Sie sind auf Seite 1von 16

TUGAS AMDAL

MATA KULIAH AMDAL


MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 0

TUGAS AMDAL





Nama : Risza Abiyoga Pratama
NIM : 212.13.0036


MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2014


TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 1

Review mengenai 3 (tiga) Mtode yang digunakan dalam mengevaluasi dampak secara
holistic dalam AMDAL. Terdapat 3 (tiga) contoh metode yang digunakan yaitu, Metode
Fisher and Davies, Metode Leopold, dan metode Matriks Sederhana atau netode checklist.
Lebih jelas mengenai ketiga metode serta pengaplikasiannya dapat dilihat sebagai berikut :

A. Metode Fisher and Davies
Metode Fisher and Davies terdiri atas 3 (tiga) tabel matriks. Matriks pertama
evaluasi dasar lingkungan, matriks kedua merupakan prakiraan dampak, dna matriks
ketiga adalah merupakan matriks pengambilan keputusan dampak. Metode ini biasanya
digunakan pada daerah yang padat seperti daerah perkotaan.

- Menyusun tabel matrik evaluasi dasar terhadap komponen lingkungan.
Sebelum membuat tabel matriks evaluasi dasar, terlebih dulu harus dibuat tabel
interpretasi skala pada parameter lingkungan sebagai tersaji berikut ini;

Tabel 1.1 Interpretasi skala pada parameter lingkungan

No

Uraian
Skala
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7
1 Kepentingan parameter thd
proyek
STP TP S P SP
2 Keadaan parameter
lingkungan/ rona lingkungan
awal
SJ J S B SB
3 Kepekaan terhadap
pengelolaan
STP TP S P SP



TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 2

Keterangan:
Kepentingan:
STP; Sangat Tidak Penting, TP; Tidak Penting, S; Sedang, P; Penting, SP; Sangat
Penting
Keadaan parameter lingkungan:
SJ; Sangat Jelek, J; Jelek, S; Sedang, B; Baik, SB; Sangat Baik
Kepekaan:
STP; Sangat Tidak Peka, TP Tidak Peka, S; Sedang, P; Peka, SP; Sangat Peka

Kemudian, membuat matriks evaluasi dasar terhadap parameter
lingkungan terkena dampak berikut ini:

Tabel 1.2 Matrik evaluasi dasar terhadap parameter lingkungan terkena
dampak
No. Parameter terkena
dampak lingkungan
Skala
Kondisi
RLA
Skala
kepentingan
terhadap proyek
Skala kepekaan
thd pengelolaan
1 Tingkat kebisingan 3 2 5

Keterangan :
- Contoh yang diambil adalah satu contoh yaitu tingkat kebisingan dari
komponen geofisik kimia. Angka 3 (tiga) pada Skala kondisi RLA (Rona
Lingkungan Awal) adalah angka yang didapat dari hasil uji lapangan yang
kemudian di convert kan ke dalam skala kualitas lingkungan, hasil uji lab
menunjukkan bahwa kondisi tingkat kebisingan di lapangan berada diatas
baku mutu dan dalam kondisi lingkungan sedang sehingga berada pada
angka 3 (tiga) kategori sedang.
- Pada Skala Kepentingan terhadap proyek didapat angka 2 (dua), angka
tersebut didapat dengan melihat nilai kepentingan dampak tingkat
TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 3

kebisingfan terhadap proyek dari tabel interpretasi skala pada parameter
lingkungann dikatakan 2 (dua) yaitu kategori tidak penting dikarenakan
dampak sudah memiliki rona awal lingkungan yang sudah tercemar atau
dalam kategori sedang sehingga dampak tidak terlalu berpengaruh terlalu
besar.

- Pada kolom skala kepekaan terhadap pengelolaan didapa angka 5 (lima),
angka ini didapat dari tabel interpretasi skala pada parameter lingkungan.
Dikatakan 5 (lima) dengan kategori sangat penting karena dampak
merupakan dampan tidak penting dikelola sehingga memiliki nilai sangat
pening untuk dikelola secara baik.

