Sie sind auf Seite 1von 68

4/07/2014

CIVIL WORK INSPECTION


DAFTAR ISI
4/07/2014 2 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
A. RW Site Construction - Rules and Responsibilities
B. Quality Implementation Process
C. Earthwork Inspection
D. Concrete Work Inspection

4/07/2014 3 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
A. RW Site Construction - Rules and Responsibilities

a. RW Construction Supervisor :

Clausal 3 : Ensure that the construction scope of work of Companys contractors is completed in
accordance with construction specification and contract requirement

b. RW QA/QC Inspector :
QA/QC Inspector Civil, Building and Structure is RW subject matter expert within Civil, Building
and Structure construction execution and maintenance projects. Responsibilities include
inspection and to some extend supervision of discipline activities.
QA/QC Inspector Civil, Building and Structure shall perform inspection as per Contractors
Inspection and Test Plan (ITP) and ensure that construction activities within area of responsibility
on Companys new and existing facilities is performed to meet drawings, applicable codes and
standards.
Assist Company to oversee execution and to validate results of testing on civil, building and
structural works, including but not limited to : soil compacting, concrete foundations, wellpad,
road & paving, concrete lined pit, buildings, various shelters, platforms, ladders etc.
Work closely with Company to support fulfillment of project quality requirement for construction
and pre-commissioning activities related with Civil, Building and Structure.
Make regular inspection report (QC) and distribute it to Company's distribution list.
Give subject matter inputs to Improvement Registers on a regular basis.
Issue Non-Compliance reports as when required for Contractors non-compliances and place
these in RW non-compliance register.

4/07/2014 4 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
1. Planning the
Work
2. Work the
Plan
3. Documenting
the work
RW Quality Org
CPI Contractor
Quality Org
1. Review and approve Quality
Plan
2. Review Procedures
3. Review the ITP
4. Review Quality Personnel
1. Develop Quality Plan
2. Develop Procedures
3. Develops the generic ITP
4. Establish Quality
Organization
1. Quality Assurance
2. Site Surveillance
3. Priodically Audits
Implementation of the
Quality Plan,
Procedures, ITPs
Assure and Audit Quality
Records Documentation
Records of Inspection
and Testing Report,
Projects Document
B. Quality Implementation Process
4/07/2014
C. EARTHWORK INSPECTION
4/07/2014 6 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Earthwork :
1. CPI Specification, CPI Procedure,
Standard and Code References
2. AFC Drawing
3. Material yang akan digunakan
4. Equipment
5. Testing




4/07/2014 7 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
1. CPI Specification, CPI Procedure, Standard and Code
references
CPI Specification & Procedure


Standard and Code
AASHTO (American Association of State Highway and
Transportation Officials)
ASTM (American Society for Testing and Materials)
4/07/2014 8 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
2. AFC Drawing
Bench mark reference
Existing construction area
Soil Resource
Total of Density Test requirement

4/07/2014 9 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
PENGENDALIAN MUTU PEKERJAAN TANAH TIMBUNAN
Dimana saja Quarry
yang ada
INVESTIGASI SUMBER
MATERIAL
SAMPLING
Pengambilan contoh
tanah terganggu
(disturbed sample)
UJI LABORATORIUM
Atterberg limit (LL, PL)
Gradasi
Modified Proctor test
CBR laboratory
SELEKSI MATERIAL
LL < 50 %
PI < 25 %
CBR Design > CBR Spec
UJI COBA
PEMADATAN LAPANGAN
(TRIAL COMPACTION)
Material sesuai
seleksi
Alat pemadatan
Akan dicari jumlah
lintasan yang
diperlukan
KOREKSI AKIBAT
BUTIR KASAR
Akibat adanya perbedaan
antara sample (lolos No.4)
dengan material
dilapangan
PELAKSANAAN
PEMADATAN
DILAPANGAN
Sesuai hasil Proctor dan
Trial Compaction
KONTROL KEPADATAN
Uji Sand Cone
d lapangan
d lab
X 100% > 95%
3. Materials yang akan digunakan
4/07/2014 10 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
SOIL SIEVE ANALYSIS
(BATAS-BATAS UKURAN TANAH)
UKURAN2
/ SIEVE
NO / INCH
No.200 No.40 No.10 No.4 3/8 3/4 1 3 12
mm 0,002 0,075 0,425 2,00 4,75 9,5 19,1 25 75 320
UNIFIED SOIL
CLASSIFICATION
SYSTEM

