Sie sind auf Seite 1von 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Tidak akan luput dari salah dan dosa.
Besar kemungkinan, kesalahan kesalahan ini sebab tidak kuatnya seseorang dalam menahan
hawa nafsu, terutama nafsu yang mengajak kepada kesesatan (nafsu lawwamah). Lain halnya
dengan malaikat yang hanya diberikan akal tapi tidak diberikan nafsu, mereka sangat patuh
kepada perintah Allah. Sekalipun demikian, jika rajin beribadah, selama hidupnya, manusia
dapat mempunyai derajat yang mulya disisi Allah dibandingkan malaikat. Namun, jika
manusia selalu berbuat dosa dengan melanggar perintah Allah dan tidak melakukan
kewajiban kewajibannya, maka manusia pun bisa jadi mempunyai martabat yang lebih
rendah dari maertabat binatang. Adapun yang dimaksud dengan perbuatan dosa adalah
segalah sesuatu yang merupakan sebab utama dari kesengsaraan manusia. Perbuatan dosa
sudah jelas jelas dilarang dalam hukum agama karena mengandung bahaya, baik bagi
pelakunya maupun bagi korban. Efeknya bisa mengenai kesehatannya, akalnya,
pekerjaannya, bahkan bisa jadi menimpa orang banyak: chaos di masyarakat, kresahan, saling
mencurigai, dan sebagainya.
Perbuatan dosa akan mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Dia, dengan kemurkaan-
Nya akan menurunkan siksaan terhadap umat manusia pelaku dosa dosa, di dunai maupun
di akhirat. Perbuatan dosa akan menumbuhkan suasana kegelapan hati bagi pelakunya.
Sedangkan apabila hati telah gelab lantaran kepekatan noda dan dosa, maka hati akan
semakin keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Serta akan semakin susah untuk menerima
ilmu pengetahuan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud tentang dosa ?
2. Berapakah macam macam dosa ?
3. Apa efek negatifnya secara personal dan sosial terhadap perilaku muslim ?
C. Tujuan Penulis
1. Agar para pembaca dan penulis sama belajar lebih banyak tentang konsep dosa.
2. Agar kita sebagai manusia menjadi hamba Allah yang taat lagi.

2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Dosa
Dosa adalah segalah sesuatu yang merupakan sebab utama dari kesengsaraan manusia.
Perbuatan dosa sudah jelas jelas dilarang dalam hukum agama karena mengandung bahaya,
baik bagi pelakunya maupun bagi korban. Efeknya bisa mengenai kesehatannya, akalnya,
pekerjaannya, bahkan bisa jadi menimpa orang banyak: chaos di masyarakat, kresahan, saling
mencurigai, dan sebagainya.
1

Perbuatan dosa akan mendatangkan kemurkaan Allah SWT. Dia, dengan kemurkaan-
Nya akan menurunkan siksaan terhadap umat manusia pelaku dosa dosa, di dunai maupun
di akhirat. Dalam hal ini al-Quran mengistilahkan perbuatan dosa yang mengakibatkan
turunnya siksaan Allah itu dengan istilah yang berbeda dan bermacam macam, di
antaranya
2
:
1. Mashiyah : Pembangkangan atau keluar dari peritah Tuhan. Kata ini menjelaskan
bahwa manusia sudah keluar dari batas abdi Tuhan (ubudiyyah) jika melakukannya.
2. Al- Khatiah (penyelewengan) Yaitu melakukan perbuatan dosa yang dilakukan secara
sengaja.
3

3. Al-Dzanb (perbuatan salah) Yaitu seperti dosa, noda atau perbuatan maksiat lainnya
kepada Allah swt.
4. Al-Itsm (perbuatan dosa) Yaitu dosa, dan ada juga yang mengatakan bahwa Al-Itsm
adalah perbuatan yang tidak dihalalkan (haram).
5. Jurm : Harfiahnya memetik (melepaskan) buah dari pohonnya, atau berarti rendah.
Kata jarimah berasal dari kata ini. Jurm adalah perbuatan yang melepaskan atau
menjatuhkan manusia dari tujuan, proses penyempurnaan, kebenaran dan
kebahagiaan.

