Sie sind auf Seite 1von 20

BRONKOPNEUMONIA

Oleh :
Stefanus Trissanto
Pembimbing
dr. Irman Permana, Sp.A, M.Kes
SMF ILMU KESEATAN ANAK
RSU! "ALE!
#IREBON
!ESEMBER $%&$
I. STATUS PASIEN
I. Anamnesa
Alloanamnesa dari ibu dan bapak pasien, 21 Desember 2012
I!ENTITAS
Nama penderita : An. A
Umur : 14 bulan
enis kelamin : Perempuan
Nama a!ah : "n. D
Umur : ## tahun
Peker$aan : %iras&asta
Pendidikan : '(A
Nama )bu : N!. N
Umur : 2* tahun
Peker$aan : )bu rumah tangga
Pendidikan : '(A
+ubungan dengan orangtua : Anak kandung
Agama : )slam
'uku : a&a
Alamat : ,ebang )lir, -irebon
No .( : /*0121
Ri'a(at Pen(a)it
Ke*u+an utama : 'esak na3as
Ri'a(at pen(a)it se)aran, :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak na3as se$ak2 hari !ang lalu.
'esak na3as dirasa tiba 4 tiba. 'esak tibul terus menerus. 'esak tidak berkurang
dengan posisi apapun. Pasien mengeluhkan batuk se$ak 2 minggu !ang lalu. 5atuk
berdahak tetapi sulit untu k dikeluarkan, batuk tidak ber6ampur dengan darah. Pasien
$uga mengeluhkan demam selama batuk, demam dirasa naik turun, demam paling
terasa di malam hari. 7eluhan berat badan menurun disangkal. 7eluhan keringat
dingin di malam hari diangkal. 5A5 normal 2 4 #8 sehari. (ual dan muntah
disangkal. 7e$ang disangkal. 5A7 dalam batasan normal. Na3su makan menurun
tetapi masih dapat minum.
Ri'a(at Pen(a)it !a+u*u-
/ bulan !ang lalu pasien pernah mengeluhkan batuk tetapi setelah diobati keluhan
menghilang.
Ri'a(at Pen(a)it Ke*uar,a -
Di dalam keluarga pasien, tidak ada !ang mengalami keluhan serupa, han!a kakek
pasien !ang memiliki ri&a!at batuk tetapi kakek pasien sudah meninggal 4 bulan
!ang lalu.
Ri'a(at Ma)anan :
Pasien diberikan A') selama 1 bulan, setelah 1 bulan diberikan nasi tim, pisang dan
apel. 'aat ini pasien diberi makan nasi
Ri'a(at Imunisasi :
)munisasi sudah lengkap sampai usia 1 tahun.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
7eadaan Umum : "ampak sakit sedang
7esadaran : -ompos mentis
Nadi : 121 89mnt
:rekuensi na3as : 22 89mnt
'uhu : #*,1
0
-
5erat badan : /,4 kg
"inggi badan : /* 6m
o 'tatus gi;i:
559U : buruk
559"5: kurus
"59U : pendek
STATUS .ENERALIS
Kepa*a
< 5entuk : normal, simetris
< .ambut : hitam, men!eluruh
< 7ulit : ikterus =<>
< (ata : kon$ungti?a ananemis =<>, sklera kuning =<>,
kornea $ernih, pupil isokor,
re3leks 6aha!a=@>.
