Sie sind auf Seite 1von 12

Asuhan Keperawatan Individu Dalam Konteks keluarga dengan

Penyakit Asthma
A. Pendahuluan
Praktek Keperawatan Komunikasi bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melekukan upaya
pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran
Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal dengan
sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga.Nasional tahun 198
dituntut mampu memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai
konsekwensi pro!esi masyarakat Keperawatan yang tergabung dalam wadah
PPN" harus mampu merumuskan bersama akan peran, !ungsi dan standart
praktek Keperawatan Komunitas. Perlu dirujuk kembali berdasarkan ketentuan
#$% &Sal'icion (. )ailon * +rracelis ,aglaya, 19-8. dimana untuk
mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat Kesehatan harus mendapat
tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik dan penggobatan.
). /010+N P2N03"S+N
1. /ujuan 0mum
,ahasiswa mampum menerapkan proses keperawatan masyarakat.
4. /ujuan Khusus
4.1 ,ahasiswa mampu melakukan pengkajian.
4.4 (!trgtrhty
4.5 "olio6
4.7 %pop6
4. 0ioio
Perawat Kesehatan Keluarga, 19-8., selama ini perawat
kesehatan diakui dan dihormati sebagai anggota tim Kesehatan karena si!at8
si!at pribadi dan kemampuannya sebagai indi'idu bukan karena kemampuan
pro!esionalitasnya sebagai perawat. $al ini disebabkan karena kurang
pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk menegaskan perannya.
)elum adanya standart praktek Keperawatan Komunitas yang diakui
berdasarkan kesepakatan masyarakat Keperawatan "ndonesia mengakibatkan
praktek Keperawatan Komunitas menjadi kabur. Praktek Keperawatan
Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan
masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat
dalam melekukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan
kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah
keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan
Keluarga. $al ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu
sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan
Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan
dengan baik .,enurut Sal'icion (. )ailon * +rracelis ,aglaya, Konsep
Keperawatn Komunitas yang ada saat ini masih merupakan adopsi dari
konsep8konsep luar negeri yang belum tentu cocok dengan karakteristik
masyarakat "ndonesia. Namun Keperawatan Nasioanal "ndonesia sebagai
sebuah pro!esi yang diakui berdasarkan hasil 3okakarya Keperawatan +sma
adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus
terhadap berbagai rangsangan dengan mani!estasi adanya penyempitan jalan
na!as yang luas dan derajatnya dapat berubah8ubah secara spontan maupun
sebagai hasil pengobatan &#ilson, 9. S and /hompson, 1.,, 199:.. ,enurut
Syl'ia +nderson &199. asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa
penyempitan bronkus yang re'ersibel, dipisahkan oleh masa di mana 'entilasi
jalan na!as terhadap berbagai rangsang. Sampai saat ini penyebab asma belum
diketahui, hanya !aktor pencetus asma yang dikenal &,ansjoer, dkk. 4:::..
+suhan Keperawatan pada klien dengan dengan penyakit asma dalam lingkup
keluarga, merupakan suatu merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan
berhubungan langsung dengan indi'idu, keluarga, masyarakat dan lingkungan. ;alam
kaitannya dengan konsep indi'idu sebagai bagian dari keluarga yang merupakan
suatu unit terkecil dalam masyarakat, penaganan pada indi'idu dengan masalah
+sma tentunya merupakan bagian dari tugas keluarga. )agaimana keluarga mampu
untuk membantu salah satu anggota kelurganya yang menderita penyakit asma
tentunya merupakan suatu pertanyaan yang perlu dijawab oleh seorang perawat
&tenaga kesehatan.. Sebagai perawat yang berhubungan langsung dengan indi'idu dan
keluarga, tentunya pengetahuan tentang bagaimana cara merawat indi'idu dengan
asma, adalah hal mutlak yang harus dimiliki sebelum memberikan asuhan
keperawatan pada indi'idu dalam konteks keluarga dengan masalah asma. Perawat
Puskesmas tentunya memegang peran yang amat penting, karena berhubungan
langsung dan dekat dengan masyrakat, mengingat puskesmas sebagai central
pelayanan kesehatan dasar dalam masyarakat.