1
Tb Asep Subhi & Ahmad Taufik, 101 Dosa Dosa Besar. Qultum Media. Jakarta 2004.
2
Syyid Hasyim RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia. Pustaka Hidayah.
Bandung 1996.
3
Tb Asep Subhi & Ahmad Taufik, 101 Dosa Dosa Besar. Qultum Media. Jakarta 2004.
3

6. Fisq : Pada asalnya berarti keluarnya dari ketaatan dan pengabdian kepada Tuhan.
Seperti pecahnya kulit kurma, pendosa dengan perbuatannya ini memecahkan benteng
perlindungan Tuhan, sehingga ia akhirnya tidak dijaga sama sekali.
7. Munkar : Berasal dari kata inkar yang berarti tidak kenal atau ditolak, karena dosa
ditolak oleh fitrah dan akal sehat. Akal dan fitrah menganggapnya asing dan jelek.
8. Maksiat : Perbuatan durhaka (asha) kepada Allah Swt. Perbuatan maksiat bisa berupa
menolak melaksanakan perintah Allah Swt atau melanggar larangan-Nya. Seperti
contohnya, orang tidak mau melaksanakan kewajiban Sholat, kewajiban shaum
Ramadhan, dan kewajiban membanyar zakat. Perbuatan melanggar larangan Allah
Swt seperti perbuat melanggar larangan Allah Swt seperti melanggar larangan
mencuri, larangan merampok, larangan berzina, larangan minum minuman keras
dan memakai narkoba, larangan membunuh, larangan memakan riba, larangan
mensekutukan Allah Swt dengan sesuatu yang lain.
4

9. Wizr : Berarti beban. Kebanyakan disebutkan perihal orang yang menanggung atau
memikul dosa orang lain. Wazir (perdana menteri) adalah orang yang mempunyai
beban dn tugas yang berat. Pendosa adalah orang lain yang memikul beban berat pada
pundaknya sendiri.
Dari keterangan di atas tadi jelaslah bahwa perbuatan dosa akan menumbuhkan suasana
kegelapan hati bagi pelakunya. Sedangkan apabila hati telah gelab lantaran kepekatan noda
dan dosa, maka hati akan semakin keras dan semakin jauh dari Allah SWT. Serta akan
semakin susah untuk menerima ilmu pengetahuan. Dengan demikian, keadaan seperti itu
akan menjadi sumber bencana atau kejahatan di dalam tubuh diri masyarakat. Akibatnya, si
pelaku dosa akan mendapatkan kerugian yang besar baik dunia maupun di akhirat. Dan bukan
hanya itu, pelaku dosa pun tidak akan mampu kembali seperti semula tanpa adanya
penyesalan dan niatan untuk meninggalkan serta ia maubertaubat dan istighfar.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda :
sesungguhnya apabila seorang mukmin melakukan perbuatan dosa, maka hatinya ternoda
oleh titik hitam. Apabila ia mau ia mau bertobat dan tidak akan mngulangi perbuatan dosa
lagi serta melakukan istighfar, maka hatinya akan menjadi bersih kembali. Maka apabila
berbuat tambah dosa, titik hitamnya juga tambah. Titik htam itulah yang dimaksud di dalam
firman Allah : Sekali kalitidak (demikian) sebenarnya yang mereka lakukan membuat noda
hitam dalam hatinya. (HR.Ibn Mjah dan Imam Ahmad).

