Sie sind auf Seite 1von 8

Universitas Gadjah Mada 1

BAB VI
ENZIMOLOGI KLINIK

PENDAHULUAN
Topik kuliah Enzimologi Klinik ini membahas tentang peranan enzim dalam
mendukung diagnosis klinik, meliputi tentang konsep pokok enzimologi, peranan uji enzim
dalam diagnosis, klasifikasi enzim, distribusi enzim dalam jaringan, lokasi enzim
intraseluler, dan penghilangan enzim dalam sirkulasi. Pokok bahasan kuliah ini secara
umum dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami tentang peranan
enzim intraseluler, yang dapat digunakan untuk membantu mahasiswa dalam menentukan
diagnosis suatu penyakit yang melibatkan kerusakan suatu organ maupun jaringan tubuh.
Pengertian tentang enzimologi klinik dapat digunakan untuk membantu dalam memonitor
perkembangan suatu penyakit maupun melakukan evaluasi selama pengobatan.
Topik kuliah ini secara keseluruhan dapat diselesaikan dalam waktu dua kali tatap muka (2
jam). Setelah mengikuti pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
peranan enzim-enzim intraseluler yang dapat digunakan untuk memantau kerusakan suatu
organ tubuh.

PENYAJIAN
Enzim
Enzim merupakan katalis protein yang merubah reaksi-reaksi biokirnia dalam sel.
Enzim bisa berubah secara fisik selama memerankan fungsinya dalam suatu reaksi, dan
akan kembali kcwujud aslinya sctelah terjadi suatu reaksi yang lcngkap. Dalam proses
patofisiologi, terutama adanya cedera sel, akan menyehabkan meningkatnya aktivitas
enzim dalam plasma. Diagnostik enzimologi merupakan bagian laboratorium klinik yang
dilibatkan untuk mempelajari dan menerapkan aktivitas enzim plasma untuk tujuan
diagnostik, untuk memonitor aktivitas suatu pcnyakit, dan untuk cvaluasi rcspon
pengobatan dari suatu penyakit.
Sifat katalitik masing-masing enzim adalah spesifik dan sensitif, sifat-sifat katalitik
tersebut dapat diukur. Kecepatan reaksi katalitiknya seimbang dengan jumlah enzim yang
digunakan dalam reaksi, sehingga untuk mengukur kuantitas enzim dapat dilakukan
dengan cara mengukur produk yang dihasilkan dari reaksi, mengukur menghilangnya
substrat yang digunakan, atau dapat juga dengan cara mengukur perubahan konsentrasi
koenzim yang digunakan dalam reaksi. Hasil pengukuran aktivitas enzim tersebut
dinyatakan dalam satuan unit cnzim. Satu internasionl unit (IU) didefinisikan sebagai
jumlah enzim yang mengkatalisis konversi 1 mikromol substrat atau koenzim per menit
Universitas Gadjah Mada 2

dibawah kondisi tertentu waktu dilakukan pengukuran (temperatur dengan pII optimal dan
konsentrasi substrat tertentu).
Faktor-Faktor yang Terlibat dalam Aktivitas Enzim dalam Serum
Gangguan jaringan spesifik

Gangguan jaringan lain ==> Enzim dilepas <== Perubahan sintesis
ensim

Ekskresi ==> Enzim dalam serum <== Katabolisme

Inhibitor ==> Pengukuran <== Teknik pemeriksaan
Aktivator aktivitas enzim dalam serum
Ko-faktor


