Sie sind auf Seite 1von 15

Berita Kedokteran Masyarakat

Vol. 24, No. 4, Desember 2008


halaman 176 - 190
176 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
HUBUNGANANTARAKECEMASANDENGANAKTIVITASDANFUNGSI
SEKSUALPADAWANITAUSIALANJUTDIKABUPATENPURWOREJO
RELATIONSHIP BETWEENANXIETYAND SEXUALACTIVITYAND FUNCTIONAMONG
OLDER WOMEN IN PURWOREJO DISTRICT
Lidia Hastuti, Muhammad Hakimi
2
, Djaswadi Dasuki
3
1
ProgramStudiKeperawatanMuhammadiyahPontianak
2,3
BagianIlmuKebidanandanPenyakitKandungan,FKUGM,Yogyakarta
ABSTRACT
Background:thedeclineofphysicalfunctionsinolderwomenspeciallytheorgansregardingtotheirsexuality
functions causes the changes on sexual responses at all phases (desire, plateau, orgasms and resolution
phases). Despite physiological factors, psychological factors such as anxiety can result in disorders in their
sexualactivityandfunction.Untilrecently,studiesonsexualactivityandfunctioninoldwomenarestillrareso
thatagoodstudyontheissueisneeded.
Objective: this study was undertaken to know the association between anxiety and sexual activity and
function among older women.
Method: it was an observational study with cross-sectional design. The subjects selected by cluster random
samplingwere6,698womenover50yearsofageobtainedfromthedataoflongitudinalsurveillancefromCHN-
RL,FacultyofMedicine,GMUinPurworejoDistrict.ThestudyinstrumentusedwasSAGEdevelopedbyWHO
andthedataanalysisusedwasStataprogramversion8.Thehypothesistestwasdonebyusingmultinominal
logistic regression test.
Results:fromtherespondentsobserved,thewomenthatstilldidsexualactivitywere38.52%withthesexual
dysfunctionprevalenceof45.20%andtheanxietyprevalenceof34.92%.Anxietyincreasedtheriskofsexual
dysfunction 1.5 times (OR=1.5 95%CI 1.4 1.9).Anxiety also increased the dissatisfaction in older womens
sexuallife1.1times(OR=1.595%CI11.3).Anxietyoldwomenexperienceddecliningofsexualfrequencywith
OR of 1.2 for the activity frequency occasionally and 0.7 for the activity frequency often.
Conclusion:anxietyinolderwomenincreasedtheriskofsexualdysfunction,dissatisfactioninsexuallifeand
decreased the frequency of sexual activity. Other factor such as age, educational level, marital status, parity,
heart disease and diabetes mellitus were other risk factors in old womens sexual dysfunction.
Keywords: anxiety, activity and sexual function, older woman
(11,19%). Data ini menunjukkan bahwa jumlah
wanitausialanjutdiKabupatenPurworejolebihtinggi
dari j uml ah l aki -l aki usi a l anj ut. Dengan
meningkatnyapopulasidariusialanjutperluuntuk
meningkatkankesejahteraandankualitashidupnya.
Seksualitas adalah salah satu determinan dari
kualitashiduplansia.
Kesehatanreproduksitelahmendapatperhatian
khusus secara global sejak diangkatnya materi
tersebut dalam konferensi internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan (International
ConferenceonPopulationandDevelopment,ICPD),
di Kairo Mesir tahun 1994. Indonesia yang
merupakan sal ah satu negara yang tel ah
menindaklanjuti dengan mengadakan Lokakarya
NasionalKesehatanReproduksitahun1996dengan
programkesehatanreproduksi,termasukkesehatan
reproduksi pada usia lanjut. Disfungsi seksual
merupakan masalah kesehatan reproduksi yang
dapatterjadipadalansiayangdidefinisikansebagai
PENDAHULUAN
Keberhasilan pelayanan kesehatan adalah
denganmeningkatnyaumurharapanhidup.Umur
harapanhidupdiIndonesiaadalah67untuklaki-laki
dan72untukwanita.JumlahpendudukIndonesia
padapertengahantahun2006adalah225.500.000
jiwadantermasuknegaradenganjumlahpenduduk
terbesarsetelahCina,IndiadanAmerika.Penduduk
Indonesiadiproyeksikanpadatahun2025menjadi
275.400.000 j i wa, dan meni ngkat menj adi
308.400.000jiwapadatahun2050ataumeningkat
sebesar 39%. Pada tahun 2006 jumlah lansia
mencapai 19.044.000 jiwa atau 8% dari total
pendudukIndonesia.
Purworejo adalah salah satu kabupaten di
PropinsiJawaTengahyangmemilikijumlahlansia
yangbesarmencapai186.671jiwa(24,11%)atau
hampir1/4daripendudukPurworejoyangberjumlah
774.285jiwa,denganjumlahwanitasebesar100.005
jiwa(12,92%)danlaki-lakiberjumlah86.666jiwa
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 177
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
gangguanfungsiseksualyangseringdanmunculnya
masalah seksual yang persisten.
4
Berdasarkan
penelitian tentang perilaku seksual dan disfungsi
seksualsertaupayapencarianpertolonganpada
orangyangberusia40-80tahunyangdilaksanakan
di beberapa negara Asia termasuk Indonesia,
dilaporkandari6700orang82%laki-lakidan64%
wanitausialanjutmenyatakanpernahmelakukan
hubunganseksualselamasatutahunterakhir.Saat
di l akukan wawancara, 20%-30% mengel uh
mengalamidisfungsiseksualsepertiejakulasidini,
gangguanereksipadapria,dankhususnyapada
wanita dilaporkan seperti tidak tertarik terhadap
seksual, kesulitan dalam lubrikasi, dan kesulitan
untukmencapaiorgasme.
5
Faktorpsikologissepertikecemasanjugadapat
mempengaruhi fungsi seksual seseorang, 70%
disfungsi seksual disebabkan karena faktor
psikologis.
6
Seorangwanitalebihseringmengalami
gejala kecemasan dibanding dengan laki-laki.
7
Stressor pencetus kecemasan pada seseorang
dapatdisebabkanolehancamanterhadapintegritas
dan ancaman terhadap sistem diri seseorang.
8
Dalampenelitianinipenelitiinginmelihatmasalah
kesehatanreproduksilansiadiKabupatenPurworejo
