Keseimbangan cairan dan elektrolit cairan tubuh terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Ruang intrasel (2/3 cairan tubuh)banyak di otot
b. Ruang ekstraseluler (1/3 cairan tubuh) yang dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu: Cairan intravaskuler (3 L) Cairan interstisial (8 L) Cairan transeluler (paling sedikit)
Gangguan volume cairan a. Hipovolemia Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang sama. Hal ini berbeda dengan dehidrasi (kehilangan air dengan peningkatan Na serum). Contoh: diare, mual, faktor resiko DM insipidus Penatalaksanaan: berikan larutan isotonic (RL, NaCl 0,9 %) untuk tatalaksana kehilangan cairan dan bisa digunakan pada hipotensi. Jika sudah normal dapat diberikan larutan hipotonik (NaCl 0.45%) *syok hipovolemik terjadi jika volume cairan hilang >25% volume intravascular Tahapan syok hipovolemik: 1: volume darah hilang <=15%, dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah. Tanda dan gejala: BP normal, RR normal, kulit pucat, ansietas (cemas awal) 2: volume darah hilang 15-30% (750-1500mL). CO tidak dapat dikompensasi dengan konstriksi pembuluh darah arteri. Tanda dan gejala: RR meningkat (takikardi), BP normal, Tekanan diastolic meningkat, berkeringat (stimulasi dari sistem saraf simpatik), ansietas ringan, kelelahan 3: volume darah hilang 30-45% (1500-2000mL). Tanda dan gejala: tekanan sistolik turun sampai di bawah 100 mmHg, sudah ada tanda klasik syok hipovolemik; takikardi>120x/ menit, takipneu>30x/menit, penurunan status mental (ansietas, agitasi), keringat dingin, kulit pucat, penurunan sistolik. 4: kehilangan volume darah >40% (>2000Ml). Tanda dan gejala: takikardi ekstrim, denyut nadi lemah, penurunan sistolik yang signifikan sampai <=70 mmHg, kesadaran menurun, diaphoresis, dingin, ekstremitas sangat pucat. b. Hipervolemia Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang kurang lebih sama dengan di dalam CES. Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis hepatis Manifestasi klinis: takikardi; peningkatan BP, vena sentral, BB, jumlah urin; napas pendek & mengi Intervensi: mencegah fluid volume electrolyte (FVE) dengan diet natrium, mendeteksi FVE (memantau asupan, istirahat, dll), berikan posisi fowler tinggi agar cairan ke jantung dan pre load berkurang. Edema dapat terjadi akibat perluasan cairan di ruang interstisial (penumpukan Na+) berikan terapi diuretik c. Hiponatremia Penyebab: Syndrome insufficiency ADH (SIADH), hiperglikemi, masukan cairan secara perenteral yang < elektrolit meningkat, penggunaan air ledeng untuk enema atau irigasi gaster Manifestasi klinis: mual, kram perut, neuropsikiatrik, anoreksia, perasaan lelah. *Suatu kondisi dikatakan terjadi peningkatan TIK jika kadar Na serum < 115 mEq/ L Ciri-ciri peningkatan TIK: letargi, confuse, kedutan otot, kelemahan fokal, hemiparase, papil edema, kejang Penatalaksanaan: mengganti Na+ (oral, nasogastrik), berikan larutan isotonic jika tidak dapat menggunakan Na+, pembatasan air lebih aman pada pasien dengan volume cairan normal.
