Sie sind auf Seite 1von 45

EVOLUSI

Dosen pengampu:
Drs. Jodion, S., M.Si
Kelompok 7:
MARTA AKBAR
RD. IMAM Z.
TESHA SUNDARI
ZULI LAILATUL F.
SITI KHODIJAH
NURHIDAYATI
AFRIANI FITRI ELSA
Pembahasan
Menjelaskan:
1. Tekanan seleksi menyebabkan populasi
mengalami evolusi
2. Peran aktif seleksi alam
3. Peran pengawet dari seleksi alam
4. Adaptasi
5. sekret pertahanan pada Arthropoda
6. Pewarnaan kriptik pada binatang
7. Warna peringatan pada binatang



1. Tekanan Seleksi Menyebabkan Populasi
Mengalami Evolusi
Tekanan seleksi dapat diartikan sebagai
kekuatan yang mendorong atau menyebabkan
organisme untuk berkembang kearah
tertentu.
Hal demikian merupakan interaksi antara
variasi alami spesies dengan lingkungannya
yang menyebabkan suatu bentuk tertentu
untuk memiliki keuntungan lebih dari
organisme lain.
Ketika organisme bereproduksi dapat terjadi
mutasi acak yang menyebabkan beberapa
keturunanya bervariasi dari orang tua mereka.
Perubahan yang terjadi pada saat mutasi dapat
menguntungkan bagi oerganisme tersebut.
Misalnya perubahan yang memungkinkan hewan
untuk berjalan lebih cepat, sehingga dapat
meningkatkan kemampuannya untuk menangkap
mangsa atau untuk menghindari predator.
.

Dengan adanya mutasi yang menguntungkan
tersebut dapat meningkatkan kemungkinan
seseorang bertahan hidup cukup lama untuk
bereproduksi dan berhasil memiliki sifat baru
dari keturunannya sehingga akan lebih
mendominasi.


Sehingga nantinya keturunan yang dihasilkan
akan memiliki karakteristik yang sama
Warna suatu spesies dapat mempengaruhi
peluang kelangsungan hidupnya


Misalnya serangga yang memiliki warna yang
berbaur denganlingkungannya mereka
cenderung tidak terlihat oleh predatornya.

Contoh tekanan yang menyebabkan
perubahan populasi:
a. Sampai pertengahan abad ke 19 hampir semua
spesimen ngengat berwarna terang.
Memghabiskan banyak waktu di pepohonan dan
dicampur dengan warna hijau yang bersal dari
lumut yang tumbuh disana. Akan tetapi pda
daerah perkantoran dan perkotaan polusi mulai
membunuh lumut yang tumbuh disana dan
mengelapkan batang pohon.
Sehingga ngengat yang berwarna gelap akan
lebih baik hidup pada kondisi tersebut.

b. Upaya yang dilakukan manusia untuk mengendalikan
organisme yang tidak diinginkan kadang-kadang
menghasilkan tekanan seleksi yang mengarah bentuk-
bentuk baru yang lebih resisten terhadap perlakuan
manusia tersebut. Misalnya hama serangga yang tahan
terhadap insektisida dan gulma yang tidak lagi
terhadap herbisida.
c. Meluasnya penggunaan antibiotik, telah menghasilkan
beberapa bakteri penyebab penyakit tertentu
berkembang menjadi kebal yang resisten terhadap
senyawa yang diberikan dalam antibiotik.

2. Peran Aktif Seleksi Alam
Seleksi alam
merupakan sebuah proses yang menyebabkan
sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi
organisme menjadi lebih umum dalam suatu
populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan
menjadi lebih berkurang
Peristiwa ini terjadi karena individu dengan
sifat-sifat yang menguntungkan lebih
berpeluang besar bereproduksi, sehingga
lebih banyak individu pada generasi
selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang
menguntungkan ini.
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi
melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang
terjadi secara terus menerus dan acak ini
dengan seleksi alam.