khususnyatentanghubungankecemasandengan
aktivitasdanfungsiseksualpadawanitausialanjut.
BAHANDANCARAPENELITIAN
Jenispenelitianyangdilakukanadalahpenelitian
observasional, menggunakan rancangan cross-
sectionalyangdilaksanakanpadabulanJanuari
Juni2007diKabupatenPurworejoPropinsiJawa
Tengah.Subjekpenelitianiniadalahsemuawanita
diatasusia50tahunyangdiambildaridatausia
lanjut surveilans longitudinal LPKGM-FK UGM di
Kabupaten Purworejo, propinsi Jawa Tengah.
Pengambilan sampel dilakukan secara cluster
randomsampling,danpengambilanklustersampel
dengancaraprobabilitypropotionatetosize(PPS).
Kriteriainklusidalampenelitianiniadalahwanita
usia di atas 50 tahun yang bertempat tinggal di
Kabupaten Purworejo dan bersedia ikut dalam
penelitian, sedangkan kriteria ekslusinya adalah
lansia yang mengalami gangguan mental berat
(psikotik)danmenolakuntukdiwawancara.Besar
Sampel diperoleh dari surveilans longitudinal
LPKGM-FK UGM tahun 2005, wanita usia lanjut
diatas usia 50 tahun di Kabupaten Purworejo
berjumlah6698jiwa.
Alatukurdalampenelitianiniadalahkuesioner
dariSurveyStudyonGlobalAgeingandAdultHealth
(SAGE) yang dikembangkan oleh WHO dan
InternationalNetworkfortheContinousDemographic
EvaluationofPopulationandTheirHealthindeveloping
countries(INDEPTH),dilengkapidatabaselineuntuk
karakteristiksosialdemografi.Kuesionerterdiridari
pertanyaantentangtingkatkecemasanwanitausia
lanjut,aktivitasdanfungsiseksual.
Informasi tentang kecemasan didapatkan
dengancaraselfreportedsesuaidengankuesioner
yaitudenganmenanyakanapakahsubjekpenelitian
mengalamikecemasandanseberapaberattingkat
kecemasan yang dialaminya. Aktivitas seksual
didefinisikan dengan segala sesuatu yang dapat
membangki tkan hasrat seksual termasuk
masturbasi,rangsangan,pelukan,elusan,foreplay
yangdapatmembangkitkanhasratatauminatdalam
seksual.Penilaiannyadiukurdenganmenggunakan
kuesioneryangmenanyakanapakahwanitausia
lanjutmasihmelakukanaktivitasseksual.Fungsi
seksualterdiridaritigaareayaitumasalahseksual,
frekuensi aktivitas seksual dan kepuasan pada
kehidupanseksual.Masalah-masalahseksualdiukur
denganpertanyaanyangmenggalifungsiseksual
merujukpadabatasandisfungsiseksualmenurut
DiagnosticandstatisticalManualofMentalDisorder,
Fourth edition.
9
Pengukuran frekuensi aktivitas
seksualwanitausialanjutpadapenelitianiniterdiri
pada rentang tidak pernah melakukan aktivitas
seksual, melakukan aktivitas seksual dengan
frekuensitahunan,bulanan,mingguan,danharian.
Untuk keperluan analisis data peneliti membagi
frekuensiseksualmenjaditigakategoriyaitutidak
pernah,kadang-kadang(tahunan-bulanan)dansering
(mingguan-harian).Masalahseksualpadawanita
usialanjutdiukurdarirentangtidakadamasalah
sampai sangat menjadi masalah pada setiap
domainnya.Penilaianfungsiseksualberdasarkan
padaseberapabesarmasalahseksualyangdialami
responsdenpadasetiapdomainnya(sexualdesire
disorder, sexual desire disorder, sexual arousal
disorder, lubrication disorder, orgasme disorder,
dyspareunia). Penilaian fungsi seksual secara
keseluruhan dinilai dari skor, kemudian skor
ditrasformasikanpadaskala0-100,semakintinggi
skormakasemakinberisikountukterjadidisfungsi
seksual dan diukur dengan menggunakan nilai
median.Dikatakandisfungsijikadiatasnilaimedian
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
178 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
dan dikatakan normal jika berada dibawah nilai
median.
HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN
Analisisunivariat
1. Karakteristiksubjekpenelitian
Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian
hasilanalisisdatadariAmericanAssociationofre-
tiredPersonsAnalysesImagesAgingSurveyyang
dilakukanpadatahun1994melaluitelefonpada1200
orang diAmerika menemukan bahwa prevalensi
kecemasan wanita usia lanjut sebesar 45,06%.
10
Hasil yang hampir sama juga ditemukan dalam
penelitianlainbahwagejalakecemasansebesar41%
pada791orangyangmengalamigangguanfisik.
11
Kondisi kecemasan pada usia lanjut yang terjadi
dapatdisebabkankarenaperubahansosialekonomi
(memasukimasapensiun),penurunanpendapatan,
post power syndrome, konflik peran, kondisi
kesehatan sudah mulai menurun dan sering
mengalami gangguan fisik serta penyakit sudah
mul ai bermuncul an. Perbedaan preval ensi
kecemasantersebutdapatdisebabkanantaralain
karenaperbedaanpenerimaansubyekpenelitian
terhadapkecemasanyangdialami,sikapyangdapat
meneri ma keadaan dal am kondi si apapun,
kemampuanberadaptasi,pengalaman,sertafaktor
budayayangmewarnaikehidupannyasehar-hari
membuat lansia lebih bijaksana dalam bersikap,
selainituusiamaturitasdapatmereduksistressdan
emosinegatifsertakecemasanpadausialanjut.
10
2. Prevalensiaktivitasdanfungsiseksualpada
wanitausialanjutdiKabupatenPurworejo
a. Aktivitasseksual
Tabel 2. Prevalensi Aktivitas seksual pada wanita
usia lanjut di Kabupaten Purworejo
Karakteristik
Responsden Variabel
n %
Kecemasan
Cemas
Tidak
Usia
50-59 tahun
60-69 tahun
>70 tahun
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah
< SMP
> SMP
Status pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Status perkawinan
Tidak pernah menikah
Hidup bersama tanpa pernikahan
Menikah
Berpisah/Cerai
Janda
Penyakit
Diabetes
Ya
Tidak
Jantung
Ya
Tidak
Hipertensi
Ya
Tidak
Tempat tinggal
Pedesaan
Perkotaan
Paritas
<3
4-5
>5

