Sie sind auf Seite 1von 7

AKTIVITAS KEPERAWATAN

Diagnosa 1
Tujuan : Nyeri dapat hilang
K.H : Nyeri dapat hilang/berkurang
Pasien tampak tenang
Nyeri perut hilang
Expresi wajah rilex dan ceria
Intervensi
1. Lakukan pendekatan therapeutik pada klien
R/ Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan
2. Berikan penjelasan sebab-sebab dan akibat terjadinya nyeri
R/ Agar lebih mudah melakukan tindakan keperawatan
3. Beri motivasi klien untuk makan teratur
R/ Diet teratur bisa menghindari kerusakan mukosa lambung
4. Berikan teknik relaxasi pada klien
R/ Agar klien merasa lebih nyaman
5. Observasi TTV pada klien
R/ Untuk mengetahui perkembangan pasien
6. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
R/ terapi memberikan rasa nyaman pada pasien dan mengurangi rasa nyeri
Diagnosa 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang adekuat.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dalam waktu 3 hari
K.H : Mual menurun, tidak muntah
Turgor baik
Kulit lembab, wajah ceria
Porsi makan sesuai porsi
Intervensi :
1. Beri penjelasan terhadap pentingnya nutrisi bagi tubuh dan proses penyembuhan
R/ Pengetahuan yang meningkat dapat meningkatkan perilaku hidup sehat
2. Berikan makanan yang menarik dan merangsang selera makan.
R/ Makanan dalam porsi besar lebih sulit dikonsumsi pasien saat anorexia
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian nutrisi parenteral.
R/ Dibutuhkan bila intake PO tidak mencukupi dan efek farmakologis roboransia untuk meningkatkan
nafsu makan
Diagnosa 3
Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri pada daerah epigastrium.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan tidur terpenuhi sesuai kebutuhan
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan sudah dapat tidur.
Intervensi :
1. Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.
R/ Lingkungan yang nyaman menstimulasi pengurangan nyeri.
2. Ciptakan lingkungan yang nyaman.
R/ Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi kebutuhan istirahat sesuai dengan
kebutuhan.
3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgesic
R/ Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri sehingga klien dapat istirahat.
1.Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan perdarahan, mual,
muntah dan anoreksia.
Intervensi :
a. Catat karakteristik muntah dan / atau drainase
Rasional : Membantu dalam membedakan penyebab distres gaster Kandungan empedu kuning kehijauan
menunjukkan bahwa pilorus terbuka. Kandungan fekal menunjukkan obstruksi usus. Darah
merah cerah menandakan adanya atau perdarahan arterial akut.
b. Awasi tanda vital
Rasional : Perubahan tekanan darah dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan darah (misal : TD
< 90 mmHg, dan nadi > 110 diduga 25% penurunan volume atau kurang lebih 1000 ml).
c.Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah
/ cairan melalui muntah, penghisapan gaster / lavase, dan defekasi.
Rasional : memberikan pedoman untuk penggantian cairan.
d.Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada saat defekasi. Jadwalkan
aktivitas untuk memberikan periode istirahat tanpa gangguan.
Rasional : Aktivitas / muntah meningkatkan tekanan intra-abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan
lanjut.
e. Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida
Rasional : Mencegah refleks gaster pada aspirasi antasida dimana dapat menyebabkan komplikasi paru
serius
Kolaborasi
1) Berikan cairan / darah sesuai indikasi
Rasional : Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya perdarahan (akut atau
kronis)
2) Berikan obat sesuai indikasi :
Ranitidin (zantac), nizatidin (acid).
Rasional : Penghambat histamin H2 menurunkan produksi asam gaster.
Antasida (misal : Amphojel, Maalox, Mylanta, Riopan)
Rasional : Dapat dighunakan untuk mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5 atau lebih tinggi untuk
menurunkan risiko perdarahan ulang.
Antiemetik (misal : metoklopramid / reglan, proklorperazine / campazine)
Rasional : menghilangkan mual dan mencegah muntah.
3. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman
kematian, nyeri.
Intervensi :
a. Awasi respons fisiologi misal : takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.
Rasional : Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan
kondisi fisik / status syok.
b. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.
Rasional : Membuat hubungan terapeutik.
c. Berikan informasi akurat
Rasional : Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu
tentang ketidaktahuan.
d. Berikan lingkungan tenang untuk istirahat
Rasional : Memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan ketrampilan
koping.
e. Dorong orang terekat tinggal dengan pasien
Rasional : Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri
f. Tunjukkan teknik relaksasi
Rasional : belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.
4. Nyeri (akut / kronis) berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa gaster, rongga
oral, iritasi lambung.
Intervensi :
a. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
Rasional : Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya,
dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.
b. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Rasional : Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.
c. Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
Rasional : Makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan
sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.
d. Bantu latihan rentang gerak aktif pasif
Rasional : Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri / ketidaknyamanan.
e. Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan, misal : pijatan punggung, perubahan
posisi
Rasional : Nafas bau karena tertahannya sekret mulut menimbulkan tak nafsu makan dan dapat
meningkatkan mual.
Kolaborasi
1) Berikan obat sesuai indikasi, misal :
Antasida
Rasional : Menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan menetralisir kimia.


Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)
Rasional : Diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster, menekan produksi asam,
memperlambat pengosongan gaster, dan menghilangkan nyeri nokturnal sehubungan
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
anoreksia sekunder akibat peningkatan produksi HCl (asam lambung).(menurut :
Capertnito)
Intervensi :
a. Timbang berat badan sesuai indikasi
Rasional : Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.
b. Aukultasi bising usus
Rasional : Membantu dalam menentukan respon untuk makan atau berkembangnya komplikasi.
c. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur
Rasional : Meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan dan dapat
meningkatkan kerjasama pasien saat makan.
d. Tentukan makanan yang tidak membentuk gas
Rasional : Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.


C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS
1. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien mampu
mengontrol
kecemasannya
Dengan kriteria hasil:
1) Mengurangi faktor
pencetus kecemasan
2) Memonitor intensitas
kecemasan
3) Mengurangi
rangsangan dari
lingkungan saat cemas
Penurunan Kecemasan :
Dengarkan keluhan pasien dengan
penuh perhatian
Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan dan persepsi
Berikan informasi factual mengenai
diagnosis, tindakan prognosis
Identifikasi tingkat kecemasan
Instruksikan pasien menggunakan
tehnik relaksasi

o Meningkatkan trust

o Mengurangi beban fikiran pasien, menciptakan
perasaan lega

o Pasien mengetahui tentang penyakitnya,
mengurangi kecemasan terhadap tindakan yang
akan dilakukan

4) Tidak ada perilaku
cemas yang
ditimbulkan
5) Mampu
mengidentifikasi
kecemasan

o Berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan,
obat penenang

o Mendilatasi ketegangan otot otot
2. Risiko kurang volume cairan b.d anemia
Tujuan Intervensi Rasional
Cairan tubuh pasien seimbang
Dengan kriteria hasil:
1) Tekanan darah, suhu, nadi dalam
batas normal
2) Tidak ada tanda tanda dehidrasi
3) Elastisitas turgor baik
4) Membrane mukosa lembab
5) Tidak ada tanda tanda kehausan
yang berlebihan
6) Mempertahankan urine output
sesuai dengan usia dan BB, BJ urine
normal

Manajemen Cairan :
Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
Monitor status hidrasi (kelembaban
mukosa)
Monitor status nutrisi.

Atur kemungkinan transfusi

o Mengidentifikasi adanya gangguan
keseimbangan cairan
o Mengenal adanya tanda dan gejala
gangguan keseimbangan cairan
o Waspada terhadap komplikasi
lanjutan
o Monitor tanda tanda anemia berat
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d gangguan absorbsi
Tujuan Intervensi Rasional
Status nutrisi pasien : makanan dan
cairan adekuat
Dengan kriteria hasil:
1) Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal sesuai dengan
Manajemen Nutrisi :
Kaji adanya alergi makanan

Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan pasien untuk

o Mengurangi faktor resiko gangguan
nutrisi
o Membantu pembentukan sel darah
merah dalam absorbsi makanan
o Mempertahankan kelembaban kulit
tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda tanda malnutrisi
5) Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti

meningkatkan protein dan vitamin
C
Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
dan cairan dalam tubuh

o Mencapai kebutuhan nutrisi tubuh
yang sesuai
4. Nyeri b.d agen cedera biologis
Tujuan Intervensi
Rasional
Pasien mampu mengontrol nyeri
Dengan kriteria hasil :
1) Mengungkapkan rasa nyeri
berkurang
2) Mampu mengidentifikasi nyeri
(penyebab, lokasi)
3) Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
4) Mengungkapkan rasa nyaman
5) Tanda tanda vital dalam rentang
normal

Manajemen Nyeri :
Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,kualitas dan factor
presipitasi)
Observasi reaksi non verbal dari
ketidaknyamanan
Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu
Gunakan tehnik komunikasi terapeutik
untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
Ajarkan tehnik relaksasi

Evaluasi keefektifan control nyeri


Administrasi Analgesik :
Tentukan lokasi,
karakteristik,kualitas dan derajat
nyeri
Cek instruksi doktertentang
jenis obat, dosis dan frekuensi

o Sebagai data dasar untuk
mengevaluasi kefektifan tindakan
mengurangi nyeri

o Memastikan letak nyeri

o Kekuatan pasien dalam mengatasi
nyeri
o Membandingkan tingkat tahanan
terhadap nyeri masa lalu dengan
sekarang, pemberian dosis obat
o Mengurangi ketegangan otot otot,
menciptakan perasaan rileks
o Sebagai acuan tindakan keperawatan
selanjutnya


Menentukan dosis obat


Mencegah terjadinya
Cek riwayat alergi
Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan berat nyeri

kesalahan dalam prinsip 6 B
Menentukan pemberian
obat
Efektifitas penanganan
nyeri

Das könnte Ihnen auch gefallen