Sie sind auf Seite 1von 13

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair
(setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau
200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih
dari tiga kali perhari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah
(Sudoyo, 2009).
Penyakit diare masih menjadi penyebab kematian balita terbesar di dunia. Menurut
catatan UNICEF, setiap detik satu balita meninggal karena diare. Menurut catatan WHO,
diare membunuh dua juta anak di dunia setiap tahunnya (Ridwan, 2007). Selain itu, diare
juga merupakan keluhan yang sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang
dewasa setiap tahunnya mengalami diare akut atau gastroenteritis akut sebanyak 99.000.000
kasus. Frekuensi kejadian diare pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia lebih
banyak 2-3 kali dibandingkan negara maju. (Sudoyo,2009).
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2001, diare
menduduki peringkat pertama penyebab kematian anak dengan persentase sebesar 35% atau
sekitar 4 miliar kasus diare akut/tahun dengan mortalitas 3-4 juta pertahun (Soewondo ES,
2002). Di Indonesia sendiri dapat ditemukan sekitar 60 juta penderita diare setiap tahunnya
dimana 70-80% dari penderitanya adalah anak dibawah lima tahun dengan masih tingginya
angka kesakitan yang dilaporkan, yaitu 23,35 per 1000 penduduk pada tahun 1998
meningkat menjadi 26,13 per 1000 penduduk pada tahun 1999. (Profil Kesehatan Indonesia,
2002).
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1. Lama waktu diare: akut atau kronik, 2.
Mekanisme patofisiologi: osmotik atau sekretorik dll, 3. Berat ringan diare: kecil atau
besar, 4. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi atau non-infeksi dan 5. Penyebab organik
atau tidak: organik atau fungsional. (Sudoyo,2009). Diare akut disebabkan oleh banyak
penyebab antara lain infeksi (bakteri, parasit, virus), keracunan makanan, efek obat-obatan
dan lain-lain. (Sudoyo,2009). Di Indonesia, penyakit diare akut masih merupakan salah
satu masalah kesehatan utama masyarakat (Suraatmaja, 2005). Menurut data Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu
(kolitis infeksi) menduduki peringkat pertama penyakit terbanyak pada pasien rawat inap
di Indonesia tahun 2010 yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka kematian (Case
Fatality Rate/CFR) sebesar 1,92%. Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di
Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial KLB yang sering disertai dengan
kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit Diare merupakan
penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan
pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). Pada
tahun 2008 dilaporkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare di 15 provinsi dengan
jumlah penderita sebanyak 8.443 orang, jumlah kematian sebanyak 209 orang atau Case
Fatality Rate (CFR) sebanyak 2,48%. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi yang buruk dan perilaku hidup tidak bersih. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2008)
Berdasarkan data sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas Narmada sepanjang
tahun 2013, kasus diare menduduki peringkat keenam dengan jumlah pasien sebanyak
2572 kasus. Angka ini meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 1203 kasus pada tahun
2012. Berdasarkan data Rekapitulasi Penderita Diare Puskesmas Narmada tahun 2013,
desa tanak beak menduduki peringkat pertama dengan kejadian diare terbanyak, yaitu
sebanyak 402 kasus, disusul oleh desa Batu Kuta sebanyak 364 kasus, Sembung sebanyak
298 kasus, Dasan tereng sebanyak 275 kasus, Lembuak sebanyak 220 kasus.
Berdasarkan uraian data di atas, peneliti ingin mengetahui tentang profil diare akut
pada penduduk di wilayah kerja puskesmas Narmada periode 10 Februari- 6 April 2014

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana profil penderita penyakit diare
pada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Narmada periode Februari April 2014.

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui profil penderita penyakit diare pada masyarakat di wilayah kerja
puskesmas Narmada periode Februari April 2014.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:
- Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada
- Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut
jenis kelamin penderita.
- Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut usia.
- Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut
status gizi.
- Untuk mengetahui jumlah kasus diare di wilayah kerja puskesmas Narmada menurut
jenis diare.
- Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap pemberian terapi Oralit dan Zinc.