2.323
4.329

2.424
2.406
1.865

2.711
3.249
719

2717
3712

81
39
3.844
115
2.603


140
6.552

100
6.593

1.053
5.640

6.056
642

1.961
2.155
2.196

34,92
65,08

36,21
35,94
27,86

40,59
48,65
10,77

42,26
57,74

1,21
0,58
57,53
1,72
38,96


2,09
97,91

1,49
98,51

15,73
84,27

90,42
9,58

31,07
34,14
34,79
Pada Tabel 1 menunj ukkan preval ensi
kecemasanpadawanitausialanjutdiKabupaten
Purworejo sebesar 34,92%. Jumlah wanita usia
lanjutyangberusia50-59tahunsebesar36,21%,
ebagianbesartingkatpendidikannyaadalah<SMP
yaitu48,65%dan57,74%wanitausialanjutmasih
bekerja,57,53%berstatusmenikahdan34,79%
mempunyaianaklebihdari5orang.Mayoritaswanita
usialanjuttinggaldipedesaan(90,42%)
PrevalensikecemasandiKabupatenPurworejo
l ebi h rendah di bandi ng dengan preval ensi
kecemasanpadapadawanitadewasadanusialanjut
Sebesar 38,52% atau sebanyak 2577 subjek
penelitianmasihmelakukanaktivitasseksual,dan
4113 atau 61,48% subjek penelitian tidak lagi
melakukan aktivitas seksual. Hasil penelitian
menunjukkan,dari2577orangwanitausialanjutyang
masihmelakukanaktivitasseksual,danlebihbanyak
dilakukandenganfrekuensisatukaliataulebihdalam
sebulan yaitu 1414 orang (54,87%). Frekuensi
aktivitas seksual tahunan sebesar 32,67%, dan
11,36%melakukanaktivitasseksualsatukaliatau
lebihdalamsemingguserta1,1%masihmelakukan
aktivitas seksual lebih dari satu kali dalam sehari
sepertiyangditunjukkanpadaTabel3.
n=6670
Aktivitas seksual
n %
1. Tidak 4113 61,48
2. Aktif 2557 38,52
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 179
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
Tabel 3. Frekuensi Aktivitas seksual pada wanita
usia lanjut di Kabupaten Purworejo
Berberapaalasanyangmenyebabkanaktivitas
seksual tidak dilakukan pada wanita usia lanjut
meskipun masih mempunyai pasangan karena
pasanganmempunyaimasalahfisik,pasangansudah
tidaktertariklagi,merasamaludengananakatau
cucu,dansebagianmerasasudahtuasehinggatidak
pantaslagimemikirkanapalagimelakukanaktivitas
seksualmeskipunmasihmemilikipasangan.Peneliti
jugamenemukanmasalahlingkungantempattinggal.
Wanitausialanjuttidakmelakukanaktivitasseksual
karenaketerbatasanlingkungan,sepertirumahyang
sempit,tidakadakamarsendiri,danmerekajuga
tidurbersamaanakataucucumereka.Mitos-mitos
yangdiyakiniolehwanitausialanjutPurworejotentang
seksualitas diusia lanjut juga mengkontribusi
penyebabrendahnyaaktivitasseksualpadawanita
usia lanjut. Mereka meyakini bahwa jika sudah
mengalamimenopausemakatidakbolehmelakukan
aktivitasseksual.Menurutmerekaaktivitasseksual
yang dilakukan setelah menopause akan
menyebabkan berbagai macam penyakit seperti
penglihatankaburdansakitkepala.Penelitimelihat
aspekbudayasepertiyangdijelaskanpadakerangka
teorimempunyaipengaruhyangbesarbagisikap
wanita usia lanjut di Kabupaten Puworejo dalam
aktivitas seksual. Hal ini seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa faktor budaya sangat
mempengaruhiaktivitasseksualpadawanitausia
lanjutdiPurworejo.Budayanrimopadawanitajawa
sangatberpengaruhterhadappolapikir,penerimaan
terhadapkondisiyangmerekaalami.
17
Sikapterhadap
seks berpengaruh pada seksualitasnya, perilaku
seksualusialanjutdipengaruhiolehsosialkultural
dansikapnegatifterhadapmenopause.Perbedaan
kultural dan tempat menyebabkan perbedaan
interpretasitentangpentingnyaseksdalamkehidupan
danwanitamenjaditidaktertariklagimembicarakan
masalahseks.
14,18,19
b. Fungsiseksual
Pengukuranfungsiseksualterdiridari3area,yaitu
masalah seksual, frekuensi aktivitas seksual dan
kepuasanpadakehidupanseksual.Penilaianfungsi
seksual secara keseluruhan (pada area masalah
seksual) dinilai dari skor, kemudian skor
ditrasformasikanpadaskala0-100,semakintinggiskor
makasemakinberisikountukterjadidisfungsiseksual.
Aktivitas seksual pada wanita usia lanjut di
KabupatenPurworejolebihrendahdibandingdengan
penelitianyangpernahdilakukansebelumnya.
5,12
Prevalensiaktivitasseksualinihampirsamadengan
penelitianpada2045wanitausialanjutdiInggris
(usia 55 tahun, dan di atas 85 tahun) yang
menemukanbahwa73%wanitausialanjutsudah
tidak lagi melakukan aktivitas seksual pada satu
tahunterakhir.
13
Penelitimemperolehdatatentang
aktivitasseksualdanfungsiseksualpadaseluruh
wanita usia lanjut di Kabupaten Purworejo pada
rentang usi a 50 -100 tahun. Penel i ti ti dak
mengekslusikanwanitausialanjutyangtelahberusia
diatas65tahun,karenapenelitiinginmelihatsecara
keseluruhanprevalensiaktivitasdanfungsiseksual
wanitausialanjut.Penelitibelumpernahmendapat
gambaranprevalensiaktivitasdanfungsiseksual
pada wanita usia lanjut di Kabupaten Purworejo,
karenaselamainimemangbelumpernahditeliti.
Faktorusiaberhubungandenganpenurunan
aktivitasdanfungsiseksualpadawanitausialanjut.
Wanita yang usianya lebih tua tidak melakukan
aktivitasseksualmungkinkarenanaturalselection
artinyasudahmerupakanperubahanfisiologisyang
alamikarenapenurunanfungsitubuhpadaproses
penuaan disamping alasan-alasan lain yang
membuat mereka tidak lagi melakukan aktivitas
seksual. Sekitar usia 65 tahun adrenal androgen
kehilangan kemampuan memproduksi estrogen
sehinggakemampuanseksualitaspadawanitausia
lanjutjugamengalamipenurunan.
14
Dalampenelitian
cross-sectionalstudyyangmenemukanbahwapada
fase postmenopause terjadi hubungan yang
bermakna dengan penurunan hasrat dalam
melakukanaktivitasseksualfrekuensi,sertaaktivitas