ASTM D 2487
GAMBUT /
PEAT
(HIGHLY
ORGANIC
SOILS)
LEMPUNG (CLAY)
PLASTICITY
PI > 4
LANAU
(SILT)
NON
PLASTIC
PI < 4
HALUS /
FINE
SEDANG /
MEDIUM
KASAR /
COURSE
HALUS /
FINE
KASAR /
COURSE
KERAKAL /
lebih besar
dari jeruk /
COBBLES
BERANGKAL /
BATU BESAR /
lebih besar dari
bola basket /
BOULDERS / LL <= 50 % and
LL > 50 %
PASIR / SAND / FINE
AGGREGATE
50 % >= passes No.4
KERIKIL / GRAVEL / SPLIT /
COURSE AGGREGATE
50 % >= retained No.4
FINE GRAINED SOILS ( 50 %
> PASSES No.200 )
COURSE GRAINED SOILS ( 50 % > RETAINED No.200 )
AASHTO
T 146 70
T 88 70
M 145
GAMBUT /
PEAT
(HIGHLY
ORGANIC
SOILS)
LEMPUNG
(CLAYEY
SOILS)
PI >= 11
LANAU
(SILTY SOILS)
PI <= 10
HALUS /
FINE
KASAR /
COURSE
HALUS /
FINE
SEDANG /
MEDIUM
KASAR /
COURSE
KERANGKAL /
BERANGKAL /
COBBLES &
BOULDERS
PASIR / SAND /
FINE AGGREGATE
KERIKIL / GRAVEL / SPLIT /
COURSE AGGREGATE
SILT-CLAY MATERIALS
> 35 % PASSING THE 0,075
MM SIEVE (No.200)
GRANULAR MATERIALS
35 % OR LESS PASSING THE 0,075 MM SIEVE (No.200)
4/07/2014 11 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
UNIFIED SOIL CLASSIFICATION SYSTEM (ASTM D 2487)
BASE ON MIXED SOILS
4/07/2014 12 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
IDENTIFY SILT AND CLAY SOILS BASE ON (ASTM D 2488) -
VISUAL EXAMINATION AND MANUAL TEST PROCEDURES
4/07/2014 13 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Istilah istilah dalam soil engineering
4/07/2014 14 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 15 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 16 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 17 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 18 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
AASHTO Soil Classification System (AASTHO M 145)
4/07/2014 19 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Klasifikasi Tanah untuk Lapisan Tanah Dasar Jalan Raya
(Sistem AASHTO)
Klasifikasi Umum
Tanah berbutir
(35% atau kurang dari seluruh contoh tanah lolos ayakan No. 200)
Klasifikasi kelompok
A-1
A-3
A-2
A-1-a A-1-b A-2-4 A-2-5 A-2-6 A-2-7
Analisis ayakan (%
lolos)
No. 10
No. 40
No. 200


Maks 50
Maks 30
Maks 15



Maks 50
Maks 25



Min 51
Maks 10




Maks 35




Maks 35




Maks 35




Maks 35
Sifat fraksi yang lolos
ayakan No. 40
Batas cair (LL)
Indeks plastisitas (PI)



Maks 6



NP


Maks 40
Maks 10


Min 41
Maks 10


Maks 40
Min 11


Min 41
Min 11
Tipe material yang
paling dominan
Batu pecah, kerikil dan
pasir
Pasir halus
Kerikil dan pasir yang berlanau atau
berlempung
Penilaian sebagai
bahan tanah dasar
Baik sekali sampai buruk
4/07/2014 20 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Tujuan dari Proporsi grading tertentu yaitu meningkatkan daya dukung campuran timbunan.
4/07/2014 21 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 22 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Klasifikasi Agregat Timbunan
Klasifikasi
Golongan AASHTO
Klasifikasi Umum
maks
(
d
t/m
3)

w optimum
(%)
Penggunaan untuk
penimbunan
A 1 a
A 1 - b
Bahan berbutir 1,84 2,27 7 - 15 Baik sekali
A 2 4
A 2 5
A 2 6
A 2 - 7
Bahan berbutir
mengandung tanah
1,76 2,16 9 - 18 Cukup baik sekali
A 3
A 3a
Pasir halus dan
pasir
1,76 1,84 9 - 15 Cukup baik
A 4a
Lanau kepasiran
dan lanau
1,52 2,08 10 - 20 Agak Buruk
A - 5
Lanau dan
lempung elastis
1,36 1,60 20 - 35
Kurang
memuaskan
A 6a
A 6b
Lanau - lempung 1,52 1,92 10 - 30 Agak Buruk
A 7 - 5
Lempung kelanuan
elastis
1,36 1,60 20 - 35
Kurang
memuaskan
A 7 - 6 Lempung 1,52 1,84 15 30 Cukup baik
4/07/2014 23 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4. Equipment will be used
- Sheepfoot Compactor 10 ton
- Smooth Drum Compactor
10 ton
- Excavator 0,8 m
3
- Motor Grader 120 HP
- Dozer

4/07/2014 24 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Jenis Tanah
Tanah berbutir halus Tanah Kerikil


Jenis
penggilas
Lempung Lanau
Pasir kelanauan
& Pasir
kelempungan
Pasir
Plastis
Tidak plastis
Berbutir besar-
besar
Gradasi baik Gradasi buruk
Gradasi
baik
Gradasi buruk
Penggilas
roda tiga
dan
penggilas
tandem
Untuk lapis penutup permukaan
Untuk lapis
yang tipis
Jangan di
pergunakan
Jangan di
Perguna
kan
P
e
n
g
g
i
l
a
s

g
e
t
a
r

y
a
n
g

b
e
r
a
t

d
e
n
g
a
n

p
e
n
g
g
i
l
a
s

P
n
e
u
m
a
t
i
k

y
a
n
g

b
e
r
a
t

Hasilnya
belum cukup
baik
Jangan di
perguna
kan
Penggilas
Sheef Foot
dan Pad
Roller

Baik

Jangan dipergunakan
Bisa di
gunakan asal
plastis tinggi
dan men
gandung
butiran
besar sedikit
Jangan belum
gunakan
Jangan di
Perguna
kan
Grid Roller
Jangan dipergunakan

Jangan dipergunakan
Asal ada
butiran
pecahan
Hasilnya
belum cukup
baik
Baik asal
bahan-bahan
tidak keras
Penggilas
Pneumatik
Baik (jika roda ban) hanya masalah jejak
roda