1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat untuk:
1. Peneliti
Sebagai informasi bagi peneliti tentang profil penderita diare di wilayah kerja puskesmas
Narmada.
2 Bagi Masyarakat
- Menambah wawasan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan dan penyakit
berbasis lingkungan
- Dapat mengetahui pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat, ketersediaan air bersih
serta sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
3 Pelayanan kesehatan
Sebagai informasi bagi pelayanan kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan
dimana perlu diberikan informasi bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan diare
dengan cara:
- Meningkatkan kesadaran prilaku hidup bersih dan sehat
- Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ketersediaan air bersih dan
penyediaan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
4 Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber data untuk kepentingan
penelitian selanjutnya


BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik observasional dengan rancangan
penelitian case contol dimana peneliti melakukan pengukuran variabel tergantung sedangkan
variabel bebas ( faktor resiko ) dicari secara retrospektif.

3.1 Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat
yang dilakukan pada bulan Februari - April 2013. Tempat dilakukan pemeriksaan adalah di
keempat puskesmas pembantu yang tersebar di wilayah kerja puskesmas narmada.

3.2 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang bertempat tinggal di
wilayah kerja puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat.
3.2.2 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menderita diare pada bulan
Oktober Desember 2013 yang memeriksakan diri ke puskesmas pembantu dan
puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat yang memenuhi kriteria inklusi dan
dikeluarkan bila memenuhi kriteria eksklusi dengan perbandingan Kontrol 1 : 1.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total populasi.
3.2.3 Kriteria Inklusi dan Ekslusi
1. Kriteria Inklusi
Responden akan dimasukkan sebagai subyek dalam penelitian ini jika
memenuhi kriteria inklusi yaitu :
- Pasien yang terdiagnosis diare yang memeriksakan diri ke Puskesmas
pembantu dan puskesmas Narmada pada bulan Februari April 2014
- Tinggal di wilayah Narmada Kabupaten Lombok Barat pada bulan
Februari April 2014

2. Kriteria Ekslusi
Subjek yang akan dimasukkan sebagai kriteria eksklusi pada penelitian ini
yaitu :
- Pasien pindah rumah ke luar wilayah pada saat dilakukannya penelitian.
- Tidak bersedia menjadi responden

3.2.4 Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling sampai jumlah
sampel minimal tercapai. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara
secara langsung kepada responden menggunakan kuesioner dan pengamatan secara
langsung pada tempat pembuangan tinja, sumber air minum dan tempat
pembuangan sampah di rumah responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
instansi kesehatan yang bersangkutan yaitu hasil rekapan puskesmas pembantu.
1. Kuesioner
Pengisian kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data pribadi dan mengisi
pertanyaan yang ada. Selanjutnya baru dilakukan survey lingkungan rumah.
2. Survey ( pengamatan secara langsung )
Pengamatan secara langsung dilakukan dengan mengunjungi rumah responden
satu persatu dan melihat secara langsung keadaan sanitasi lingkungan,
penyediaan air bersih dan ketersediaan jamban yang dimiliki dan selanjutnya
diikuti dengan mengisi checklist yang tersedia yang sesuai dengan hasil
pengamatan.

3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Variabel Bebas
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah faktor resiko kejadian
diare pada anak usia satu sampai lima tahun yaitu :
A. ASI eksklusif
B. Status gizi
C. Pengelolaan sampah
D. Pengelolaan air limbah
E. Keadaan lingkungan sekitar rumah
F. Higiene perorangan
G. Penyimpanan makanan
H. Sumber air bersih
I. Pengolahan air minum
J. Pemanfaatan jamban
3.3.2 Variabel Tergantung
Dalam penelitiaan ini yang menjadi variabel tergantungnya adalah kejadian diare
pada anak satu sampai lima tahun di Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada,
Kabupaten Lombok Barat.

3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Diare
Diare adalah terjadinya pengeluaran feses berturut-turut lebih dari tiga kali sehari
disertai dengan adanya perubahan konsistensi dan bentuk tinja dari penderita yang
bersangkutan menjadi encer.

