Sie sind auf Seite 1von 21

1

MAKALAH AUDITING II

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN:
PENGUJIAN PENGENDALIAN












DISUSUN OLEH:
Dimas Rizal Maulana H (7)
Nika Mutiasari (17)
Kelas : AK2C


Politeknik Negeri Semarang
2014


2

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Di dalam masyarakat modern, kekayaan dinilai dengan uang dan setiap
transaksi aliran kekayaan antar indvidu di dalam masyarakat diukur dengan satuan
uang. Untuk mendapatkan berbagai barang dan jasa yang diperlukan, masyarakat
modern memerlukan uang sebagai ukuran transaksi. Bahkan masyarakat yang
telah maju peradabannya, uang kertas dan uang logam telah mulai digantikan
dengan uang elektronik untuk mempercepat dan mempermudah transaksi antar
mereka. Bagian masyarakat yang tidak dialiri uang ibarat bagian tubuh yang tidak
dialiri darah, miskin dan tidak banyak yang dilakukan untuk mengisi kehidupan
ini.
Uang berbicara melalui bahasa komunikasi yang disebut akuntansi.
Penggunaan uang telah merembes ke semua aspek kehidupan manusia modern
memerlukan akuntansi sebagai komunikasi keuangan antar individu di dalam
masyarakat. Kebutuhan akan informasi akuntansi berkembang sejalan dengan
perkembangan kekayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
Semakin kompleks perekonomian suatu masyarakat, semakin kompleks
transaksi keuangan yang dilakukan oleh masyarakat tersebut, sehingga
memerlukan kompetensi yang tinggi untuk mencerminkan transaksi keuangan
mereka dengan informasi akuntansi. Di samping itu, pertanggungjawaban
keuangan memerlukan informasi yang tinggi tingkat keandalannya.
Kebutuhan masyarakat tentang informasi keuangan yang andal
menyebabkan timbulnya profesi akuntan publik. Pofesi ini berkembang sejalan
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat tentang jasa pihak yang kompeten
dan dapat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan yang
disajikan oleh manajemen kepada pihak luar perusahaan. Untuk menilai
kewajaran pertanggungjawaban keuangan diperlukan pengetahuan yang disebut
auditing.
Pengetahuan auditing menjadikan orang kompeten untuk menilai
kewajaran pertanggungjawaban keuangan, sehingga memungkinkan orang yang
terjun dalam profesi akuntan publik mampu menghasilakan jasa yang menjadikan
3

masyarakat keuangan dapat memperoleh informasi keuangan yang andal.
Informasi keuangan yang andal bagi masyaraakt keaungan dalam mengambil
keputusan pengalokasian sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan uraian-uraian diatas, maka diperlukan perancangan
program audit terhadap siklus kegiatan perusahaan. Pengujian pengendalian
ditujukan oleh akuntan publik untuk menguji efektivitas pengendalian dengan
kliennya. Pada kesempatan kali ini, hal yang akan dibahas ialah mengenai materi
tentang audit terhadap siklus pengeluaran: pengujian pengendalian.

4

1.2 Rumusan Masalah
a. Apa sistem yang membentuk siklus pengeluaran?
b. Fungsi-fungsi apa saja yang terkait dengan siklus pengeluaran?
c. Dokumen-dokumen apa saja yang terkait dengan siklus pengeluaran?
d. Catatan-catatan apa saja yang terkait dengan siklus pengeluaran?

1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan sistem apa yang terkait siklus pengeluaran
b. Memaparkan fungsi-fungsi yang terkait siklus pengeluaran
c. Memaparkan Dokumen-dokumen terkait siklus pengeluaran
d. Memaparkan catatan-catatan yang terkait siklus pengeluaran

1.4 Manfaat Penulisan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu :
a. Bagi Penulis
Memenuhi tugas dari mata kuliah Auditing 2 dan mendapatkan
nilai yang memuaskan dari tugas makalah ini, Serta menambah
wawasan baru.
b. Bagi Pembaca
Menambah wawasan, referensi, dan informasi bagi pembaca agar
mengetahui lebih lanjut mengenai permasalahan audit yang kita
bahas dalam pembahasan ini.