seksual.
15
Hal ini terjadi karena meningkatnya
kekeringanpadavaginadannyerisaatberhubungan
seksual, status menopause menyebabkan
menurunnyaaktivitasseksual.
16
n =2557
Frekuensi Aktivitas Seksual
n %
Tahunan 842 32,67%
Bulanan 1414 54,87%
Mingguan 293 11,35%
Harian 28 1,1%
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
180 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
Tabel 4. Gambaran fungsi seksual pada wanita usia lanjut di Kabupaten Purworejo
Prevalensidisfungsiseksual(padaareamasalah
seksual) berdasarkan domain diukur dengan
menggunakannilaimedian.Dikatakandisfungsijika
diatasnilaimediandandikatakannormaljikaberada
dibawahnilaimedian.Prevalensidisfungsiseksual
padatiapdomainnyadapatdilihatpadaTabel5.
Tabel 5. Prevalensi disfungsi seksual
berdasarkan domain fungsi seksual
penelitian yang dilakukan sebelumnya pada 230
pasangan menikah dengan rentang usia 18 - 70
tahun,yangmenemukanbahwaprevelansidisfungsi
sexual desire sebesar 29,6%, disfungsi sexual
arousal60,9%,disfungsiorgasme59,1%,disfungsi
lubrikasi50,4%dandyspareunia67,8%.
20
Prevalensidisfungsiseksualsecarakeseluruhan
wanita usia lanjut di Kabupaten Purworejo
menunjukkanprevalensisedikitlebihtinggidibanding
penelitian yang dilakukan sebelumnya 39% dan
prevalensidisfungsiseksualdiIndonesiaantara20%-
40%hampirsamadengandisfungsiseksualwanita
padabeberapaNegaraAsialainnya.
5,18
Prevalensi
ini tidak berbeda jauh dengan analisis data yang
dilakukanolehNationalHealthandSocialLifeSurvey
yaitusebesar43%,danpenelitianAddisetal.,yang
menemukan bahwa prevalensi disfungsi seksual
sebesar43%.
5
Perbedaanangkainidapatterjadi
karenaperbedaanjumlahsampelpenelitian,rentang
usiayangtidaksama,danrata-ratapendidikanpada
subjek penelitian sebelumnya mencapai tingkat
pendidikanakademikyangtinggi.Perbedaantingkat
pendidikan berpengaruh terhadap pola fikir dan
persepsidalammenilaipermasalahan.Selainitu,
karena lokasi penelitian serta latar belakang
karakterisiksosialdanbudayayangberbeda,juga
dipengaruhiolehpersepsiindividuterhadapmasalah
yangdihadapinya.Kepuasanterhadapkehidupan
seksual pada wanita usia lanjut di Kabupaten
Purworejo sebesar 83,46%. Wanita usia lanjut
merasa sudah cukup puas dengan kehidupan
seksualnyasekarang.
Berdasarkananalisisdata,prevalensidisfungsi
seksualsecarakeseluruhanpadawanitausialanjut
diKabPurworejoberjumlah1.233atausebesar
45,20%.Sebagianbesar(83,46%)wanitausialanjut
merasakan puas pada kehidupan seksualnya,
sementara16,54%menyatakantidakpuasterhadap
kehidupanseksualnya.Prevalensidisfungsisexual
desire sebesar 35,08%, disfungsi sexual arousal
sebesar42,03%,disfungsilubrikasisebesar42,71%,
disfungsiorgasmesebesar37,92%,dandisfungsi
dyspareuniasebesar38,94%.Prevalensidisfungsi
seksualyangtertinggiadalahdisfungsilubrikasi.
Peneliti menemukan prevalensi disfungsi
seksualberdasarkandomainmenunjukkanangka
ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan
Fungsi Seksual
Variabel
Normal Disfungsi
Domain Fungsi
Seksual
n % n %
Sexual desire 4267 64,92 2306 35,08
Sexual arousal 3781 57,97 2741 42,03
Lubrication 3749 57,29 2795 42,71
Orgasm 1727 62,08 1055 37,92
Dyspareunia 1725 61,06 1100 38,94
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 181
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
Analisisbivariabel
1. Kecemasan meningkatkan risiko untuk
tidakmelakukanaktivitasseksual
Analisis bivariabel dengan menggunakan uji
statistik chi-square dan regresi logistik. Analisis
bivariabelakandilakukanuntukmelihathubungan
antara kecemasan dengan aktivitas dan fungsi
seksualsertabeberapavariabellainnyayangdiduga
berhubungandenganaktivitasdanfungsiseksual
sepertiyangterlihatpadaTabel6.
Penelitian ini menemukan wanita usia lanjut
yangmengalamikecemasanberisikosebesar1,1
kali untuk tidak melakukan aktivitas seksual,
meskipunsecarastatistiktidakbermakna(OR=1,1
95% CI 0,9-1,2 p=0,08). Variabel usia, tingkat
pendidikan, penyakit hipertensi, status marital,
tempat tinggal dan status pekerjaan mempunyai
hubunganyangbermaknadenganaktivitasseksual
padawanitausialanjut(p<0,01).Penyakitdiabetes
mellitus dan penyakit jantung tidak mempunyai
hubunganyangbermaknadenganaktivitasseksual.
Kecemasan yang dialami wanita usia lanjut
berhubunganpadafrekuensiaktivitasdanfrekuensi
seksual.
19
Penurunanaktivitasseksualpadawanita
usia lanjut diinterpretasikan sebagai fenomena
biologisyangmerupakanbagiandariprosespenuaan
padasiklushidupmanusia.
21
Salahsatuperubahan
biologis pada wanita usia lanjut adalah terjadinya
menopauseyangterjadirata-ratapadausia52tahun.
14
Statusmenopausepadawanitausialanjutberdampak
pada fungsi seksual secara keseluruhan karena
penurunanhormon-hormonpadasistemreproduksi.
Meskipunsikapterhadapseksjugamemilikihubungan
yangbermaknaterhadaphasratseksualdibanding
Tabel 6. Risiko tidak melakukan aktivitas seksual berdasarkan pada kecemasan
serta masing-masing variabel pengganggu
Aktivitas seksual
Tidak Ya Variabel
n % n %
X
2
p OR 95% CI
Kecemasan
Cemas
Tidak
Usia
50-59 tahun
60-69 tahun
>70 tahun
Tingkat pendidikan
Tidak sekolah
< SMP
SMP
Status pekerjaan
Tidak bekerja
Bekerja
Status perkawinan
Tidak pernah menikah
Hidup bersama tanpa nikah
Menikah
Berpisah/Cerai
Janda
Penyakit
Diabetes
Ya
Tidak
Jantung
Ya
Tidak
Hipertensi
Ya
Tidak
Tempat tinggal
Pedesaan
Perkotaan
Paritas
3
4-5
>5