Kriteria objektif :
Menderita : jika responden terdiagnosa diare oleh petugas kesehatan.
Tidak menderita : jika tidak terdiagnosa diare oleh petugas kesehatan.
3.4.2 Responden
Responden adalah anggota keluarga atau orang yang dimintai jawaban atas
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
3.4.3 ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain
pada bayi berumur nol sampai enam bulan
3.4.4 Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat gizi. Pada penelitian ini, pengukuran status gizi menggunakan
indeks BB/TB(PB). Nilai berat badan dan tinggi badan balita dikonversikan ke
dalam bentuk nilai terstandar Z-score dengan rumus sebagai berikut:

( ) ( )
( )

Jika anak berusia < 2 tahun dan diukur dalam keadaan berdiri maka hasil
pengukuran ditambahkan 0,7 untuk mengkonversi menjadi PB. Sedangkan, jika
anak berumur > 2 tahun diukur panjangnya (berbaring) maka hasil pengukuran
dikurangi 0,7 untuk mengkonversi menjadi TB.
Tabel 3.1 Penilaian status gizi berdasarkan indikator BB/TB (PB) standar baku
antropometri WHO tahun 2005
Indikator yang
digunakan
Ambang batas
(Z-score)
Status Gizi
BB/TB < -3 SD Sangat kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d 1 SD Normal
>1 s/d 2 SD Berisiko gemuk
>2 s/d 3 SD Gemuk
> 3 SD Sangat gemuk atau obesitas
Sumber : WHO, 2008
Untuk memudahkan penghitungan, pada penelitian ini penghitungan nilai z-
score menggunakan program komputer WHO-anthro. WHO-anthro merupakan
perangkat lunak komputer yang dikembangkan WHO untuk memudahkan
penghitungan status gizi balita berdasarkan standar WHO tahun 2005. Selanjutnya,
nilai z-score yang didapatkan akan diinterpretasikan sesuai dengan yang tercantum
dalam tabel.
3.4.5 Higiene Perorangan
Higiene perorangan, yang dimaksud higiene perorangan pada penelitian ini adalah
penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dari ibu atau keluarga anak dan anak
yang meliputi perilaku mencuci tangan sebelum makan dan sesudah BAB, perilaku
mencuci peralatan makan dan perilaku menggunting kuku.
Kriteria objektif :



1. Perilaku mencuci tangan
a. Memenuhi syarat kesehatan : jika mencuci tangan sebelum dan sesudah
makan dan sesudah BAB dengan air bersih menggunakan sabun dan
dengan air mengalir
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu
kriteria tersebut diatas.
2. Perilaku mencuci peralatan makan
a. Memenuhi syarat kesehatan jika selalu mencuci peralatan makan sesudah
makan dengan sabun,dan air yang bersih dan mengalir.
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu
kriteria tersebut diatas.
3. Perilaku menggunting kuku
a. Memenuhi syarat kesehatan jika selalu menggunting kuku setiap kuku
terlihat panjang dan kotor
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu
kriteria tersebut diatas.
3.4.6 Perilaku Menyimpan Makanan
Perilaku menyimpan makanan, yang dimaksud perilaku menyimpan makanan
dalam penelitian ini adalah penyimpanan makanan sementara setelah dimasak dan
sebelum dimakan.
a. Memenuhi syarat kesehatan jika makanan yang disimpan tidak bisa dihinggapi
lalat dan binatang lain
b. Tidak memenuhi syarat kesehatan apabila tidak memenuhi minimal satu
kriteria tersebut diatas.
3.4.7 Penyediaan Air Bersih
Penyediaan air bersih : yang dimaksud penyediaan air bersih dalam penelitian ini
adalah tersedianya air yang digunakan oleh responden dan anggota keluarga dalam
kehidupan sehari-hari.
1. PDAM
a. Memenuhi syarat kesehatan :
- Tidak tercemar air permukaan
- Tidak berasa, berbau dan berwarna
b. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu criteria
tersebut diatas.
2. Sumur gali
a. Memenuhi syarat kesehatan :
- Dinding sumur diplaster dengan kedap air sedalam minimal 4 meter.
- Mempunyai bibir dengan ketinggian minimal 70 cm dari permukaan
tanah.
- Airnya tidak berasa, berbau, dan berwarna.
- Mempunyai slap (lantai) dan ada saluran air kotor.
- jarak septic tank dan tempat pembuangan limbah cair 10 m dari sumur
b. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu criteria
tersebut diatas.
3. Sumur bor
a. Memenuhi syarat kesehatan :
- Kedalaman 12 m sampai dengan 40 m
- Pada area pantai kedalaman pengeboran diatas 100 meter
- Air tidak berasa, berbau dan berwarna
- jarak septic tank dan tempat pembuangan limbah cair 10 m dari sumur
b. Tidak memenuhi syarat apabila tidak memenuhi minimal satu kriteria
tersebut diatas.
3.4.8 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah, yang dimaksud pengelolaaan sampah dalam penelitian ini
adalah sarana untuk menyimpan sampah sementara serta tempat pembuangan akhir
dari sampah.
Kriteria objektif :
a. Memenuhi syarat : jika tempat sampah terbuat dari bahan yang tidak mudah
rusak, mempunyai penutup dan mudah dibersihkan dan tidak membuang sampah
sembarangan.
b. Tidak memenui syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.
3.4.9 Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan air limbah, yang dimaksud pengelolaan air limbah dalam penelitian
ini adalah system pengaliran air limbah, yang dimiliki berupa saluran dan
mempunyai penampungan air limbah yang berasal dari kamar mandi, dapur dan
tempat cuci.
Kriteria objektif ;
a. Memenuhi syarat : jika mempunyai lubang dan mempunyai penutup,
mempunyai saluran dan aliran lancar, jarak lubang penampung air limbah
dengan sumber air minum 10 meter.
b. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.
3.4.10 Lingkungan Sekitar Rumah
Lingkungan sekitar rumah, yang dimaksud lingkungan sekitar rumah dalam
penelitian ini adalah keadaan lingkungan di sekitar rumah yang meliputi
pekarangan rumah.
Kriteria objektif ;
a. Memenuhi syarat : bila pekarangan rumah bersih dan dibersihkan minimal
2x/hari
b. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.
3.4.11 Kandang Ternak
Kandang ternak, yang dimaksud kandang ternak dalam penelitian ini adalah tempat
yang digunakan untuk memelihara hewan.
3.4.12 Pemanfaatan Jamban Keluarga
Pemanfaatan jamban keluarga, yang dimaksud pemanfaatan jamban keluarga dalam
penelitian ini adalah tempat yang digunakan keluarga untuk membuang feses.
Kriteria objektif ;
a. Memenuhi syarat : bila mempunyai lubang penampungan dan berbentuk
cemplung dengan penutup atau berbentuk leher angsa digunakan dan
dibersihkan minimal dua kali seminggu.
b. Tidak memenuhi syarat : jika tidak sesuai dengan kriteria di atas.