Konsep Pokok Enzimologi
A. Sifat dasar enzim
1. Enzim adalah protein yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang esensial untuk
hidup.
a. Ensim berikatan secara temporal dengan substansi-substansi aksinya
(substrat) untuk membentuk komplek enzim-substrat.
b. Komplck tcrscbut pccah untuk membentuk produk reaksi dan melepaskan enzim
untuk melanjutkan fungsi katalitiknya.
c. Masing-masing enzim hanya dapat mengkatalisis tipe-tipe reaksi tertentu
d. Enzim diberi nama dan dikdasifikasi menurut tipe reaksi dan spesifikasi
substarnya.
(1). Transferase : enzim yang mengkatalisis kelompok transfer (seperti amino,
phosphat) dari satu komponen ke lain komponen, misalnya:
(a). Glutamic oxaloacetic transaminase (GOT) atau alanin aminotransferase
(ALT)
(b). Glutamic pyruvic transaminase (GPT) atau aspartic acid transferase
(AST)
(c). Creatine phosphokinase (CPK)
(2). Dehydrogenase: enzim yang mengkatalisis transfer elektron
(a). Lactic dehydrogenase (I,DH)
(b). Isocitric dehydrogenase (ICD)

Universitas Gadjah Mada 3

(3). Hydrolase: enzim yang mengatalisis substrat yang larut air
(a). Amylase
(b). Lipase
(c). Alkaline phosphatase
(d). Acid phosphatase
(e). Cholinesterase
(4). Lyase: enzim yang membebaskan karbon
(a). Aldolase
2. Enzim diproduksi didalam sel dari semua sel hidup clan dilepaskan kedalam plasma
dan cairan rtubuh, dimana aktivitas yang diukur adalah kemampuannya dalam
mempercepat reaksi-reaksi kimia utama yang dikatalisis.
3. Penggunaan serum untuk uji enzim lebih baik daripada plasma karena penggunaan
antikoagulan dalam plasma akan mempengaruhi aktivitas enzim atau menimbulkan
perubahan warna yang dapat mempengaruhi basil pemeriksaan.
B. Mekanisme pelepasan enzim ke dalam sirkulasi
1. Perubahan permeabilitas sel membran
(a). Reaksi radang
(b). Degenerasi sel
(c). Peningkatan aktivitas sel
(d). Metamorfose lemak
2. Nekrosis sel menyebabkan pelepasan enzim dari sel ke pembuluh darah
3. Ketidak imbangan clearence enzim dari serum
4. Ketidak imbangan sintesis oleh jaringan menyebabkan penurunan konsentrasi cnsim
dalam serum
5. Produksi enzim ditingkatkan akibat aktivitas ekstraseluler

C. Metode untuk mengukur enzim
1. Enzim diukur sebagai aktivitasnya bukan konsentrasinya, karena konsentrasi enzim
dalam serum hanya terdapat dalam beberapa menit clan dapat dikelirukan dengan
cairan biologis lain yang secara kemis sama.
2. Tiga cara utama untuk mengukur enzim:
a.. Pengukuran menghilangnya substrat atau perubahan konsentrasi substrat
(1). Amylase
b. Pengukuran produk akhir yang,dihasilkan
(1). Alkalin phosphatase
c. Pengukuran perubahan jumlah koensim atau kofaktor pada waktu-waktu
Universitas Gadjah Mada 4

tertentu, kecepatan perubahan yang diukur sebagai aktivitas enzim. (1). Isocitric
dehydrogenase
D. Cara untuk mcnentukan unit aktivitas enzim
1. International Unit: satu unit (U) enzim adalah jumlah yang mengkatalisis perubahan
dari 1 mikromol (umol) substrat per menit dibawah kondisi yang ditentukan:
a. temperatur reaksi yang ditetapkan 30C
b. aktivitas enzim dalam cairan tubuh atau terutama dalam serum ditentukan dalam
1 ml, sehingga hasil pengukuran enzim ditentukan dalam rniliunit/ml (mU/ml).
Jika volume pengukuran yang digunakan 1 L, maka aktivitas enzim ditentukan
dalam U/L.
c. Satuan IU digunakan jika metode pengukuran yang digunakan sama
Faktor-faktor yang mempengaruhi. uji enzim dalam diagnosis
A. Distribusi enzim dalam jaringan
B. Lokasi intraseluler
C. Pelepasan enzim dari jaringan yang rusak
D. Perubahan-perubahan permeabilitas membran
E. Klearens enzim dari serum
F. Lama menghilangnya aktivitas ensim dalam serum
G. Pola seri enzim serum
H. Korelasi hasil uji enzim dengan uji lain

Klasifikasi enzim
A. Enzim plasma spesifik adalah enzim yang khusus disintesis dalam hati yang
kemudian diekskresikan ke dalam darah.
Contoh: faktor-faktor koagulasi dan cholinesterase merupakan contoh dari
kelompok ini. Aktifitas enzim-cnzim dalam plasma mcnurun pada hati yang
mengalami kerusakan, karena kelangsungan sintesa dan eksresi tidak lama.