< "elinga : bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen =<>
< +idung : 'ekret =<>, perna3asan 6uping hidung =@>
< (ulut : bibir sedikit sianosis, lidah tidak kotor =<>
Le+er
< 5entuk : simetris
< "rakhea : "idak ada de?iasi
< 7,5 : Pembesaran =<>
< 7ulit : "ampak ke6oklatan
T+ora)
< 5entuk : normal, simetris
< .etraksi : =@>
< -olumna ?ertebralis : gibbus =<>
< 7ulit : "ampak 7e6oklatan
/antun,
0 )nspeksi : iktus 6ordis tidak terlihat
0 Palpasi : iktus 6ordis teraba sela iga )A garis
mid6la?i6ula kiri
0 Auskultasi : 5un!i $antung )<)) murni regular,murmur =<>
Paru
ANTERIOR POSTERIOR
KIRI KANAN KIRI KANAN
INSPEKSI Pergerakan
perna3asan
simetris,
retraksi i6s =@>
Pergerakan
perna3asan
simetris,
retraksi i6s =@>
Pergerakan
perna3asan
simetris
Pergerakan
perna3asan
simetris
PALPASI :remitus taktil
B kanan
:remitus taktil
B kiri
:remitus taktil
B kanan
:remitus taktil
B kiri
AUSKULTASI 'uara na3as
?esikuler
.onkhi =@>
%hee;ing =<>
'uara na3as
?esikuler
.onkhi =@>
%hee;ing =<>
'uara na3as
?esikuler
.onkhi =@>
%hee;ing =<>
'uara na3as
?esikuler
.onkhi =@>
%hee;ing =<>
A1domen
< )nspeksi : Perut datar, simetris
< Palpasi : n!eri tekan =<>, turgor kulit 6ukup, hepar dan lien tidak teraba
< Auskultasi : bising usus =@> normal
.enita*ia e)sterna
< 7elamin : Perempuan, tidak ada kelainan.
E)stremitas
< 'uperior : Oedem =<9<>, sianosis =<9<>, akral dingin =<9<>, ikterus =<9<>
< )n3erior : Oedem =<9<>, sianosis =<9<>, akral dingin =<9<>, ikterus =<9<>
PEMERIKSAAN PENUN/AN.
< +b : 12,/ gr9dl =12<1/ gr9dl>
< Ceukosit : 14.*00 9uC =4.200<10.*00>
< "rombosit : 42#.0009uC =120.000<420.000>
RESUME
Anamnesis
< 'eorang anak perempuan umur 14 bulan
< 'esak =@> 2 hari dirasa tiba 4 tiba, sesak terasa terus menerus. 5atuk berdahak
=@> 2 minggu, demam =@> 2 minggu,
< 7akek pasien sebelum meninggal memiliki ri&a!at batuk
Pemeri)saan Fisi)
< 7eadaan umum : "ampak sakit sedang
< Nadi : 121 89menit
< .espirasi : 22 89menit
< 'uhu : #*,1 D-
< 55 : /,4 kg
< (ulut :5ibir sedikit sianosis
< "horak : .etraksi i6s =@>, ronkhi =@>
La1oratorium
Ceukosit: 14.*00 9uC
!IA.NOSIS KER/A
5ronkopneumonia
!IA.NOSIS BAN!IN.
"uberkulosis
5ronkiolitis
PENATALAKSANAAN
< Umum :
o 5ed rest
o 5eri O2 nasal 1<2 C9$am
< (edikamentosa :
)n3us .C
'e3triakson 20 mg9kg55 i.? setiap 12 $am
Ampisilin 20 mg9kg55 i.? sehari empat kali
Para6etamol # 8 1 6th, hingga demam turun
Ambro8ol s!rup # 81 6th
PEMERIKSAAN AN/URAN
< Darah lengkap
< .ontgen thoraks AP
< Analisa gas darah
< 7ultur dahak
PRO.NOSIS
Euo ad ?itam : dubia ad bonam
Euo ad 3un6tionam : dubia ad bonam
ANALISIS KASUS
Dari keluhan sesak na3as pada kasus tersebut dapat dipikirkan adan!a
kelainan pada paru<paru, $antung, kelainan metaboli6 seperti asidosis dan uremia serta
adan!a kelainan di otak. Dari alloanamnesis tidak didapatkan keluhan 5A7 sehingga
kemungkinan kelainan metaboli6 dapat disingkirkan. Dari pemeriksaan 3isik tidak
didapatkan penurunan kesadaran sehingga kelainan disentral dapat disingkirkan,
selain itu dari hasil pemeriksaan pada $antung didapatkan dalam batas normal
sehingga kelainan pada $antung dapat disingkirkan. Oleh karena itu dapat dipastikan
merupakan kelainan pada paru<paru karena ada ri&a!at batuk.
Pen!ebab sesak na3as dan batuk pada kasus tersebut kemungkinan
bronkopneumonia, dengan diagnosis banding tuberkulosis milliar dan bronkiolitis.
