeri terasa seperti teriris, R: di perut
bagian kiri, S: skala nyeri 5, T: saat melakukan aktifitas, ditandai dengan
tampaknya pasien meringis gelisah. Jam 10.00 mengajarkan tehnik
relaksasi, pasien mengatakan bersedia, pasien tampak terlihat sudah
melakukan dengan baik. Jam 11.00 memberikan posisi nyaman, dengan
respon pasien mengatakan lebih nyaman, ditandai pasien tampak rileks
dengan posisi berbaring. Jam 12.00 mengkolaborasikan dengan dokter
10


untuk pemberian analgetik, dengan respon pasien mengatakan mau
diinjeksi, ditandai dengan Ranitidine 1ampul masuk lewat intravena
dengan lancar.

E. Evaluasi
Selesai dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi hari Senin
tanggal 2 April 2012, jam 13.00, dengan menggunakan metode Subyektif
Obyektif Assessment Planing (SOAP) yang hasilnya adalah pasien
mengatakan perut bagian kiri terasa sakit nyeri, ekspresi wajah tampak
meringis skala nyeri 7. Masalah belum teratasi intervensi dilanjutkan: kaji
karakteristik nyeri pasien, ajarkan tehnik relaksasi, berikan posisi nyaman,
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
Selesai dilakukan tindakan keperawatan pada hari pertama
dilakukan lagi pada hari selasa tanggal 3 April 2012, jam 13.00 dengan
mengunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien mengatakan nyeri
masih terasa dengan skala nyeri 6. Masalah belum teratasi, intervensi
dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik.
Selesai dilakukannya tindakan keperawatan pada hari pertama dan
hari kedua dilakukan lagi pada hari rabu tanggal 4 April 2012. Jam 13.00
dengan cara menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah pasien
mengatakan bahwa nyeri masih terasa dengan skala 5. Masalah belum
11


teratasi, intervensi dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan
dokter untuk pemberian analgetik.

12
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas proses asuhan keperawatan yang
dilakukan pada tanggal 2 sampai 4 April 2012 di ruang Mawar I RSUD
Karanganyar. Prinsip dari pembahasan ini dengan memfokuskan pada
aspek kehidupan proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, dan evaluasi keperawatan.
Pengkajian pada asuhan keperawatan pasien nyeri dengan
Hematemesis Melena, pengkajian dilakukan dengan metode
autoanamnese dan alloanamnese sesuai dengan peraturan pengkajian
keperawatan, mulai dari biodata, riwayat kesehatan, pengkajian pola
kesehatan, pengkajian fisik, dan didukung dengan hasil pemeriksaan
penunjang.
Keluhan utama yang dirasakan pasien sakit perut dan nyeri di
bagian kiri abdomen hal tersebut yang terjadi karena adanya ulkus di
mukosa lambung yang membuat pasien terasa nyeri. (Netinaa, Sandra,
2001)
Pada saat di lakukan pengkajian sesuai dengan teori Tn. P
mengeluh nyeri perut bagian kuadran kiri bawah, dan pada saat di palpasi
terdapat nyeri tekan di kuadran kiri bawah.
13


Pola aktivitas latihan hampir semua aktivitas pasien dibantu oleh
keluarga. Dengan kata lain pasien mengalami kelemahan dikarenakan
masukan yang tidak adekuat sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi dari
tubuh kurang. (Sylvia, 2005). Pengaruh pada aktivitas sehari-hari klien
yang mengalami nyeri setiap hari kurang mampu berpatisipasi dalam
aktifitas rutin (Potter, 2002).
Hasil pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium SGOT 47 u/L
meningkat karena terjadi gangguan pada hepar atau pada jantung,
hemoglobin 6,5 menurun karena kekurangan darah disebabkan perdarahan
dengan nilai normal pada laki, 14-18 g/%, perempuan, 12-16 g/%. (Putut,
2000).
Diagnosa keperawatan yang diangkat penulis adalah nyeri
berhubungan dengan agen cedera biologis. Pengertian nyeri adalah
pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang
muncul dari kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau
menunjukkan adanya kerusakan (Association For The Study In Pain)
serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat yang
dapat diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan yang
dapat berhubungan dengan agen cedera (biologis, psikologi, kimia, fisik).
(NANDA, 2006)
Diagnosa tersebut diangkat sebagai diagnosa utama karena
merupakan faktor utama yang membuat pasien mengalami berbagai
macam ganguan dalam beraktivitas. Diagnosa ini di ditegakkan
14