Baik
Kemungki
nan
masalah
jejak
Baik Baik
Tidak baik
harus dipakai
yang berat
Penggilas
getar
Jangan dipergunakan baik Baik
Cukup
baik
Baik jika
plastis
tendah
Tidak baik
kemungkinan
segregasi
Baik jika sangat
berat
Jenis tanah & jenis penggilas
4/07/2014 25 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
5. Testing
a. Di Laboratorium
4/07/2014 26 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
INDEX PROPERTIES :
- Batas ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT) ASTM D4318

Batas Cair (Liquid Limit LL) , adalah nilai kadar air pada
tanah saat Keadaan Cair ke Keadaan Plastis (ASTM D423)

Batas Plastis (Plasticity Limit PL) , adalah nilai kadar air
pada tanah saat Keadaan Plastis ke Keadaan Setengah
Plastis (ASTM D424)

Indeks Plastisitas (Plasticity Index PI) , adalah
menyatakan lebar daerah nilai kadar air dimana tanah
berada dalam keadaan plastis

PI = LL PL

Sifat plastis yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
mengurangi daya dukung lapisan timbunan
4/07/2014 27 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
KADAR AIR
DARI TANAH



KEADAAN
TANAH
MAKIN KERING
KEADAAN
PLASTIS
KEADAAN
CAIR
KEADAAN
SETENGAH
PLASTIS
KEADAAN
PADAT
KERING BASAH
Di test dengan :
1. Sieve Analysis Gradation (proportion).
Digunakan untuk mengecek gradasi dari :
- Gravel (ASTM C136 & AASHTO T27)
- Sand (ASTM C136 & AASHTO T27)
- Silt & Clay

2. Analisa Hydrometer (ASTM D422 & AASHTO T88).
Digunakan untuk mengecek distribusi fraksi
dari Silt & Clay (tanah yang lolos saringan
No.200 atau 0,075 mm)
4/07/2014 28 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
DISTRIBUSI CAMPURAN TANAH :
4/07/2014 29 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 30 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
MECHANICAL PROPERTIES :
- Compaction Test di Laboratorium
Pengetesan jenis tanah dengan Modified Proctor Test ASTM D1557 (sesuai CPI Spec. PP-
CI-GG-001 General Earthwork) untuk setiap 1000 m
3
volume tanah timbunan atau jika ada
perubahan tipe tanah dan warna.
ASTM D698 & AASHTO T99 ASTM D1557 & AASHTO T180
4/07/2014 31 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Proctor Test Equipment
4/07/2014 32 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
100%
saturation
Water content w %
D
r
y

d
e
n
s
i
t
y
,

d max

Line of
optimums

a c
Increase
compaction
energy
b
(w
opt
,
d max
)
Dari Modified Proctor test
didapatkan Maximum Dry Density
dengan Water Content Optimum.
Dimana Water Content Optimum ini
sebagai pembanding pengetesan
kepadatan lapisan timbunan di
lapangan dengan menggunakan
salah satunya Sand Cone Test.
4/07/2014 33 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
b. Di Lapangan
Sand Cone Test (ASTM D1556) :
- Pengetesan kepadatan lapisan tanah timbunan di lapangan (setiap 840 m
2
) untuk setiap ketebalan 25 cm minimum 2 test
- Terdiri dari sebuah botol plastik atau kaca dengan sebuah kerucut logam dipasang diatasnya. Botol plastik dan kerucut ini
diisi dengan pasir Ottawa kering bergradasi buruk. Berat dari tabung, kerucut logam, dan pasir yang mengisi botol telah
tertentu (=W
1
).
- Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4 liter.
- Corong (kerucut) kalibrasi pasir diameter 16.51 cm dan tinggi 13.65 cm.
- Pelat untuk corong pasir ukuran 30.48 cm X 30.48 cm dengan lubang berdiameter 16.51 Cm.
- Peralatan lainnya seperti : Palu, sendok, kuas, pahat dan peralatan lainnya untuk pengujian Kadar air.
- 1(satu) buah timbangan kapasitas 10 Kg dengan ketelitian 1,0 gram (stiker kalibrasi masih berlaku).
- 1(satu) buah timbangan kapasitas 2610 gr dengan ketelitian sampai 0.1 gr. (stiker kalibrasi masih berlaku)
- Persyaratan untuk pasir : harus keras , kering dan bisa mengalir bebas, tidak mengandung bahan pengikat dan bergradasi
lolos no.10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no.200 (0.075 mm).
- Di lapangan, dengan memakai template pelat yang ada, sebuah lubang lingkaran kecil digali pada permukaan tanah yang
telah dipadatkan sedalam 10 cm. Bila berat tanah basah yang digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (=W
2
) dan kadar
air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah lubang (=W
3
) dapat dicari sebagai berikut :
W
3
= W
2 tanah basah lubang
Dimana w = kadar air

.
W2 = berat tanah basah lubang

1 + w(%) W3 = berat tanah kering lubang
.
100

4/07/2014 34 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
- Setelah lubang tersebut digali (tanah asli ditimbang seluruhnya), kerucut dengan botol
berisi pasir diletakkan di atas lubang itu. Pasirnya dibiarkan mengalir keluar dari botol
mengisi seluruh lubang dan kerucut. Sesudah itu, berat dari tabung, kerucut, dan sisa
pasir dalam botol ditimbang (=W
4
). Jadi

W
5
= W
1
W
4

volume dari lubang yang digali dapat ditentukan sebagai berikut :
V lubang = W
5
W
c

d
(pasir)
Dimana :
W
1
= berat pasir awal + botol + kerucut
W
4
= berat pasir sisa + botol + kerucut
W
5
= berat dari pasir yang mengisi lubang +
kerucut
W
c
= berat pasir yang mengisi kerucut
saja
d
(pasir)
= berat volume kering dari pasir
Ottawa yang dipakai.
d tanah lab = dari hasil modified proctor test