d. Hipernatremia (kadar Na> 145 mEq/L) Penyebab: kehilangan air pada pasien yang tidak sadar karena tidak dapat berespon terhadap rangsang haus, Na+ yang tidk proporsional (berlebih), diabetes insipidus (jika pasien tidak berespon terhadap rasa haus, stroke , hampir tenggelam di laut, kegagalan sistem penyesuaian, sistem hemodialisis/ hemodialisis peritoneal, pemberian cairan salin intravena. Manifestasi klnis: neurologis, dehidrasi seluler,gelisah, lemah (pada hipernatremi sedang), disorientasi, halusinasi, delusi (pada hipernatremi berat), kerusakan otak permanen (pada hipernatremi sangat berat) Intervensi: penurunan kadar Na serum secara bertahap dengan infus larutan isotonic, lebih aman diberikan larutan hipotonik/ isotonic daripada dekstrose karena dekstrose menurunkan kadar Na+ secara cepat (penurunan Na+ plasma maksimal 2 mEq/ jam), koreksi hipernatremi secara menetap. e. Hipokalemia (kehilangan muntah dan penghisapan gastric) Hipokalemia biasanya menyebabkan alkalosis dan demikian sebaliknya. Setiap peningkatan pH0,1 artinya peningkatan kalium serum 0,5. Hipokalemia biasanya terjadi pada diare, ileostomi baru, adenoma villous (tumor pada saluran GI), dan bisa juga terjadi pada pasien yang mendapat asupan karbohidrat parenteral. Hipokalemia berat dapat menyebabkan henti jantung dan henti napas. Tanda-tanda klinis jarang terlihat sebelum kadar kalium serum turun di bawah 3, kecuali tingkat kehilangannya cepat. Manifestasi klinis: keletihan, mual, muntah, kelemahan otot, kram kaki, penurunan motilitas usus, parestesia, disritmia, peningkatan sensitifitas terhadap digitalis. Hipokalemia berkelanjutan dapat menyebabkan ketidakmampuan ginjal memekatkan urinurin encer+rasa haus berlebih. Selain itu deplesi kalium bisa menekan pelepasan insulin intoleransi glukosa. Intervensi: Pencegahan: K+ diperbaiki 40-80 mEq/hari, pasien beresiko diperbaiki 50-100 mEq/hari Tambahan kalium oral dapat menyebabkan lesi usus kecil. Oleh karena itu, pasien harus dikaji + diingatkan tentang distensi abdomen, nyeri, dan perdarahan. Makanan yang banyak mengandung kalium antara lain: pisang, kismis, jeruk, daging, susu, tomat segar, kentang, miju2, jus buah.
Gangguan asam basa
Jenis Gangguan pH pCO 2 HCO 3 Asidosis Respiratorik
N Alkalosis Respiratorik
N Asidosis Metabolik
N
Alkalosis Metabolik
N
Terapi cairan parenteral Jenis larutan intravena a. Cairan isotonis Osmolalitasnya sama dengan serum NaCl 0,9%, RL, sebagai rumatan di awal, tapi tidak boleh jadi rumatan rutin. Untuk memperbaiki kekurangan Na+. jika dicampur dengan dekstrose akan menjadi hipertonik. Digunakan pada kasus: luka bakar b. Cairan hipotonis Jika dicampur dekstrose jadi hipertonik. Contoh: NaCl 0,45% c. Cairan hipertonis Hanya digunakan saat kondisi kritis. Contoh: NaCl 0,3 % Kebutuhan cairan Pada orang sehat asupan dan pengeluaran air seimbang. Bila terjadi gangguan keseimbangan maka mungkin diperlukan koreksi dengan nutrisi parenteral. Asupan air dan makanan rata-rata adalah sekitar 2000 ml, dan kira-kira 200 ml air metabolik berasal dari metabolisme nutrien di dalam tubuh. Air dieksresikan dalam urin dan melalui penguapan yang tidak disadari. Jumlah eksresi urin sekitar 1300 ml/hari, sedangkan melalui penguapan yang