Pada bronkopneumonia biasan!a didahului oleh in3eksi saluran na3as bagian
atas selama beberapa hari. 'uhu dapat naik se6ara mendadak sampai #0<40
0
- dan
mungkin disertai ke$ang karena demam !ang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu,
perna3asan 6epat dan dangkal disertai perna3asan 6uping hidung dan sianosis di
sekitar hidung dan mulut. 5atuk biasan!a tidak di$umpai pada a&al pen!akit, anak
akan mendapat batuk setelah beberapa hari, di mana pada a&aln!a berupa batuk
kering kemudian men$adi produkti3.=:7U), 2000>.
Dasar diagnosis pneumonia menurut +enr! ,orna dkk tahun 100# adalah
ditemukann!a paling sedikit # dari 2 ge$ala berikut ini :
a. 'esak na3as disertai dengan perna3asan 6uping hidung dan tarikan dinding dada
b. Panas badan
6. .onkhi basah sedang n!aring =crackles>
d. :oto thora8 menun$ukkan gambaran in3iltrat di3us
e. Ceukositosis =pada in3eksi ?irus tidak melebihi 20.0009mm
#
dengan lim3osit
predominan, dan bakteri 12.000<40.0009mm
#
neutro3il !ang predominan>
%+O memberikan pedoman klasi3ikasi pneumonia, sebagai berikut :
1. Usia kurang dari 2 bulan
a. Pneumonia berat
< Chest indrawing =sub6ostal retra6tion>
< 5ila ada napas 6epat =F /0 89menit>
b. Pneumonia sangat berat
< tidak bisa minum
< ke$ang
< kesadaran menurun
< hipertermi 9 hipotermi
< napas lambat 9 tidak teratur
2. Usia 2 bulan<2 tahun
a. Pneumonia
< bila ada napas 6epat
b. Pneumonia 5erat
< Chest indrawing
< Napas 6epat dengan la$u napas
F 20 89menit untuk anak usia 2 bulan 4 1 tahun
F 40 89menit untuk anak F 1 4 2 tahun
6. Pneumonia sangat berat
< tidak dapat minum
< ke$ang
< kesadaran menurun
< malnutrisi. =)DA), 2010>
Pada tuberkulosis milliaris, penderita berupa:
1. ,e$ala respiratorik
a. batuk<batuk lebih dari 2 minggu
b. batuk darah
6. sesak napas
d. n!eri dada
,e$ala respiratorik ini sangat ber?ariasi, dari mulai tidak ada ge$ala sampai
ge$ala !ang 6ukup berat tergantung dari luas lesi. 7adang pasien terdiagnosis pada
saat medical check up. 5ila bronkus belum terlibat dalam proses pen!akit, maka
pasien mungkin tidak ada ge$ala batuk. 5atuk !ang pertama ter$adi karena iritasi
bronkus, dan selan$utn!a batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. ,e$ala sistemik
a. Demam
b. ,e$ala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan menurun.
#. ,e$ala tuberkulosis ekstra paru
,e$ala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ !ang terlibat, misaln!a
pada lim3adenitis tuberkulosa akan ter$adi pembesaran !ang lambat dan tidak n!eri
dari kelen$ar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat ge$ala
meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat ge$ala sesak napas G
kadang n!eri dada pada sisi !ang rongga pleuran!a terdapat 6airan.
Sistem s)orin, 2scoring system3 ,e4a*a dan pemeri)saan
penun4an, TB
Parameter 0 1 2 # umlah
7ontak "5 "idak
$elas
Caporan
keluarga, 5"A
=<> atau tidak
tahu, 5"A tidak
$elas
5"A =@>
U$i "uberkulin Negati3 Positi3 =H 10
mm, atau H 2
mm pada
keadaan
imunosupresi>
5erat badan9
keadaan gi;i
5a&ah garis merah
=7('> atau 559U
I 10 J
7linis gi;i buruk
=559U I /0J>
Demam tanpa
sebab
H 2 minggu
5atuk H # minggu
Pembesaran
kelen$ar lin3e
koli, aksila,
inguinal
H 1 6m, $umlah F 1,
tidak n!eri
Pembengkakan Ada pembengkakan
tulang9sendi
panggul, lutut,
3alang
:oto toraks Normal9
tidak $elas
7esan "5
umlah
-atatan :
a. Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter.
b. 5atuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan pen!ebab batuk kronik lainn!a
seperti Asma, 'inusitis, dan lain<lain.