Konsep +suhan Keperawatan "ndi'idu ;alam Konteks keluarga dengan Penyakit
+sthma
;ampak Penyakit asma penderita asma adalah < Penderita asthma harus merubah gaya
hidup sehari8hari untuk menghindari !aktor pencetus. Perubahan ini dimulai dari
lingkungan hidup sampai dengan lingkungan kerja. Pada klien dengan serangan
asthma, maka terjadi penurunan na!su makan, minum sehingga mempengarui status
nutrisi klien. ;alam istirahat klien sangat terganggu sehingga dapat menyebabkan
kelelahan. +danya ketidakseimbangan antara kebutuhan dan penyediaan oksigen
mempengarui toleransi dalam melakukan akti'itas, kelelahan cepat lelah dan ketidak
mampuan memenuhi +;3. Klien dapat tumbuh dan berkembang menjadi rendah diri,
merasa tidak mampu, berkepribadian labil,mudah tersinggung,gelisah dan cemas.
+danya keterbatasan akti!itas, klien lebih tergantung pada orang lain, terkadang klien
tidak dapat berperan sesuai dengan peranya, &+ntony =. 199- > /jen daniel, 1991..
;ampak penyakit asma pada keluarga < Keluarga ,elihat kondisi klien dengan gejala
asthma dan dirawat dirumah sakit, tentang penyebab, prognosa penyakit dan
keberhasilan dari terapi, akan menimbulkan kecemasan pada keluarga. Perlunya klien
dirawat dirumah sakit menimbulkan respon kehilangan pada keluarga yang
ditinggalkan. Peran klien dalam keluarga sebagai sumber ekonomi akan terganggu
karena klien tidak bisa masuk kerja serta perawatan dan biaya rumah sakit yang tidak
sedikit akan menjadi beban bagi keluarga.
+suhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama antara perawat dengan klien, keluarga, atau masyarakat untuk mencapai
derajat kesehatan yang, optimal didalam memberikan asuhan keperawatan d"gunakan
metode proses keperawatan yang meliputi<pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan e'aluasi.
P2N(K+1"+N
Pengumpulan data.
"dentitas klien.
Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin perlu di kaji pada penyakit status
asthmatikus. Serangan asthma pada usia dini memberikan implikasi bahwa sangat
mungkin terdapat status atopi. Sedangkan serangan pada usia dewasa di mingkinkan
adanya !aktor non atopi. +lamat menggambarkan kondisi lingkungan tempat klien
berada, dapat mengetahui kemungkinan !aktor pencetus serangan asthma. Status
perkawinan, gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan
merupakan !aktor pencetus serangan asthma, pekerjaan, serta bangsa perlu juga digaji
untuk mengetahui adanya pemaparan bahan elergen. $al lain yang perlu dikaji
tentang < /anggal ,?S, Nomor ?ekam ,edik, dan ;iagnosa medis. &+ntony =,
199-> , +min 1995> karnen ) 1997..
?iwayat penyakit sekarang.
Klien dengan serangan asthma datang mencari pertolongan dengan keluhan, terutama
sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala8gejala lain
yaitu < #hee@ing, Penggunaan otot bantu pernapasan, Kelelahan, gangguan
kesadaran, Sianosis serta perubahan tekanan darah. Perlu juga dikaji kondisi awal
terjadinya serangan.
?iwayat penyakit dahulu.
Penyakit yang pernah diderita pada masa8masa dahulu seperti in!eksi saluran napas
atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung. ?iwayat serangan asthma
!rekuensi, waktu, alergen8alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan serta
riwayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asthma &/jen ;aniel,
1991.
?iwayat kesehatan keluarga.
