Sie sind auf Seite 1von 10

Abine Syadza lagi belajar

seorang faqir yang senantiasa mendamba Rahmat dan Petunjuk Nya


Beranda
abahe syadza
Buku Tamu

Gambaran Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Dasar Hukum Penyelenggaraan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 8 menyatakan bahwa
dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri Keuangan mempunyai
tugas antara lain menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 9 menyatakan bahwa
Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang Kementerian
Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 30 ayat (2) menyatakan
bahwa Presiden menyampaikan rancangan undang-undang tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN kepada DPR berupa laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi
APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, yang dilampiri dengan
laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 7 ayat (20)
menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang
menetapkan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan Negara.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 51 ayat (1)
menyatakan bahwa Menteri Keuangan/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara
Umum Negara/Daerah menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 51 ayat (2)
menyatakan bahwa Menteri/pimpinan lembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah selaku
Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja yang berada dalam tanggung
jawabnya.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 55 ayat (1)
menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal menyusun Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat untuk disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 55 ayat (2)
menyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan
Layanan Umum pada kementerian negara/Lembaga masing-masing.
Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, menyatakan bahwa agar informasi yang disampaikan dalam laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu
diselenggarakan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang terdiri dari Sistem Akuntansi
Pusat (SiAP) yang dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) yang dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga.
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2004 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Tahun
Anggaran 2005 Pasal 17 ayat (1) menyatakan bahwa setelah Tahun Anggaran 2005 berakhir,
Pemerintah menyusun Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2005 berupa Laporan Keuangan.
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara pada Pasal 60 ayat (1) menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga
wajib menyelenggarakan pertanggungjawaban penggunaan dana bagian anggaran yang
dikuasainya berupa laporan realisasi anggaran dan neraca Kementerian Negara/Lembaga
bersangkutan kepada Presiden melalui Menteri Keuangan. Keputusan Presiden tersebut telah
diubah dengan Keputusan Presiden No. 72 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAAP) adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat. (Modul Sistem Akuntansi
Instansi : Hal. 1)
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAAP) berlaku untuk seluruh unit organisasi Pemerintah
Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi
dan/atau Tugas Pembantuan serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan.
(Modul Sistem Akuntansi Instansi : Hal. 4) Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAPP adalah :
a. Pemerintah Daerah (sumber dananya berasal dari APBD)
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri dari :
c. Perusahaan Perseroan, dan
d. Perusahaan Umum.
e. Bank Pemerintah dan Lembaga Keuangan Milik Pemerintah
Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(Modul Sistem Akuntansi Instansi : Hal. 2) Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP)
bertujuan untuk :
a. Menjaga aset Pemerintah Pusat dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan
pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yan
diterima secara umum;
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan
Pemerintah Pusat, baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian
kinerja, untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan untuk tujuan akuntabilitas;
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan
Pemerintah Pusat secara keseluruhan;
d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien.
Ciri-ciri Pokok Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(Modul Sistem Akuntansi Instansi : Hal 3) Ciri-ciri pokok sistem akuntansi pemerintah pusat
antara lain :
a. Basis Akuntansi
Cash toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah
adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi
Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam neraca. Basis
Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
kas atau setara kas diterima atau dibayar. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui
pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi atau peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas ata setara kas diterima atau dibayar.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan
Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi yaitu : Aset =
Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan mendebet sebuah perkiraan dan
mengkredit perkiraan yang terkait.
c. Dana Tunggal
Kegiatan akuntansi yang mengacu kepada UU-APBN sebagai landasan operasional. Dana
tunggal ini merupakan tempat dimana Pendapatan dan Belanja Pemerintah
dipertanggungjawabkan sebagai kesatuan tunggal.
d. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara berjenjang oleh unit-
unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di daerah.
e. Bagan Perkiraan Standar
SAPP menggunakan perkiraan standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang berlaku
untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
f. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam melakukan pengakuan,
penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan terhadap transaksi keuangan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan.
Kerangka Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat disampaikan kepada DPR sebagai pertanggungjawaban
atas pelaksanaan APBN. Sebelum disampaikan kepada DPR, laporan keuangan pemerintah pusat
tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak BPK.
(Modul Sistem Akuntansi Instansi : Hal 3) Laporan keuangan pemerintah pusat terdiri dari:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Konsolidasi Laporan Realisasi Anggaran dari seluruh Kementerian Negara/Lembaga yang telah
direkonsiliasi. Laporan ini menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja, transfer,
surplus/defisit dan pembiayaan, sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggaran dalam satu periode.
b. Neraca Pemerintah
Neraca Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Neraca SAI dan Neraca SAKUN (Sistem
Akuntansi Kas Umum Negara). Laporan in menyajikan informasi posisi keuangan pemerintah
pusat berkaitan dengan aset, utang dan ekuitas dana pada tanggal/tahun anggaran tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas Pemerintah Pusat merupakan konsolidasi Laporan Arus Kas dari seluruh
Kanwil Ditjen PBN. Laporan ini menyajikan informasi arus masuk dan keluar kas selama
periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset non keuangan,
pembiayaan dan non anggaran
d. Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan penjelasan atau perincian atau analisis atas nilai suatu pos yang tersaji di dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca Pemerintah dan Laporan Arus Kas dalam rangka
pengungkapan yang memadai.
Klasifikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
(Modul Sistem Akuntansi Instansi : Hal 5) Sistem akuntansi pemerintah pusat terdiri dari :
a. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP);
Sistem Akuntansi Pusat (SiAP) dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan ( Ditjen
PBN) dan terdiri dari:
.i. SAKUN (Sistem Akuntansi Kas Umum Negara) yang menghasilkan Laporan Arus Kas dan
Neraca Kas Umum Negara (KUN);
.ii. SAU (Sistem Akuntansi Umum) yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
SAU.
Pengolahan data dalam rangka penyusunan laporan keuangan SAU dan SAKUN, dilaksanakan
oleh unit-unit Ditjen PBN yang terdiri dari:
i. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN);
ii. Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil Ditjen PBN);
iii. Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan.
b. Sistem Akuntansi Instansi (SAI).
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh kementerian negara/lembaga. Kementerian
negara/lembaga melakukan pemrosesan data untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam pelaksanaan SAI, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi keuangan
(SAK) dan unit akuntansi barang (SABMN).
Unit akuntansi keuangan terdiri dari:
i. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA);
ii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon1 (UAPPA-E1);
iii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W);
iv. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) ;
Unit akuntansi barang terdiri dari:
i. Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB);
ii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon1 (UAPPB-E1);
iii. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah (UAPPB-W);
iv. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB).
c. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Laporan-laporan keuangan yang dapat dihasilkan dari proses komputerisasi SAPP adalah:
(Modul Sistem Akuntansi Instansi )