(MDD modified dry density)

Uji Sand Cone =
d tanah lubang
d tanah lab
X 100% > 95%
d tanah lubang = W
3
V lubang
4/07/2014 35 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 36 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Speedy Test :
Alat untuk mengukur kadar air dari tanah.
4/07/2014 37 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
CBR SOAKED :
Pengetesan daya dukung contoh tanah yang terendam di air.
4/07/2014
D. CONCRETE WORK INSPECTION
4/07/2014 39 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
CONCRETE WORK :

a. CPI Specification, CPI Procedure, Standard and code references
b. AFC Drawing references
c. Urutan Pekerjaan Concrete
d. Material yang digunakan
e. Concrete Mix Design
- Cement
- Admixtures
- Water
- Fine Aggregate
- Course Aggregate
f. Concrete Testing
g. Formwork bekisting
h. Rebar tulangan concrete
4/07/2014 40 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
a. CPI Specification, CPI Procedure, Standard and Code references
CPI Specification & Procedure
SP-CI-CC-001 - concrete work specification
SP-CI-CC-004 - concrete mix design
SP-CI-GG-002 - general spec for civil & structure
PP-CI-CC-005 - Anchor Bolt Setting (For Foundation)
PP-QC-GG-002 & attachment QAQC procedure
PP-CI-GG-005 - civil inspection & testing services
Standard and Code
AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials)
ASTM (American Society for Testing and Materials)
ACI (American Concrete Institute)
ACI SP-2 - Manual of Concrete Inspection
ACI 117 - Specifications for Tolerances for Concrete Construction and Materials
ACI 211.1 - Standard Practice for Selecting Proportions for Normal, Heavyweight, and
Mass Concrete
ACI 301 - Specification for Structural Concrete
ACI 302.1R - Guide for Concrete Floor and Slab Construction
ACI 304R - Guide for Measuring, Mixing, Transporting and Placing Concrete
ACI 318/318R - Building Code Requirements for Structural Concrete

4/07/2014 41 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
b. AFC Drawing
Bench mark reference
Existing construction area if any
Mutu beton
Mutu rebar
Gambar Detail Penulangan

4/07/2014 42 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
c. Urutan Concrete Work terdiri dari :
- Material concrete yang dibutuhkan
- Kuat Tekan yang diinginkan
- Proporsi campuran concrete
- Rencana dan persiapan lapangan
- Pemesanan concrete
- Transportasi and penempatan concrete
- Alat bantu concrete
- Pemadatan concrete
- Finishing concrete
- Penyelesaian permukaan concrete
- Curing concrete
- Testing concrete

Mutu concrete tergantung dari :
Material concrete yang dipakai
Job mix design
Pelaksanaan Pouring concrete di lapangan
4/07/2014 43 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
d. Material Concrete yang digunakan terdiri dari :
Semen
Water
Aggregat halus dan aggregat kasar
Admixtures (jika diperlukan)
Kegunaan menghitung proporsi Campuran concrete yaitu memastikan bahwa concrete
yang dihasilkan mudah dalam :
Transportasi
Penempatan
Pemadatan
Finishing
Jika diperlukan memakai admixture untuk mengatur waktu pengerasannya
Setiap mutu concrete berbeda proporsi dari semen, air dan aggregatnya
Concrete yang sudah mulai mengeras sulit dalam transportasi, penempatan, pemadatan dan
penyelesaian akhir dari concrete. Jika pelaksanaan tidak benar, concrete yang dihasilkan tidak
sesuai dengan kuat tekan yang diharapkan. Test Slump concrete dapat dilakukan untuk
mengecek kekentalan dari beton baru.
4/07/2014 44 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Karakteristik dari concrete terdiri dari :
Workability (kemudahan dalam pelaksanaan)
Cohesiveness (campuran yang menyatu)
Strength (kekuatan)
Durability (ketahanan)

Cohesiveness (campuran yang menyatu) :
Seberapa besar concrete bercampur dan menyatu
menjadi satu dalam keadaan plastic
Dimana dihasilkan dari proporsi dari aggregat halus dan
kasar yang well-graded

Concrete baru memiliki 3 (tiga) phase :
Plastic
Setting
Hardening
4/07/2014 45 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Phase Plastic :
Dimana pada phase ini, concrete mudah dibentuk, penempatan dan
pemadatan
Pada phase ini concrete mudah dalam pelaksanaan dan menyatu,
Dimana pekerja masih boleh membenamkan kaki

Phase Setting :
Concrete mulai mengeras.
Dimana concrete telah dilakukan pemadatan dan dalam masa finishing
Concrete yang masih belum mengeras, mudah dalam penempatan, tapi belum
bisa di finishing
Pekerja tidak boleh lagi menginjakkan kaki ke dalam concrete