6. ika di$umpai skro3uloderma ="5 pada kelen$ar dan kulit>, pasien dapat langsung
didiagnosis tuberkulosis.
d. 5erat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).<<F lampirkan tabel badan
badan.
e. :oto toraks toraks bukan alat diagnostik utama pada "5 anak
3. 'emua anak dengan reaksi 6epat 5-, =reaksi lokal timbul I * hari setelah
pen!untikan> harus die?aluasi dengan sistem skoring "5 anak.
g. Anak didiagnosis "5 $ika $umlah skor F /, =skor maksimal 14>
h. Pasien usia balita !ang mendapat skor 2, diru$uk ke .' untuk e?aluasi lebih lan$ut.
Perlu perhatian khusus $ika ditemukan salah satu keadaan di ba&ah ini:
1. "anda baha!a:
a. ke$ang, kaku kuduk
b. penurunan kesadaran
6. kega&atan lain, misaln!a sesak napas
2. :oto toraks menun$ukkan gambaran milier, ka?itas, e3usi pleura
#. ,ibbus, koksitis =)DA), 2010>
Pada bronkiolitis, mani3estasi berupa:
(ula<mula ba!i menderita ge$ala )'PA atas ringan berupa pilek !ang en6er
dan bersin. ,e$ala ini berlangsung beberapa hari, kadang<kadang disertai demam dan
na3su makan berkurang. 7emudian timbul distres na3as !ang ditandai oleh batuk
paroksismal, &hee;ing, sesak napas. 5a!i<ba!i akan men$adi re&el, muntah serta
sulit makan dan minum. 5ronkiolitis biasan!a ter$adi setelah kontak dengan orang
de&asa atau anak besar !ang menderita in3eksi saluran na3as atas !ang ringan.5a!i
mengalami demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan ada !ang
mengalami hipotermi.
"er$adi distress na3as dengan 3rekuensi na3as lebih dari /0 kali per menit,
kadang<kadang disertai sianosis, nadi $uga biasan!a meningkat.
"erdapat na3as 6uping hidung, penggunaan otot bantu perna3asan dan retraksi.
.etraksi biasan!a tidak dalam karena adan!a hiperin3lasi paru
=terperangkapn!a udara dalam paru>.
"erdapat ekspirasi !ang meman$ang , &hee;ing !ang dapat terdengar dengan
ataupun tanpa stetoskop, serta terdapat crackles.
+epar dan lien teraba akibat pendorongan dia3ragma karena tertekan oleh paru
!ang hiperin3lasi.
'ering ter$adi hipoksia dengan saturasi oksigen I02J pada udara kamar.
Pada beberapa pasien dengan bronkiolitis didapatkan kon$ungti?itis ringan,
otitis media serta 3aringitis.
Ada bentuk kronis bronkiolitis, biasan!a disebabkan oleh karena adeno?irus
atau inhalasi ;at toksis =h!dro6hlori6, nitri6 a6ids ,sul3ur dio8ide>.
7arakteristikn!a:
o gambaran klinis G radiologis hilang timbul dalam beberapa minggu
atau bulan dengan episode atelektasis, pneumonia dan &hee;ing !ang
berulang.
o Proses pen!embuhan, mengarah ke pen!akit paru kronis.
o +istopatologi: hipertro3i dan timbunan in3iltrat meluas ke peribronkial,
destruksi dan deorganisasi $aringan otot dan elastis dinding mukosa.