Pada klien dengan serangan status asthmatikus perlu dikaji tentang riwayat penyakit
asthma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena
hipersensiti!itas pada penyakit asthma ini lebih ditentukan oleh !aktor genetik oleh
lingkungan, &$ood +lsaga!, 1995.
?iwayat spikososial
(angguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagi serangan
asthma baik ganguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar sampai
lingkungan kerja. Seorang yang punya beban hidup yang berat berpotensial terjadi
serangan asthma. yatim piatu, ketidak harmonisan hubungan dengan orang lain
sampai ketakutan tidak bisa menjalankan peranan seperti semula, &+ntony =roket,
199- dan /jen ;aniel, 1991..
Pola !ungsi kesehatan
Pola Persepsi dan tata laksana hidup sehat
(ejala asthma dapat membatasi manusia untuk berprilaku hidup normal sehingga
klien dengan asthma harus merubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang
memungkinkan tidak terjadi serangan asthma &+ntony =rokett >199-, /jien ;aniel >
1991, Karnen )>1997.
Pola nutrisi dan metabolisme
Perlu dikaji tentang status nutrisi klien meliputi, jumlah, !rekuensi, dan kesulitan8
kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Serta pada klien sesak, potensial sekali
terjadinya kekurangan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, hal ini karena dipsnea saat
makan, laju metabolisme serta ansietas yang dialami klien, &$udak dan (allo>199-.
Pola eliminasi
Perlu dikaji tentang kebiasaan )+) dan )+K mencakup warna bentuk, kosentrasi,
!rekuensi, jumlah serta kesulitan dalam melaksanakannya.
Pola tidur dan istirahat
Perlu dikaji tentang bagaimana tidur dan istirahat klien meliputi berapa lama klien
tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat kelelahan yang dialami klien. +danya
whee@ing, sesak dan ortopnea dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat klien,
& +ntony =>199-.
Pola akti!itas dan latihan
Perlu dikaji tentang akti!itas keseharian klien seperti olah raga, bekerja dan akti!itas
lainnya. +kti!itas !isik dapat terjadi !aktor pencetus terjadinya asthma yang disebut
dengan 2Aerase "nduced +sthma, &/jien ;aniel>1991.
Pola hubungan dan peran
(ejala asthma sangat membatasi gejala klien untuk menjalani kehidupan secara
normal. Klien perlu menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien baik
dilingkungan rumah tangga, masyarakat ataupun lingkungan kerja, &+ntony =, 199-.
Pola persepsi dan konsep diri
Perlu dikaji tentang persepsi klien tarhadap penyakitnya. Persepsi yang salah dapt
menghambat respon kooperati! pada diri klien. =ara memandang diri yang salah juga
akan menjadi stresor dalam kehidupan klien. Semakin banyak stresor yang ada pada
kehidupan klien dengan asthma meningkatkan kemungkinan serangan asthma yang
berulang.
Pola sensori dan kogneti!
Kelainan pada pola persepsi dan kogneti! akan memepengaruhi konsep diri klien dan
akhirnya mempengaruhi jumlah stresor yang dialami klien sehingga kemungkinan
terjadi serangan asthma yang berulangpun akan semakin tinggi.
Pola reproduksi seksual
?eproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini tidak
terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan klien. ,asalah ini akan menjadi
stressor yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan asthma.
Pola penangulangan stress
Stress dan ketegangan emosional merupakan !aktor instrinsik pencetus serangan
asthma maka perlu dikaji penyebab terjadinya stres. 9rekuensi dan pengaruh terhadap
kehidupan klien serta cara penanggulangan terhadap stresor, &/jien ;aniel>1991.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Kedekatan klien pada sesuatu yang ia yakini dunia percayai dapat meningkatkan
kekuatan jiwa klien. Keyakinan klien terhadap /uhan Bang ,aha 2sa serta
pendekatan diri pada Nya merupakan metode penanggulangan stres yang konstrukti!