5



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Deskripsi

Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.
Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat berharga
yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu lebih
dari 1 tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan dikonsumsi atau
digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu 1 tahun atau
kurang. Jasa yang diperoleh perusahaan juga dapat dibagi menjadi 2: yang hanya
menghasilkan manfaat 1 tahun atau kurang (jasa personel, bunga, asuransi, iklan)
dan jasa yang menghasilkan manfaat lebih dari 1 tahun (aktiva tidak berwujud).
Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam
perusahaan terdiri dari: 1). Transaksi pembelian, 2). Transaksi pengeluaran kas.
Meskipun transaksi penggajian dan pengupahan dan transaksi pembelian surat
berharga merupakan transaksi pemerolehan barang dan jasa, namun untuk
kepentingan pembahasan metodologi auditing ini, kedua transaksi tersebut
dibahas terpisah dari pembahasan audit terhadap siklus pengeluaran.
Siklus pengeluaran terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut
ini:
A. Sistem Pembelian, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini.
1. Prosedur Permintaan Pembelian
2. Prosedur Order Pembelian
3. Prosedur Penerimaan Barang
4. Prosedur Penyimpanan Barang
5. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar
6. Prosedur Pencatatan Utang
B. Sistem Pengeluaran Kas, yang terdiri dari prosedur berikut ini.
1. Prosedur Pembayaran Bukti Kas Keluar
2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran

6


2.1.3 Tujuan Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
Tujuan audit terhadap transaksi siklus pengeluaran adalah
Kelompok
Asersi
Tujuan Audit terhadap
cadangan transaksi
Tujuan audit terhadap
saldo akun
Keberadaan atau
keterjadian
Transaksi pembelian mencermin-
kan barang dan jasa yang baik
yang diterima dari pemasok
selama periode yang di audit.

Transaksi pengeluaran kas
mencerminkan pembayaran yang
dilakukan kepada pemasok
selama periode yang diaudit.
Utang usaha yang
tercatat mencerminkan
jumlah kewajiban
entitas yang ada pada
tanggal neraca.

Aktiva tetap
mencerminkan aktiva
produktif yang masih
dimanfaatkan pada
tanggal neraca.

Aktiva tidak berwujud
mencerminkan aktiva
produktif yang masih
dimanfaatkan pada
tanggal neraca.
Kelengkapan Semua transaksi pembelian dan
pengeluaran kas yang terjadi
selama periode yang diaudit
telah dicatat.
Utang usaha mencakup
semua jumlah yang
terutang kepada
pemasok barang dan
jasa pada tanggal
neraca.

Saldo aktiva tetap
mencakup semua
transaksi perubahan
yang terjadi selama
periode yang diaudit.

Saldo aktiva tidak
berwujud mencakup
semua transaksi
perubahan yang terjadi
selama periode yang
diaudit.
Hak dan
Kewajiban
Entitas memiliki kewajiban
sebagai akibat transaksi
pembelian yang tercatat dalam
periode yang diaudit.

Entitas memiliki hak atas aktiva
tetap sebagai akibat transaksi
Utang usaha pada
tanggal neraca
mencerminkan
kewajiban entitas
kepada pemasok.

Entitas memiliki hak
7

pembelian yang tercatat dalam
periode yang diaudit.

Entitas memiliki hak atas aktiva
tidak berwujud sebagai akibat
transaksi pembelian yang tercatat
dalam periode yang diaudit.
atas aktiva tetap yang
tercatat dalam tanggal
neraca.

Entitas memiliki hak
atas aktiva tidak
berwujud yang tercatat
pada tanggal neraca.
Penilaian atau
Alokasi
Semua transaksi pembelian dan
pengeluaran kas telah dicatat
dalam jurnal, diringkas dan
diposting ke dalam akun dengan
benar.
Utang usaha dinyatakan
dalam jumlah yang
benar kewajiban entitas
pada tanggal neraca.