"erminal bronkiolus tersumbat dan dilatasi. Al?eoli o?erdistensi,
atelektasis dan 3ibrosis. =5ehram, 2000>
Pen!ebab bronkopneumoniaberdasarkan usia. =UNPAD, 2002>
Usia Etio*o,i (an, serin, Etio*o,i (an, 4aran,
Cahir < 20 hari

Ba)teri Ba)teri
E.colli Bakteri anaerob
Streptococcus grup B Streptococcus grup D
Listeria monocytogenes Haemophillus inluen!a
Streptococcus pneumonie
5irus
C"#
H"#
# minggu 4 #
bulan
Ba)teri Ba)teri
Clamydia trachomatis Bordetella pertusis
Streptococcus
pneumonia
Haemophillus inluen!a
tipe B
5irus "ora$ella catharalis
%deno&irus Staphylococcus aureus
'nluen!a 5irus
(arainluen!a )*+*, C"#
4 bulan 4 2
tahun
Ba)teri Ba)teri
Clamydia pneumoniae Haemophillus inluen!a
tipe B
"ycoplasma pneumonia "ora$ella catharalis
Streptococcus
pneumonia
Staphylococcus aureus
5irus Neisseria meningitides
%deno&irus 5irus
-ino&irus #arisela .oster
'nluen!a
(arainluen!a
2 tahun 4
rema$a
Ba)teri Ba)teri
Clamydia pneumoniae Haemophillus inluen!a
"ycoplasma pneumonia Legionella sp
Streptococcus
pneumonia
Staphylococcus aureus
5irus
%deno&irus
Epstein/Barr
-ino&irus
#arisela !oster
'nluen!a
(arainluen!a
"erapi untuk pasien ini diberikan O2 nasal 1<2 liter9menit karena pasien
mengalami sesak na3as. Diberikan antibiotik spektrum luas berupa ampi6illin dan
se3triakson untuk membantu mengeliminasi kuman pen!ebab. Diberikan pula
ambro8ol sirup untuk mengatasi keluhan batuk serta para6etamol untuk menurunkan
demam.
"atalaksana pasien pneumonia meliputi terapi suporti3 dan terapi etiologik.
"erapi suporti3 !ang diberikan pada penderita pneumonia adalah :
1. Pemberian oksigen 2<4 C9menit melalui kateter hidung atau naso3aring. ika
pen!akitn!a berat dan sarana tersedia, alat bantu napas mungkin diperlukan
terutama dalam 24<41 $am
2. Pemberian 6airan dan nutrisi !ang adekuat. -airan !ang diberikan
mengandung gula dan elektrolit !ang 6ukup.
#. 7oreksi kelainan elektrolit atau metabolik !ang ter$adi.
4. (engatasi pen!akit pen!erta.
2. Pemberian terapi inhalasi dengan nebuli;er bukan merupakan tata laksana
rutin !ang harus diberikan.

"atalaksana pneumonia sesuai dengan kuman pen!ebabn!a. Namun karena
berbagai kendala diagnostik etiologi, untuk semua pasien pneumonia diberikan
antibiotik se6ara empiris. %alaupun sebenarn!a pneumonia ?iral tidak memerlukan
antibiotik, tapi pasien tetap diberi antibiotik karena kesulitan membedakan in3eksi
?irus dengan bakteri.
Usia .a&at $alan .a&at )nap 5akteri Patogen
0<2 minggu 1. Ampisillin @
,entamisin
2. Ampisillin @
-e3otaksim
< E. Coli
/ Streptococcus B
/ 0osokomial
enterobacteria
F2<4
minggu
1. Ampisillin @
-e3otaksim atau
-e3tria8on
2. Kritromisin
/ E. Coli
/ 0osokomial
Enterobacteria
/ Streptococcus B
/ 1lebsiella
/ Enterobacter
/ C. trachomatis
F1<2 bulan 1. Ampisillin @
,entamisin
2. -e3otaksim atau
-e3tria8on
/ E. Coli and other
Enterobacteria
/ H. inluen!a
/ S. pneumonia
/ C. trachomatis
F2<2 bulan 1. Ampisillin
2. 'e3uroksim
se3iksim
1. Ampisillin
2. Ampisillin @
7loram3enikol
'e3uroksim
-e3tria8on
/ H. inluen!a
/ S. pneumonia
F2 tahun 1. Penisillin A
2. Amoksisilin
Kritromisin
1. Penisillin ,
2. 'e3uroksim
'e3triakson
Aankomisin
< S. pneumonia
< (!6oplasma
0
Antibiotik parenteral diberikan sampai 41<*2 $am setelah panas turun,
dilan$utkan dengan pemberian per oral selama *<10 hari. 5ila diduga pen!ebab
pneumonia adalah '. Aureus, kloksasilin dapat segera diberikan. 5ila alergi terhadap
penisilin dapat diberikan 6e3a;olin, klindamisin, atau ?an6om!6in. Cama pengobatan
untuk sta3ilokokkus adalah #<4 minggu. =)DA), 2010>
Pen6egahan terhadap pneumonia dapat di6egah dengan pemberian
imunisasi9?aksinasi. saat ini sudah tersedia ban!ak ?aksin untuk men6egah
pneumonia. 'etiap ?aksin men6egah in3eksi bakteri9?irus tertentu sesuai $enis
?aksinn!a.
