Jatuh menjadi salah satu insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada anggota keluarganya.
Apa faktor risiko seorang Lansia terjatuh ?
Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yaitu: Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik. Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai penyakit seperti Stroke dan TIA yang mengakibatkan kelemahan tubuh sesisi , Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan . Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan syncope, syncope lah yang sering menyebabkan jatuh pada lansia. Jatuh dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare, demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang berlebihan. Selain itu Faktor-faktor lingkungan pun dapat menyebabkan risiko jatuh meningkat, seperti : Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di bawah,tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar, licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk pinggirnya, dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser,lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara penggunaannya.
Pencegahan Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.dibawah ini akan di uraikan beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua : 1. Latihan fisik latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah berjalan kaki.(1,4,5,6) 2. Managemen obat-obatan Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik. Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat. Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan. Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutama sedatif dan tranquilisers. Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas indikasi klinis kuat. Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan. 3. Modifikasi lingkungan Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari pusing akibat suhu. Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu. Gunakan karpet antislip di kamar mandi. Perhatikan kualitas penerangan di rumah. Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk melintas. Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan untuk daerah tangga. Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari jalan yang biasa untuk melintas. Gunakan lantai yang tidak licin. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung. Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya di kamar mandi. Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
4. memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya : Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat. Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus. Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai. Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas kaki Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar. Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk menjaga keseimbangan. Pakai sepatu yang antislip.
6. Alat bantu jalan Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya. Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meingkatkan keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai cane. Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang paling cocok adalah four- wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan. 7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran. 8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis. 9. Memelihara kekuatan tulang Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat terjatuh pada orang tua. Berhenti merokok Hindari konsumsi alkohol Latihan fisik Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor estrogen. Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.