Phase Hardening / Mengeras :
Dimana concrete sudah mengeras.
4/07/2014 46 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
e. Concrete Mix Design :
Proporsi Campuran Concrete (ACI 301, ACI 211 and ACI 318/318R) :
Campuran Concrete baru harus dibuat perhitungan trial mix design dan sample concretenya juga harus
direndam sebelum dilakukan compressive strength test (ASTM C157 and ASTM 490).
Campuran Concrete baru harus dibuat sesuai peruntukan di lingkungan mana
Proporsi dari setiap material yang didapat dilakukan melalui perbandingan berat bukan perbandingan
volume.
Concrete Batch Plant (ASTM C94, C685 and ACI 304) :
Pastikan Batch Plant telah terkalibrasi dan masih berlaku (termasuk semua timbangan dan temperatur
gauge yang dipakai)
Pastikan tempat penyimpanan pasir dan gravel tidak tercampur dengan material lain.
Dilakukan pengukuran dan perhitungan secara periodik kadar air yang terkandung dalam pasir dan
gravel
Pastikan kebersihan dan kondisi di dalam drum mixer truck dalam keadaan baik dan bebas dari material
lain.
Pastikan keadaan Semen Silonya, tidak terganggu oleh cuaca luar maupun temperatur pada waktu
pengiriman dan dilengkapi dengan sertifikat.
Memiliki laboratorium untuk pengetesan material concrete yang dipakai (semua alat test terkalibrasi dan
masih berlaku)
4/07/2014 47 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Hydrolik Semen :
Mengacu ke ASTM C150 (standard specification for portland cement)
Makin besar kandungan semen dalam campuran Concrete, makin besar kuat tekan concretenya.
The blended cement terdiri dari portland cement dan lebih dari 5% yang terdiri dari fly ash, ground slag,
silica fume
Semen jika dicampur dengan air menjadi pasta. Dimana pasta ini berfungsi sebagai pengikat penyatu dari
semua aggregat concrete.
Semen dibagi menjadi :
Type I - GP (general purpose portland cement) utk konstruksi bangunan umum
Type II moderate SR (sulfate resisting cement) utk konstruksi bangunan, di lingkungan sulfat
sedang (0,10 - 0,20 %) dimana ppm = part per million = mg/l (milligram per liter of solution) = 0.0001
%
Type III - HE (high early strength cement) utk konstruksi bangunan, kuat tekan awal tinggi pada
fase permulaan setelah pengikatan terjadi
Type IV - LH (low heat of hydration of cement) utk konstruksi bangunan masif seperti dam gravitasi
besar, yg perlu lebih lambat meningkatnya kuat beton dibandingkan tipe I
Type V SR (sulfate resisting cement) - utk konstruksi bangunan, di lingkungan sulfat tinggi (lebih
dari 0,20 %) dimana ppm = part per million = mg/l (milligram per liter of solution) = 0.0001 %
Setiap tipe semen di atas, akan menghasilkan concrete yang berbeda, seperti seberapa cepat atau
lambat concrete mengeras
Pengetesan Cement hydraulic :
ASTM C109 standard metode test untuk compressive strength dari mortar semen hidrolik
ASTM C143 standard metode test untuk slump dari mortar dan concrete hydraulic cement
4/07/2014 48 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Air (ASTM C94/C94M , ASTM C114 , ASTM D512 , ASTM C602 and ASTM C1603) :
Air harus bersih dan bebas dari semua kotoran dan material kimia. Disarankan menggunakan
air yang dapat diminum (potable water)
Jika menggunakan non-potable water, dibuat mortar & di test kuat tekannya 7 hari dan 28 hari
sesuai ASTM C109 dengan hasil minimum 90 % memakai air sulingnya.
Kadar chloride tidak boleh lebih dari 0,15 % (by weight of cement) ASTM D512 atau 500 ppm
(ASTM C114)
Kadar sulfat tidak boleh lebih dari 3000 ppm (ASTM C114)
Kadar alkali tidak boleh lebih dari 600 ppm (ASTM C114)
Kandungan zat padat-total solids by mass tidak boleh lebih dari 50.000 ppm (ASTM C1603)
Jangan menggunakan air laut.
Penambahan air ke campuran concrete, akan mengurangi kekuatan concrete.
Campuran concrete yang memiliki kadar air tinggi, akan mengurangi kelekatan dari masing
masing aggregat.
Water to Cement Ratio (W/C) :
Jika perbandingan Air dengan Semen besar, maka strength dan durabilitynya berkurang.
Artinya terlalu banyak air dibandingkan dengan Semen.
W/C = 20 liter / 40 kg = 0.5 , dimana berat 1 liter air adalah 1 kg
Jadi makin kecil rasionya , makin besar strength Concretenya.
CPI Spec maksimum untuk struktur penahan air W/C = 0,4, untuk struktur lain W/C = 0,45
Admixtures (ASTM C494 and ACI 212-3R-91) :
Admixture dicampurkan ke dalam campuran concrete, yang berguna untuk mengubah sifat
dari concrete. Mengubah waktu setting dan pengerasan dari Concrete. Contohnya water
reducer accelerator (ASTM C494 type E & C-non-corrosive, non choride-speed up the
hydration of concrete) dan water reducer retarder (ASTM C494 type D-slow the hydration of
concrete)
4/07/2014 49 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 50 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Aggregate (ASTM C33) :
ASTM C33 spesifikasi standard untuk aggregat concrete
Ada dua tipe yaitu :
coarse aggregate / aggregat kasar / batu pecah / split / gravel
aggregat halus (pasir).
Dimana aggregatnya harus kuat dan keras, bersih dari kotoran dan tanah clay, well graded dan mempunyai minimal 3 sudut pecah
(khusus aggregat kasar)
Test Aggregat :
ASTM C29 standard test method for bulk density unit weight and void in aggregate
ASTM C40 standard test method for organic impurities in fine aggregates for concrete using 3 % (by weight) sodium hydroxide in clear
glass bottle, after shaking, allow the sample to stand 24 hour
ASTM C88 standard test method for soundness of aggregates by use of sodium sulfate or magnesium sulfate (more acid) :
Coarse aggregate % loss less than 12 % (sodium sulfate) and 18 % (magnesium sulfate)
Fine aggregate % loss less than 10 % (sodium sulfate) and 15 % (magnesium sulfate)
ASTM C117 - material finer than no 200 (75 um) by washing
ASTM C127 standard test method for specific gravity and absorption of coarse aggregate
ASTM C128 - standard test method for Specific Gravity and Absorption of Fine Aggregate (berat jenis bulk, berat jenis SSD & berat jenis
semu-apparent)
ASTM C131 - standard test method for Resistance to Degradation of Small Size Coarse Aggregate by Abrasion and
Impact in the Los Angeles Machine
ASTM C136 - standard test method for Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregate
ASTM C142 standard test method of clay lump & friable particles of Fine and Coarse Aggregate
