PENDAHULUAN Minyak yang dihasilkan dari proses pengeboran merupakan campuran dari minyak mentah, gas, dan air yang mengandung lumpur. Untuk itu diperlukan proses pemisahan minyak kotor tersebut menjadi produk-produk yang siap diolah lebih lanjut. Proses ini dilakukan dengan menggunakan separator. Separator memisahkan zat berdasarkan fasa zat tersebut. Dalam prosesnya, diperlukan beberapa pengontrolan agar dihasilkan proses pemisahan yang lebih baik. eberapa !ariabel kontrol yang digunakan adalah flo", tekanan, temperatur, dan le!el.
TEORI DASAR Separator adalah perangkat pemisah yang memanfaatkan gaya gra!itasi. Desain pemisah didasarkan pada perbedaan berat jenis zat dan fasanya. Separator berupa tabung bertekanan yang mempunyai tipe berdasarkan bentuk dan fasa hasil pemisahannya. erdasarkan bentuknya, separator memiliki tiga tipe yaitu # $. Separator tegak % !ertikal Digunakan untuk memisahkan fluida yang mempunyai &'( rendah dan%atau kadar padatan tinggi. Separator ini mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.
$. Separator datar % horizontal Merupakan separator yang bentuknya memanjang kesamping. )luida akan mengalir masuk menuju inlet, menabrak penghalang bersudut, kemudian mengenai kerangka separator. $. Separator bulat % spherical, didesain untuk mengoptimalkan penggunaan semua metode pemisahan gas dan cairan seperti pengendapan gra!itasi, penurunan kecepatan, gaya sentrifugal dan kontak permukaan.
erdasarkan fasa hasil pemisahanya jenis separator dibagi dua, yaitu# $. Separator dua fasa, mampu memisahkan fluida fasa gas dengan fasa cair pada suhu dan tekanan tertentu. *. Separator tiga fasa, memisahkan minyak kotor menjadi fasa cairan yang memiliki berat jenis berbeda serta fasa gas. &as keluar dari !al!e bagian atas, fluida dengan berat jenis rendah dari tengah sedangkan fluida dengan berat jenis tinggi dari ba"ah.
PENGONTROLAN SEPARATOR Masalah-masalah yang sering muncul pad proses ini antara lain# +!erpressure Permasalahan ini disebabkan oleh tekanan gas yang melebihi batas kemampuan yang dapat ditampung tabung separator. ,al ini dapat diatasi dengan melepaskan gas ke flare. +!erflo" -asus o!erflo" dapat menyebabkan air yang akan dipisahkan dari minyak meluap dan tercampur kembali dengan minyak. ,al ini dapat diatasi dengan mengendalikan aliran masuk dan aliran keluar tabung separator. 'ine Plugging .enis partikulat yang terba"a oleh minyak kotor dapat mengendap di pipa proses sehingga menyebabkan penyumbatan aliran. ,al ini diatasi dengan melakukan pembersihan rutin pipa. Pengontrolan yang dilakukan pada proses pemisahan ini adalah pengaturan flo" inlet dan outlet, le!el serta tekanan pada tabung separator. Pengontrolan dibagi menjadi safety control dan process control. -eduanya harus menggunakan sensor yang berbeda. Untuk safety control, digunakan transmitter /sensor0 yang tidak memberikan sinyal langsung pada control !al!e dan umumnya menggunakan shut down valve. Sedangkan untuk proses kontrol, digunakan transmitter yang disambungkan pada process control valve. erikut ini contoh skema P12D Separator horizontal tiga fasa.
Gamar !" Sistem control dan instrumentasi pada separator horizontal tiga fasa. 3ariabel kontrol yang digunakan yaitu tekanan dan le!el. 4ekanan dikendalikan dengan buka-tutup SD3-$, SD3-5, P63-$, D3-$. Sedangkan le!el dikendalikan dengan buka tutup SD3-$, '63-$, SD3-7, SD3-*, '63-*. Safety Control 'ogika berpikir yang digunakan untuk safety /8mergency Shut Do"n0 control dijelaskan melalui tabel berikut ini# 4ransmitter '' ,, P4-$ SD3-$, SD3-*, SD3-7, SD3- 5 SD3-$, SD3-5, D3 /open0 '4-$ SD3-7 SD3-$ '4-* SD3-* SD3-$
.ika P4-$ ,,, maka SD3-$ aktif dan menutup untuk menghentikan flo" inlet. SD3-5 juga menutup untuk mengisolasi potensi bahaya agar tidak berlanjut ke proses selanjutnya. D3-$ akan membuka agar gas terbuang ke flare. .ika P4-$ '', maka seluruh !al!e inlet dan outlet akan menutup karena kondisi tersebut abnormal dan proses operasi tidak perlu dilanjutkan. Untuk mengatasi '4-$ ,,, maka SD3-$ akan menutup agar air tidak bercampur dengan hasil separasi minyak. .ika '4-$ '', maka SD3-7 akan menutup dan proses dihentikan karena le!el minyak yang terlalu rendah. Untuk kondisi '4-* ,,, SD3-$ akan menutup agar le!el tidak terus bertambah sehingga menyebabkan bercampurnya air ke hasil separasi minyak. Sedangkan jika '4-* '', maka SD3-* akan menutup untuk mencegah terba"anya minyak ke dalam line air. Process Control 'ogika berpikir untuk process control dijelaskan pada tabel berikut# 4ransmitter 9ctuator ,, '' P4-* P63-$ +pen 6lose '4-7 '63-$ +pen 6lose '4-5 '63-* open 6lose
P4-* pada kondisi ,, memberi sinyal agar P63 $ semakin membuka untuk membuang gas ke flare. Sedangkan pada kondisi '', P63-$ harus menutup untuk menaikkan kembali tekanan. P63-$ memiliki karakter fail to open sehingga pada kondisi eror/tanpa sinyal0, P63-$ cenderung membuka. '4-7 pada kondisi '' memerintahkan '63-$ untuk menutup sedangkan pada kondisi ,, memberikan perintah membuka. '63-$ memiliki karakter fail-to-close sehingga '63-$ cenderung menutup pada kondisi tanpa sinyal. '4-5 membaca le!el antarmuka campuran antara minyak dan air. Pada kondisi ,,, '63-* akan membuka sedangkan pada kondisi '', '63-* akan menutup. '63-* memiliki karakter fail-to-close sehingga '63-* cenderung menutup jika tidak ada sinyal.
-8S2MPU'9: erdasarkan penjelasan mengenai separator diatas, dapat disimpulkan bah"a # $. Separator dapat digunakan untuk memisahkan campuran zat berdasarkan sifat berat jenis yang dimilikinya. *. Pengontrolan pada separator dibedakan menjadi safety control dan process control.