Sie sind auf Seite 1von 23

Achondroplasia adalah salah satu jenis kelainan genetik yang umumnya merupakan penyebab

dwarfisme (kerdil). Penderita Dwarfisme Achondroplasia memiliki perawakan tubuh yang


pendek dan abnormal. Tinggi dewasanya rata-rata hanya 131 cm untuk pria dan 123 cm untuk
wanita. Perbandingan banyaknya penderita achondroplasia adalah 1 setiap 25.000 kelahiran bayi.
Semua jenis kelamin dari setiap ras memiliki kemungkinan yang sama untuk menderita
achondroplasia.

Achondroplasia memiliki arti tidak memiliki tulang
rawan. Padahal sih sebenernya penderitanya tetep punya tulang rawan, hanya aja selama masa
pertumbuhan di dalam kandungan samapai kanak-kanak tulang rawan tersebut menjadi tulang
sejati atau tulang keras, tentu saja selain yang ada di kuping dan hidung. Kemudian, ada yang
salah dengan proses pertumbuhan tulang tersebut, terutama pada tulang lengan atas dan tulang
paha. Pertumbuhan berlangsung sangat lambat, menyebabkan postur tubuh seseorang menjadi
pendek dan tidak setinggi orang pada umumnya.

Umumnya penderita Achondroplasia, batang tubuhnya mendekati normal walaupun lengan dan
kakinya pendek. Kemudian terkadang kita jumpai bentuk kepala yang agak besar, menurut
sumber yang gw baca, kepala yang besar itu ada kemungkinan hydrocephalus. Apa itu
hydrochephalus? Itu adalah kelebihan cairan di dalam otak, dan perlu suatu tindakan
pembedahan. Oiya ada lagi nih, seringkali pada bayi yang mengalami Achondroplasia
mengalami Kifosis (bongkok), tapi kemudian akan sembuh sendiri jika sudah belajar berjalan.
Memang dalam belajar duduk, berdiri, dan berjalan sendirian akan sangat sulit karena kakinya
kecil. Meskipun gerak motorik si penderita lambat, tidak mempengaruhi kecerdasannya sama
sekali.

Penderita achondroplasia ini memang lebih rentan terhadap penyakit. Kenapa? ya iu tadi,
struktur tubuh yang berbeda membuat semuanya ikut jadi berbeda deh.
Lalu apa ya penyebab achondroplasia?
penyebabnya adalah gen-gen yang tidak normal di salah satu dari kromosom empat pasang. Ada
beberapa kasus yang mencatat bahwa seorang anak mewarisi achondroplasia dari orang tua
dengan kondisi serupa. Jadi, kalo salah satu dari orangtuanya memiliki kelainan achondroplasia
maka kelak keturunannya memiliki 50% kesempatan tidak terkena. Lalu bagaimana kalau
orangtuanya sama-sama mengidap achondroplasia? ya berarti punya kemungkinan 50% anaknya
mengalami achondroplasia, 25% tidak kena dan 25% lagi membawa gen abnormal yang sama.
Di lebih dari 80% kasus, achondroplasia tidak diturunkan. Tapi bisa terjadi dari hasil mutasi gen
baru yang terjadi dalam sel telur atau sel sperma sebagai unsur terjadinya embrio. Para ahli
genetik telah meneliti bahwa ayah yang berusia pertengahan yakni 40 tahunan keatas, ada
kemungkinan memiliki anak achondroplasia dan kondisi autosom dominan lain karena mutasi
gen baru.


Bagaimana Achondroplasia warisan?
Achondroplasia adalah penyakit yang
mempengaruhi pertumbuhan tulang. Masalah yang
menghubungkan tulang yang disebut tulang rawan.

Dalam tulang rawan achondroplasia juga terpengaruh. Jadi, resultantly pertumbuhan tulang
terhambat. Biasanya kalsium disimpan dalam tulang rawan, dan dalam keadaan normal, itu
mengental dan berkembang sebagai tulang. Oleh karena itu, mereka telah terhambat
bones.Achondroplasia terjadi kira-kira dalam satu di setiap 10.000 kelahiran. Ada penampilan
yang sangat khas dari bayi yang di bawah normal. Dengan penampilan karakteristik ini, penyakit
ini mudah didiagnosis.