Contoh seleksi alam :
Ngengat Biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi
industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat Biston
betularia hitam.
Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat
Biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston
betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan
ngengat Biston betularia putih untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang baru.
sehingga populasi ngengat Biston betularia hitam menurun
karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya.
namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi
gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi
ngengat Biston betularia putih menurun karena tidak dapat
beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah
ditangkap oleh pemangsanya
(Gambar : Ngengat Biston betularia
Hitam dan Putih)
Sumber:
www.faktailmiah.com471 296

Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan
seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan
perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme.
Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini
adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada
tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan
bahkan spesies.
Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja
pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat
individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di
seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi
kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi.
Seleksi alam menyebabkan karakter-karakter yang positif semakin
banyak muncul dalam populasi. Dan setelah melewati banyak sekali
generasi, suatu populasi dapat memiliki banyak karakter baru yang
berbeda dari karakter nenek moyangnya sehingga muncullah
spesies baru.

Seleksi alam kadang menyebabkan munculnya
spesies baru tetapi tidak selalu demikian. Banyak
kejadian evolusi tanpa melalui seleksi alam dapat
terjadi tanpa pembentukan spesies baru.
Dalam beberapa kondisi, seleksi alam memainkan
peran dalam asal-usul spesies baru dengan
pemecahan dari satu keturunan spesies menjadi
dua garis keturunan yang berbeda dimana tidak
dapat saling kawin dengan satu sama lain.
Proses pemecahan dan isolasi reproduksi, yaitu
ketidakmampuan berkembang biak dengan satu
dengan lainnya sering melibatkan seleksi alam
tetapi mungkin tidak selalu demikian.
3. Peran Pengawet (Konservatif) dari
Seleksi Alam
Pada setiap makhluk hidup atau organisme
yang berevolusi mempunyai susanan dari gen
yang bisa berpengaruh dalam mengatur
proses pertumbuhan, dan biokimia nya
dimana pada spesies tersebut kelangsungan
hidupnya tergantung.
Segala sesuatu hal yang dapat merusak interaksi harmonis
dari gen dapat membuat kerugian pada spesies yang
bersangkutan. Namun lain halnya pada populasi yang
berkembang biak secara seksual, adanya penggolongan gen
yang baru akan menyebabkan berkurangnya daya adaptasi
dari pada penggolongannya yang asli, namun ada beberapa
populasi yang dapat lebih besar daya adaptasinya.
Adanya adaptasi baru cenderung dapat merusak golongan
gen yang menguntungkan dimana kekuatan hidupnya dari
suatu spesies tergantung. Adanya seleksi alam yang bekerja
secara tetap untuk menghilangkan adanya kombinasi,
kecuali kombinasi yang benar-benar sangat mengutungkan
dan dapat mengimbangi rekombinasi serta mutasi
merusak.
Itulah sebab nya adanya seleksi alam yang merupakan salah
satu faktor penting untuk dapat mempertahankan stabilitas
agar tidak adanya kekacauan.

4. Definisi Adaptasi
Adapatasi merupakan cara yang dilakukan oleh
organisme hidup dalam mengatasi tekanan pada
lingkungan sekitarnya agar dapat bertahan hidup
dan berkembang biak.
Organisme yang dapat bertahan hidup pada lingkungan
disekitarnya akan mampu untuk mendapatkan air,
udara serta nutrisi. Dapat mengatasi kondisi fisik dari
lingkungannya misalnya temperatur dan cahaya.
Mampu untuk mempertahankan hidup dari serangan
musuh alaminya, mampu bereproduksi serta dapat
merespon perubahan yang terjadi pada lingkungan
sekitarnya. Adaptasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
adaptasi hewan dan adaptasi tumbuhan.

a. Adaptasi Hewan
Adaptasi Morfologi
Adaptasi Morfologi adalah penyesuaian pada
organ tubuh yang disesuaikan organ tubuh,
struktur tubuh, atau alat-alat tubuh organisme
yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisme hidup
Contohnya:
Bentuk kaki
Bentuk kaki unggas berbeda-beda sesuai dengan fungsinya.
Misalnya, kaki itik berselaput agar mudah dalam berenang.
Burung pelatuk pandai memanjat karena bentuk kakinya
sesuai untuk memanjat.
Bentuk paruh
Bentuk paruh unggas berbeda-beda sesuai dengan jenis
makanannya. Misalnya, paruh burung elang kuat untuk
mencabik mangsanya berupa daging.
Burung pelikan mempunyai paruh berkantong. Paruh yang
demikian memudahkannya untuk menangkap ikan dalam
air.




