Sie sind auf Seite 1von 2

ADAKAH ANJ URAN UNTUK BERPUASA DI BULAN RAJ AB?

Diposkan oleh Bermanfaat Bagi Yang Lain di 13:55 . Senin, 14 J uni 2010

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu 'ala Rosulillah, wa 'ala aalihi wa shobihi ajma'in.
Sebagian orang sempat menganjurkan bahwa banyaklah puasa pada bulan Rajab. Ada pula yang
menganjurkan untuk berpuasa di awal-awal bulan Rajab. Apakah betul anjuran seperti ini ada dasarnya?
Silakan ditelusuri dalam pembahasan singkat berikut ini. Semoga bermanfaat.
Aku bertanya pada Sa'id bin J ubair tentang puasa Rajab dan kami saat itu sedang berada di bulan Rajab,
maka ia menjawab : Aku mendengar Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam senantiasa berpuasa sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa seluruh bulan. Namun
suatu saat beliau tidak berpuasa sampai kami berkata : Nampaknya beliau tidak akan puasa sebulan penuh."
(HR. Muslim dalam kitab Ash Shiyam. An Nawawi membawaknnya dalam Bab Puasa Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam di selain bulan ramadhan)

Sebagian orang agak sedikit bingung dalam menyikapi hadits di atas, apakah di bulan Rajab harus berpuasa
sebulan penuh ataukah seperti apa?

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,
Adapun mengkhususkan bulan Rajab dan Syaban untuk berpuasa pada seluruh harinya atau beritikaf pada
waktu tersebut, maka tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para
sahabat mengenai hal ini. J uga hal ini tidaklah dianjurkan oleh para ulama kaum muslimin. Bahkan yang
terdapat dalam hadits yang shahih (riwayat Bukhari dan Muslim) dijelaskan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam biasa banyak berpuasa di bulan Syaban. Dan beliau dalam setahun tidaklah pernah banyak berpuasa
dalam satu bulan yang lebih banyak dari bulan Syaban, jika hal ini dibandingkan dengan bulan Ramadhan.

Adapun melakukan puasa khusus di bulan Rajab, maka sebenarnya itu semua adalah berdasarkan hadits
yang seluruhnya lemah (dhoif) bahkan maudhu (palsu). Para ulama tidaklah pernah menjadikan hadits-
hadits ini sebagai sandaran. Bahkan hadits-hadits yang menjelaskan keutamaannya adalah hadits yang
maudhu (palsu) dan dusta.(Majmu Al Fatawa, 25/290-291)

Bahkan telah dicontohkan oleh para sahabat bahwa mereka melarang berpuasa pada seluruh hari bulan
Rajab karena ditakutkan akan sama dengan puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana hal ini pernah
dicontohkan oleh Umar bin Khottob. Ketika bulan Rajab, Umar pernah memaksa seseorang untuk makan
(tidak berpuasa), lalu beliau katakan,


J anganlah engkau menyamakan puasa di bulan ini (bulan Rajab) dengan bulan Ramadhan. (Riwayat ini
dibawakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu Al Fatawa, 25/290 dan beliau mengatakannya
shahih. Begitu pula riwayat ini dikatakan bahwa sanadnya shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Irwaul Gholil)

Adapun perintah Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk berpuasa di bulan-bulan haram yaitu bulan Rajab,
Dzulqodah, Dzulhijjah, dan Muharram, maka ini adalah perintah untuk berpuasa pada empat bulan tersebut
dan beliau tidak mengkhususkan untuk berpuasa pada bulan Rajab saja. (Lihat Majmu Al Fatawa,
25/ 291)

Imam Ahmad mengatakan, Sebaiknya seseorang tidak berpuasa (pada bulan Rajab) satu atau dua hari.

Imam Asy Syafii mengatakan, Aku tidak suka jika ada orang yang menjadikan menyempurnakan puasa
satu bulan penuh sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.

Beliau berdalil dengan hadits Aisyah yaitu Aisyah tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam berpuasa sebulan penuh pada bulan-bulan lainnya sebagaimana beliau menyempurnakan berpuasa
sebulan penuh pada bulan Ramadhan. (Latho-if Maarif, 215)

Ringkasnya, berpuasa penuh di bulan Rajab itu terlarang jika memenuhi tiga point berikut.
1. J ika dikhususkan berpuasa penuh pada bulan tersebut, tidak seperti bulan lainnya sehingga orang-orang
awam dapat menganggapnya sama seperti puasa Ramadhan.
2. J ika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut adalah puasa yang dikhususkan oleh Nabi shallallahu alaihi
wa sallam sebagaimana sunnah rawatib (sunnah yang mengiringi amalan yang wajib yaitu amalan puasa
Ramadhan).
3. J ika dianggap bahwa puasa di bulan tersebut memiliki keutamaan pahala yang lebih dari puasa di bulan-
bulan lainnya. (Lihat Al Hawadits wal Bida, hal. 130-131. Dinukil dari Al Bida Al Hawliyah, 235-236)

Kesimpulan: Tidak ada yang istimewa dengan puasa di bulan Rajab kecuali jika berpuasanya karena bulan
Rajab adalah di antara bulan-bulan haram, namun tidak ada keistimewaan bulan Rajab dari bulan haram
lainnya. Yang tercela sekali adalah jika puasanya sebulan penuh di bulan Rajab sama halnya dengan bulan
Ramadhan atau menganggap puasa bulan Rajab lebih istimewa dari bulan lainnya. J uga tidak ada
pengkhususan berpuasa pada hari tertentu atau tanggal tertentu di bulan Rajab sebagaimana yang
diyakini sebagian orang.

J ika memiliki kebiasaan puasa Senin-Kamis, puasa Daud atau puasa ayyamul biid, maka tetap rutinkanlah di
bulan Rajab. Semoga Allah beri taufik untuk tetap beramal sholih.

Semoga pembahasan singkat ini bermanfaat bagi pengunjung Rumaysho.com sekalian. Semoga Allah selalu
memberkahi kita di bulan Rajab ini.

Nantikan penjelasan selanjutnya mengenai perayaan Isro' Mi'roj. Semoga Allah mudahkan.



Artikel www.rumaysho.com

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Das könnte Ihnen auch gefallen