Aktiva tetap dinyatakan
pada kas dikurang
akumulasi depresiasi.

Aktiva tidak berwujud
dinyatakan pada kas
atau kas dikurangi
dengan akumulasi
amortisasi.

Biaya yang berkaitan
dengan aktiva tetap dan
aktiva tidak berwujud
dicatat sesuai dengan
prinsip akuntansi
berterima umum.
Penyajian dan
pengungkapan
Rincian transaksi pembelian dan
pengeluaran kas mendukung
penyajian akun yang berkaitan
dalam laporan keuangan, baik
klasifikasinya maupun
pengungkapannya.
Utang usaha, aktiva
tetap dan aktiva tidak
berwujud diidentifikasi
dan diklasifikasi dengan
semestinya dalam
neraca.

Pengungkapan memadai
telah dibuat berkaitan
dengan utang usaha,
aktiva tetap, dan aktiva
tidak berwujud.






8

2.2 Fungsi Terkait dengan Siklus Pengeluaran
2.2.1 Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian - Transaksi Pembelian

Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi Gudang
2. Fungsi Pembelian
3. Fungsi Penerimaan Barang
4. Fungsi Pencatatan Utang
5. Fungsi Akuntansi Biaya
6. Fungsi Akuntansi Umum
7. Fungsi Penerima Kas
Bagian Gudang
Bagian Pembelian
Bagian Penerimaan Barang
Bagian Utang
Bagian Akuntansi Biaya
Bagian Akuntansi Umum
Bagian Kasa

Tanggung jawab setiap fungsi diuraikan berikut ini :
a. Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi sediaan
yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang diterima oleh
fungsi penerimaan.
b. Fungsi Pembelian
Fungsi ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai
harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang,
dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
c. Fungsi Penerimaan Barang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk.melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu, dan kuantitaas barang yang diterima dari pemasok guna
menentukan dapat atau tidaknya barang tersebut diterima oleh perusahaan.
d. Fungsi Pencatatan Utang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian
kedalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip
dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang
atau menyelenggarakan buku pembantu utang sebagai buku pembantu
utang.
9

e. Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat sediaan dan aktiva tetap.
Dan bertanggung jawabuntuk mencatat kos sediaan barang yang dibeli
kedalam buku pembantu sediaan.
f. Fungsi Akuntansi Umum
Fungsi ini bertanggung jawab mencatat transaksi pembelian dan dalam
jurnal pembelian, dan transaksi retur pembelian dalam jurnal umum.
g. Fungsi Penerima Kas
Fungsi ini bertanggung jawab menerima kas yang berasal dari transaksi
pembelian.

Secara garis besar transaksi pembelian mencakup prosedur berikut ini :
- Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi
pembelian.
- Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok.
- Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok
dan melakukan pemilihan pemasok.
- Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok pilihan.
- Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok.
- Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi
gudang untuk disimpan.
- Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi
akuntansi.
- Fungsi akuntansi menerima faktur dari pemasok dan atas dasar faktur
tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang timbul dari
transaksi pembelian.





10

2.2.2 Fungsi Terkait Perancangan Program Audit untuk Pengujian
Pengendalian - Transaksi Pengeluaran Kas

Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas
2. Fungsi Pencatatan Utang
3. Fungsi Keuangan
4. Fungsi Akuntansi Biaya
5. Fungsi Akuntansi Umum
6. Fungsi Audit Intern
7. Fungsi Penerima Kas
Bagian Pemasaran atau bagian-
bagian lain.
Bagian Utang
Bagian Kasa
Bagian Akuntansi Biaya
Bagian Akuntansi Umum
Bagian Audit Intern
Bagian Kasa

Fungsi setiap unit organisasi yang terkait diuraikan berikut ini :
a. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi ini bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi
pencatat utang.
b. Fungsi pencatatan utang
Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang
memberikan otorisasi kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
c. Fungsi keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi
atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan
langsung kepada kreditur.
d. Fungsi akuntansi biaya
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang
menyangkut biaya dan sediaan
e. Fungsi akuntansi umum
Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas
dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.