B. Enzim plasma non spesifik
Fungsi biologis ensim ini dalam darah belum diketahui, level normal ensim ini
ditentukan berdasar pelepasannya dari sei dan eliminasi dari serum.

1. Enzim ekresi
Enzim yang diekresikan dari sel-sel parenkim ke ekstra seluler dan ke ruang
ekstra vaskuler. Contoh: pankreatik amilase, parotik alfa-amilase, lipase,
alkalin fosfatase, acid fosfatase. Kenaikan aktivitas ensim dalam serum lebih
Universitas Gadjah Mada 5

sering terjadi pada keadaan obstruksi dibanding pada keadaan gangguan
seluler akut.
2. Enzim seluler
a. Enzim organ spesifik
Terdapat pada suatu organ atau terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi
hanya pada suatu jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa ensim ini sangat
akurat untuk diagnosa gangguan organ spesifik. Sebagai contoh adalah
glutamic pyruvic transaminase, arginase, sorbitol dehydrogenyse, glutamic
dchydrogenasc dapat digunakan untuk diagnosa gangguan fungsi hati dan
lipase untuk diagnosa gangguan fungsi pankreas.
b. Enzim organ nonspesifik
Semua enzim yang terlibat dalam siklus metabolik utama dan rangkaiannya,
enzim ini terdapat pada hampir semua sel-sel dalam tubuh. Peningkatan
aktivitas salah satu enzim lersebut dapat ditunjukkan melalui studi
isoensim, sehingga dapat ditentukan jaringan asal (sumbernya). Contoh:
Lactic dehydrogenase, alkalin phosphatase.

Distribusi Enzim dalam Jaringan
Tabel 1. Distribusi enzim dalam jaringan
Enzim Sumber Utama
Enzim dengan spesifitas tinggi
Glutamic pyruvic transaminase (AST) hati (hewan kecil)
Arginase hati
Sorbitol dehydrogenase hati (kuda), ginjal
Aldolase otot
Ornithin carbonyltransferase hati
Lipase pankreas, mukosa usus
Enzim dengan spesifitas sedang
Glutamic oxaloacetic transaminase (ALT) hati, jantung, otot skelet
Creatine phosphokinase otot skelet, jantung, utak
Isocitric dehydrogenase hati, jantung
Enzim dengan spesifitas rendah
Lactic dehidrogenase semua jaringan
Alkaline phosphatase hati, tulang, mukosa usus,
plasenta, ginjal
Universitas Gadjah Mada 6

Enzim Intraseluler
1. Enzim yang terdapat dalam sitoplasma lebih sering dilepaskan kedalam sirkulasi akibat
adanya peningkatan permeabilitas membran dibanding ensim yang terdapat dalam
mitokondria. Enzim sitoplasma bersifat reversibel dengan proses keradangan.
2. Pada kondisi destruksi nekrotik yang melibatkan sejumlah besar sel-sel, enzim akan
dilepaskan dari mitikondria, mikrosomal dan nukleus.

Lokasi Enzim dalam Struktur Intraseluler
1. Enzim yang terdapat dalam supernatan atau sitoplasma
a. Glutamic pyruvic transaminase
b. Lactic dehydrogenase
c. Aldolase

2. Enzim yang terdapat dalam mitokondria
a. Glutamic oxaloacetic transaminase (bisa ada dalam sitoplasma dan mitokondria
dalam bentuk yang berbeda)
b. Glutamic dehydrogenase
c. Ornithine carbamyl transferase
d. Arginase
e. Acid phosphatase