Dalam achondroplasia, pertumbuhan tulang ke ukuran normal dicegah, dan tulang menjadi
kental. Bagasi tulang dan tulang tengkorak yang paling parah terkena. Bukaan di tengkorak
untuk sumsum tulang belakang dan tulang belakang lebih kecil dari biasanya. Hal ini
menyebabkan akumulasi cairan yang berlebihan di kepala.
Achondroplasia adalah kelainan genetik, dan orangtua memilikinya, memiliki kesempatan
lima puluh persen lulus gangguan kepada anak. Sangat mengherankan, kerusakan tersebut akan
meningkat dengan kemajuan zaman ayah.
Ciri utama achondroplasia adalah anggota tubuh yang lebih pendek. Tapi bagasi dan kepala
adalah dari ukuran normal. Tetapi anggota badan pendek membuat kepala tampak lebih besar.
Mereka akan memiliki hidung pelana. Bagian bawah kembali mereka akan memiliki
kelengkungan yang abnormal. Dahi akan sangat menonjol. Anak-anak ini akan dipengaruhi oleh
infeksi yang sangat serius dari telinga tengah. Akan sangat berulang-ulang juga. Ini pada
akhirnya akan menyebabkan kehilangan pendengaran. Namun, mental anak-anak kapasitas dan
kemampuan reproduksi achondroplasia akan menjadi normal.