Pemeriksaan !isik
Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara,
tekanan darah nadi, !rekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot8otot
pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir lengket dan posisi istirahat klien
&3aura +. /.> 199, Karnen ) >19985..
"ntegumen
;ikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit,
kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya
bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut,
kelembaban dan kusam. &Karnen ) >1997, 3aura +. /albot> 199..
Kepala.
;ikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, riwayat trauma, adanya
keluhan sakit kepala atau pusing, 'ertigo kelang ataupun hilang kesadaran.&3aura
+./albot>199..
,ata.
+danya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah stres yang di rasakan
klien. Serta riwayat penyakit mata lainya &3aura +. /albot > 199..
$idung
+danya perna!asan menggunakan cuping hidung,rinitis alergi dan !ungsi ol!aktori
&Karnen ).>1997, 3aura +. /albot>199.
,ulut dan laring
;ikaji adanya perdarahan pada gusi. (angguan rasa menelan dan mengunyah, dan
sakit pada tenggorok serta sesak atau perubahan suara. &Karnen ).<1997...
3eher
;ikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesran tiroid serta penggunaan
otot8otot perna!asan &Karnen ).>1997..
/horak
"nspeksi
;ada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya peningkatan
diameter anteroposterior, retraksi otot8otot "nterkostalis, si!at dan irama perna!asan
serta !rekwensi peran!asan.&Karnen ).>1997, 3aura +./.>199..
Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil !remitus &3aura
+./.>199..
Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan dia!ragma
menjadi datar dan rendah. &3aura +./.>199..
+uskultasi.
/erdapat suara 'esikuler yang meningkat disertai dengan eApirasi lebih dari 7 detik
atau lebih dari 5A inspirasi, dengan bunyi perna!asan dan #hee@ing. &Karnen
) .>1997..
Kardio'askuler.
1antung di kaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising na!as dan hyperin!lasi
suara jantung melemah. /ekanan darah dan nadi yang meningkat serta adanya pulsus
paradoksus, &?obert P.>1997, 3aura +. /.>199..
+bdomen.
Perlu di kaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tanda8tanda in!eksi karena dapat
merangsang serangan asthma !rekwensi perna!asan, serta adanya konstipasi karena
dapat nutrisi &$udak dan (allo>199-, 3aura +./.>199..
2kstrimitas.
;i kaji adanya edema eAtremitas, tremor dan tanda8tanda in!eksi pada eAtremitas
karena dapat merangsang serangan asthma,&3aura +./.>199..
Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan spinometri.
Pemeriksaan ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol
golongan adrenergik. Peningkatan 92C atau 9C= sebanyak lebih dari 4:D
menunjukkan diagnosis asthma, &Karnen )>1998..
/es pro'okasi brokial.
;ilakukan jika pemeriksaan spinometri internal. Penurunan 92C, sebesar 4:D atau
lebih setelah tes pro'okasi dan denyut jantung 8:89: D dari maksimum di anggap
bermakna bila menimbulkan penurunan P29? 1: D atau lebih,&Karnen ).>1998..
Pemeriksan tes kulit.
0ntuk menunjukan adanya antibodi "g2 hipersensiti! yang spesi!ik dalam tubuh,
&Karnen ).>1998..
3aboratorium.
+nalisa gas darah.
$anya di lakukan pada serangan asthma berat karena terdapat hipoksemia,
hyperkapnea, dan asidosis respiratorik,&Karnen ).>1998..
Sputum.
+danya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan +sthma yang berat, karena
hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari adema mukasa,
sehingga terlepaslah sekelompok sel E sel epitel dari perlekatannya. Peawarnaan gram
penting untuk melihat adanya bakteri, diikuti kultur dan uji resistensi terhadap
beberapa antibiotik,&+rjadiono /.>199..