Adaptasi morfologi bentuk paruh
dan bentuk kaki
jenis mulut
Mulut penghisap, serangga mempunyai cara khusus untuk
memperoleh makanan.
Mulut penggigit dan pengunyah, jangkrik mempunyai
bentuk mulut penggigit dan pengunyah. Mulut ini
mempunyai gigi-gigi kecil untuk menguyah makanan yang
berupa daun.

Bentuk gigi pada hewan
Bentuk gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan
tajam untuk makan daging,
Bentuk gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak
runcing dan tajam karena giginya lebih banyak dipakai
untuk memotong rumput atau daun dan untuk mengunyah
makanan.

Adaptasi morfologi tipe mulut pada hewan:
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi adalah adaptasi yang melalui
fungsi kerja organ tubuh bagian dalam
makhluk hidup.
Contoh :
Ikan air tawar menghasilkan urine tidak
sepekat dibandingkan ikan air laut. Hal ini
disebabkan karena air laut mempunyai
kandungan garam yang lebih bnyak daripada
air tawar
Adaptasi tingkah laku
Penyesuaian diri makhluk hidup pada tingkah
laku atau perilaku terhadap lingkungannya
agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.
Contoh:
Cecak dan kadal memutuskan ekornya saat
terancam bahaya.

Gambar: contoh adaptasi tingkah
laku
b. Adaptasi Tumbuhan
Adaptasi Tumbuhan adalah penyesuaian diri
yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap
lingkunganny yang baru, baik perubahan
morfologi maupun fisiologi dan proses
penyesuaian ini berjalan lambat dan sangat
tergantung kepada kondisi lingkungan.
Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui
berbagai tahapan, yaitu:
Tahap Aklimatisasi Adalah tahap di mana tumbuhan
berusaha keras untuk dapat mempertahankan hidup di
tempatnya yang baru dengan mengubah kemampuan
fisiologis atau morfologi dalam menyesuaikan dirinya
terhadap lingkungan baru.
Tahap Naturalisasi adalah tahap di mana tumbuhan telah
mampu menyesuaikan dirinya dengan faktor lingkungan
dan terus berusaha untuk menyempurnakan proses
adaptasinya ke arah yang positif.
Tahap Domestikasi adalah tahap di mana proses adaptasi
tumbuhan sudah dapat menyesuaikan diri dengan,
lingkungan barunya dan sudah mulai dapat menjalankan
kehidupannya untuk melewati siklus hidupnya dengan baik.

5. Sekret Pertahanan Pada Arthropoda
Kelompok hewan berkaki beruas-ruas (Arthropoda)
memiliki tubuh yang dilapisi oleh kulit luar yang
tersusun dari zat kitin, protein dan zat kapur,
membentuk rangka luar.
Beberapa jenis tertentu seperti lalat dan ngengat hanya
mempunyai kulit luar yang lunak, sedangkan yang lain
seperti ketam dan udang laut mempunyai kulit luar
yang keras.
Tubuh hewan Arthropoda terdiri dari beberapa bagian
dan masing-masing bagian mempunyai kaki sendiri-
sendiri. Kakinya beruas-ruas dan digunakan untuk
berenang atau berjalan. Pada beberapa jenis tertentu
juga berfungsi untuk penghisap bahan makanan
bahkan untuk pertahanan.
Menurut Sunarjo (1990) Kelompok lipan hanya
mempunyai kepala dan tubuh yang beruas-ruas dan
dilapisi oleh kulit luar yang tersusun oleh zat kitin.
Pada kepalanya terdapat sepasang antena yang
berfungsi sebagai alat peraba dan mata sederhana
untuk melihat.
Pada tiap-tiap bagian tubuh lipan terdapat dua
pasang kaki.
Tubuh lipan bisa mempunyai 9 sampai 100 bagian
tergantung pada jenisnya, dengan demikian kaki
lipan sangat banyak akibatnya lipan berjalan pelan
dengan gerakan kaki seperti gelombang pada
sepanjang badannya
Laba-laba merupakan hewan pemangsa bahkan
kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah
serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan
perkecualian sekitar 150 spesies dari suku
Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo
Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui
sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya.
Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada,
hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat
membahayakan manusia.

Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk
menangkap mangsa, akan tetapi semuanya
mampu menghasilkan benang sutera yakni
helaian serat protein yang tipis namun kuat
dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak
di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini
amat berguna untuk membantu pergerakan
laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat
lain, menjerat mangsa, membuat kantung
telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain.