1462
2635

842
1656
1612

2104
1700
300

1818
2112

69
22
1402
92
2522


81
4029

59
4051

725
3386

3689
424

1178
1230
1464

63,24
61,02

34,79
69,32
87,47

78,48
52,49
41,84

67,61
57,08

85,19
56,41
36,61
82,88
97,75


57,86
61,88

59
61,83

69,51
60,37

61,31
66,46

60,50
57,42
67,03

850
1683

1578
733
231

577
1539
417

871
1588

12
17
2428
19
58


59
2482

318
2223

41
2501

2328
214

769
912
720

36,76
38,98

65,21
30,68
12,53

21,52
47,51
58,16

32,39
42,92

14,81
43,59
63,39
17,12
2,25


42,14
38,12

41
38,17

30,49
39,63

38,69
33,54

39,50
42,58
32,97

3,1


1384



575



73


2,5






0,9


0,3


31,1


6,5


44

0,08


0,000**



0,000**



0,000**


0,000**






0,33


0,56


0,000**
0,01*
0,000**

1,1
1

1
0,2
0,1

1
3,3
5,1

1
0,6

0,1
0,4
1
0,1
0,01


0,9
1

0,9
1

1,5
1

1
1.3

1
1,1
0,8

0,9-1,2



0,2-0,3
0,06-0,1


3-3,7
4,2-6


0,5-0,7

0,05-0,2
0,2-0,8

0,07-0,2
0,01-0,02


0,6-1,2


0,6-1,3


1,3-1,7



1.1-1.5


1-1,3
0,6-0,8
**Signifikanpadap<0,01*Signifikanpadap<0,05
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
182 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
faktor biologis.
22
Gejala-gejala kecemasan akan
berdampak negatif terhadap hasrat seksual.
Hubungan yang baik dengan pasangan, riwayat
seksualsebelumnyajugasangatmempengaruhisikap
terhadapsekspadawanitausialanjut.Faktorlain
seperti usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan,
statusperkawinansecarabermaknaberhubungan
denganaktivitasseksual.
3. Kecemasanmeningkatkanrisikoterjadinya
disfungsiseksual
Pada penelitian ini dilaporkan kecemasan
secara bermakna berhubungan dengan risiko
terjadinyadisfungsiseksualpadawanitausialanjut.
(OR=1,695%CI1,4-1,9p<0,01).Wanitausialanjut
yangmengalamikecemasanberisikosebesar1,6
kalimengalamidisfungsiseksualdibandingyang
tidakmengalamikecemasan.Faktorlainsepertiusia,
tingkat pendidikan memiliki hubungan bermakna
dengandisfungsiseksual(Tabel7).
Penelitimenemukanadanyahubunganyang
bermakna antara kecemasan yang dialami oleh
wanitausialanjutdengankepuasandalamkehidupan
seksualnya (OR=1,2 95% CI 1,02-1,3 p<0,01).
Wanita yang mengalami kecemasan berisiko
sebesar 1,2 kali tidak puas dalam kehidupan
seksualnyadibandingwanitayangtidakmengalami
kecemasan.Faktorusia,tingkatpendidikan,status
perkawinan, penyakit hipertensi dan paritas
mempunyai hubungan yang bermakna (p<0,01)
Tabel 7. Risiko terjadinya disfungsi seksual pada wanita usia lanjut berdasarkan pada kecemasan serta
masing-masing variabel pengganggu
**Signifikanpadap<0,01*Signifikanpadap<0,05
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 183
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
Tabel 8. Risiko ketidakpuasan kehidupan seksual pada wanita usia lanjut berdasarkan
pada kecemasan serta masing-masing variabel pengganggu
**Signifikanpadap<0,001*Signifikanpadap<0,05
denganketidakpuasanterhadapkehidupanseksual
(Tabel8).
Wanitausialanjutyangmengalamikecemasan
berisiko melakukan aktivitas seksual dengan
frekuensi kadang-kadang sebesar 0,9 kali dan
frekuensiseringsebesar0,6kali.Terjadipenurunan
frekuensi aktivitas pada wanita usia lanjut yang
mengalami kecemasan dibanding yang tidak
mengalamikecemasan(Tabel9).
Hasilpenelitianinimendukungpenelitiancase-
control study pada tahun 2000 yang meneliti
hubungan antara kecemasan dengan fungsi
seksual.
23
Pendapatserupamengatakanbahwadis-
tress psikologis mempengaruhi fungsi seksual
seperti dyspareunia dan arousal.
24
Kecemasan
menghalangiresponssyarafparasympatikdanawal
datangnyadariresponsseksualdanmenghambat
respons fisiologis secara keseluruhan dalam
menerima rangsangan seksual.
25
Kecemasan
merupakanmekanismekritisyangdapatmencegah
fisiologisseksualdanmendistrupsidariautonomic
nervous system functioning. Dengan mereduksi
kecemasandapatmeningkatkandoronganseksual
dan meningkatkan respons syaraf sympatik atau
menurunkansympateticrespons.
25
Penelitimenemukanfaktordemografimempunyai
hubunganyangbermaknadenganaktivitasdanfungsi
seksual. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian yang dilakukan sebelumnya yang
menemukanfaktordemografimempunyaihubungan
pada frekuensi, kepuasan dan fungsi seksual.
Semakin tua usianya semakin berisiko terjadi
disfungsiseksual.Wanitadengantingkatpendidikan
yangrendah,tidakbekerja,memilikipenyakitDM,
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
184 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
jantung dan tidak dalam status pernikahan lebih
berisikountukterjadidisfungsiseksual.
12
Analisismultivariabel
Pada analisis multivariabel ini yang akan
dianalisis adalah hubungan antara kecemasan
dengan aktivitas dan fungsi seksual. Analisis ini
dibuatberdasarkankemaknaanbiologis,dansosial.
Analisis multivariabel ini akan dilakukan dengan
tahapanpemodelan,yangbertujuanuntukmelihat
hubunganvariabelbebasdenganvariabelterikat
denganmempertimbangkanvariabelbiologis(usia,
penyakit,paritas)danvariabelsosial(pendidikan,
pekerjaan, perkawinan, dan tempat tinggal). Uji
statistikyangdigunakanadalahmultinomiallogis-
ticregressiondengantingkatkemaknaanp<0,05.
Pada analisis ini dinilai OR, 95%CI, nilai -2log
likehood, dan derajat bebas (df). Teknik yang
digunakan adalah stepwise. Hasil analisis dapat
dilihatpadaTabel10,11,12,dan13.
Modelamenunjukkanhubunganantaravariabel
bebas(kecemasan)denganvariabelterikat.Model
bmenunjukkanhubunganantaravariabelbebasdan
variabelterikatdenganmempertimbangkanfaktor
biologis. Model c menunjukkan hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat dengan
memperimbangkan faktor sosial, pada model d
menunjukkan hubungan antara variabel bebas
denganvariabelterikatdenganmempertimbangkan
faktorbiologisdansosial.
Modelpertamayangdilakukanadalahuntuk
melihat hubungan antara kecemasan dengan
aktivitas seksual pada wanita usia lanjut dengan
mempertimbangkanvariabelbiologis,dansecara
bersamaan(Tabel10).
Tabel 9. Frekuensi aktivitas seksual berdasarkan pada kecemasan serta
masing-masing variabel pengganggu
**Signifikanpadap<0,01*Signifikanpadap<0,05
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 185
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
ModelIa,Ib,IcdanIdsecarastatistikbermakna
denganperhitunganselisih-2loglikehooddanderajat
bebas (df) (Tabel 10). Model Ia memperlihatkan
hubungankecemasandenganaktivitasseksual,dan
padamodelIb,denganmengendalikanfaktorbiologis
terjadi perubahan risiko pada variabel aktivitas
seksualnya.ModelIadanIc(mengendalikanfaktor
sosial)diperolehnilaiyangsama.ModelId,setelah
mengendal i kan faktor bi ol ogi s dan sosi al
menunjukkanperubahanrisikosebesar1,2kalipada
wanitausialanjutyangmengalamikecemasanuntuk
tidakmelakukanaktivitasseksual.
Pemodelan kedua, peneliti ingin meliht
hubungan antara kecemasan dengan risiko
terjadinyadisfungsiseksualpadawanitausialanjut.
ModelIIa,IIb,IIcdanIIdsecarastatistikmemiliki
hubungan yang bermakna dengan dengan
perhitunganselisih-2loglikehooddanderajatbebas
(df)(Tabel11).Hubunganantarakecemasandengan
fungsiseksualdenganmengendalikanfaktorbiologis
maupun sosial merubah risiko 0,1 kali dibanding
padaanalisisbivariabel.PadamodelIIawanitayang
mengalami kecemasan berisiko sebesar 1,6 kali
akanmengalamidisfungsiseksualdibandingyang
tidak mengalami kecemasan. Tetapi setelah
dikendalikanolehfaktorbiologis,sosial,dankedua
faktorsecarabersamaan,risikoterjadinyadisfungsi
seksualpadawanitayangmengalamikecemasan
berubahmenjadi1,5kali.
Pemodelanketiga,penelitiinginmelihathubungan
antara kecemasan dengan risiko ketidakpuasan
terhadapkehidupanseksualpadawanitausialanjut.
Model IIIa, IIIb, IIIc, dan IIId secara statistik
bermaknadenganperhitunganselisih-2loglikehood
Tabel 10. Aktivitas seksual pada wanita usia lanjut yang mengalami kecemasan
-2Log likehood 8815,56 6924,92 5163,7 4532,78
df 1 8 9 16
*signifikanp<0,05**signifikanp<0,01
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
186 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
dan derajat bebas (df) (Tabel 12). Model III
menunjukkanhubunganantarakecemasandengan
risikoketidakpuasanterhadapkehidupanseksual.
Setelahmengendalikanfaktorbiologissepertiyang
ditunjukkanpadamodelIIIb,terjadiperubahanrisiko
sebesar1,1kali.Demikianpulayangditunjukkan
padaModelIIIcdanIIIdyangmengendalikankedua
faktorsecarabersamaan.
Pemodelan keempat, peneliti ingin melihat
hubungan antara kecemasan dengan frekuensi
aktivitasseksualkadang-kadangpadawanitausia
lanjut.Padapemodelankeempat,modelIva,IVb,
IVcdanIvdsecarastatistikbermaknadengandengan
perhitunganselisih-2loglikehooddanderajatbebas
(df)(Tabel13).ModelIVmenunjukkanhubungan
antarakecemasandanfrekuensiakttifitasseksual
kadang-kadang. Pada wanita usia lanjut yang
mengalamikecemasanberisikountukmelakukan
aktivitasseksualdenganfrekuensikadang-kadang
sebesar 0,9 kal i . Pada model Ivb, dengan
mengendalikan faktor biologis terjadi perubahan
risikosebesar1,1kalidansetelahmengendalikan
keduafaktorsecarabersamaanterjadiperubahan
risikosebesar1,2kali.
Pemodel an kel i ma, pemodel an kel i ma
ditunjukkanpadaTabel13.Padaanalisisbivariabel
sebelumnya wanita yang mengalami kecemasan
berisikosebesar0,6kaliuntukmelakukanaktivitas
seksualdenganfrekuensisering(mingguanatau
harian),tetapisetelahmengendalikanfaktorbiologis
Tabel 11. Disfungsi seksual pada wanita usia lanjut yang mengalami kecemasan
-2Log likehood 3706,56 3559,1 3158,26 3377,18
df 1 8 9 16
*signifikanp<0,05**signifikanp<0,01
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 187
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
,sosialdankeduafaktornya,risikountukmelakukan
aktivitasseksualdenganfrekuensiseringmeningkat
sebesar0,7kali.
Hasilwawancaradengansubjekpenelitian
Beberapa pendapat wanita usia lanjut yang
terdokumentasiolehpenelitiadalahwanitausialanjut
diKabupatenPurworejomempercayaimitos-mitos
bahwajikamerekasudahberhentihaidatauGarap
Sari,merekatidakmaulagimelakukanhubungan
seksual karena dapat menimbulkan penyakit,
karenadarahputihnaikkekepaladanmenyebabkan
penglihatankabur.Sepertiyangdiungkapkanoleh
seorangiburumahtanggaNy.U,58tahundanNy.B,
59 tahun yang sehari-harinya bekerja sebagai
pedagang, selain itu wanita usia lanjut tidak
melakukanaktivitasseksualkarenamerasasudah
tua,tidakmaulagimemikirkanseks,sudahnrimo
danmalusamaanakcucu.Sepertiyangdiungkapkan
olehNy.L78tahundanNy.D,72tahun.
KESIMPULANDANSARAN
Prevalensiaktivitasseksualwanitausialanjut
diKabupatenPurworejolebihrendahdaripenelitian
sebelumnyadanprevalensidisfungsiseksuallebih
tinggi dari penelitian sebelumnya. Kecemasan
meningkatkan risiko wanita usia lanjut tidak
melakukanaktivitasseksual,disfungsiseksualdan
ketidakpuasandalamkehidupanseksualdibanding
wanitayangtidakmengalamikecemasan.Wanita
yang mengalami kecemasan cenderung untuk
berkurang frekuensi aktivitas seksualnya. Faktor
risiko terjadinya disfungsi seksual adalah usia
penyakitjantung,penyakitdiabetesmellitus,paritas,
Tabel 12. Ketidakpuasan terhadap kehidupan seksual pada wanita usia lanjut yang mengalami kecemasan
-2Log likehood 5882,26 5384,88 5497,08 4501,4
df 1 8 9 16
*signifikanp<0,05**signifikanp<0,01
B
e
r
i
t
a