ASTM C556 standard test method for water content of aggregate
ASTM D2419 standard test method for sand equivalent of fine aggregate
ASTM D4791 standard test method for percentage elongation of course aggregate (butir panjang)
BS812 Part 105.1 standard test method for percentage flakiness of course aggregate (butir kepipihan)
4/07/2014 51 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Planning dan Site Preparation :
Pastikan lokasi yang akan di concrete sudah di cek
Pastikan prosedur pelaksanaan Concrete sudah dibuat
Pastikan pekerja menggunakan PPE yang sesuai
Pastikan alat bantu ada di lapangan dan bekerja dengan baik
Pastikan menggunakan plastik untuk dasar dari penempatan concrete
Pastikan Access jalan tidak mengganggu pengiriman concrete
4/07/2014 52 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Order concrete (ASTM C94) :
Siapkan doket untuk :
Catat nama dan lokasi dari batch plant
Catat nama dan lokasi tempat yang akan di concrete
Catat tanggal pengiriman dan No Polisi Mixer Truck
Catat Nama Proyek
Catat Jumlah volume pengiriman concrete
Catat Mutu Concrete
Catat waktu datang dan selesainya pengiriman concrete
Catat jika ada pemakaian admixtures
Catat temperatur concrete
Catat Slump
Pastikan order concrete dilebihkan 10% , untuk menghindari kurangnya concrete yang dikirim
Pengiriman concrete :
Pastikan perencanaan untuk menghindari :
Delay
Segregasi
Sisa concrete
Perlu diperhatikan :
Jumlah mixer truck yang akan mengirim concrete
Tersedia concrete pump jika lokasi membutuhkan
Jika dibutuhkan bucket misal excavator dan lain - lain
Talang beton
4/07/2014 53 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Pengecoran concrete :
Pastikan pekerja dan alat bantu ada di lapangan sebelum concrete
datang
Pastikan tulangan beton dan area formwork telah bersih , jika perlu
disiram dengan air dan di-compressor atau di-vacuum.
Jangan tambahkan air ke campuran concrete yang datang
Pada waktu pengecoran, pastikan tidak merusak tulangan beton dan
formwork
Jangan gunakan concrete vibrator untuk mendorong adukan concrete,
karena akan terjadi segregasi.
Pastikan temperatur concrete di bawah 90
o
F (32
o
C) - ACI 318-02 dan
ASTM 1064/1064M
Pastikan Air Content 1.5 % (ASTM C231 & AASHTO T-152 -
metode pressure) , AASHTO T-196 & ASTM C173 - metode
volumetric)
Hal hal yang perlu diperhatikan :
Segregasi adalah terjadinya pemisahan antara aggregat kasar, halus
dan pasta semen. Segregasi dapat terjadi pada waktu pencampuran,
pengiriman, pengecoran dan pemadatan. Dimana dengan adanya
segregasi membuat concrete menjadi :
Strengthnya menurun
Durabilitynya menurun
Menghasilkan permukaan concrete yang tidak sempurna
4/07/2014 54 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Pemadatan concrete :
Pemadatan dilakukan dengan concrete
vibrator. Dimana berguna untuk
menghilangkan udara yang terperangkap
dalam campuran concrete
Tempatkan vibrator vertikal ke campuran
concrete secepatnya dan tarik dengan
perlahan agar tidak terjadi lubang yang tak
terisi concrete
Pastikan dipadatkan secara overlap
sehingga semua area tercover.
Pastikan vibrator cukup panjang untuk
mencapai semua area pengecoran
concrete.
Usahakan vibrator tidak mengenai
formwork.
Usahakan vibrator tidak mengenai
tulangan concrete
Jangan gunakan vibrator untuk menggeser
campuran concrete tapi gunakan skop
Jika menggunakan vibrator ukuran antara
25-75 mm, campuran concrete boleh di
vibrator selama 5 15 detik.
Pastikan jumlah pekerja cukup, baik untuk
pengecoran dan pemadatan.
Lakukan pemadatan concrete hanya pada
phase campuran concrete masih plastis.
4/07/2014 55 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Finishing concrete (ACI 302.1R) :
Finishing adalah meratakan dan menghaluskan permukaan concrete sesuai
dengan keinginan kita.
Finishing dibagi dalam dua phase :
Initial finishing -
Dimana Concrete pertama kali diratakan dan dihaluskan sesuai
elevasi yang diinginkan
Air yang muncul ke permukaan pada tahap ini dinamakan bleed water.
Finishing belum selesai dilakukan sampai bleed water dihilangkan.
Mencampurkan dengan lapisan pasta permukaan akan melemahkan,
atau membuat permukaan menjadi berdebu
Bleed water dapat dihilangkan dengan membuangnya.
Jangan mencoba mengeringkan dengan debu batu atau semen ,
dimana ini akan melemahkan permukaan concrete itu sendiri.
Ketika bleed water sudah tidak ada , maka final finishing dapat
dimulai.
Final finishing -
Pada phase ini dapat dilakukan trowelling, pembentukan pinggiran,
motif pada permukaan concrete. Ada juga pengerjaan pewarnaan
pada phase ini.
4/07/2014 56 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 57 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Curing Time untuk concrete (ASTM 318-99 & ACI 308R) :
Curing artinya menutup permukaan concrete yang mulai mengeras
agar tetap basah atau tidak terjadi penguapan dengan cepat.
Memberikan kesempatan antara concrete lapis bawah dan atas
mengeras bersamaan.
Curing dilakukan setelah final finishing selesai
Curing time untuk pemakaian semen tipe I dan II selama 7 hari.
Kenapa dilakukan curing :
Mengurangi retak rambut
Meningkatkan kedap air
Durability tinggi.
Meningkatkan kekuatan
Cara melakukan curing :
Menggunakan curing compound (ASTM C309)
Atau basahi dan rendam permukaan concrete dengan air.
Menutupi dengan lembaran plastik (ASTM D2103). Lembaran plastik
dapat dipasang overlap. Pastikan selalu dicek agar permukaan
concrete tetap basah. Bila perlu siram kembali dengan air dan tutup
kembali dengan plastik
Minimum 7 hari
4/07/2014 58 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
f. Testing Concrete :
1. Slump Test (ASTM C143 and AASHTO T119) :
Test Slump untuk mengecek kekentalan campuran concrete. Dimana
berguna pada proses pengecoran dan pemadatan.
Test Slump dilakukan dengan alat kerucut terpancung.
2. Compressive strength test (ASTM C31 & C39 & AASHTO T22 & AASHTO
T-152) :
ASTM C31 standard test method for making and curing concrete test
specimens in the field (5 sampel per 100 m3, 2 sampel utk 7 hari, 1 sampel
utk 14 hari & 2 sampel utk 28 hari)
ASTM C39 standard test method for compressive strength of cylindrical
concrete specimens
Sampel Concrete diambil dari pengiriman campuran concrete dengan dua
cara :
Sampel diambil setelah pengecoran sebesar 0.2 m
3