11

f. Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas (cash
count) secara periodik dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan
saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar).

2.3 Dokumen yang terkait dengan siklus pengeluaran

2.3.1 Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian

Dokumen yang digunakan dalam transaksi pembelian dibagi menjadi 2
golongan: dokumen sumber (source documents), yaitu dokumen yang dipakai
sebagai dasar pencatatan kedalam catatan akuntansi, dan dokumen pendukung
(corroborating documents atau dokumen penguat), yaitu dokumen yang
membuktikan validitas terjadinya transaksi.

Transakasi Dokumen sumber Dokumen pendukung
Pembelian Bukti Kas Keluar Surat permintaan pembelian
Surat permintaan otorisasi investasi
Surat permintaan otorisasi reparasi
Surat permintaan penawaran harga
Surat order pembelian
Laporan penerimaan barang
Surat perubahan order
Faktur dari pemasok

Uraian:
a. Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau
fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut
dalam surat.


12

b. Surat permintaan otorisasi investasi
Dokumen ini diisi oleh fungsi yang mengusulkan pemerolehan aktiva tetap
dan setelah di otorisasi oleh direktur fungsi yang bersangkutan dimintakan
persetujuan dari direktur utama.
c. Surat permintaan otorisasi reparasi
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang
merupakan pengeluaran modal (capital expenditure).
d. Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak brsifat berulang kali terjadi (tidak repetitif), yang
menyangkut jumlah moneter pembelian yang besar.
e. Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih.
f. Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mut,
dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
g. Surat perubahan order pembelian
Dokumen ini dibuat untuk perubahan terhadap surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan.
h. Faktur dari pemasok
Dokumen ini merupakan tagihan dari pemasok, yang berisi jenis,
kuantitas, dan harga barang yang menjadi kewajiban perusahaan kepada
pemasok.

2.3.2 Dokumen yang Digunakan dalam transaksi pengeluaran kas

Transakasi Dokumen sumber Dokumen pendukung
Pengeluaran kas Bukti Kas Keluar Surat permintaan cek
Kuitansi
Cek

13

2.4 Catatan Akuntansi dalam Siklus Pengeluaran
2.4.1 Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian
1. Register bukti kas keluar (voucher register)
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah register bukti kas keluar.
2. Jurnal pembelian
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah jurnal pembelian.
3. Buku pembantu utang
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable
procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada
pemasok adalah buku pembantu utang. Jika dalam pencatatan utang,
perusahaan menggunakan voucher payable procedure, yang berfungsi
sebagai catatan utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar
(unpaid voucher file).
4. Buku pembantu sediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, buku pembantu sediaan ini digunakan
untuk mencatat kos sediaan yang dibeli.

2.4.2 Aktivitas Pengendalian dalam Transaksi Pembelian
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji
mencakup :
1. Otorisasi umum dan khusus untuk setiap pembelian.
2. Setiap surat order pembelian harus didasarkan pada surat permintaan
pembelian yang telah diotorisasi.
3. Setiap penerimaan barang harus didasarkan pada surat order pembelian
yang telah diotorisasi.
4. Fungsi penerimaan barang menghitung, menginspeksi, dan
membandingkan barang yang diterima dengan data barang yang
tercantum dalam surat order pembelian.
14

5. Penyerahan barang dari fungsi penerimaan barang ke fungsi gudang
harus didokumentasikan.
6. Bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap dan sah.
7. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung dengan
bukti kas keluar yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang
lengkap.
8. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu utang
usaha, sediaan, aktiva tetap dengan akun kontrol yang bersangkutan
dalam buku besar.
9. Pertanggungjawaban secara periodik semua formulir bernomor urut
tercetak.
10. Paduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
11. Review kinerja secara periodik.