Sel eosino!il
Pada penderita status asthmatikus sel eosino!il dapat mencapai 1::: E 1:: Fmm5
baik asthma "ntrinsik ataupun eAtrinsik, sedangkan hitung sel eosino!il normal antara
1::84::Fmm5. Perbaikan !ungsi paru disertai penurunan hitung jenis sel eosino!il
menunjukkan pengobatan telah tepat,&+rjadiono /.>199..
Pemeriksaan darah rutin dan kimia
1umlah sel leukosit lebih dari 1.::: terjadi karena adanya in!eksi. S(%/ dan S(P/
meningkat disebabkan karena kerusakkan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea,
&+rjadiono /.>199..
e. ?adiologi
Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk menyingkirkan adanya proses patologik
diparu atau komplikasi asthma seperti pneumothorak, pneumomediastinum,
atelektosis dan lain E lain, &Karnen ).>1998..
2lektrokardiogram
Perubahan 2K( didapat pada :D penderita Status +sthmatikus, ini karena
hipoksemia, perubahan p$, hipertensi pulmunal dan beban jantung kanan . Sinus
takikardi E sering terjadi pada asthma.
+nalisa data
;ata yang dikumpulkan harus dianalisa untuk menentukan masalah klien. +nalisa
data merupakan proses intelektual yang meliputi pengelompokan data,
mengidenti!ikasi kesenjangan dan menentukan pola dari data yang terkumpul serta
membandingkan susunan atau kelompok data dengan standart nilai normal,
menginterprestasikan data dan akhirnya membuat kesimpulan. $asil dari analisa
adalah pernyataan masalah keperawatan.
;"+(N%S+ K2P2?+#+/+N .
;iagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status kesehatan atau
masalah aktual atau potensial. Perawat memakai proses keperawatan dalam
mengidenti!ikasi dan mensintesis data klinis dan menentukan inter'ensi keperawatan
untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada
pada tanggung jawabnya, &3ismidar > 1994..
)erikut adalah diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien status
astmatikus.
Ketidak e!ekti!an bersihan jalan na!as yang berhubungan dengan sekresi kental
peningkatan produksi mukus dan bronkospasme &3indajual =.>199..
Ketidak e!ekti!an pola na!as yang berhubungan dengan distensi dinding dada dan
kelelahan akibat kerja perna!asan, &$udak dan (allo >199-..
+nsietas yang berhubungan dengan sulit berna!as dan rasa takut su!okasi. &3indajual
=>199..
Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan retensi =%4, peningkatan
sekresi, peningkatan kerja perna!asan dan proses penyakit,&Susan ,artin
/ucker>1995..
?esiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan laju metabolik tinggi, dipsnea saat makan dan ansietas, &$udak
dan (allo>199-..
?esiko tinggi in!eksi yang berhubungan dengan retensi sekresi, batuk tidak e!ekti! dan
imobilisasi, &$udak dan (allo>199-..
?esiko tinggi kelelahan yang berhubungan dengan retensi =%4 hipoksemia, emosi
ter!okus pada perna!asan dan apnea tidur, &$udak dan (allo>199-..
?esiko tinggi ketidak patuhan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kondisi dan perawatan diri saat pulang,&Susan ,artin /ucker>1995..
Perencanaan
Setelah pengumpulan data klien, mengorganisasi data dan menetapkan diagnosis
keperawatan maka tahap berikutnya adalah perencanaan . Pada tahap ini perawat
membuat rencana perawatan dan menentukan pendekatan apa yang digunakan untuk
memecahkan masalah klien. +da tiga pase pada tahap perencanaan yaitu menentukan
prioritas, menentukan tujuan dan merencanakan tindakan keperawatan,
&3ismidar>1994..
Perencanaan dari diagnosis E diagnosis keperawatan diatas adalah sebagai berikut<
Ketidak e!ekti!an jalan na!as yang berhubungan dengan sekresi kental peningkatan
produksi mukus bronkospasme.
/ujuan
1alan na!as menjadi e!ekti!.