6. Pewarnaan Kriptik Pada Binatang
Pewarnaan kriptik merupakan pewarnaan yang
menyerupai latar belakang dari suatu lingkungan
tempat tinggal suatu hewan. Pewarnaan ini sering
dikenal dengan penyamaran, misalnya pewarnaan
kriptik yang ditujukan pada ulat dan belalang yang
tembus terhadap cahaya yang banyak terdapat pada
hewan plankton (zooplankton) yang hidupnya diair laut
dan danau.
Corak warna kriptik ialah suatu bentuk penyamaran
yang paling banyak digunakan oleh makhluk
hidup.corak ini sering digunakan hewan untuk
menyamar sesuai dengan warna dan lingkungan
sekitarnya
Kalajengking memiliki abdomen terdiri 12
ruas, dengan bagian lima ruas terakhir
membentuk ruas metasoma yang oleh
kebanyakan orang menyebutnya ekor.
Ujung abdomen disebut telson yang
bentuknya bulat mengandung kelenjar racun
(venom).
Kelenjar racun pada kalajengking merupakan
sekret yang digunakan untuk pertahanan
dirinya.

Beberapa factor yang ikut mempengaruhi
warna kriptik adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan sekitar
2. Bentuk fisiologi dan tingkah laku hewan
tersebut
3. Ciri-ciri pemangsa dapat mempengaruhi
penyamaran warna.
Corak warna kriptik juga dapat berubah
mengikuti perubahan musim atau perubahan
cuaca yang mendadak.

7. Warna Peringatan Pada Binatang
Aposematik merupakan singkatan dari apo yang
berarti jauh, dan sematik berarti tanda atau
makna. Jadi dalam hal ini dapat diartikan sebagai
suatu peringatan warna menggambarkan
adaptasi anti predator.
Dimana sinyal peringatan dapat diartikan sebagai
ketidak berhasilan predator dalam memangsa
mereka. Sinyal peringatan dapat berupa warna
yang mencolok yang di timbulkan dari hewan
yang menandai bahwa hewan ini beracun, selain
warna dapat pula berupa suara, bau, dan
karakterisasi lainnya.

Perilaku pertahanan hewan dilakukan
dengan mengumpulkan warna,
dimana hewan mengeluarkan warna
aslinya yang mencolok.
Yang biasanya berfungsi atau dapat
digunakan sebagai warna peringatan
pada hewan, contoh hewan yang
menggunakan warna peringatan
adalah:
Lebah dan Ulat

Lebah
Lebah memiliki warna yang mencolok, yaitu
warna merah dan kuning. Pigmen pada lebah
ini berfungsi sebagai warna peringatan bagi
predator bahwa lebah ini beracun.
Ulat
Ulat menunjukkan warna aslinya yang
mencolok jika berada dalam kelompok
biasanya bergerombol hal ini sebagai
peringatan bahwa mereka beracun


Warna ulat yang cerah merupakan
peringatan bahwa ulat ini beracun
Warna peringatan pada hewan memberi
keuntungan dan manfaat bagi predator dan
mangsanya karena dapat menghindarkan dari
ancaman bahaya. Banyak predator mencari
mangsanya dengan mata mereka. Akibatnya,
banyak spesies mangsa tubuh telah berevolusi
warna khusus untuk mengurangi kesempatan
mereka dimakan.

Sebagai contoh, spesies mangsa banyak berbaur
dengan lingkungan mereka, sehingga sulit bagi
predator untuk menemukan mereka. Spesies ini
menggunakan kamuflase sebagai garis
pertahanan pertama mereka.

Kata lain untuk jenis pertahanan adalah "penyamaran"
atau "warna samar."
Warna samar terutama umum pada hewan kecil
seperti serangga, kadal, ular, dan katak. Hewan ini
sering warna yang sama dengan daun atau ranting di
mana mereka beristirahat.

Beberapa serangga bahkan terlihat seperti
ranting atau daun sendiri. Penting untuk
diingat bahwa penyamaran bukan hanya
adaptasi morfologi, tetapi perilaku yang
memainkan bagian yang sangat penting juga.
Penyamaran hanya bekerja jika hewan yang
bertumpu pada latar belakang yang tepat dan
biasanya hanya ketika binatang tidak bergerak.

Sekian
Terima Kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen