PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE
DISERTAI KUIS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG
Meitrida Wulandari*, Minora Longgom Nasution**, Sofia Edriati**
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat **) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
The background of this writing is understanding concept of the students mathematics class in SMP Negeri 23 Padang is law. The purpose of this reseach is to know the understanding concept of students and students learning activity after applying model cooperatif learning type Think Pair Square with following quiz at class VIII SMP Negeri 23 Padang. Type of this reseach is Pra-experiment and design of this reseach is one shot case study. Pupolation of this reseach is students class VIII SMP Negeri 23 Padang 2011/2012 academic years except class VIII 1 , because this class is exellent class. The technique of taking sampel in this reseach is Purposive Sampling technique and class of this sampel is VIII 4 . Instrument of this reseach is quiz and final test by using indicator understanding of concept and assesment based on the rubric analitic. Form of test in this reseach is used essay form with test reliability is r 11 = 0,90. Result of data this reseach is students mathematics learning activity which taken from quiz and final test. Based on the result of the reseach, appling model cooperative learning type Think Pair Square make a student enjoy and more spirit in mathematics learning.
Key Word: Understanding Concept of the Students Mathematics, Model Cooperative Learning Type Think Pair Square, Quiz
PENDAHULUAN Permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika dapat mempengaruhi hasil dari belajar itu sendiri. Banyak siswa yang mendapatkan nilai rendah disebabkan siswa kurang memahami berbagai konsep dalam pelajaran matematika. Sedangkan pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat (Shadiq, 2009: 13). Pemahaman konsep yang kurang disebabkan guru masih mendominasi pembelajaran di kelas. Selain itu siswa juga tidak mau bertanya kepada guru jika ada materi pelajaran yang kurang dimengerti, Hal ini dimungkinkan mereka takut atau tidak mengerti dengan materi pelajaran pada saat itu. Jika siswa diminta untuk tampil menyelesaikan latihan yang diberikan guru, mereka juga tidak mau untuk tampil ke depan kelas. Apalagi jika latihan tersebut sedikit berbeda dari contoh yang diberikan. Ditambah lagi kebiasaan siswa berbicara dengan siswa lain pada proses pembelajaran tentang hal yang tidak berkaitan dengan pelajaran yang diberikan. Sehingga dalam pembelajaran tidak terjadi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru. Sedangkan Sardiman (2011: 99), mengungkapkan bahwa yang aktif dan mendominasi aktivitas pembelajaran adalah siswa.
Mengatasi masalah tersebut diperkirakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep siswa yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Square. Think Pair Square. Menurut Lie (2002: 56) Pembelajaran kooperatif tipe Think- Pair-Square atau yang disebut dengan Berpikir-Berpasangan- Berempat dikembangkan oleh Spencer Kagan sebagai struktur kegiatan belajar gotong-royong.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Square adalah model pembelajaran yang dimulai dengan memahami secara individual tentang permasalahan atau tugas yang diberikan, setelah itu berdiskusi secara berpasangan dan dibicarakan kembali dalam kelompok terdiri dari empat orang. Untuk melihat pemahaman konsep siswa, maka diadakan kuis pada akhir pembelajaran. Sesuai dengan Haryati (2007: 80) yang menyatakan bahwa, Kuis adalah pernyataan yang diajukan kepada peserta didik, dimana pernyataan itu hanya menanyakan hal-hal prinsip saja dari materi yang telah diajarkan sebelumnya dan bentuknya berupa isian singkat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi (kompetensi) peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, telah dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square Disertai Kuis untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Padang Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penulisan ini bertujuan untuk membahas bagaimana pemahaman konsep dan aktivitas belajar matematika siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Square di kelas VIII SMP Negeri 23 Padang tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian relevan dengan penelitian ini dilakukan oleh Dwi Nurisma Susanti tahun 2007 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Square yang Disertai Tes Diakhir Jam Pelajaran Matematika pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lunang Silaut Kab. Pesisir Selatan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa hasil belajar kelas Eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar kelas Kontrol.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 24 Januari sampai 8 Februari 2012 di SMP Negeri 23 Padang. Merupakan penelitian pra eksperimen yang menggunakan rancangan The One Shot Case Study, dengan rancangan seperti Tabel 1 berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian Treatment Test X T Sumber: Suryabrata (2010: 100) Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 23 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2011/2012 kecuali kelas VIII 1 ,
karena kelas tersebut kelas unggul. Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel yang dipilih adalah kelas VIII 4. Variabel Variabel bebas yaitu model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Square dan variabel terikat yaitu pemahaman konsep dan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika.
PROSEDUR PENELITIAN Tahap Persiapan 1. Mengkaji kurikulum yang dipakai dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2. Mempersiapkan lembar observasi. Lembaran observasi memuat tentang: a. Aktivitas siswa bertanya pada guru saat pemberikan materi (Biru Pekat) b. Aktivitas siswa menjawab pertanyaan guru (Merah). c. Aktivitas siswa bertanya pada siswa yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya (Hijau). d. Aktivitas siswa menjelaskan pendapat atau ide saat diskusi kelas (presentasi kelas) (Ungu). e. Aktivitas siswa mengerjakan LKS (Biru). 3. Mempersiapkan LKS. 4. Membuat soal kuis. 5. Membuat kisi-kisi dan soal tes akhir.
Tahap pelaksanaan 1. Guru menjelaskan materi dan memberi konsep dari pelajaran serta contoh soal dari materi yang diberikan. 2. Guru membagikan LKS dan meminta siswa untuk memahami terlebih dahulu secara individual, setelah itu mendiskusikan secara berpasangan. Pada tahap berikutnya didiskusikan bersama kelompok berempat. LKS tersebut berfungsi untuk meningkatkan pemahaman konsep yang telah diberikan dan tugas LKS ini dikumpulkan tiap kelompok satu. 3. Guru memberi kesempatan bagi kelompok yang ingin menampilkan hasil diskusi depan kelas. 4. Untuk mengetahui pemahaman konsep siswa maka guru mengadakan kuis per-individu pada akhir pembelajaran. Tahap Penutup Melaksanakan pengolahan data hasil dari peneliti yang diperoleh dan menarik kesimpulan dari hasil yang diperoleh sesuai dengan analisis data yang dilakukan. INSTRUMEN PENELITIAN Instrument yang digunakan adalah tes pemahaman konsep yang berbentuk esai sebanyak 7 soal yang memiliki reliabilitas tinggi yaitu 0,90.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data 1. Hasil observasi Berdasarkan hasil observasi melalui lembaran observasi diperoleh grafik aktivitas siswa pada pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Square sebagai berikut:
Aktivitas siswa saat proses pembelajaran mengalami fluktuasi. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi suasana kelas, jam pelajaran dan kebiasaan siswa dalam belajar. 2. Hasil Tes a. Kuis Kuis yang dilakukan pada setiap pertemuan diakhir pembelajaran diperoleh sebagai berikut:
0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 P e r s e n t a s e Aktivitas siswa Pertemuan Tabel 2. Hasil Kuis Rata- rata Pertemuan I II III IV 69,44 55,01 53,99 86,55 70 23 8 - 29 70 13 27 30 8 Hasil kuis pemahaman konsep siswa juga mengalami fluktuasi, dimana pada pertemuan ke II dan ke III pemahaman konsep siswa mengalami penurunan. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa yang terbiasa tidak mau bertanya apabila ada yang kurang dipahami dari materi pelajaran yang diberikan dan materi yang sulit menurut siswa. b. Tes Akhir Hasil Pengolahan data dari tes akhir siswa diperoleh sebagai berikut: Tabel 3. Data Tes Akhir Mean 54,17 Median 55,56 Mode 49,4 Std. Deviation 12,7 Variansi 161,04 Minimum 39,5 Maximum 84 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pemahaman konsep siswa bervariasi dengan rata-rata 54,17, median 55,56, nilai siswa yang lebih banyak muncul 49,4, nilai minimum 39,5 dan maksimum siswa 84. Hasil pemahaman konsep yang diperoleh dari tes akhir terdapat 10 siswa mendapatkan nilai 70.
PEMBAHASAN Berdasarkan deskripsi dan analisis data hasil observasi secara umum aktivitas belajar siswa terjadi fluktuasi selama penerapan pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair Square. Persentase aktivitas siswa bertanya pada guru saat memberikan materi pelajaran masih rendah begitu juga untuk menjawab pertanyaan guru. Namun pada penerapan pembelajaran kooperatif tipe think Pair Square telah memicu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran baik bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. Indikator pemahaman konsep yang digunakan yaitu: 1. Menyatakan ulang sebuah konsep. 2. Mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. 3. Mengaplikasikan konsep ke pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil kuis yang dilakukan pada setiap pertemuan mengalami fluktuasi. Kuis I diperolah 23 siswa mampu mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Kuis II diperoleh 8 siswa mampu mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah. Pada Kuis III tak satupun siswa yang mampu mengaplikasikan konsep kepemecahan masalah. Hal ini disebabkan materi yang sulit menurut siswa. Kuis IV diperoleh 29 siswa mampu menyatakan ulang sebuah konsep. Peningkatan pemahaman konsep dimungkinkan terjadi akibat penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dengan bantuan LKS.
Berdasarkan hasil tes akhir diperoleh 10 siswa mampu menyatakan tiga indikator yang ingin dilihat. Walaupun kebanyakan siswa belum mampu dalam menyatakan ulang sebuah konsep. Namun hal itu telah menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperaif tipe Thnk Pair Square dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil aktivitas belajar siswa dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa siswa kelas VIII 4
dalam pembelajaran matematika. 2. Berdasarkan data tes hasil pemahaman konsep siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Square dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VIII 4 .
DAFTAR PUSTAKA Dwi Nurisma Susanti. (2007). Peranan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Square Yang Disertai Tes Di Akhir Jam Pelajaran Matematika Pada Siswa Kelas VII SMPN 1 Lunang Silaut Kab. Pesisir Selatan.
Haryati, Mimin. 2007. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.