Sampel diambil dari tiga concrete mixer truck
Pada cetakan sampel concrete , di atasnya dibuat marking tanggal
pengecoran.
Dibuatkan beberapa sampel concrete sesuai jumlah volume yang akan di
concrete dan tanggal pengetesan yang diinginkan.
4/07/2014 59 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 60 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
f.1. Concrete Slump Test dan Tools :
Corong Slump berbentuk kerucut terpancung, dengan ukuran diameter atas 10 cm, diameter bawah
20 cm dan tinggi 30 cm
Skop
Batang besi (panjang 600 mm X diameter 16 mm )
Mistar atau meteran
Pelat besi untuk dasar Test Slump (500 mm X 500 mm)
Tata cara melakukan Slump Test :
Alat Slump harus bersih.
Kumpulkan campuran concrete yang akan di test sehingga tidak terjadi segregasi.
Injak kuping bawah alat Slump dan isi 1/3 tinggi kerucut lalu padatkan dengan menggunakan batang
besi sebanyak 25 kali
Pemadatan dilakukan dari pinggir keliling kerucut kemudian ke tengah
Kemudian isi kembali sampai 2/3 bagian kerucut dan padatkan dengan batang besi sebanyak 25 kali
hanya sampai permukaan lapis pertama.
Isi kembali sampai top kerucut dan padatkan dengan batang besi 25 kali hanya sampai permukaan
lapis kedua. Penuhkan sampai meluber dan ratakan dengan menggunakan batang besi
Bersihkan keliling sekitar kerucut dari sisa campuran concrete, Perlahan lahan injakan kaki di lepas.
Perlahan lahan kerucut diangkat ke atas dan jangan terjadi pergerakan ke kanan kiri.
Balikkan posisi kerucut disamping sampel concrete dan tempatkan batang besi di atas kerucut
Ambil tiga pengukuran dan hitung rata - rata
Jika hasil Slump kurang atau melebihi toleransi yang dipersyaratkan, pengiriman concrete di reject
(misal pondasi, slab dan wall persyaratannya 4 inch 1 inch)
4/07/2014 61 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
f.2. Compressive strength test :
Yang paling penting adalah pembuatan sampel concrete untuk pengetesan dengan benar.
Pengetesan dilakukan di Laboratorium
Beberapa sampel concrete diperlukan sesuai dengan jumlah volume concrete dan hari
pengetesan yang diperlukan ( 3 hari, 7 hari, 14 hari , 21 hari dan 28 hari).

Pembuatan Sampel Concrete dan alat bantu :
Bentuk Silinder (dia 150 mm X tinggi 300 mm) atau (dia 100mm X tinggi 200 mm) atau Kubus
(150 mm X 150 mm X 150 mm)
Skop
Batang besi (600 mm X 16 mm)
Pelat besi

Tata Cara pembuatan Sampel Concrete utk bentuk Silinder (di lapangan
ASTM C31 & di Lab ASTM C192 and AASHTO T126) :
Bersihkan Silinder dan lumasi dalamnya dengan olie
Kumpulkan sampel concrete sesuai ASTM C172
isi 1/3 tinggi Silinder lalu padatkan dengan menggunakan batang besi sebanyak 25 kali.
Padatkan pula dengan menggunakan palu karet.dipukul-pukulkan ke dinding silinder
Pemadatan dilakukan dari pinggir keliling Silinder kemudian ke tengah
Kemudian isi kembali sampai 2/3 bagian Silinder dan padatkan dengan batang besi sebanyak
25 kali hanya sampai permukaan lapis pertama.
4/07/2014 62 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Isi kembali sampai top Silinder dan padatkan dengan batang besi 25 kali hanya sampai permukaan lapis kedua. Penuhkan
sampai meluber dan ratakan dengan menggunakan batang besi
Bersihkan keliling sekitar Silinder dari sisa campuran concrete.
Beri tanda pada bagian atas sampel concrete yang sudah agak mengeras :
tanggal pengecoran
Lokasi pengecoran
mutu concrete yang dipakai
Tempatkan sampel concrete pada tempat yang teduh minimal 2 hari (initial curing temperatur 16 C dan 27C) sebelum
dikirim ke Lab.
Setelah cetakan sampel concrete dilepas, rendam dalam air (final curing temperatur 23 2C) sampai 1 hari sebelum
waktu pengetesan dilakukan (ASTM C31).
Concrete Compressive Test (ASTM C39-silinder) :
Untuk meratakan permukaan atas dan bawah sampel concrete, ditutupi dengan cap high strength sulfur / belerang
(ASTM C617 5,000 Psi atau lebih)
Equipment Concrete Compressive Strength Test harus terkalibrasi dan masih berlaku
Jika menggunakan sampel Kubus, hasil test compressive strength lebih dari yang dipersyaratkan
Jika menggunakan sampel Silinder, hasil test compressive strength lebih dari 0,83 yang dipersyaratkan
Umur 3 hari, hasil test compressive strength lebih dari 0,48 yang dipersyaratkan
Umur 7 hari, hasil test compressive strength lebih dari 0,65 yang dipersyaratkan
Umur 14 hari, hasil test compressive strength lebih dari 0,88 yang dipersyaratkan
Umur 21 hari, hasil test compressive strength lebih dari 0,96 yang dipersyaratkan
4/07/2014 63 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
g. Formwork / Bekisting :
Mengacu ke ACI 347 - Guide to Formwork for Concrete
Formwork yaitu tempat mencetak concrete ke bentuk yang kita inginkan. Setelah
concrete mengeras , formwork bisa kita bongkar
Persyaratan formwork :
Ukuran sesuai dengan construction drawing
Kuat
Dipegang dengan penyangga yang memadai
Dimana formwork tidak boleh terjadi bocor, berubah bentuk, bergerak, terutama
pada konstruksi yang besar
Permukaan dari formwork harus mulus , terutama untuk concrete yang expos
Pastikan formwork yang dibuat , dapat mudah dibongkar kembali
Mudah dalam pembentukan dan dapat digunakan lagi, asal tidak terjadi
kerusakan
Panel panel formwork harus dibuat sesuai perhitungan, dengan dipegang
oleh bracing/ penguat, sehingga tidak bergerak, tidak terlalu lebar & luas
Material untuk formwork dibuat dari kayu atau pelat besi. Dimana mudah
dibentuk jika dari kayu dan multiplek atau menggunakan pelat besi jika untuk
pemakaian berulang-ulang dengan jumlah banyak.
Formwork dapat dibuat di lapangan atau di Workshop.
Disyaratkan memakai Olie khusus untuk melapis permukaan Formwork.
Dimana memudahkan dalam pembukaan formwork setelah concrete mengeras,
sehingga formwork dapat dipakai kembali dan permukaan concrete yang
dihasilkan mulus.
4/07/2014 64 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
h. Rebar / Tulangan Concrete :
- Mengacu ke ASTM A 615/615M deformed and plain carbon steel bars for concrete
reinforcement
- Mengacu ke ACI 315 - details & detailing of concrete reinforcement
- Mengacu ke SNI 2007-2052-2002 - Baja tulangan beton
- Concrete hanya kuat menahan tekan dan lemah terhadap tarikan
- Tulangan Concrete berfungsi membantu concrete menahan terhadap tegangan tarikan dan
gaya geser juga sebagai penahan crack
- Di test sesuai ASTM A370
Persyaratan Rebar :
- Harus dilengkapi dengan salinan sertifikat Mill Test Report untuk setiap Heat Number dan
setiap diameter rebar, yang menunjukkan angka analisa Fisik dan Kimia
Untuk rebar dengan ukuran no.3 sampai no.11, satu test lengkung harus dilakukan pada
diameter terbesar untuk setiap Heat Number. Jika ditemukan 2 (dua) test lengkung gagal,
dimana terjadi crack, maka rebar tersebut di reject.
1 (satu) Tensile Test / Test Tarik harus dilakukan untuk masing-masing diameter setiap
2000 ton. Jika hasil dari Test Tarik yang terjadi 2000 Psi di bawah persyaratan ASTM A615
or 1000 Psi di bawah persyaratan Yield Point atau Elongation yang terjadi lebih dari 2%
yang dipersyaratkan, rebar tersebut di reject.
Perlu dilakukan pengecekan ukuran diameter, jarak antar rebar, cover beton, posisi dan
mutu dari rebar yang akan dipakai. Juga dicek bahwa rebar yang dipakai bebas dari minyak,
olie dan lain lain. Pastikan bahwa rebar telah terikat kuat dan jika perlu di pegang oleh
beton decking.
4/07/2014 65 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
Penandaan di rebar :
- Di batang ada huruf timbul SNI, ukuran
diameter nominal dan inisial pabrik
- Di ujung batang ada pewarnaan-mutu rebar
- Setiap kemasan ada label penning
4/07/2014 66 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
4/07/2014 67 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)
NO I T P
NO WORK
4/07/2014 68 C822444 COR PM PRE 0002 (7
th
November 2013)

Das könnte Ihnen auch gefallen