Kriteria hasil
menentukan posisi yang nyaman sehingga memudahkan peningkatan pertukaran gas.
dapat mendemontrasikan batuk e!ekti!
dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi
tidak ada suara na!as tambahan
?encana tindakan
Kaji warna, kekentalan dan jumlah sputum
"nstruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.
+jarkan klien untuk menurunkan 'iskositas sekresi
+uskultasi paru sebelum dan sesudah tindakan
3akukan !isioterapi dada dengan tehnik drainage postural,perkusi dan !ibrasi dada.
;orong dan atau berikan perawatan mulut
?asional
Karakteristik sputrum dapat menunjukkan berat ringannya obstruksi
)atuk yang tidak terkontrol melelahkan dan ine!ekti! serta menimbulkan !rustasi
Sekresi kental sulit untuyk dikeluarkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus
yang dapat menimbulkan atelektasis.
)erkurangnya suara tambahan setelah tindakan menunjukan keberhasilan
9isioterpi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret.
$ygiene mulut yang baik meningkatkan rasa sehat dan mencegah bau mulut.
Ketidak e!ekti!an pola na!as yang berhubungan dengan distensi dinding dada, dan
kelelahan akibat peningkatan kerja perna!asan.
/ujuan
Klien akan mendemontrasikan pola na!as e!ekti!
Kriteria hasil
9rekuensi na!as yang e!ekti! dan perbaikan pertukaran gas pada paru
,enyatakan !aktor penyebab dan cara adapti! mengatasi !aktor8!aktor tersebut
?encana tindakan
,onitor !rekuensi, irama dan kedalaman perna!asan
Posisikan klien dada posisi semi !owler
+lihkan perhatian indi'idu dari pemikiran tentang keadaan ansietas dan ajarkan cara
berna!as e!ekti!
,inimalkan distensi gaster
Kaji perna!asan selama tidur
Bakinkan klien dan beri dukungan saat dipsnea
?asional
/akipnea, irama yang tidak teratur dan berna!as dangkal menunjukkan pola na!as
yang tidak e!ekti!
Posisi semi !owler akan menurunkan dia!ragma sehingga memberikan pengembangan
pada organ paru
+nsietas dapat menyebabkan pola na!as tidak e!ekti!
;istensi gaster dapat menghambat kontraksi dia!ragma
+danya apnea tidur menunjukkan pola na!as yang tidak e!ekti!
?asa raguEragu pada klien dapat menghambat komunikasi terapeutik.
c. +nsietas yang berhubungan dengan sulit berna!as dan rasa takut su!okasi.
1. /ujuan
+sietas berkurang atau hilang.
4. Kriteria hasil
Klien mampu menggambarkan ansietas dan pola !ikirnya.
,unghubungkan peningkatan psikologi dan kenyaman !isiologis.
,enggunakan mekanisme koping yang e!ekti! dalam menangani ansietas.
5. ?encana tindakan.
Kaji tingkat ansietas yang dialami klien.
Kaji kebiasaan keterampilan koping.
)eri dukungan emosional untuk kenyamanan dan ketentraman hati.
"mplementasikan teknik relaksasi.
1elaskan setiap prosedur tindakan yang akan dilakukan.
Pertahankan periode istirahat yang telah di rencanakan.
7. ?asional.
,engetahui tinggkat kecemasan untuk memudahkan dalam perencanaan tindakan
selanjutnya.
,enilai mekanisme koping yang telah dilakukan serta menawarkan alternati! koping
yang bisa di gunakan.
;ukungan emosional dapat memantapkan hati untuk mencapai tujuan yang sama.
?elaksasi merupakan salah satu metode menurunkan dan menghilangkan kecemasan
Pemahaman terhadap prosedur akan memoti!asi klien untuk lebih kooperati!.
d. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan retensi =%4, peningkatan
sekresi, peningkatan perna!asan, dan proses penyakit.
1. /ujuan
Klien akan mempertahankan pertukaran gas dan oksigenasi adekuat.