4
Majalah Suara Islam. Edisi 28 Maret 2012.
4

Sebagaian Ulama mengklasifikasika antara dosa dosa besar dan dosa dosa kecil,
apabila kita ingin mengetahui perbedaan antara dosa dosa besar dan dosa dosa kecil,
maka bandingkanlah kerusakan yang diakibatkan dari dosa dosa trsebut dengan dosa besar
yang sudah ada nashnya. Apabila pada kenyataanya kerusakan yang ditimbulkan itu hanya
sedikit, maka yang demikan adalah dosa kecil. Tetapi kerusakan yang diakibatkan itu
sebanding atau lebih besar, maka yang demikain itu adalah besar. Hati hatilah kamu
terhadap dosa kecil, karena apabila sering dilakukan oleh seseorang, maka psti akan
merusaknya (akan menjadi dosa besar). (HR.Imam Ahmad).
Termasuk di antara ajaran al-Quran yang agung ialah ajakan kepada manusia agar
meningglkan dosa dosa di dalam batin, yaitu dosa dosa yang tidka terlihat oleh orang lain,
seperti memiliki sifat demdam, hasud dan lain lain sebagainya. Di samping itu dosa dosa
lahirinya yang dapat terlihat oleh orang lain dan sekaligus dirasakannya. Namun demikian,
menjauhi dsa dosa ini akan mengantarkan seseorang kepada derajat yang luhur, sempurna
dan memiliki akhlak yang terpuji.
Didalam hadits Rasulullah menanggapi maslah tersebut diantaranya:
perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati menjadi
tenang. Dan perbuatan dosa adalah perbuatan yang menjadikan jiwa guncang dan hati
gusar, sekalipun kamu mendapatkan petuah dari ahli fatwa (mufti). (HR. Imam Ahmad).
Dosa merupakan perbatan yang benar benar sangat dilarang oleh agama. Bahkan bukan
hanya agama islam tapi juga agama agama yang lain pun melarangnya. Karena ugikan diri
sendiri tapi juga dapat merugikan orang lain. Memang setiap orang asti perah melakukan
dosa sekecil apapun dosa yang dilakukannya, baik itu di sengaja maupun yang tidak
disengaja. Dalam hal ini Iman Khumaini menyebutkan bahwa :
1. (dosa dosa besar) adalah dosa dosa yang tertulis dalam al-Quran dan diriwayatkan
untuk memberikan ancaman (atas pelakunya dengan) siksaan api neraka.
2. Dosa dosa yang dilarang oleh syariat atau huku hukum agama.
3. Adanya dalil- dalil yang menunjukan bahwa dosa tersebut lebih besar dari dosa dosa
lainnya, seperti syirik, munafik, kufur, dll.
4. Akal yang menghukumi bahwa dosa tersebut adalah dosa besar.
5. Dalam pandangan kaum muslimin, berdasarkan hukum Allah, al-Quran dan hadis,
telah ditetapkan bahwa dosa tersebut termasuk diantara dosa dosa besar.
6. Terdapat penjelasan dari Rasulullah Saw. Dan para Imam bahwa perbuatan tersebut
termasuk di antara dosa dosa baesar yang harus dihindari.
5

7. Dari keenam macam tolak ukur dosa dosa besar tersebut, mak dapat disimpulkan
bahwa segala perbuatan apapun yang jelas jelas dapat mengakibatkan dampak
negatif maka itu adalah dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, tergantung damapk
yang diakibatkan.
B. Buruk Niat, dan Dosan dan cara Menghentikan Tindakan Ketika Bermaksud
Melakukan Kejelekan
5

