Sie sind auf Seite 1von 20

KOMPLIKASI

ANESTESI
Kata Kunci
1. Komplikasi pada pemberian anestesi sebenarnya
bisa dicegah dengan mematuhi beberapa hal :
a. Profesional
b. Cerdas
c. Cermat
akan mampu menangani komplikasi dalam koridor
standard pelayanan
2. Kecelakaan dalam pemberian anestesi dapat
digolongkan :
a. bisa dicegah
b. tidak bisa dicegah
yang berpengaruh besar adalah
a. Faktor manusianya (Human error )
b. Alat tidak berfungsi

3. Kematian dan kerusakan syaraf yang permanen
sering bersamaan dengan efek lanjut dari system
kardiovaskuler dan respirasi.
Namun hal ini dapat diminimalisir dengan adanya
a. Oxymetri
b. Capnograf
Sebagai peralatan monitor standard
4. Kematian oleh karena anestesi kebanyakan
disebabkan :
a. Salah management
b. Kesalahan tehnis

5. Reaksi anafilaksi atau anafilaktoid tidak dapat
diabaikan, bahkan sering membahayakan jiwa
pasien (meskipun berbeda mekanismenya)
Manifestasi kulit dan kardiovaskuler lebih dominan
pada reaksi anafilaksis daripada spasme bronchus
pada anestesi.
6. Reaksi anafilaksis oleh karena anestesi adalah jarang
terjadi, lebih banyak muncul reaksi anafilaktoid.
obat pelumpuh otot lebih sering menyebabkan reaksi
anafilaksis.
sedangkan latex dilaporkan penyebab nomer dua
sesudah obat pelumpuh otot.

7. Pasien dengan spina bifida cedera medulla spinalis dan
kelainan congenital traktus genito urinaria mempunyai
angka kejadian allergi latex yang cukup tinggi.



Faktor kesalahan manusiawi yang sering menimbulkan
kecelakaan anestesi ( dalam katagori bisa dicegah )
a) Breathing circuit yang tidak patent
b) Kesalahan pemberian obat
c) Mismanagement jalan nafas
d) Penggunaan mesin anestesi yang salah
e) Mismanagement cairan
f) Jalur intravena yang tidak lancar
Peralatan yang sering tidak berfungsi
a) Breathing circuit
b) Alat-alat monitor
c) Ventilator
d) Mesin anestesi
e) laryngoscope

Faktor-faktor kesalahan manusia
dan kesalahan pemakaian
peralatan

No. Faktor Contoh
1 Persiapan yang tidak akurat Mesin anestesi yang belum dicek
input dan outputnya
2 Kurangnya pengalaman dan latihan Tidak familiar dengan tehnik dan
mesin anestesi
3 Keterbatasn sarana Tidak mampu melihat medan operasi
dan kurang komunikasi dengan ahli
bedah
4 Faktor fisik dan psikis Kelelahan fisik dan problem pribadi
Efek Fisiologis disebabkan berbagai
posisi pasien

posisi Organ system E f e k
Horizontal
Cardiac Penurunan Nadi dan
Penurunan tehanan perifer
Kenaikan kardiak output
Respirasi Kenaikan perfusi paru bagian
posterior
FRC turun
Trendelenburg Cardiac Penurunan cardiac output
Penurunan tekanan perifer
Penurunan nadi
Respirasi Penurunan lung capacity
Resiko regusgitasi
Lain-lain Kenaikan tekanan intrakranial
Kenaikan tekanan intra oculer
Reverse
Trendelenburg
Cardiac Penurunan cardiac output
Penurunan tekanan arteriil
Kenaikan nadi
Kenaikan ntekanan perifer


Respirasi Kenaikan Residual
Kenaikan capacity
Lain-lain Penurunan cerebral blood flow
Penurunan cerebral perfusion pressure
Lithotomi Cardiac Outranfusi dalam pembuluh darah
Menyebabkan kenaikan preload
Respirasi Penurunan vital capacity
Prone Cardiac Penurunan prel;oad
Penurunan cardiac output
Penurunan tekanan darah
Lain-lain Posisi kepala yang eksterm
penurunan cerebral blood flow
Lateral Dekubitus Cardiac Tekanan darah menurun disebabkan
penurunan tekanan perifer
Respirasi
Sitting Cardiac Penurunan tekanan darah
Kenaikan nadi dan tahanan perifer
Respirasi Residual Capacity naik
Lain-lain Cerebral bloodflow menurun
Komplikasi yang berkaitan dengan
posisi pasien

Komplikasi Posisi Pencegahan
Emboli Udara Duduk
Telungkup
Reverse Trendelenburg
Upayakan tekanan vena 0
Pada tempat luka
Alopecia Supine
Lithotomi
Trendelenburg
Norma tensi
Nyeri Punggung Semua posisi Lumbal support
Compartement Syndrome Lithotomi Pertahankan tekanan
perfusi
Abrasi Cornea Prone Tutup pelupuk mata
Beri salep mata
Amputasi jari Semua posisi Cermati pada waktu
merubah posisi meja
operasi
Parlyse Syaraf
-Pletus Brachialis
-Paraneus
-Radius
-ulne


Semua posisi
Lithotomi
Semua posisi
Semua posisi

Cegah peregangan bahu
Bantalan pada tungkai
Bantalan pada lengan
Ischemi Retina Prone
Sitting
Cegah penekanan pada
daerah bola mata
Nekrosis Kulit Semua posisi Bantalan pada bantalan-
bantalan tulang
Manifestasi Klinis dengan Anafilaksis

Organ System Signs dan Symptoms
cardiovascular Hypotyensi tachycardi, arrythmia
Pulmonary Broncospasme
Batuk
Sysnea
Oedem paru
Oedem laryng
Hypoxia
Dermatological Urticaria
Facial oedema
pruritus
Therapi anafilaksis dan reaksi anafilaktoid
1. Stop pemberian obat-obatan
2. Beri 100% oxygen
3. Epinephrin (0,05-0,5 mg im/iv)
4. Pertimbangkan intubasi atau traceostomy
5. Cairan iv (1-2 liter RL)
6. Diphenihydramine (50-75mg iv)
7. Ranitidine (150 mg iv)
8. Hydrocortisone (sampai 200 mg iv) atau
methylprednisolone 1-2 mg/kg.BB

Penyebab Anafilaksis dan Reaksi Anafilaktoid
Reaksi Anafilaksis disebabkan polypeptial Enzym (streptokinase)
Serum testero lagous
Anti tetanus
Protein manusia
Insulin
Disebabkan Antibiotik
Desinfectan
Local anestesi
Reaksi anafilaktoid Radio condrast
Polyurenia
Opioid
Hypnotik
Muscle relaxant
Syntetic membran
NSAID
Dextrose
Steroid

Das könnte Ihnen auch gefallen