Penjelasan :
Otorisasi Umum dan Khusus Untuk Setiap Pembelian
Transaksi pembelian terdiri dari lima tahap utama berikut ini :
1. Permintaan pembelian
2. Pemilihan pemasok
3. Order pembelian
4. Penerimaan barang
5. Pencatatan hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat dari transaksi
pembelian.
Setiap pemerolehan barang harus dikendalikan melalui otorisasi umum,
seperti penggunaan anggaran investasi untuk mengendalikan pemerolehan
aktiva tetap, dan penggunaan anggaran operasi untuk mengendalikan
pemerolehan barang habis pakai dan jasa. Anggaran merupakan otorisasi
yang bersifat umum terhadap pemerolehan barang dan jasa. Di samping
otorisasi yang bersifat umum, perusahaan juga membuat sistem otorisasi
yang bersifat khusus, yaitu sistem persetujuan setiap kali pelaksanaan
anggaran akan direalisasikan. Sistem otorisasi yang bersifat khusus
dilaksanakan melalui penggunaan formulir surat permintaan pembelian
15

(untuk pembelian barang habis pakai dan jasa), surat permintaan otorisasi
investasi atau authorization for expenditure (untuk pemerolehan aktiva
tetap), atau surat permintaan otorisasi reparasi atau authorization for repair
(untuk reparasi aktiva tetap yang akan dibebankan sebagai capital
expenditure. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
keberadaan dan keterjadian transaksi pembelian.

Setiap Surat Order Pembelian Harus Didasarkan Pada Surat
Permintaan Pembelian yang Telah Diotorisasi.
Untuk menjamin bahwa setiap pembelian dilakukan untuk barang dan jasa
yang diperlukan oleh perusahaan dan untuk kepentingan perusahaan, surat
order pembelian hanya diterbitkan atas dasar kebutuhan perusahaan tentang
barang dan jasa. Kebutuhan ini ditunjukan dengan surat permintaan
pembelian, surat permintaan otorisasi investasi atau surat permintaan
otorisasi reparasi. Surat permintaan pembelian dibuat berdasarkan otorisasi
umum (anggaran operasi atau anggaran investasi) dan atas otorisasi dari
manajer yang berwenang semestinya. Aktivitas pengendalian ini ditunjukan
untuk menjamin asersi penilaian atau alokasi transaksi pembelian.
Tahap
Transaksi
Salah Saji
Potensial
Aktivitas
Pengendalian
yang Diperlukan
Pengujian
Pengendalian yang
Dapat Dilaksanakan
KK K HK PA PP
Permintaan
pembelian
barang dan
jasa
Barang dapat
diminta untuk
tujuan atau
kuantitas yang
tidak
semestinya.
Otorisasi umum
dan khusus untuk
setiap barang
yang akan dibeli.
Minta keterangan
tentang prosedur
otorisasi permintaan
pembelian.

Pembuatan
surat order
pembelian
Pembelian
dapat terjadi
dengan tujuan
yang tidak
semestinya.
Setiap order
pembelian harus
didasarkan pada
surat permintaan
pembelian yang
telah diotorisasi.
Periksa
16

Penerimaan
barang
Barang yang
diterima
kemungkinan
tidak dipesan
sebelumnya.

Perusahaan
kemungkinan
menerima
barang yang
rusak.
Kuantitasnya
salah, salah
jenisnya, salah
barang.

Penyimpanan
barang
Fungsi gudang
dapat
memungkiri
telah
menyimpan
barang yang
dibeli.

Pembuatan
bukti kas
keluar
Bukti kas
keluar dapat
dibuat untuk
barang yang
tidak dipesan
atau tidak
diterima atau
salah
pembuatannya.

Pencatatan
utang
Bukti kas
kelaur dapat

17

tidak dicatat.


Setiap Penerimaan Barang Harus Didasarkan Pada Surat Order
Pembelian yang Telah Diotorisasi. Pengendalian terhadap pembelian
dilakukan secara bertahap berikut ini :
1. Tidak ada utang yang timbul jika tidak ada barang atau jasa yang
diterima.
2. Tidak ada barang dan jasa yang diterima tanpa adanya order pembelian
yang dilakukan perusahaan.
3. Tidak ada order pembelian yang dikeluarkan kepada pemasok jika
belum dilakukan proses pemilihan pemasok yang andal.
4. Tidak ada order pembelian yang dikeluarkan kepada pemasok jika tidak
ada permintaan pembelian dari pihak yang memerlukan barang dan jasa.
Oleh karena itu, fungsi penerimaan barang tidak diperbolehkan untuk menerima
barang jikan fungsi tersebut tidak menerima tembusan surat order pembelian dari
fungsi pembelian. Aktivatas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
keberadaan atau keterjadian transaksi pembelian.