tidak disadari (insensible evaporation) sekitar 900 ml/hari. Maka pada pasien yang tidak dapat memperoleh makanan melalui oral memerlukan volume infus per hari yang setara dengan kehilangan air dari tubuh per hari, yaitu : Dengan perhitungan yang lebih akurat lagi dapat dicari : volume urin normal : 0,5-1 cc/kg/jam Air metabolisme : Dewasa : 5 cc/kg/hari, anak 12-14 th : 5-6 cc/kg/hari, 7-11 th : 6-7 cc/kg/hari, balita : 8 cc/kg/hari Insensible water loss IWL : Dewasa : 15 cc/kg/hari, Anak : 30-usia(th) cc/kg hari. Jika ada kenaikan suhu : IWL + 200 Masukan + haluaran orang dewasa per 24 jam Masukan Haluaran Cairan oral: 1100-1400 mL Urin: 1200-1500 mL Air dalam makanan: 800-1000 mL Feses: 100-200 mL Air hasil metabolism: 300 mL Paru: 400 mL Kulit: 500-600 mL Total: 2200-2700 mL Total: 2200-2700 mL
Kebutuhan air dan elektrolit per hari Pada orang dewasa : Air : 25-40 ml/kg/hr Kebutuhan homeostatis Kalium : 20-30 mEq/kg/hr 2
Na : 2 mEq/kg/hr 3
K : 1 mEq/kg/hr 3
Pada anak dan bayi : Air : 0-10 kg : 100 ml/kg/hr 10-20 kg : 1000 ml/kg + 50 ml/kg diatas 10 kg/hr > 20 kg : 1500 ml/kg + 20 ml/kg diatas 20 kg/hr Na : 3 Meq/kg/hr 2
K : 2,5 Meq/kg/hr 2
Menghitung kebutuhan cairan/hari Metode 1: Kebutuhan cairan/hari= BB x 25-35 mL *25 mL/kgpasien CHF; 30 mL/kgrata-rata orang dewasa; 35 mL/kgpasien infeksi/ luka kebutuhan elektrolit Sodium (Na) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari Potassium (K) : 1-2 mEq/100 mL H2O/ hari Chloride (Cl) : 2-3 mEq/100 mL H2O/ hari Metode 2: 10 kg pertama : kalikan dengan 100 mL cairan 10 kg berikutnya : kalikan dengan 50 mL cairan Setiap tambahan/ kg : kalikan 15 mL cairan Metode 3: 1 mL/kcal intake= ml cairan yang dibutuhkan per hari Metode 4: (kg BB-20) x 15 + 1500=mL/hari Metode 5: Dewasa normal :30-35 mL/kg BB Dewasa berusia 55-75 tahun : 30 mL/kg BB Dewasa berusia > 75 tahun : 25 mL/kg BB
Terapi cairan Resusitasi mengganti kehilangan akut. Penggantian deficit kristaloid dan atau koloid. Rumatan memasok kebutuhan harian. Kebutuhan harian kristaloid.
Kebutuhan cairan rumatan: Berat Kecepatan 10 kg pertama 4 ml/kg/jam 10-20 kg berikutnya tambahkan 2 ml/kg/jam Di atas 20 kg tambahkan 1 ml/kg/jam
Kehilangan cairan normal: IWL (paru 400 ml/hari dan kulit 600 ml/hari) Standar kehilangan IWL Neonatus : 30 ml/kgBB/hari Bayi : 50-60 ml/kgBB/hari Anak : 40 ml/kgBB/hari Remaja : 30 ml/kgBB/hari Dewasa : 20 ml/kgBB/hari Feses 100 ml/hari Produksi urin ( > 0,5 1 ml/kgBB/jam) Standar volume urin Neonatus : 10-90 ml/kgBB/hari Bayi : 80-90 ml/kgBB/hari Anak : 50 ml/kgBB/hari Remaja : 40 ml/kgBB/hari Dewasa : 30 ml/kgBB/hari
Perubahan kebutuhan cairan Kebutuhan cairan meningkat jika: Demam (peningkatan 1 0 C tambah 12%) Muntah, diare Gagal ginjal output berlebihan Diabetes insipidus Luka bakar Shock Takipnea Kebutuhan cairan menurun jika: Gagal jantung kongestif Ventilasi mekanik Paska bedah Gagal ginjal Tekanan intrakranial tinggi SIADH
Komplikasi pemberian cairan: Sistemik: Kelebihan cairan tubuh Kekurangan cairan tubuh Kelainan elektrolit Kelainan gula darah Emboli udara Lokal: Flebitis Infeksi
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit : - Dehidrasi (isotonic, hipernonik, hipotonik) - Edema - Intoksikasi air Stage syock hipovolemik