K
e
d
o
k
t
e
r
a
n

M
a
s
y
a
r
a
k
a
t
V
o
l
.

2
4
,

N
o
.

4
,

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
0
8
h
a
l
a
m
a
n

1
7
6

-

1
9
0
1
8
8


B
e
r
i
t
a

K
e
d
o
k
t
e
r
a
n

M
a
s
y
a
r
a
k
a
t
,

V
o
l
.

2
4
,

N
o
.

4
,

D
e
s
e
m
b
e
r

2
0
0
8
-2Log likehood 8484,84 7070,2 5652,54 5164,7 2547,9 2088,26 2125,06 1864,38
df 1 8 9 16 1 8 9 16
*signifikanp<0,05**signifikanp<0,01
Tabel 13. Frekuensi aktivitas seksual pada wanita usia lanjut yang mengalami kecemasan
Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008 189
HubunganAntara Kecemasan denganAktivitas, Lidia Hastuti, dkk.
statusperkawinandantingkatpendidikan.Faktor
lain seperti usia, tingkat pendidikan dan status
pekerjaan merupakan faktor risiko untuk tidak
melakukan aktivitas seksual dan penurunan
frekuensiseksual,danfaktorrisikoketidakpuasan
dalam kehidupan seksual adalah usia, paritas,
penyakit diabetes mellitus, penyakit hipertensi,
tingkatpendidikan,danstatusperkawinan.
Daribeberapakesimpulandiatas,saranyang
dapat diberikan adalah meminimalisir stressor
kecemasan pada wanita usia lanjut dengan
melakukan kegiatan atau aktivitas sosial seperti
rekreasipadausialanjut.Pemanfaatanposyandu
lansia dan meningkatkan peran posyandu lansia
untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
wanitausialanjutkhususnyamasalahseksualitas.
Membuatsuatuperkumpulanlansiasebagaiwadah
untukkomunikasi,dialog,bertukarfikirandansaling
mengungkapkan perasaan berkaitan dengan
perubahan-perubahanyangterjadipadausialanjut.
PembuatanKlinikLansiasebagaipengembangan
salah satu program kesehatan reproduksi yaitu
Paket Pel ayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif(PKRK)sebagaitempatyangdapat
digunakanuntukkonselingmasalah-masalahyang
dihadapiolehusialanjutbaikfisikmaupunpsikis.
Membentuk forum komunikasi antara Dinas
Kesehatan,DinasSosial,dankelompokusialanjut
untukmelakukankegiatandanpembinaanpadausia
lanjut.
UCAPANTERIMAKASIH
DenganiniPenelitimengucapkanterimakasih
kepada UMEA University of Swedia, sebagai
penyandang dana dalam Penelitian Global pada
KesehatanUsiaLanjutdiKabupatenPurworejotahun
2007.WorldHealthOrganization(WHO),sebagai
pengkoordinirPenelitianGlobalpadaKesehatanUsia
Lanjut dibeberapa negara yang melaksanakan
penelitianserupa,sertaRespondenpenelitianatas
kesediaanyamemberikaninformasiyangdiperlukan.
KEPUSTAKAAN
1. U.S.Cencus Bureau.Internatonal Data Base,
[Internet].Tersediadi:<http://www.census.gov/
cgi-bin/ipc/idbpyrs.pl?cty=ID&out=s&ymax=250
Diaksespadatanggal10November2006.
2. BAPEDAdanBadanPusatStatistikKabupaten
Purworejo.KabupatenPurworejodalamangka.
Purworejo.2005.
3. Renwick.R.,Brown.I.,Nagler.M.,Qualityof
life in health promotion and rehabilitation
conceptual approach; issue and aplication,
SAGEPublication.1996.
4. Nicolosi,A.,Laumann,E.Q.,Glasser,Moreira,
Paik,A.,Gingell,C.,Sexualbehaviorandsexual
dysfunctionafterage40:Theglobalstudyof
sexualattitudesandbehaviors,ElseiverJournal,
Nov;2004;64(5):991-7.
5. Nicolosi,A.,Glasser,Kim.S.C.,Marumo.K.,
Laumann.E.Sexualbehavioranddysfunction
andhelp-seekingpatternsinadultsage40-80
yearsintheurbanpopulationofASIANcountry,
BJUInternational,2005;95(March):609.
6. Chandra,L.S.,Gangguanfungsiatauperilaku
seksualdanpenanggulangannya,CerminDunia
Kedokteran,No.149,KesehatanJiwa,Jakarta,