3.5 Instrumen dan Prosedur Penelitian
Alat penelitian yang digunakan untuk pengambilan data yaitu:
1. Alat pengukur tinggi badan
2. Kuesioner
3. Meteran
4. Alat tulis
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Instrumen ini digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian diare. Penelitian ini
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu Desa Tanak Beak Kecamatan Narmada.
Ibu balita yang bersedia menjadi sampel penelitian, kemudian akan diberikan kuesioner
yang di isi dengan metode wawancara terpimpin. Setelah data terkumpul, akan dilakukan
analisis kuesioner.

3.6 Pengolahan Data dan Analisis Data
Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang
hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui tahap editing, koding, tabulasi dan uji
statistik.
3.6.1 Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data dan keseragaman data.
3.6.2 Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data
perlu disederhanakan yaitu memberikan simbol-simbol tertentu untuk setiap
jawaban (pengkodean).
3.6.3 Tabulasi data
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data kedalam suatu tabel
menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian, tabel mudah
untuk dianalisa tabel tersebut dapat berupa tabel sederhana maupun tabel silang.
3.6.4 Uji statistik yang digunakan adalah Univariat dan Bivariat dengan serta
menggunakan jasa komputerisasi (Program SPSS versi 18).
1. Analisa Univariat
Dilakukan dari tiap variabel dan hasil penelitian berupa distribusi frekuensi
dan persentase dari tiap variabel.
2. Analisa bivariat
Dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan dengan tabulasi
silang diantara semua variabel dependen dan variabel independen dengan
menggunakan metode Chi-Square
3.7 Alur Penelitian

SUBJEK PENELITIAN
KRITERIA EKSKLUSI
(10 ORANG)
PENGAMBILAN DATA DI
PUSKESMAS PEMBANTU
(36 ORANG)
KRITERIA INKLUSI
SAMPEL PASIEN DIARE
(26 ORANG)
MENCARI SAMPEL PASIEN
TIDAK DIARE DENGAN
TEKHNIK CLUSTER
SAMPLING
(26 ORANG)
PENGAMBILAN DATA
DENGAN KUESIONER
PENGAMATAN SECARA
LANGSUNG
ANALISIS DATA

Das könnte Ihnen auch gefallen