Sie sind auf Seite 1von 4

Ijin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP)

I. Pengertian

Berdasarkan Pasal 1 ayat 16 IUJP yang dimaksud dengan IUJP adalah adalah izin
yang diberikan kepada Pelaku Usaha Jasa Pertambangan untuk melakukan kegiatan
usaha jasa Pertambangan. Pada saat ini usaha jasa pertambangan dibedakan menjadi
2 bagian yaitu:

1. Usaha jasa pertambangan,
2. Usaha jasa pertambangan non inti.
Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 Permen No. 28 tahun 2009 yang dimaksud Usaha Jasa
Pertambangan inti adalah usaha jasa yang kegiatan usahanya berkaitan dengan
tahapan dan /atau bagian kegiatan usaha pertambangan. Sedangkan Usaha Jasa
Pertambangan Non Inti dalam ayat 3 adalah usaha jasa selain usaha jasa
pertambangan yang memberikan pelayanan jasa dalam mendukung kegiatan usaha
pertambangan.

Berdasarkan wilayah kerjanya usaha jasa pertambangan dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal yaitu perusahaan jasa yang berbadan
hukum Indonesia atau bukan berbadan hukum, yang didirikan di Kabupaten/kota
atau provinsi, yang modalnya berasal dari dalam negeri dan beroperasi dalam
wilayah Kabupaten/kota atau provinsi yang bersangkutan.

2. Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional yaitu perusahaan jasa yang didirikan dan
berbadan hukum Indonesia, yang seluruh modalnya berasal dari dalam negeri dan
beroperasi dalam wilayah Republik Indonesia atau di luar wilayah Republik
Indonesia.

3. Perusahaan Jasa Pertambangan Lain yaitu perusahaan jasa yang didirikan dan
berbadan hukum Indonesia, yang modalnya sebagian atau seluruh modalnya dimiliki
oleh pihak asing.

II. Usaha Jasa Pertambangan

Ruang lingkup kegiatan bagi Usaha Jasa Pertambangan diatur dalam Pasal 4 ayat 2
huruf (a) Permen No. 28 Tahun 2009, sebagai berikut:

a. Konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengujian peralatan di bidang:

1. Penyelidikan umum.

2. Eksplorasi:
Manajernen Eksplorasi
Penentuan Posisi
Pernetaan
Geologi dan Geofisika
Geokimia
Survei Bawah Permukaan
Geoteknik
Pernboran dan Percontoan Eksplorasi

3. Studi Kelayakan:
AMDAL
Penyusunan Studi Kelayakan

4. Konstruksi Pertambangan:
Tarnbang Bawah Tanah
Tarnbang Terbuka
Tarnbang Bawah Air
Kornisioning Tarnbang
Penyemenan Tarnbang Bawah Tanah
Ventilasi Tarnbang
Pengolahan dan Pernurnian
Jalan Tambang
Gudang Bahan Peledak

5. Pengangkutan:
Menggunakan Truk
Menggunakan Lori
Menggunakan Belt Conveyor
Menggunakan Tongkang
Menggunakan Pipa

6. Lingkungan pertambangan:
Pengelolaan Air Tambang
Audit Lingkungan Pertarnbangan
Pengendalian Erosi

7. Pascatambang dan reklamasi:
Reklamasi
Penutupan Tambang
Penyerapan dan Penataan Lahan
Pembibitan
Hydroseeding
Penanaman
Perawatan

8. Keselamatan dan kesehatan kerja:
Pemeriksaan dan Pengujian Teknik
Audit K3 Pertambangan
Pelatihan K3

b. Konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di bidang:

1. Penambangan:
Pengupasan, Pernuatan dan Pernindahan Batuan Penutup
Pernberian Pernbong karan
Penggalian Mineral atau Batubara
Pernuatan dan Pernindahan Mineral atau Batubara

2. pengolahan dan pemurnian:
Pencarnpuran Batubara
Pengolahan Batubara
Pengolahan Mineral
Pernurnian Mineral


III. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti

Ruang lingkup kegiatan Usaha Jasa Pertambangan Non Inti tidak dijelaskan dalam
Permen No. 28 Tahun 2009 sehingga dapat diartikan ruang lingkup kegiatan Usaha
Jasa Pertambangan Non Inti ialah kegiatan selain kegiatan-kegiatan yang telah
disebutkan pada Pasal (4) ayat 2 dan 3 Permen No. 28 Tahun 2009.



IV. Tata Cara Penyelenggaraan IUJP

Sesuai dengan Pasal 12 Permen ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan
Usaha Jasa Pertambangan Minerba, dalam hal tata cara penyelenggaraan pelaku
usaha jasa pertambangan harus mendapatkan klasifikasi serta kualifikasi dari lembaga
independen yang dinyatakan dengan sertifikat. Apabila lembaga independen tersebut
belum terbentuk maka dilakukan oleh Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.

Klasifikasi Usaha Jasa Pertambangan terdiri dari:
1. Konsultan
2. Perencana;
3. Pelaksana; dan
4. Penguji Peralatan.

Kualifikasi Usaha Jasa Pertambangan terdiri dari:
1. Kualifikasi Besar.
Memiliki kekayaan bersih di atas 5.000.000.000 (lima Milyar)
2. Kualifikasi Kecil
Memiliki kekayaan bersih di bawah 5.000.000.000 (lima Milyar)

Sesuai dengan Pasal 18 dan Pasal 19 Permen ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan Minerba, permohonan IUJP atau Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) diajukan secara tertulis kepada Menteri, gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan format dan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Permen ESDM No. 28 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Usaha Jasa Pertambangan.

Namun, pengajuan kepada Menteri telah dilimpahkan wewenangnya kepada Direktur
Jendaral Mineral dan Batubara sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri
ESDM No. 0299K/30/MEM/2011 tentang Pelimpahan Wewenang Menteri ESDM
kepada Direktur Jendaral (Dirjen) Mineral dan Batubara untuk Pemberian Ijin Usaha
Jasa Pertambangan. Berdasarkan keputusan tersebut, saat ini IUJP dikeluarkan oleh
Dirjen Mineral dan Batubara atas nama Menteri ESDM.

Berikut syarat penerbitan IUJP dan SKT Usaha Jasa Pertambangan berdasarkan
Kewenangannya:

1. Pengajuan kepada Menteri jika IUJP diberikan oleh Menteri kepada pelaku
Perusahaan Jasa Pertambangan nasional dan Perusahaan Jasa Pertambangan
Lain yang meliputi BUMN, Perseroan Terbatas dan Perseorangan untuk melakukan
kegiatan usaha jasa pertambangan di seluruh wilayah Indonesia

2. Pengajuan kepada Gubernur jika IUJP diberikan oleh gubernur kepada pelaku
usaha jasa pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Perusahaan Jasa
Pertambangan Lokal dan Perusahaan Jasa Pertambangan Lain yang meliputi
BUMD, Perseroan Terbatas, Koperasi, Perusahaan Komanditer, Perusahaan Firma
dan Orang Perseorangan untuk melakukan kegiatan usaha jasa pertambangan
dalam wilayah provinsi yang bersangkutan.

3. IUJP diberikan oleh bupati/walikota kepada pelaku usaha jasa pertambangan
sebagaimana dimaksud dalam Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal dan
Perusahaan Jasa Pertambangan Lain yang meliputi BUMD, Perseroan Terbatas,
Koperasi, Perusahaan Komanditer, Perusahaan Firma dan Orang Perseorangan
untuk melakukan kegiatan usaha jasa pertambangan dalam wilayah Kabupaten/kota
yang bersangkutan.

Das könnte Ihnen auch gefallen