Kreteria hasil
9rekuensi na!as 1G E 4: kaliFmenit
9rekuensi nadi G: E 14: kaliFmenit
#arna kulit normal, tidak ada dipnea dan (;+ dalam batas normal
?encana tindakan
Pantauan status perna!asan tiap 7 jam, hasil (;+, pemasukan dan haluaran
/empatkan klien pada posisi semi !owler
)erikan terapi intra'ena sesuai anjuran
)erikan oksigen melalui kanula nasal 7 lFmt selanjutnya sesuaikan dengan hasil Pa%4
)erikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda E tanda toksisitas
?asional
0ntuk mengidenti!ikasi indikasi kearah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien
Posisi tegak memungkinkan eApansi paru lebih baik
0ntuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji keadaan 'askular
untuk pemberian obat E obat darurat.
Pemberian oksigen mengurangi beban otot E otot perna!asan
Pengobatan untuk mengembalikan kondisi bronkus seperti kondisi sebelumnya
0ntuk memudahkan berna!as dan mencegah atelektasis
?esiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan laju metabolik tinggi, dipsnea saat makan dan ansietas
/ujuan
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil
Klien menghabiskan porsi makan di rumah sakit
/idak terjadi penurunan berat badan
?encana tindakan
,engidenti!ikasi !aktor yang dapat menimbulkan na!su makan menurun misalnya
muntah dengan ditemukannya sputum yang banyak ataupun dipsnea.
+njurkan klien untuk oral hygiene paling sedikit satu jam sebelum makan.
3akukan pemeriksaan adanya suara perilstaltik usus serta palpasi untuk mengetahui
adanya masa pada saluran cerna
)erikan diit /K/P sesuai dengan ketentuan
)antu klien istirahat sebelum makan
/imbang berat badan setiap hari
?asional
,erencanakan tindakan yang dipilih berdasarkan penyebab masalah.
;engan perawatan mulut yang baik akan meningkatkan na!su makan.
,engetahui kondisi usus dan adanya dan konstipasi.
,emenuhi jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kelelahan dapat menurunakn na!su makan.
/urunya berat badan mengindikasikan kebutuhan nutrisi kurang.
?esiko tinggi in!eksi yang berhubungan dengan retensi sekresi, batuk tidak e!ekti! dan
imobilisasi.
/ujuan
Klien tidak mengalami in!eksi nosokomial
Kriteria hasil
/idak ada tanda E tanda in!eksi
?encana tindakan
,onitor tanda E tanda in!eksi tiap 7 jam.
(unakan teknik steril untuk perawatan in!us. atau tidakan in!asi! lainnya.
Pertahankan kewaspadaan umum.
"nspeksi dan catat warna, kekentalan dan jumlah sputum.
)erikan nutrisi yang adekuat
,onitor sel darah putih dan laporkan ketidak normalan
)erikan antibiotik sesuai dengan indikasi
?asional
+danya rubor, tumor, dolor, kalor menunjukan tanda E tanda in!eksi
/eknik steril memutus rantai in!eksi nosokomial
Kewaspadaan memberikan persiapan yang cukup bagi perawat untuk melakukan
tindakan bila ada perubahan kondisi klien.
Sputum merupakan media berkembangnya kuman.
Nutrisi yang adekuat memberikan peningkatan daya tahan tubuh.
Sel darh putih yang meningkat menunjukan kemungkinan in!eksi.
/indakan pencegahan terhadap kuman yang masuk tubuh.
?esiko tinggi kelelahan yang berhubungan dengan re!ensi =%4, hypoksemia, emosi
yang ter!okus pada perna!asan dan apnea tidur.
/ujuan
Klien akan terpenuhi kebutuhan istirahat untuk mempertahankan tingkat enegi saat
terbangun
Kriteria hasil
,ampu mendiskusikan penyebab keletihan
Klien dapat tidur dan istirahat sesuai dengan kebutuhan tubuh
Klien dapat rilek dan wajahnya cerah.
?encana tindakan
1elaskan sebab E sebab keletihan indi'idu
$indari gangguan saat tidur.