2005:14-8.
7. Merikangas, K.R., Pollock, R.A. Anxiety
disorderinwoman,In.Goldman,M.B.,Hatch,
M.C., (ed): Woman and Health, ,Academic
Press,NewYork,USA.2000:1010-32.
8. Stuart,G.N, Sundeen,S.J. Pocked guide to
psychiatricnursing,Thirdedition,byMosbyYear
books.Inc.1995.
9. Smyth, A.M.D., Sexual problem overview
[Internet]. 2002. Tersedi a di :< http://
www.health. allrefer.com/special topic.html
[Didownloadpadatanggal21November2006].
10. Lynch, S.M, Measurement and prediction of
aging anxiety, Research on Aging, SAGE
Publication,2000;22(5):533-58.
11. Brenes,G.A., Guralnik,J.M., Williamson,J.,
Fried,P.L.,Penninx,B.W.J.H., Corelates of
anxietysymtompinphysicallydisabledolder
women,2005;13(ISSI):15-22.
12. Addis, I., Stephen, K., Van, D.E., Cristina, l.,
Wassel-Fyr,Eric,V.,JeanetteB.,David,H.T.,'
Sexualactivityandfunctioninmiddle-agedand
olderwoman,journalofObstetric-Gynecologist,
2006;107(4):755-764.
13. Hayes,R.,Dennerstein,L.,Theimpactofaging
onsexualfunctionandsexualdysfunctionin
woman:Areviewofpopulation-basedstudies,
JournalSexMedicine2005,2:317-330.
14. Morley,J.E.,SexualityandAging,Principlesand
practiceofgeriatrymedicine,4
th
Edition.2006.
15. Dennerstein, L., Alexander,J.L., Kotz, K,
Menopauseandsexualfunctioning:areviewof
Berita Kedokteran Masyarakat
Vol. 24, No. 4, Desember 2008
halaman 176 - 190
190 Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 24, No. 4, Desember 2008
the population based studies, Pub Med,
2003;14:64-82.
16. Leiblum,S.R.,Koochaki,P.E.,Rodenberg.C.A.,
Barton,I.P., Rosen, R.C., Hypoactive sexual
desiredisorderinpostmenopausalwomen:US
Resultfromthewomansinternationalstudyof
healthandsexuallity(WISeS),PubMed,Jan-
Feb;13(1):10-1.
17. Hakimi,M., Hayati,E.N., Marlinawati,V.U.,
Winkuist,A.,Ellsberg,M.C.,Silenceforthesake
of harmony, domestic violence and health in
CentralJavaIndonesia,firstedition,CHN-RL
GMUYogyakarta.2001.
18. Nappi,R.E.,Wawra,K.,Schmitt,S.,Hypoactive
sexual desire disorder in postmenopausal
women,Juni,2006;22(Iss6):318-24.
19. Deeks,A.,LowLibido:ThePsychologicalAspect
2005.[Internet].:<http:www.Menopause.org.au/
LOWLI BI DOTHEPSYCHOLOGI CAL
PERSPECTIVE.asp.[Aksespadatanggal28
April2006]
20. Hatta Sidi, Syarifah Ezat Wan Puteh, Norni
Abdullah,MaharniMidin,Theprevalenceofsexual
dysfunction and risk factor that may impaired
sexualfunctioninmalaysianwoman,Thejournal
ofsexualMedicine,2007;4(2):311-21.
21. Howard,J.R., ONell,S., Trevers,C., Factor
affecti ng sexual i ty i n ol der Austral i an
woman;sexual interest, sexual arousal,
relationship,sexualdistressinolderAustralian
woman,Climatericjournal,october,2006;9:355-
67.
22. Dellamater,J.D.,Sill,M.,SexualDesireinLater
Life,PubMed,2005;42(2):138-49.
23. Minnen,A.V., Kampnan, M., The Interaction
Between Anxiety and Sexual Functioning: A
Controlledstudyofsexualfunctioninginwomen
withanxietydisorders,SexualandRelationship
Therapy,2000;15(1):47-57.
24. Nazareth, I., Boynton, P., King. M., Problem
withsexualfunctioninpeopleattendingLondon
general practitioners: cross sectional study,
BMJ,2003;August;327:423.
25. Gorzalka, B.B., dan Palace, E.M., The
enhancing effects of anxiety on arousal in
sexuallydysfunctionnalandfunctionalwoman
Journal of Abnormal Psychology, 1990;
99(4):403-11.

Das könnte Ihnen auch gefallen