Sie sind auf Seite 1von 8

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas laporan kasus ini tepat pada waktunya.
Tugas laporan kasus ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik
stase mata di RS BLUD Sekarwangi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya
laporan kasus ini terutama dr. Hj. Riana Azmi,Sp. M, selaku pembimbing di RS BLUD.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih jauh dari sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengoreksi diri dan dapat
membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa
yang akan datang.











Jakarta, Agustus 2014



Penulis




2

BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS
Nama Lengkap : An. E
Umur : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Tanggal Masuk : 21 Agustus 2014
Dokter yang memeriksa : dr. Hj. Riana Azmi, Sp. M

II. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pada mata kanan sejak 1 minggu yang lalu SMRS
Keluhan tambahan :
Mata terasa berair, mata merah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli mata RS BLUD Sekarwangi dengan keluhan mata kanan terasa
nyeri sejak 1 minggu yang lalu SMRS. Mata kanan terasa nyeri jika di sentuh, mata
kanan juga terasa berair, mata juga terasa merah. Gatal (-). Pasien tidak dapat melihat
sejak 8 bulan yang lalu karena terjadi trauma pada mata kanannya sehingga
menyebabkan mata kanannya berdarah dan pasien tidak bisa melihat kembali.
Riwayat Penyakit Dahulu :
8 bulan yang lalu pasien terjatuh saat sedang bermain, dan mata kanan pasien
mengeluarkan darah dan juga kelopak mata pasien sobek. Pasien langsung dibawa ke
RSUD Bunut. Dan menurut dokter mata disana saraf mata kanan pasien sudah tidak bisa
digunaakan lagi karena terjadi kerusakan yang cukup hebat.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada yang menderita sakit mata seperti ini.
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah berobat ke dokter untuk keluhan sakit mata saat ini.
Riwayat Alergi :
Alergi terhadap makanan dan obat-obatan disangkal.

3

Riwayat Psikososial :

III. PEMERIKSAAN FISIK MATA (Status Oftalmikus)





Okuli Dekstra Status Oftalmogikus Okuli Sinistra
Orthophoria Kedudukan Orthophoria
Baik ke segala arah Gerak bola mata Baik ke segala arah
Udem (-), benjolan (-),
hiperemis (-), ptosis (-).
Palpebra Udem (-), benjolan (-),
hiperemis (-), ptosis (-).
Injeksi konjungtiva (+), injeksi
siliar (-)
Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar (-)
Jernih, infiltrat (-), pannus (-) Kornea Jernih, infiltrat (-), pannus (-)
Kedalaman sedang Bilik Mata Depan Kedalaman sedang
Warna coklat, kripte jelas Iris Warna coklat, kripte jelas
Bulat, refleks cahaya (+),
diameter = 3 mm
Pupil Bulat, refleks cahaya (+),
diameter = 3 mm
Keruh Lensa Jernih
Tidak diperiksa Vitreous humor Tidak diperiksa
VOD 0 Visus VOS 6/6

IV. RESUME
.

Okuli Dekstra Status
Oftalmogikus
Okuli Sinistra
Injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-)
Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-)
Jernih, infiltrat (-), pannus (-) Kornea Jernih, infiltrat (-), pannus (-)
VOD 6/6 Visus VOS 6/6
4


V. DIAGNOSA KERJA
OS Kalazion
OD Hordeolum Eksterna
VI. DIAGNOSIS BANDING
Blefaritis
VII. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa :
Ciprofloxacin 2x500 mg
As. Mefenamat 3x500 mg
Xitrol Eye Drops 5 mL 6x/1 tetes
Anjuran :
Insisi kalazion dan hordeolum
Jangan sering mengucek mata dengan tangan
Hindari pemakaian kosmetik


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

KALAZION

Definisi
Kalazion merupakan peradangan granulomatosa kelenjar Meibom yang tersumbat. Pada
kalazion terjadi penyumbatan kelenjar Meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan
peradangan kronis tersebut. Biasanya kelainan ini dimulai penyumbatan kelenjar oleh infeksi
dan jaringan parut lainnya.