berdasarkan data yang ditemukan pada saat pengkajian yaitu pasien
mengatakan perut sakit.
Perencanaan dan tujuan dari tindakan keperawatan menggunakan
kaidah sesuai dengan sistematika SMART, yaitu (spesifik) jelas,
(measureable) dapat diukur, (rasional dan timming) tujuan yang dibuat
oleh penulis adalah nyeri dengan kriteria hasil skala nyeri berkurang dari 7
menjadi 4 pada penatalaksanaan penulis melakukan tindakan sesuai
dengan teori di lakukan sesuai dengan rencana penulis pantau tanda
tanda vital Tn. P, kaji nyeri, sesuai teori menyebutkan bahwa nyeri bersifat
subyektif dan sangat bersifat individual. (McCaffery 1980).
Pasien mengatakan nyeri di perut bagian kiri, terasa seperti teriris,
skala nyeri 7, terasa saat ditekan. Ajarkan pada pasien untuk tehnik
relaksasi. Teori menyebutkan bahwa tehnik relaksasi merupakan
kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress, tehnik relaksasi
memberikan individu kontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau
nyeri, stres fisik dan emosi pada nyeri. (Perry, 2001). Supaya relaksasi
dapat dilakukan dengan efektif maka penulis memerlukan kerja sama dan
partisipasi pasien mengajarkan tehnik relaksasi pasien tampak masih
kesulitan melakukanya. (Potter, 2005)
Beri posisi nyaman, sesuai teori menyebutkan kenyamanan adalah
konsep sentral kiat keperawatan konsep kenyamanan memiliki
subjektifitas yang sama dengan nyeri pasien mengatakan merasa nyaman
dengan posisi berbaring.
15


Kolaborasi sesuai dengan advis dokter dalam pemberian analgetik.
Penulis melakukan tindakan keperawatan pada Tn. P sesuai intervensi
yang telah disusun sebelumnya untuk mengatasi masalah ganguan rasa
nyaman nyeri yaitu dengan memonitor tanda tanda vital (tekanan darah,
nadi, suhu, respirasi) untuk memantau kondisi pasien atau
mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi respon pasien terhadap
intervensi.
Respon fisiologis terhadap nyeri dapat menunjukkan keberadaan
dan sifat nyeri dan ancaman yang potensial terhadap kesejahteraan klien
apabila klien merasakan nyeri, perawat harus mengkaji tanda-tanda vital,
melakukan pemeriksaan fisik terfokus, dan mengobservasi keterlibatan
sistem saraf otonom. (Potter, 2001). Mengkaji nyeri untuk mengetahui
skala nyeri dalam hal ini,pasien menilai nyeri dengan menggunakan skala
0-10. Skala paling efektif digunakan saat mengkaji intensitas nyeri
sebelum dan setelah intervensi terapeutik. (Perry, 2005).
Nyeri merupakan salah satu dari berbagai tanggung jawab
keperawatan yang membutuhkan pemikiran yang efektif. Respon perilaku
klien dan petunjuk nyeri tidak selalu terlihat jelas pasien biasanya
merupakan sumber paling baik untuk evaluasi keefektifan upaya
penangganan nyeri harus secara kontinu mempertimbangkan apakah
karakter perubahan nyeri yang pasien alami dan apakah terapi secara
individual itu efektif. (Perry, 2005) Penulis mengevaluasi keadaan pasien
pada hari ke tiga pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 pasien mengatakan
16


bahwa nyeri masih terasa dengan skala 5. Masalah belum teratasi,
intervensi dilanjutkan kaji karakteristik nyeri, kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian analgetik. Pengkajian nyeri yang faktual dan akurat
dibutuhkan untuk menetapkan data dasar, untuk menyeleksi terapi yang
cocok, dan untuk mengevaluasi respons pasien terhadap terapi.(Potter,
2005)

B. Simpulan dan saran
1. Simpulan
a. Hasil pengkajian pada pasien dengan nyeri berhubungan dengan
cedera agen biologis pada Hematemesis Melena pasien mengalami
nyeri di perut sebelah kiri.
b. Hasil pengkajian pada pasien dengan nyeri pada Hematemesis
Melena didapatkan diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan agen
cedera biologis.
c. Rencana asuhan keperawatan yang akan dilakukan pada pasien
dengan nyeri pada Hematemesis Melena stroke yaitu monitor
tanda tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, respirasi), kaji
karakteristik nyeri, ajarkan tehnik relaksasi dan dukung pasien
dalam latihan tehnik relaksasi, memberi posisi nyaman, kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian obat analgetik.
d. Tindakan yang dilakukan pada pasien dengan nyeri pada
Hematemesis Melena yaitu memonitor tanda tanda vital (tekanan
17


darah, nadi, suhu, respirasi), kaji karateristik nyeri, mengajarkan
tehnik relaksasi dan dukung pasien dalam latihan tehnik relakasi,
kolaborasi pemberian obat analgetik.
e. Evaluasi yang dilakukan pada pasien dengan nyeri pada
Hematemesis Melena yaitu pasien masih tampak mengeluh nyeri.
f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan nyeri pada
Hematemesis Melena kondisi pasien mengalami keterbatasan
dalam melakukan aktivitas sehari hari, tergantung dengan keluarga.

C. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran
sebagai berikut:
1. Bagi institusi: dapat memberikan waktu pengelolaan pasien lebih
banyak karena dengan waktu 3 hari tidak dapat melakukan pengelolaan
secara maksimal.
2. Bagi rumah sakit: dapat lebih diperhatikan dalam melakukan
perawatan pada pasien dengan ganguan rasa nyaman nyeri.
3. Bagi penulis: penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan
selanjutnya pada pasien Hematemesis Melena.


DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Doengoes, M.E., Moorhouse dan M.F., Geisster A.C. (2000). Rencana Asuhan
Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia. (2009). Informasi Spesialite Obat (ISO)
Indonesia. Jakarta: PT. ISFI.
NANDA International. (2009). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta; EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume I. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume 2. Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.
Edisi 2. Jakarta:Salemba Medika
Tamsuri, Anas. (2006). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Das könnte Ihnen auch gefallen