- Menyusun matriks identifikasi dan prediksi dampak.
Setelah mengevaluasi kondisi rona lingkungan awal, langkah berikutnya adalah
mengidentifikasi dan memprediksi dampak apabila proyek terlaksana.

Tabel 1.3 Matriks identifikasi dan prediksi dampak
No Komponen
lingkungan
Pra Konstruksi Operasional Pasca
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1
1 Tingkat
kebisingan
0 0 0 -2S 0 -2S -2S 0 -2S 0 0

Keterangan :
Sebagai contok adalah Pembnagunan Mall kota Jogjakarta. Dampak tingkat
kebisingan ini diperkirakan muncul pada beberapa kegiatan yaitu pada tahap
kontruksi nomor 2 (dua) tahap kegiatan mobilisasi peralatan, nomor 4 (empat)
tahap kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, nomor 5 (lima) tahap
TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 4

kegiatan pembangunan gedung utama mall, dan pada tahap operasional yaitu
nomor 2 (dua) tahap kegiatan operasional mall. Angka dua merupakan besaran
dampak yang didapat dari penentuan besaran dampak = SKL(K) SKL(RLA).

- Menyusun matriks evaluasi dampak dan keputusan.
Langkah terakhir adalah membuat matriks evaluasi dampak dan keputusan.
Melalui matriks dapat diketahui perbandingan antara kondisi tanpa proyek (rona
lingkungan awal) dengan kondisi dengan proyek (rona lingkungan ketika proyek
berjalan). Asumsi yang digunakan adalah ;
- Pada keadaan tanpa proyek, maka kondisi rona lingkungan awal akan statis
atau sama saja dengan kondisi rona lingkungan dimasa yang akan datang.
- Pada keadaan dengan proyek, maka kondisi rona lingkungan awal akan
mengalami perubahan.
TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 5

Tabel 1.4 Matriks evaluasi dampak dan keputusan

Keterangan :
RLA (Rona Lingkungan Hidup Awal) adalah 3 (tiga) kategori sedang, dan RLyad (Rona Lingkungan Hidup yang akan datang) adalah 3
(tiga) kategori sedang nilai ini merupakan nilai asumsi dikarenakan kondisi awal lapangan/proyek sudah tercemar lebih dahulu
sehingga rona awal ketika ada proyek diperkirakan tetap tidak terlalu meningkat significant atau dalam keadaan yang tetap. Kemudian

No


Parameter
lingkungan

Tanpa
proyek
Dengan proyek Evaluasi

Pra Kon-
struksi

Konstruksi

Operasional

Pasca
Kondisi
yad dgn
proyek
Selisih
(o-b)
Dampak
(o-c)
RLa RL
yad
1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4
A B c d e f g h i j k l m N O P Q
1 Tingkat
kebisingan
3 3 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 2,0 -1 -1
TUGAS AMDAL




MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 6

kondisi yang akan datang dengan proyek adalah 2 (dua), ini didapat dari perhitungan matematis yang kemudian di convert kan kedalam
nilai skala kualitas lingkungan kategori 2 (dua) yaitu buruk. Pada kolom selisih didapan dari pengurangan antara Rona Lingkungan awal
dikurang dengan Kondisi yang akan datang dengan proyek, begitu juga pada kolom dampak didapat dari pengurangan antara Kondisi
yang akan datang dengan proyek dengan Rona Lingkungan yang akan datang. Sehingga nantinya akan didapat hasil dari penjumlahan
total pada kolom dampak, hasil tersebut merupakan kesimpulan secara holistik dari sifat dan besaran dampak yang muncul. Misalkan
yang didapat nanti adal 1 maka kesimpulannya adalah Secara holistik, dampak yang ditimbulkan bersifat negatif tetapi besaran
dampak termasuk kecil (-1). Dimana besarnya dampak dikelompokkan dalam 4 skala : 1 (kecil), 2 (sedang), 3 (besar) dan 4 (sangat
besar).
TUGAS AMDAL



MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 7

B. Metode Sederhana
Metode Sederhana yang sangat terkenal dan mudah dalam mengevaluasi adalah
metode checklist Bettelle dan Columbus, Penentuan evaluasi dampak besar dan penting
dilakukan secara komprehensif dengan menggunakan metode matrik yaitu metode Batelle
sederhana dengan pendekatan deskriptif-kualitatif berdasarkan informasi besaran dan
tingkat kepentingan masing-masing jenis dampak penting hipotetik. Adapun keputusan
tentang jenis dampak hipotetik yang akan dikelola adalah jenis dampak yang termasuk
kategori dampak penting yang dikelola (PK) yang ditetapkan berdasarkan 4 (empat)
kriteria sederhana berikut :
Apabila P 3 dan besaran dampak 2, maka termasuk dampak penting yang dikelola
(PK)
Apabila P = 1 dan P tersebut adalah kriteria no. 1 (jumlah manusia terkena dampak),
untuk semua besaran baik positif (+) maupun negatif (-), maka termasuk dampak
penting yang dikelola (PK)
Apabila dampak tersebut merupakan dampak positif, maka termasuk dampak penting
yang dikelola (PK)
Diluar ketiga kriteria di atas, dampaknya termasuk dampak tidak penting dan tidak
dikelola (TPK)

Dari matrik dampak besar dan penting dari rencana kegiatan, dapat dilakukan
kajian dampak secara holistik sehingga akan terlihat secara jelas karakteristik lingkungan
yang mengalami perubahan. Kesimpulan hasil evaluasi tersebut kemudian dilakukan
evaluasi kembali untuk melihat kemungkinan adanya kumulatif dampak dalam kesatuan
ruang dan waktu. Dari hasil evaluasi dampak penting akan dapat diperoleh beberapa isu
pokok yang harus dikelola, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif
akan dioptimalkan sedangkan dampak negatif akan dicegah atau diminimalkan. Sebagai
contoh adalah Evaluasi dampak dari adanya kegiatan Pembangunan Intermediate Stockpile
Batubara. Matriks Besaran Dampak dan Tingkat Kepentingan Dampak Kegiatan
Pembangunan Intermediate Stockpile Batubara dapat terlihat sebagai berikut :
TUGAS AMDAL



MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 8

Tabel 1.5 Matriks Besaran Dampak dan Tingkat Kepentingan Dampak

Keterangan :
Lajur Horisontal :
Berisikan nilai besaran dampak, faktor penentu derajad Kepentingan dampak, jumlah nilai derajat kepentingan, dan keputusan
terhadap besar dan pentingnya dampak yang harus dikelola dan dipantau pada RKL dan RPL atau tidak.
Lajur Vertikel :
Berisikan tahapan-tahapan kegiatan, jenis-jenis kegiatan dan/usaha penyebab dampak, dan parameter-parameter lingkungan (fisik-
kimia, biotis, dan sosial ekonomi dan sosaial budaya serta kesehatan mayarakat yang diprakirakan terkena dampak.



Rencana Kegiatan Komponen Lingkungan yang Terkena
Dampak
Besaran
Dampak
Kriteria Dampak Penting Kesimpulan
Evaluasi
1 2 3 4 5 6 7 P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
B. KONSTRUKSI
1. Mobilisasi Peralatan Peningkatan Kebisingan -1 P P P P TP TP TP 4 K
TUGAS AMDAL



MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 9

Sebagai contoh diambil contoh dampak yaitu tingkat kebisingan, dimana dampak
berupa peningkatan kebisingan dari adanya kegiatan mobilisasi peralatan pada tahap
kontruksi. Pada tabel diatas besaran dampak adalah 1 yang didapat dari pengurangan
SKL(K) SKL(RLA).. Kemudian menentukan sifat penting dampak dengan mengacu kepada
7 kriteria sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No.27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan. 7 (tujuh) kriteria dampak penting tersebut adalah seperti berikut :
1. Jumlah manusia yang tekena dampak
2. Luas wilayah persebaran dampak
3. Intensitas dampak dan lamanya dampak berlangsung
4. Komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
5. Sifat kumulatif dampak
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
7. Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Penetapan tingkat kepentingan dampak ini dikelompokkan ke dalam dampak penting
(P) dan tidak penting (TP). Pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak apakah dampak
tersebut penting (P) atau tidak penting (TP) didasarkan pada kriteria sebagai berikut :
1. Untuk Jumlah Manusia yang akan Terkena Dampak
Kriteria P apabila manusia di wilayah studi yang terkena dampak tetapi tidak
menikmati manfaat dari usaha/kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah
manusia yang menikmati manfaat dari usaha/kegiatan di wilayah studi.
2. Luas Wilayah Persebaran Dampak
Kriteria P apabila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang
mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak, atau tidak berbaliknya
dampak atau segi kumulatif dampak.
3. Intensitas dan Lamanya Dampak Berlangsung
Untuk lamanya dampak, kriteria P apabila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan
timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya
dampak, atau segi kumulatif dampak, yang berlangsung pada lebih dari satu tahap kegiatan.
Sedangkan untuk intensitas dampak, kriteria P apabila :
a. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan perubahan pada sifat-sifat fisik dan
atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku
TUGAS AMDAL


MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 10
b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada
komponen lingkungan yang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah
c. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan spesies-spesies yang langka dan
atau endemik, dan atau dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku terancam punah, atau habitat alaminya mengalami kerusakan
d. Rencana usaha atau kegiatan menimbulkan kerusakan atau gangguan terhadap
kawasan lindung (hutan lindung, cagar alam, taman nasional, suaka margasatwa dan
sebagainya) yang telah ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan
e. Rencana usaha atau kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda dan
bangunan peninggalan sejarahyang bernilai tinggi
f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi dengan
masyarakat, pemerintah daerah, atau pemerintah pusat, dan atau menimbulkan
konflik atau kontroversi di kalangan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah
pusat
g. Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi areal yang mempunyai
nilai keindahan alami yang tinggi
h. Rencana usaha atau kegiatan mempunyai dampak yang terjadi berulang kali
4. Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Kriteria P apabila rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan
dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen
lingkungan yang terkena dampak primer (ada dampak turunan).
5. Sifat kumulatif dampak
Kriteria P apabila :
a. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus sehingga pada
kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya
b. Beragam dampak lingkungan bertumpuk atau semakin besar dalam suatu ruang
tertentu, sehingga tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau sosial yang
menerimanya
c. Dampak lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergetik)
6. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
Kriteria P apabila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak
dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia.
TUGAS AMDAL


MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 11
7. Kriteria lain sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kriteria P apabila:
a. Ilmu pengetahuan dan Teknologi/rekayasa sangat sulit diperoleh, dipelajari dan
diterapkan
b. Teknologi yang sulit diterapkan dan tidak didukung teori ilmu pengetahuan dinilai
penting

Bila dalam menilai kepentingan dampak terdapat tiga atau lebih kriteria dampak
penting dari tujuh kriteria tingkat kepentingan dampak ( P 3) maka dampak
tersebut termasuk kriteria dampak penting (P). Sedangkan apabila P 2 maka
dampak tersebut termasuk kriteria dampak tidak penting (TP). Sehingga kesimpulan
dari tabel diatas adalah jumlah P = 4 yang berarti jumlah sifat penting dampak lebih
dari 3. Dimana Hasil evaluasi secara holistik dampak tersebut maka, dampak tersebut
merupakan dampak penting yang dikelola.
TUGAS AMDAL



MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 9

C. Metode Leopold
Metode Leopold ini juga dikenal sebagai "Matriks Leopold" atau "Matrik
interaksi dari Leopold". Metode menarik ini mulai dikembangkan oleh Dr. Luna
Leopold dan teman-temannya di Amerika Serikat pada tahun 1971. Metode ini
dirancang untuk menganalisis dampak lingkungan pada berbagai proyek konstruksi
yang berada di suatu wilayah yang relatif masih at ami, Metode ini sangat baik untuk
memberi informasi hubungan sebab dan pengaruh suatu aktivitas atau kegiatan;
disamping itu juga dapat menunjukkan hasil secara kuantitatif, dan juga balk untuk
mengkomumkasikan hasil. Metode matrik Leopold membagi atau mennci sebanyak
100 (seratus) macam aktivitas dari suatu proyek dan membagi 88 (delapan puluh
delapan) komponen lingkungan. Matrik yang diperkenalkan merupakan matriks
interaksi dari 100 (seratus) jenis aktivitas proyek dengan 88 (delapan puluh delapan)
jenis komponen lingkungan (matrik berdimensi 100 x 88). Seratus jenis aktivitas
proyek tersebut merupakan penjabaran dari 11 kelompok kegiatan proyek. Sedang 88
jenis komponen lingkungan yang terdapat dalam matrik merupakan penjabaran dari 5
kelompok komponen lingkungan sebagai berikut yaitu Komponen Geofisik kimia,
Komponen Biologi, Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya, Serta Komponen Kesehatan
Masyarakat. Sebagai contoh nantinya dalam metode ini diambil contoh dampak pada
komponen geofisik-kimia yaitu tingkst kebisingan.

Dampak lingkungan dari proyek d1identifikasi dengan membuat interaksi antara
aktifitas dan komponen lingkungan. Biasanya besaran dampak atau "magnitude" dan
pentingnya dampak (importance) ditentukan besarnya, dengan langkah sebagai
berikut:

Langkah I
Langkah pertama adalah membuat matrik dengan menentukan dampak dari tiap
aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Apabila diduga akan terjadi dampak
pada suatu komponen lingkungan akibat dari suatu aktivitas maka kotak pertemuan
atau sel pada tabel matriks diberi tanda diagonal.

TUGAS AMDAL


MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 10
Langkah II
Langkah kedua adalah, setiap kotak yang ada diagonalnya akan ditetapkan besaran
(magnitude) dan tingkat kepentingan (importance) dampaknya. Besaran dampak yang
diduga timbul dinyatakan dalam nilai angka satu sampai sepuluh. Nilai satu merupakan
besaran terkecil sedang sepuluh terbesar. Penentuan besaran dampak berupa skala
didasarkan pada analisis evaluasi yang obyektif dengan cara-cara kualitatif maupiin
kuntitatif. Seringkali besaran dampak ditentukan secara "profesional judgement" atau
pertimbangan keahlian. Dampak positif diberi tanda "+", dan untuk dampak negatif
diberi tanda"-".

Langkah III
Untuk besaran kepentingan dampak diberikan nilai satu sampai dengan sepuluh.Nilai
kepentingan ini ditinjau dari kepentingan proyek, sektoral lokat, regional dan nasional.
Penyusunan atau penetapan arti dari skala dilakukan berdasarkan pertimbangan yang
obyektif dari tim interdisipiin yang melakukan analisis tersebut. Metode matrik
interaksi Leopold dapat digambarkan dalam suatu matrik sebagai berikut.
TUGAS AMDAL



MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 13

Tabel 1. 6 Matrik Evaluasi Dampak Metode Matrik Interaksi Leopold




No


Parameter
lingkungan
Dengan proyek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 100 Tafsiran Dampak
1 Tingkat kebisingan 0 0 0 -1/4 0 -1/4 0 0 -1/4 0 Ada dampak negatif dengan penurunan skala.


88
Jumlah Nilai
Nilai Maksimum
Prosen (%)
Skala
Selisih
Selisih Skala
TUGAS AMDAL


MATA KULIAH AMDAL
MTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGJAKARTA 14
Keterangan :
Nilai -1 merupakan besaran dampak, sedangkan nilai 4 merupakan nilai kepentingan dampak tersebut. Kemudian dari nilai
tersebut akan dihasilkan beberapa nilai yang akan dimasukkan kedalam tabel yang bercetak tebal dibawah, sehingga nantinya akan
didapat besar dampak dari kegiatan tersebut yang digunakan dalam evaluasi secara holistic.

Das könnte Ihnen auch gefallen