Islam menganggap niat buruk sebagai dosa, meskipun nantinya niat itu tidak
terealisasikan. Oleh karena itu, orang yang rela dengan kondisi sosial yang jelek, juga
termasuk golongan orang yang yang berbuat jelek, walaupun dia tidak ikut berperan dalam
membuat kondidi sosial seperti itu.
Telah kami sebutkan bahwa sesungguhnya Islam dalam mendidik umatnya, ia
menyentuh kedalaman jiwa manusia sehingga mencapai akar akar penyimpangan. Oleh
sebab itu, Islam melarang niat yang buruk, maksud yang tidak baik sebagai dosa, walaupun
niat dan maksud tersebut tidak sempat terlaksanakan. Dalam hal ini, ada beberapa pendapat
fuqaha, yang dapat kemukakan secara ringkas berikut ini :
1. Niat yang kuat disertai keinginan untuk melakukan dosa, kemudian dilaksanakan, adalah
haram. Adapun niat yang terbesit di dalam pikiran yang kadang kadang tidak disertai
dengan keinginan untuk melakukannya , tidak termasuk dosa. Pendapat ini dikemukakan
oleh al-allamah Al-Hilli dalam buku Syarh Al-Tajrih.
2. Tidak diragukan lagi bahwa niat seperti itu adalah dosa. Akan tetapi, sesungguhnya dosa
adalahdosa yang diampuni. Pendapat seperti inilah yang dipilih oleh Syaikh Al-Bahai.
3. Sesungguhnya maksud untuk melakukan suatu dosa adalah dosa, hanya saja tidak ada
sanksi atasnya.
4. Maksud hadis itu ialah bahwa orang yang memiliki keinginan untuk melakukan dosa,
tetapi dia membatalkan niatnya, dan menyesali atas apa yang dia inginkan. Ini
merupakan pendapat Syaikh Al-Anshari dalam buku Al-Faraid.

Hakikat Dosa
Dosa dalam bahasa Arab disebut itsm dan ishyaan. Dosa dengan pengertian ini memiliki
makna berpaling dari perintah tuan, melakukan kesalahan dan kelalaian. Seorang pendosa itu
tidak mengikuti akalnya tapi justru mengekor kepada syahwat dan amarahnya dan ketika itu

5
Syyid Hasyim RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia. Pustaka Hidayah. Bandung
1996.
6

mungkin saja ia terjerambab ke dalam suatu perbuatan dosa dan ketika itu juga ia telah
berkhianat kepada dirinya sendiri. Dosa merupakan perangkap setan dimana agian dalamnya
adalah api dan bagian luarnya itu disertai dengan rasa nikmat dan keinginan syahwat yang
sifatnya spontanitas membuat orang lalai terlena dan tenggelam bahwa balasan siksa Ilahi
tengah menantinya.

Efek dan Pengaruh Dosa
Dosa memiliki efek efek negatif, baik yang sifatnya pribadi maupun sosial. Efek dan
pengaruh negatif dosa yang sifatnya personal di antara adalah: kebebalan dan kekerasan hati
dan hilangnya peluang untuk menerima dan memperoleh ajaran dan rahasia rahasia Tuhan,
menjadikan hati sebagian sarang dan pusat bertengger para setan, menjadi hijab dan
penghalang dari mengenal diri dan Allah Swt, menghilang rasa nikmat ketika bermunajat
atau berdoa, tidak dikabulkan ibadah ibadah, membuat manusia mengingkari akan adanya
hari kiamat dan balasan atau imbalan berupa kenikmatan di akhirat.
Efek dan pengaruh negatif dosa yang sifat sosial di antaranya adalah: Menyebabkan
kemunduran dan keterbelakangan masyarakat, meskipun secara lahiriah nampak mengalami
kemajuan, namun dibelenggu oleh berbagai macam persoalan persoalan seperti kerusakan
akhlak dan etika, mengantarkan nilai nilai kemanusiaan itu menuju sebuah kehancuran dan
kepunahan.
Solusi
Ada beberapa solusi yang dapat disodorkan di sini di antaranya:
a. Taubat dan istidfar : taubat brmakna kembali keharibaan Allah Swt disertai niat dan
tekad untuk meninggalkan perbuatan dosa. Taubat ini sendiri beberapa tingkat.
b. Mengingat-ingat dosa yang dilakukan.
c. Mengingat Allah Swt.
d. Adanya Keinginan dan kehendak manusia.

Dampak dan Efek Negatif Dosa
Efek ataupun dampak negatif dosa itu dibagi menjadi dua bagian, yaitu dampak negatif
pada pribadi dan pada sosial masyarakat.