5erikut ?aksin !ang sudah tersedia di )ndonesia dan dapat men6egah
pneumonia :
1. Aaksin P-A =imunisasi )PD> untuk men6egah in3eksi pneumokokkus
=)n?asi?e Pneumo6o66al diseases, )PD>. ?aksin P-A !ang sudah tersedia
adalah P-A<* dan P-A<10. P-A 1# belum tersedia di )ndonesia
2. Aaksin +ib untuk men6egah in3eksi +aemophilus )n3luen;ae tipe b
Imunisasi Pneumokokus 2P#53
enis imunisasi ini tergolong baru di )ndonesia. P-A atau Pneumo6o66al Aa66ine
alias imunisasi pneumokokus memberikan kekebalan terhadap serangan pen!akit )PD
=)n?asi?e Peumo6o66al Diseases>, !akni meningitis =radang selaput otak>, bakteremia
=in3eksi darah>, dan pneumonia =radang paru>. 7etiga pen!akit ini disebabkan kuman
'trepto6o66us Pneumoniae atau Pneumokokus !ang penularann!a le&at udara. ,e$ala
!ang timbul umumn!a demam tinggi, menggigil, tekanan darah rendah, kurang
kesadaran, hingga tak sadarkan diri. Pen!akit )PD sangat berbaha!a karena
kumann!a bisa men!ebar le&at darah =in?asi3> sehingga dapat memperluas organ
!ang terin3eksi.
Diperlukan imunisasi Pneumokukus untuk men6ekal pen!akit ini.
Usia G umlah Pemberian:
Dapat diberikan se$ak usia 2 bulan, kemudian berikutn!a di usia 4 dan /
bulan. 'edangkan pemberian ke<4 bisa dilakukan saat anak usia 12<12 bulan
atau ketika sudah 2 tahun.5ila hingga / bulan belum di?aksin, bisa diberikan
di usia *<11 bulan seban!ak dua dosis dengan inter?al pemberian sedikitn!a 1
bulan. Dosis ke<# dapat diberikan pada usia 2 tahun. Atau hingga 12 bulan
belum diberikan, ?aksin bisa di berikan di usia 12<2# bulan seban!ak dua
dosis dengan inter?al sedikitn!a 2 bulan.
K3ek 'amping: 5iasan!a mun6ul demam ringan, kurang dari #106, re&el,
mengantuk, na3su makan berkurang, muntah, diare, dan mun6ul kemerahan
pada kulit. .eaksi ini terbilang umum dan &a$ar karena bisa hilang dengan
sendirin!a.=(arimbi, 2010>
aemop+i*us Inf*uen6a tipe B
+aemoph!lus in3luen;ae tipe b =+ib> bukan ?irus in3luensa, tetapi merupakan
suatu bakteri ,ram negati3. +aemoph!lus in3luen;ae terbagi atas $enis !ang berkapsul
dan tidak berkapsul. "ipe !ang tidak berkapsul umumn!a tidak ganas 6lan han!a
men!ebabkan in3eksi ringan misaln!a 3aringitis atau otitis media. enis !ang
berkapsul terbagi dalam / serotipe dari a sampai 3. Di antara $enis !ang berkapsul,
tipe b merupakan tipe !ang paling ganas dan merupakan salah satu pen!ebab
tersering dari kesakitan dan kematian pada ba!i dan anak berumur kurang dari 2
tahun.