Fungsi Penerimaan Barang Menghitung, Menginspeksi, dan Membandingkan
Barang yang Diterima dengan Data Barang yang Tercantum dalam Surat Order
Pembelian.
Laporan penerimaan barang merupakan salah satu dokumen penting yang dipakai
sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar merupakan dokumen
sumber untuk pencatatan ke dalam register bukti kas keluar dan sebagai catatan
utang utang usaha. Oleh karena itu, data yang tercantum dalam laporan
penerimaan barang harus mencerminkan kecermatan yang telah dilakukan oleh
fungsi penerimaan dalam menghitung, menginspeksi dan membandingkan barang
yang diterima dari pemasok dan data yang dipesan oleh fungsi pembelian yang
tercantum dalam copy surat order pembelian. Aktivitas pengendalian ini ditujukan
untuk menjamin asersi keberadaan atau keterjadian transaksi pembelian.

18

Penyerahan Barang dari Fungsi Penerimaan Barang ke Fungsi Gudang Harus
Didokumentasikan.
Untuk menghindari pengingkaran penerimaan barang oleh fungsi gudang dari
fungsi penerimaan barang, setiap penyerahan barang dari fungsi penerimaan
barang kepada fungsi gudang harus disertai dengan surat tanda penyerahan
barang. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan
atau keterjadian transaksi pembelian.
Bukti Kas keluar Haarus Dilampiri dengan Dokumen Pendukung yang Lengkap
dan Sah.
Seperti telah disebutkan diatas,bukti kas keluar merupakan dokumen sumber
untuk pencatatan ke dalam register bukti kas keluar, buku pembantu, dan perintah
untuk pengeluarann kas kepada fungsi keuangan. Oleh karena itu, bukti kas keluar
hanya dapat dibuat dengan kondisi :
1. Bahwa fungsi penerimaan barang telah menerima barang dari pemasok
dalam jenis, kuantitas, kualitas dan kondisi semestinya (dibuktikan dengan
adanya laporan penerimaan barang).
2. Bahwa barang yang telah diterima tersebut telah dipesan oleh fungsi
pembelian (dibuktikan dengan surat order pembelian dari fungsi
pembelian).
3. Bahwa barang yang dipesan tersebut memang dibutuhkan oleh perusahaan
(dibuktikan dengan surat pembelian barang dari fungsi gudang atau fungsi
pemakai).
Dengan demikian, bukti kas keluar harus dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap dan sah untuk menjadi dokumen sumber yang halal. Aktivitas
pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan atau keterjadian,
kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaina atau alokasi, penyajian dan
pengungkapan transaksi pembelian.

Setiap Pencatatan ke Register Bukti Kas Keluar harus Didukung dengan Bukti
Kas Keluar yang Dilampiri dengan Dokumen Pendukung yang Lengkap.
Keandalan catatan akuntansi ditentukan oleh keandalan dokumen sumber dan
dokumen pendukung yang dilampiri dengan dokumen sumber tersebut. Dokumen
pendukung (faktur dari pemasok, laporan penerimaan barang, surat order
19

pembelian dan surat permintaan pembelian) mencerminkan adanya otorisasi pada
setiap tahap pelaksanaan transaksi pembelian. Bukti kas keluar sebagai dokumen
sumber mencerminkan perlakuan akuntansi dan pengukuran transaksi pembelian
yang terjadi. Oleh karena itu, untuk menjamin keandalan register bukti kas keluar
sebagai book of original entry, setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus
didukung dengan bukti kas keluar yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, penyajian dan
pengungkapan transaksi pembelian.