7

Dampak dan efek negatif dosa yang sifatnya pribadi
1. Sejatinya dosa itu merupakan kotoran dan bercak yang menodai ruh dan jiwa. Akibat
dosa, manusia tidak lagi merasakan nikmatnya yidur yang diselingi dengan mimpi mimpi
indah berupa makrifat dan penetahuan dan juga tidak memiliki kondisi baik ketika
terjagasehingga ia bisa menemukan dan menyerap ilmu ilmu hakikat dan mengajarkannya
secara benar kepada orang lain. Oleh karena itu, kalau ruhdan jiwa telah dijejali noda dan
menjadi gelap maka betapa banyak rahasia rahasia yang tidak bisa diraih dan dicapainya.
Allah Swt menjadi ruh dan jiwa sebagai sumber ilham dan bersumpah dengan menyebutnya.
Seorang yang dikatakan pesuluk adalah sedikit berbicara dan menjaga makanannya, dengan
inilah ia dapat mendengar suara ilham ilham Ilahi, karena seseorang hedak mendengar
suara dari dalam dirinya maka ia harus diam dan tidak berbicara.
6

2. Ketika seseorang berada di bawah wilayah atau pengawasan setan dan menerima bisikan
bisikannya lalu beramal sesuai dengan bisikan bisikan tersebut, maka secara bertahap
hatinya akan mnjadi pusat berdiam dan hunian setan, sedemikaian sehingga setan menjadi
pelayannya. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa Al- Quran.
7
Hati manusia
pendusta dan pembohong menjadi sarang kediaman para setan. Namun seseorang yang dalam
masalah masalah ilmiah sangat amanah dan menepati janji dan juga dalam maslah
masalah harta dan ilmiah, amanah dan terpercaya, maka hatinya teraga dan terpelihara dari
sasaran tembak setan.
8

3. Dosa, merupakan hijab dan penghalang untuk mengenai diri dan jiwa. Akibat dosa,
manusia dapat melupakan Allah Swt dan kelalaian ini adalah hijab yang dapat menjadi
pengahalang dari enganal diri dan jiwa dan tidak membiarkan orang tersbut mengenal
dirinya.
9
Kalau ada seseorang yang menjerumuskan dirinya dalam kerusakan dan maksiat,
maka ia telah menjatuhkan wujud dirinya itu untuk selamanya. Ia mengikat dirinya sendiri
dan tidak ada satu pun yang bisa melepaskan ikatan tersebut, meski harus dibakar dengan api
neraka, karena meskipun api itu punya kekuatan untuk melelehkan besi, namuan kalau besi

6
Abdullah Jawadi Amuli, Marahil e Akhlaq dar Quran. Hal 155-159.
7
Apakah Aku beritakan kepadamu, kepada siapa setan setan itu turun? Mereka turun kepada tiap tiap
pendusta lagi yang banyak dosa. (Qs. Syuara [26]: 221-222).
8
Abdullah jawadi Amuli, Mabadi Akhlaq dar Quran, hal 112.
9
setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan.
Ketahuilah bahwa sesungguhnya golongan itulah golongan yang merugi. (Qs. Al- Mujadalah [58]: 19).
8

itu adalah api itu sendiri, yaitu apai yang berbentuk besi, maka tak ada satupun yang bisa
melelehkannya (api melelehkan api yang berbentuk besi adalah sesuatu yang mustahil).
10


Efek dan Dampak negatif dosa yang sifatnya sosial kemasyarakatan
Dosa menyebabkan kejumudan dan keterbelakangan masyarakat. Tingkat kriminalitas
dan kejahatan semakin bertamah dan juga dengan melihat reaksi yang dimilikinya, dosa dapat
mengacaukan seluruh aktifitas orang orang aktif di masyarakat Barat, orang orang
pendosa dan kriminalitas umumnya berasal dari kalangan ke bawah masyarakat dan mereka
kehilangan posisi sebagai makhluk sosial.