About these ads
Related
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHANIn "Berita Seputar Kantor"
Tanya Jawab Seputar SAP (STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH)In "akuntansi
pemerintah"
Basis Akuntansi Pemerintahan In "Berita Seputar Kantor"
This entry was posted on Rabu, Mei 7th, 2008 at 1:26 am and is filed under Copy-an web Muslim. You can follow
any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.
Navigasi tulisan
Previous Post Next Post
5 Balasan ke Gambaran Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
1. Delly mengatakan:
September 15, 2008 pukul 4:26 am
Assalamualaikum,
Mo nanya kalau Modul Penerimaan Negara (MPN) dalam sistem akuntansi pusat masuk
dimana ? mengingat pencatatan transaksi MPN realtime, tidak berdasarkan laporan.
Transaksi MPN dapat dicatat sebagai berikut debet kas dan kredit penerimaan /
pendapatan dengan kata lain MPN mengintegrasikan SAI dan SAKUN, serta pengelolaan
sistem MPN terpusat jadi laporan ber-jenjang sudah tidak diperlukan lagi karena semua
unit organisasi bisa mengakses MPN (jika prasarnanya ada dan mau).
Wassalamualaiukum,
Delly Effendi
Balas
2. saiful mengatakan:
Januari 14, 2009 pukul 5:27 am
assalamualaikum wr.wr!!
mo nanya nih mas,bagaimana caranya mengenali besar PFK (perhitungan fihak ketiga)
dan memisahkannya dari PNBP dalam neraca UAKPA. karena dalam software SIMAK
BMN semua kas yang dipegang oleh bendahara penerimaan ternyata dianggap/diakui
sebagai pendapatan negara yang ditangguhkan. padahal kan dalam bendahara penerimaan
juga ada uang fihak ketiga. mohon pejelasan dan bantuaannya.
terimakasih
wassalamualaikum wr.wb!!
Balas
3. nur mengatakan:
Juli 5, 2009 pukul 9:59 am
SAYA AKAN MEMBUAT PROPOSAL/SKRIPSI TTG SAI. TEORI APA YANG
DIPAKAI. LANDASAN TEORI DAN CARA PENELITIANNYA.
Balas
4. sudi mengatakan:
Oktober 4, 2009 pukul 7:03 pm
Assalamualaikum wr.wb
pak, sya tertarik menyusun skripsi tentang SAI tp sepertinya penelitian ttg SAI ini msh
sedikit jd msh agak bingung topik apa yg akan diangkat.trus kira2 metode penelitiannya
gmn y?
Trims
Wassalamualaikum wr.wb
Balas
5. alpadelta mengatakan:
Januari 17, 2012 pukul 5:25 pm
kalau jurnalnya gimana ya..
Balas
Tinggalkan Balasan