,enganalisa bersama E sama tingkat kelelahan dengan menggunakan skala ?hoten
&1984..
"ndenti'ikasi akti'itas E akti'itas penting dan sesuaikan antara akti'itas dengan
istirahat.
+jarkan teknik perna!asan yang e!ekti!.
Pertahankan tambahan %4 bila latihan .
$indarkan penggunaan sedati! dan hipnoti!.
?asional
;iketahuinya !aktorE!aktor penyebab maka diharapkan bias menghindarinya.
/idur merupakan upaya memulihkan kondisi yang telah menurun setelah akti'itas.
Skala ?hoten untuk mengetahui tingkat kelelahan yang dialami klien.
Kelelahan terjadi karena ketidak seimbangan antara kebutuhan akti!itas dan
kebutuhan istirahat.
Perna!asan e!ekti! membantu terpenuhnya %4 dijaringan.
%4 digunakan untuk pembakaran glukosa menjadi energi.
Sedati! dan hipnotik melemahkan ototEotot khususnya otot perna!asan.
h. ?esiko tinggi ketidak patuhan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang kondisi dan perawatan diri pada saat pulang.
/ujuan
Klien mampu mendemontrasikan keinginan untuk mengikuti rencana pengobatan.
Kriteria hasil
Klien mampu menyampaikan pengertian tentang kondisi dan perawatan diri pada saat
pulang
,enggunakan alat E alat perna!asan yang tepat
?encana tindakan
)antu mengidenti!ikasi !aktor E !aktor pencetus serangan asthma
+jarkan tindakan untuk mengatasi asthma dan mencegah perawatan di rumah sakit
+njurkan dan beri alternati'e untuk menghindari !aktor pencetus.
+jarkan dan biarkan klien mendemontrasikan latihan perna!asan .
1elaskan dan anjurkan untuk menghindari penyakit in!eksi.
"nstruksikan klien untuk melaporkan bila ada perubahan karakteristrik sputum,
peningkatan suhu, batuk, kelemahan na!as pendek ataupun peningkatan berat badan
atau bengkak pada telapak kaki.
?asional
;iketahuinya !aktor pencetus mempermudah cara menghindari serangan asthma .
/indakan pre'enti! merupakan salah satu upaya yang di lakukan untuk memberikan
pelayanan secara komprehensi!.
Salah satu upaya pre'enti! adalah menghindarkan klien dari !aktor pencetus.
Klien dengan asthma sewring mengalami kecemasan yang mengakibatkan pola na!as
tidak e!ekti! sehingga perlu dilakukan latihan perna!asan.
"n!eksi terutama "SP+ menjadi !aktor penyebab serangan asthma .
Perubahan yang terjadi menunjukan perlunya penanganan segera agar tidak
mengalami komplikasi.
5. "mplementasi
"mplementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat .
Seperti tahap E tahap yang lain dalam proses keperawatan , !ase pelaksanaan terdiri
dari beberapa kegiatan antara lain <
Calidasi &pengesahan. rencana keperawatan
,enulisF mendokumentasikan rencana keperawatan
,emberikan asuhan keperawatan
,elanjutkan pengumpulan data
7. 2'aluasi
2'aluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan yang merupakan
kegiatan sengaja dan terus menerus yang melibatkan klien perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya
/ujuan e'aluasi adalah <
0ntuk menilai apakah tujuan dalam rencana perawatan tercapai atau tidak
0ntuk melakukan pengkajian ulang
0ntuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan dengan
prilaku klien
/ujuan tercapai jika klien mampu menunjukkan prilaku sesuai dengan pernyataan
tujuan pada waktu atau tanggal yang telah ditentukan
/ujuan tercapai sebagian jika klien telah mampu menunjukkan prilaku, tetapi tidak
seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan yang telah ditentukan
/ujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali
menunjukkan prilaku yang telah ditentukan

Das könnte Ihnen auch gefallen