Penyembuhan yang Dilakukan Islam
1. Islam menyembuhkan penyakit sebelum terjadinya penyakit itu sendiri. Islam
menjauhkan manusia dari tempat tempat kejahatan dan menjaganya agar tidak
terjerumus dalam penyakit penyakit jiwa itu. Bahkan Islam mencegah agar umatnya
tidak sampai memikirkan tentang dosa itu.
Sebetulnya Islam juga melarang manusia untuk bergaul dengan orang orang yang
sudah tercemari kejahatan agar dia tidak tertular penyakit tersebut.
2. Islam memusatkan perhatian pada pengukuhan mantra iman dalam jiwa, agar menjadi
landasan yang kuat dan tangguh, dimana keimanan itu mampu melibas setiap keresahan
dan kegalauan. Allah Swt berfirman : (yaitu) orang orang yang beriamna dan hati
mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tentram. (QS 13:28).
3. Islam mengarahkan manusia agar merenungkan diri (dzat)-nya seperti yang dilskukan
oleh para dokter ahli jiwa dalam menyembuhkan para pasien.
Barangkali, anjuran Islam untuk berpikir adalah bertitik tolak dari sini. Dalam sebuah
hadits disebutkan : Barangsiapa mengenali dirinya, maka dia juga mengenali
Tuhannya.
Berpikir sesaat lebih baik daipada ibadah setahun, atau tujuh puluh tahun.
4. Islam membuka pintu tobat dan ampunan selebar lebarnya di depan manusia pendosa,
bagaimapun besarnya dosa itu, agar supaya dosa itu tidak berubah melilit manusia dan
mengubah manusia menjadi sakit jiwanya.
Allah Swt berfirman :

10
Abdullah jawadi Amuli, Mabadi Akhlaq dar Quran, hal 235-236.
9

Dan (juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganianya
dir sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa dosa mereka
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejihnya itu.....(QS 3:135)
Sikap Islam terhadap Para Pendosa
Islam sebenarnya memiliki arah untuk menyembuhkan orang orang yang pendosa.
Islam menetapkan patokan patokan yang lazim bagi penyembuhan ini, dan mencegah
penularan penyakit tersebut kepada orang orang lai. Demi menjaga keberhasilan lingkungan
sosial dalam melakukan penyembuhan tersebut, Islam melarangkan seseorang karena dosa
yang dilakukan nya.Demi menjaga keberhasilan lingkungan sosial dalam melakukan
penyembuhan tersebut, Islam melarangkan seseorang karena dosa yang dilakukan nya.Demi
menjaga keberhasilan lingkungan sosial dalam melakukan penyembuhan tersebut, Islam
melarangkan seseorang karena dosa yang dilakukan nya.
11

Dari Imam Jafar Al-Shadiq diriwayatkan: jika terjadi penghinaan antara kamu dan
saudaramu, maka janganlah engkau menghinanya karena dosa yang telah dilakukannya
12

Diriwayatkan dari Rasulullah saw. Bahwa beliau bersabda: jika pembantu salah seorang
dintara kamu melakukan perzinaan, maka hendaklah dia dihukum cambuk sesuai
ketentuannya, dan janganlah dia dipermalukan
13

Islam mengharuskan kita berhati hati dalam membersikan reaksi terhadap penghinaan
dan tindakan yang mempermalukan kita. Iamam Ali a.s mengatakan: Sikap berlebihan
dalam penghinaan malah akan membakar api yang menyala.
14

Imam Ai a.s juga mengatakan: Jauhilah sikap yang seringkali menghina, karena
sesungguhnya hal itu akan mempermudah berbuat dosa dan menghina orang lain.
15

Akibat akibat Dosa yang Pling Berbahaya
Dalam hal ini akan membicarakan akibat akibat yang paling berbahaya, yaitu bahaya
yang membuat kita jauh dari ajaran ajaran agama dan penyimpangan dari garis yang telah
ditentuka oleh risalah Muhammad. Itulah bahaya yang paling besar, karena akan