Muqadimah
"Barangsiapa yang beramal yang tidak berdasarkan perintah dari kami maka ia (amal itu)
tertolak" (Muslim)
"Barang siapa berusaha mendapatkan ridha Allah sekalipun dengan resiko kemarahan
manusia, maka Allah menridhainya dan akan menjadikan manusia ridha kepadanya. dan
barangsiapa berusaha mendapatkan ridha manusia dengan melakukan segala cara yang
menimbulkan kemurkaan Allah, maka Allah murka kepadanya dan menjadikan manusia
murka padanya (HR. Ibnu Hibban)"
Kalender muslim
Tulisan Terakhir
o Galeri Kaum Lelaki
o Sekilas Perbedaan Cash Toward Accrual (CTA) Basis dengan Accrual Basis
o Karena itulah aku takut menerima hadiahmu
o Mereka Membeli Kesesatan dengan Petunjuk
o AssalamualaikumApa Kabar Abusyadza ??
o Copas Lama
o Hujjah terbesar Allah telah diberikan kepadamu
o Pribadi Terbaik Umat Ini
o Tawakkal
Terpopuler
o Basis Akuntansi Pemerintahan
o Macam-macam Riya'
o STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
o Bahaya Riya
o Membuka Pintu Rezeki
o Sekilas Perbedaan Cash Toward Accrual (CTA) Basis dengan Accrual Basis
o Gambaran Umum Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat
o Tanya Jawab Seputar SAP (STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH)
komentar
o hanumazzahra on Basis Akuntansi Pemerintahan
o any on Basis Akuntansi Pemerintahan
o Anya' on Basis Akuntansi Pemerintahan
o Risman on STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
o Just Sarah on STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN
Arsip
o Juni 2013 (3)
o Mei 2013 (2)
o Maret 2011 (1)
o Desember 2010 (1)
o Oktober 2010 (2)
o Agustus 2010 (9)
o November 2009 (2)
o September 2009 (4)
o Agustus 2009 (4)
o Agustus 2008 (1)
o Juli 2008 (6)
o Mei 2008 (9)
o April 2008 (4)
o Maret 2008 (2)
o Oktober 2007 (3)
o September 2007 (31)
o Agustus 2007 (2)
o Juli 2007 (11)
o Juni 2007 (6)
o Mei 2007 (1)
o April 2007 (1)
o Maret 2007 (7)
o Februari 2007 (10)
o Januari 2007 (19)
Blogroll
o WordPress.com
Shahabat
o Ibune Raynar
o mas nuun
o Sudi Harnowo
Sunnah
o Muslim
o Muslimah
o Pengusaha Muslim
o Radio Islam
Pengunjung
o 118,006 hits

Top Clicks
o Tidak ada
Ikuti Blog melalui surat elektromik
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima
pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.
Bergabunglah dengan 362 pengikut lainnya.

The Contempt Theme.
Blog pada WordPress.com.
Ikuti
Follow Abine Syadza lagi belajar
Get every new post delivered to your Inbox.
Bergabunglah dengan 362 pengikut lainnya.
Powered by WordPress.com

Das könnte Ihnen auch gefallen