)n3eksi +ib sering men!ebabkan meningitis =radang selaput otak> dengan
ge$ala demam, kaku kuduk, penurunan kesadaran, ke$ang dan kematian. Pen!akit lain
!ang dapat ter$adi adalah pneumonia, selulitis, artritis dan epiglotitis.
5a)sin i1
7apsul polyribosyribitol phosphate =P.P> menentukan ?irulensi dari +ib.
Aaksin +ib dibuat dari kapsul tersebut. Aaksin a&al !ang terbuat dari P.P murni
tern!ata kurang e3ekti3, sehingga saat ini digunakan kon$ugasi P.P dengan protein
dari berbagai komponen bakteri lain. Aaksin !ang beredar di )ndonesia adalah ?aksin
kon$ugasi dengan membran protein luar dari 0eisseria meningitidis !ang disebut
sebagai P.P<O(P dan kon$ugasi dengan toksoid tetanus !ang disebut sebagai P.P<
". 7edua ?aksin tersebut menun$ukkan e3ikasi dan keamanan !ang sangat tinggi.
7edua ?aksin tersebut boleh digunakan bergantian atau kombinasi.
2enis &aksin: -on$ugate +. )n3luen;a "ipe 5 =A6t<+i5> P.P<" =Pasteur (erieu8>
Dosis: 0,2 669dosis
Cara pemberian: '- atau )(
2adual imunisasi:
)munisasi dasar :
Untuk ?aksin 6on$ugate +<)n3luen;a "ipe 5 =A6t<+i5>
bila umur 2</ bulan: direkomendasikan diberikan pada umur 2,4 dan /
bulan
bila umur /<12 bulan: direkomendasikan diberikan pada umur 2 dosis
dengan inter?al 1<2 bulan.
bila umur F12 bulan: A6t +i5 han!a diberikan 1 kali
Untuk ?aksin Ped?a8 +)5 ('D
5ila diberikan pada umur 2<14 bulan maka diberikan dalam 2 dosis
dengan inter?al 2 bulan.
5ila di berikan pada umur F 12 bulan maka diberikan 1 kali sa$a.
5ooster :
Untuk A6t<+)5: bila imunisasi dasar diberikan pada umur 2<10 bulan,
booster pada umur 12<12 bulan setelah suntikan terakhir.
Untuk Ped?a8: bila imunisasi dasar sebelum 1 tahun, booster diberikan 12
bulan setelah suntikan terakhir.
1ontra indikasi: +ipersensiti3 terhadap komponen ?aksin
)n3eksi akut dengan demam
Eek samping: Cokal : eritema, n!eri dan indurasi
.eaksi sistemik : demam, nausea, muntah dan9atau diare, menangis F
L<1 $am dan rash.
)n3eksi akut dengan demam. =Depkes, 2000>
Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam untuk Muo ad ?itam dan
3un6tionam karena pada pasien ini telah dilakukan pengobatan !ang adekuat serta
belum ada tanda<tanda !ang mengarah pada komplikasi.
!AFTAR PUSTAKA
1. 5ehrman,.i6hard K, dkk. 0elson 'lmu 1esehatan %nak. -etakan ).
akarta:K,-. 2000
2. (arimbi, +anung. 2010. 3umbuh 1embang* Status 4i!i* dan 'munisasi Dasar
(ada Balita. Nuha (edika : Nog!akarta
#. PDP). "uberkulosis Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di )ndonesia,
akarta. 2002.
4. Pedoman Pela!anan (edis. ilid 1. )katan Dokter Anak )ndonesia. akarta:
2010.
2. Pusat Promosi 7esehatan Departemen 7esehatan .). )n3ormasi dasar
imunisasi rutin serta kesehatan ibu dan anak bagi kader, petugas lapangan dan
organisasi kemas!arakatan. akarta: Pusat Promosi 7esehatan Departemen
7esehatan .), 2000.
/. 'ta3 Penga$ar )lmu 7esehatan Anak :7U). Buku 1uliah 'lmu
1esehatan %nak . )n3omedika . akarta. 2010.
*. Oain, (agdalena sidhartani. 5uku A$ar .espirologi Anak. Kdisi pertama.
akarta: )katan Dokter Anak )ndonesiaP 2010.

Das könnte Ihnen auch gefallen