11
Al- Bihar, 73:386.
12
Al-Mustadrak, 2: 105.
13
Majmuah wa Rama, 1:58.
14
Tuhaf Al-Uqul, 8.
15
Ghurar Al- Hikam, hlm. 278.
10

menghancurkan kepribadian manusia, dan menghilangkan nilainya yang sempurna dan
tinggi, yang pada gilirannya akan mengubahnya menjadi maujud yang tidak mampu
memainkan perannya di muka bumi ini. Dan oleh karena itu pula akan mengalami kerugian
yang sangat besar.
Allah Swt berfirman :
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar- benar berada dalam kerugian, kecuali orang
orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya
menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran (QS 95:1-6).
Umat yang berjalan di atas garis ketentuan Allah akan menjadi umat yang paling baik,
karena dia menjaga keseimbangan dan keadilan pada manusia, serta menjaga agar tetap
bertindak adil. Ebaliknya, bila umat itu menyimpang dari jalan-Nya, dia akan menjerumuskan
manusia kepada kecelakaan, kerusakan, peperangan, dan tragedi yang amat mengenskan.
Iman kepada Allah menciptakan keseimbangan dalam diri manusia, yang tidak pernah
bisa dilakukan ole mazhab pemikiran manusia mana pun. Iman dapat menciptakan kekuatan
pada siri manusia untuk berjalan di atas jalur yang benar, adil, dan membangun. Inilah
hakikat yang diungkapkan oleh hadits Imam Al-Baqir a.s., di mana beliau mengatakan: la,
maka dia tidak akan merlakan dirinya untuk melakukan dosa dan kebatilan. Dan apabila dia
marah, maka kemarahannya tidak akan mengeluarkan dirinya dari ucapan yang benar. Jika
dia mampu, maka kemampuannya tidak akan mengeluarkannya kepada hal yang tidak
benar.
16

Itulah nilai tambah iman pada diri manusia yang diberikan kepada manusia yang tegar,
sabar, dan mau berkurban untuk jalan Allah Swt, dan kemaslahatan umum.
Dimana ada iman, maka disitu ada pula keadilan, ketaqwaan, kejujuran, dan kebanaran.
Di mana ada kekefiran, maka disitu ada pula kezaliman, kekerasan, kebohanngan, dan
penipuan.
Dari sini kita pahami bahwa bahaya yang mengancam umat manusia adalah bila kita jauh
dari keimanan terhadap Allah Swt. Dapat kita fahami pula sejauh mana dosa yang dapat
menyebabkan manusia kepada kekefiran dan penyimpangan dari jalan Allah Swt.





16
Al-Kafi, 3:330.
11

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Dosa adalah melanggar dan menentang hukum dan aturan yang telah ditetapkan.
2) Islam memberantas akar - akar kejahatan dari pikiran, niatdan keinginan manusia.
3) Islam berupaya mengukuhkan kekuatan keimanan terhadap akhirat dalam jiwa. Pada
gilirannya, keimanan itu membentuk suatu unsur ketahanan tindak dosa, serta
menguatakan unsur pengawasan tak-terlintas atas amal perbuatan yang dilakukan oleh
manusia.
4) Dosa adalah penyakit yang mesti diobati.
5) Ketika snag pendosa sakit, Islam melarang kita untuk menghina dan menjelak
jelekkannya.
6) Untuk mencegah penularan penyakit itu, Islam melarang kita untuk bergaul dengan
para pendosa. Islam mendidik orang orang Muslim untuk menghindari dosa dan
pendosanya,
7) Dosa menyebabakan manusia tergelincr kepada keraguan dalam menyakini ajaran
ajaran agama, dan pada gilirannya menyebabkan kekafiran.
8) Penyimpangan yan dilakukan oleh manusia dari rislah risalah Ilahiah yang bahaya
yang sangat besar yang menebabkan tragedi yang mengenaskan.














12

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah jawadi Amuli, Mabadi Akhlaq dar Quran.
Hamka, Pribadi Muslim. Jakarta: Sari Agung, 1986.
Jamaluddin Ancok, Paradigma Psikologi Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Sayyid Hasyim RM. Akibat Dosa, Makna dan Pengaruhnya atas Kehiupan Manusia.
Bandung: Pustaka Hidayah, 1996.
Tb Asep Subhi & Ahmad Taufik, 101 Dosa Dosa Besar. Jakarta: Qultum Media, 2004.

Das könnte Ihnen auch gefallen