Etiologi
Kalazion juga disebabkan sebagai lipogranulomatosa kelenjar Meibom. Kalazion mungkin
timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari
hordeolum internum.

5

Epidemiologi
Kalazion terjadi pada semua umur dan jarang ditemukan pada anak-anak.

Patofisiogi
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Nodul terlihat atas sel imun
yang responsif terhadap steroid termasuk jaringan ikat makrofag seperti histiosit, sel raksasa
multinucleate plasma, sepolimorfonuklear, leukosit dan eosinofil. Kalazion akan memberi
gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemis, tidak ada nyeri tekan, dan adanya
pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-kadang mengakibatkan
perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata
tersebut. Kerusakan lipid yang mengakibatkan tertahannya sekresi kelenjar, kemungkinan
karena enzim dari bakteri, membentuk jaringan granulasi dan mengakibatkan inflamasi.

Manifestasi klinis
Benjolan pada kelopak mata
Tidak hiperemis
Tidak disertai nyeri tekan
Pseudoptosis
Kadang-kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya
sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata tersebut.

Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata, dapat
dilakukan pemeriksaan histologis. Bila terjadi kalazion yang berulang beberapa kali
sebaiknya dilakukan pemeriksaan histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosis
dengan kemungkinan adanya suatu keganasan.

Penatalaksanaan
Ekskokleasi Kalazion
Terlebih dahulu mata ditetesi dengan anastesi topikal pentokain.Obat anestesia infiltratif
disuntikan dibawah kulit didepan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion kemudian
klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak lurus
margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan
6

diberi salep mata. Pada abses palpebra pengobatan dilakukan dengan insisi dan pemasangan
drain kalau perlu diberi antibiotik, lokal dan sistemik. Analgetika dan sedatif diberikan bila
sangant diperlukan untuk rasa sakit.
Catatan :
Dalam menangani hordeolum dan kalazion, kemudian keganasan jangan dilupakan.
Apabila peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan dicari
underlying cause.

Prognosis
Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang baik. Seringkali timbul
lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi yang sama akibat drainase yang kurang baik.
Kalazion yang tidak memperoleh perawatan dapat mengering dengan sendirinya, namun
sering terjadi peradangan akut.




HORDEOLUM

Definisi
Peradangan supuratif kelenjar kelopak mata

Etiologi
Disebabkan oleh infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata.

Manifestasi klinis
Kelopak mata bengkak
Nyeri tekan
Terasa mengganjal
Merah
Pseudoptosis atau ptosis
Pembesaran kelenjar preaurikel

7

Klasifikasi
Dikenal dengan dua bentuk yaitu hordeolum internum dan eksternum. Hordeolum
eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Sedangkan hordeolum internum
menrupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak didalam tarsus.
Hordeoum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar
dari pangkal rambut.
Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama
ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeoulum internum biasanya berukuran lebih besar dibandig
hordeolum eksternum.

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.




Penatalaksanaan
Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari
selama 10 menit sampai nanah keluar. Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan
untuk drainase nanah. Diberikan antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuren atau
terjadinya pembesaran kelenjar preaurikel. Antibiotik sistemik yang diberikan anatara lain
eritromisin 250 mg atau dikloksasilin 125-250 mg 4 kali sehari, dapat juga diberikan
tetrasiklin.
Pada nanah dan kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada
hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada
daerah abses dengan fluktuasi terbesar.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anastesi topikal dengan pantokain.
Dilakukan anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan
insisi bila :
- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
8

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik.

Prognosis
Baik bila dilakukan penanganan yang tepat.













DAFTAR PUSTAKA


Ilyas, S. 2012. Ilmu Penyakit Mata Ed. 4. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. 2009. Oftalmologi Umum Ed. 17. Jakarta : EGC
http://medicastore.com/penyakit/859/Hordeolum_%28Stye%29.html
http://www.merckmanuals.com/home/eye_disorders/eyelid_and_tearing_disorders/stye_hordeolu
m.html

Das könnte Ihnen auch gefallen