Pengecekan Secara Independen Posting ke dalam Buku Pembantu Utang Usaha,
Sediaan, Aktiva Tetap, dengan Akun Kontrol yang bersangkutan dalam Buku
Besar.
Rekonsiliasi merupakan cara pencocokan dua data yang dicatat dalam catatan
akuntansi yang berbeda namun berasal dari sumber yang sama. Dalam pencatatan
transaksi pembelian, dokumne sumber yang digunakan sebagai pencatatan utang
usaha adalah bukti kas keluar. Data dari dokumen sumber ini dicatat melalui dua
jalur, yaitu
1. Dicatat kedalam register bukti kas keluar dan kemudian diringkas kedalam
akun kontrol utang usaha, sediaan, aktiva tetap dalam buku besar.
2. Dicatat dalam buku pembantu sediaan sebagai rincian akun kontrol
sediaan atau buku pembantu aktiva tetap sebagai rincian kontrol aktiva
tetap yang tercantum dalam buku besar.
Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di akun
kontrol sediaan atau aktiva tetap dalam buku besar, aktivitas pengendalian
mengharuskan secara periodik diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu
sediaan atau aktiva tetap dengan akun kontrol sediaan atau aktiva tetap dalam
buku besar. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
kelengkapan, penilaian atau alokasi transaksi pembelian.

Pertanggungjawaban secara Periodik Semua Formulir Bernomor Urut Cetak.
Untuk menjamin bahwa semua barang yang telah diterima dari pemasok telah
diakui hak dan kewajiban sebagai akibat dari transaksi pembelian, secara periodik
20

perlu diadakan pertanggungjawaban dokumen-dokumen : bukti kas keluar,
laporan penerimaan barang, surat order pembelian, dan surat permintaan
pembelian. Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi
kelengkapan transaksi pembelian yang dicatat selama periode akuntansi tertentu.

Panduan Akun dan Review Terhadap Pemberian Kode Akun.
Keakuratan posting transaksi ke dalam buku pembantu sediaan dan aktiva tetap
dan ke register bukti kas keluar ditentukan oleh pemberian kode akun dalam
pembuatan dokumen sumber (bukti kas keluar). Oleh karena itu, ketersediaan
buku panduan kode akun dan review terhadap pemberian kode akun pada saat
pembuatan dokumen sumber menjamin keakurtan posting sehingga asersi
penyajian dan pengungkapan menjadi andal. Aktivitas pengendalian ini ditujukan
untuk menjamin asersi penyajian dan pengungkapan transaksi.

Review Kinerja Secara Periodik.
Secara periodi dilakukan review kinerja manajer oleh manajemen puncak. Review
kinerja dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah anggarang dengan
realisasinya :
1. Anggaran pembelian dengan realisasinya
2. Anggaran pengeluaran modal dengan realisasinya
3. Anggaran investasi denga realisasinya
Aktivitas pengendalian ini ditujukan untuk menjamin asersi keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan
transaksi pembelian.

21

BAB III
PENUTUP


3.1 Simpulan
1. Siklus pengeluaran terdiri dari transaksi pemerolehan barang atau jasa.
Barang yang diperoleh perusahaan dapat berupa aktiva tetap dan surat
berharga yang akan digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam
jangka waktu lebih dari 1 tahun atau sediaan dan surat berharga yang akan
dikonsumsi atau digunakan untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka
waktu 1 tahun atau kurang.
2. Umumnya transaksi besar yang membentuk siklus pengeluaran dalam
perusahaan terdiri dari: 1). Transaksi pembelian, 2). Transaksi pengeluaran
kas.
3. Sistem Pembelian, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini: Prosedur
permintaan pembelian, Prosedur order pembelian, Prosedur penerimaan
barang, Prosedur penyimpanan barang, Prosedur pembuatan bukti kas
keluar, dan Prosedur pencatatan utang
4. Sistem Pengeluaran Kas, yang terdiri dari prosedur berikut ini: Prosedur
pembayaran bukti kas keluar, dan Prosedur pencatatan pengeluaran kas

Das könnte Ihnen auch gefallen