3 Enzim dalam mikrosome
a. Cholinesterase
b. Alkalin fosfatase

Penghilangan Enzim dart Sirkulasi
1. Mempunyai kepentingan untuk diagnosa, waktu menghilangya enzim dari
sirkulasi diperhitungkan untuk mengetahui proses penyakit.
- Misal pada gangguan hati: Arginase akan menghilang dari serum secara
lebih cepat dibanding transaminase. Jika konsentrasi arginase dan
transaminase masih tetap tinggi, berarti masih terjadi nekrosis hati. Jika
terjadi perbaikan kondisi sel-sel hati (proses kesembuhan) maka akan
terjadi penurunan konsentarsi arginase secara cepat baru diikuti penurunan
aktivitas transaminase.



Universitas Gadjah Mada 7

2. Kematian enzim
Kematian enzim dapat terjadi dengan cara inaktivasi ensim intra vaskuler melalui
hambatan-molekul-molekul kecil, protein darah tidak mudah diinaktifkan. Jaringan
mempunyai mekanisme untuk penghancuran protein.
Sistem retikuloendotelial berpartisipasi dalam penghilangan enzim.
Ensim dalam serum dapat dikcluarkan melalui urin tapi hanya dalam jumlah kecil,
kecuali pada kondisi adanya gangguan ginjal. Amilase juga inerupakan
perkecualian karena enzim ini mudah difiltrasi oleh ginjal karena mempunyai BM
relatif rendah.

Isoenzim

A. Isoenzim adalah beberapa ensim/fraksi enzim yang menunjukkan spesifitas substrat
yang sama tapi berbeda dalam sifat fisik dan kimianya.
B. Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan elektroforesis, pemisahan
isoensim ini mempunyai manfaat untuk diagnosa klinik (menentukan lokasi
kerusakan jaringan).
C. Penentuan isoenzim digunakan untuk mengetahui asal jaringan, dapat disertai
dengan menentukan aktivitas total enzim dalam serum. Untuk tujuan klinik
pemisahan isoensim biasanya dilakulan untuk:
1. Lactic dehydrogenase
2. Alkaline phosphatase
3. Creatine phosphokinase
D. Sumber fraksi enzim (isoenzim)

1. Lactic dehydrogenase biasa ditemukan pada kebanyakan spesies hewan:
a. LDH-1, LDH-2 : jantung, eritrosit, ginjal, otak
b. LDH-3 : paru-paru, pankreas, adrenal, limpa, timus, nodus
limfatikus, leukosit
c. LDH-4, LDH-5 : otot skelet, hati
2. Alkaline phosphatase : hati, tulang, usus, steroid
3. Creatinc phosphokinase : miokardium, otot skelct, otak


Universitas Gadjah Mada 8

Tabel 2. Stabilitas enzim dalam serum hewan pada berbagai suhu penyimpanan
Enzim Suhu kamar Refrigerator 4C Freezer -20C
SGOT
sapi naik stabil 5 had stabil 38 hari
domba naik turun turun
babi naik turun stabil
SGPT
sapi naik naik naik
domba stabil stabil stabil
babi
naik
turun turun
LDH

sapi stabil turun stabil 6 bulan
domba turun turun turun
babi turun turun stabil 2 bulan


PENTUTUP

Topik mata kuliah ini secara keseluruhan dapat difahami intisarinya dengan cara
mahasiswa mengerjakan soal-soal berikut ini:
1. Sebutkan tujuan mempelajari enzimologi klinik
2. Apa yang dimaksud dengan enzim, mengapa dalam pemeriksaan yang diukur bukan
jumlahnya melainkan aktifitasnya
3. Jelaskan faktor-faktor yang terlibat dalam aktivitas enzim dalam serum
4. Bagaimana mekanisme terjadinya peningkatan aktivitas enzim dalam serum
5. Jelaskan cara mengukur aktivitas enzim dalam serum
6. Sebutkan enzim-enzim yang mempunyai spesilitas tinggi, sedang dan rendah dan
mengapa enzim-enzim tersebut mempunyai spesilitas tertentu
7. Bagaimana caranya menentukan berbagai fraksi enzim dalam suatu jaringan

Das könnte Ihnen auch gefallen