Achondroplasia (Cebol) akibat Kelainan
Pertumbuhan Tulang
SUATU bentuk kelainan genetik dari pertumbuhan tulang, meski tampak
jelas pada awal kelahiran, namun kasus tersebut jarang ditemui. Karena
diperkirakan menyerang satu pada setiap 25.000 kelahiran, tetapi bisa
terjadi pada semua jenis ras, baik pada laki-laki maupun perempuan.
Kelainan pertumbuhan tulang disebut Achondroplasia atau yang dikenal
dengan sebutan cebol ini ditandai dengan adanya bentuk proporsi tubuh
yang abnormal. Umumnya memiliki tangan dan kaki yang sangat pendek,
meski ukuran batang tubuhnya mendekati normal.
Achondroplasia berasal dari bahasa Yunani yang berarti ''bentuk tubuh
seperti tanpa tulang rawan'', namun sebenarnya mereka yang terkena
kelainan tersebut tetap memiliki tulang rawan. Hanya saja selama
pertumbuhan dan perkembangan janin di kandungan sampai masa anak-
anak, tulang rawan itu secara normal berubah menjadi tulang sejati (tulang
keras). Kecuali pada beberapa tempat/bagian tubuh lain seperti pada hidung
dan telinga.
Dalam hal ini ada yang salah selama proses pertumbuhan tulang tersebut,
terutama pada tulang panjang, yakni tulang lengan atas dan tulang paha.
Tetapi proses pertumbuhan sel-sel tulang rawan pada tulang-tulang panjang
menjadi tulang sejati berlangsung sangat lambat, sehingga tulang menjadi
pendek dan mengurangi tinggi badan seseorang.
Seorang anak dengan achondroplasia memilki bentuk batang tubuh yang
mendekati bentuk normal walau tangan dan kakinya pendek. Lengan atas
dan paha lebih pendek dari lengan bawah dan tulang kaki bawah, sementara
umumnya bagian kepala berukuran besar, pada bagian dahi menonjol dan
bagian batang hidungnya datar.
Kadang kala ukuran kepala yang besar cenderung mengarah ke
hydrocephalus, yakni jumlah cairan yang berlebih dalam otak sehingga
memerlukan tindakan pembedahan. Tangan lebih pendek dengan bentuk jari
yang gemuk pendek, ada jarak kecil antara jari tengah dengan jari manis
(trident hand). Kebanyakan individu dengan achondroplasia mencapai tinggi
pada usia dewasa hanya sekitar empat kaki atau sekitar 1,2 meter.
Perkembangan Anak
Sebelum masuk pada usia berjalan seorang bayi dengan achondroplasia
seringkali mengalami bungkuk tulang belakangnya (kyphosis). Hal ini
membawa ke keadaan tonus otot yang lemah, dan biasanya membaik
setelah bayi tersebut mulai berjalan.
Bayi tersebut sebaiknya tidak ditempatkan pada kereta anak yang jenisnya
tidak menopang bagian belakang bayi dengan baik. Karena kelalaian dalam
hal menopang tulang belakang dapat membawa ke keadaan bungkuk.
Seorang bayi dengan kelainan itu lambat saat akan duduk, berdiri lagi dan
berjalan sendirian, akibat dari kondisi kaki yang umumnya lebih pendek,
besar dan datar, dengan bentuk kepala besar, dan tangan pendek serta
tonus otot dan tulang sendi yang lemah. Meskipun mempunyai gerakan
motorik yang lambat, mereka umumnya memilki tingkat kecerdasan yang
normal.
Anak-anak dengan achondroplasia juga memiliki jalan masuk dalam hidung
yang memudahkan terjadinya infeksi telinga dan bila tidak diobati bisa
menyebabkan ketulian. Bentuk rahang yang kecil menyebabkan gigi bisa
tidak beraturan, bahkan baik gigi atas maupun gigi bawah bisa saling
bertumpukan.
Sakit tulang belakang dan pada kaki merupakan gejala yang muncul ketika
menjadi remaja dan dewasa, di antaranya karena tekanan pada saraf spiral.
Tekanan ini dapat menyebabkan kelumpuhan pada kaki dan seyogyanya
dilakukan pembedahan untuk menghilangkan tekanan.
Kadang-kadang seorang bayi atau anak kecil dengan achondroplasia bisa
meninggal mendadak, seringkali pada saat tidur. Kematian ini diduga karena
tekanan dari saraf bagian atas pada tulang belakang yang berhubungan
dengan proses bernapas. Tekanan ini disebabkan oleh abnormalitas dalam
ukuran dan struktur tulang tengkorak dan tulang belakang, serta pada
bagian leher yang dilewati saraf-saraf spiral.
Semua bayi dan anak kecil dengan achondroplasia harus dimonitor tekanan
pada bagian tulang tengkoraknya, melalui tes seperti tomografi atau MRI.
Jka perlu pembedahan untuk memperlebar area dan membebaskan dari
tekanan pada saraf-saraf spiralnya. Mereka juga bermasalah ketika
bernapas karena ukuran dada yang kecil, terjadi
pembesaran/pembengkakan amandel dan struktur wajah yang kecil.
Penyebab
Achondroplasia disebabkan oleh gen-gen abnormal yang terikat pada salah
satu dari kromosom empat pasang (manusia memiliki 23 pasang
kromosom). Pada beberapa kasus seorang anak mewarisi achondroplasia
dari orang tua yang juga mengalamui kondisi tersebut. Jika salah satu orang
tua memiliki kondisi ini dan pasangannya tidak, ada 50% kesempatan
bahwa anaknya tidak terkena.
Jika keduanya memiliki achondroplasia ada 50% kesempatan terkena, 25%
kesempatan tidak terkena dan 25% kemungkinan anak membawa gen
abnormal tersebut dari orang tuanya, sehingga memiliki abnormalitas
susunan tulang yang bisa membawa kearah kematian dini. Sedangkan
seorang anak yang tidak membawa gen tersebut akan bebas dari kelainan
tersebut secara total dan tidak menurunkan pada anaknya kelak.
Dalam lebih dari 80% kasus, achondroplasia tidak diturunkan. Namum bisa
terjadi karena hasil dari mutasi gen baru yang terjadi dalam sel telur atau
sel sperma sebagai unsur terjadinya embrio. Anak dengan kelainan itu yang
berasal dari mutasi gen baru, biasanya setelah menjadi orang tua tidak
memiliki anak yang demikian dan kesempatan mereka untuk memiliki anak
kedua yang achondroplasia sangat kecil.
Para ahli genetik telah meneliti bahwa ayah yang berusia pertengahan (40
tahun/lebih) ada kemungkinan memiliki anak achondroplasia dan kondisi
autosom dominan lain karena mutasi gen baru. Pada tahun 1994 para
peneliti dapat mengindentifikasi gen yang menyebabkan kelainan itu.
Penemuan ini mengarah pada keakuratan tinggi ketika dilakukan tes selama
kehamilan, sehingga dapat didiagnosa atau dideteksi achondroplasia-nya.
Pada beberapa kasus seorang bayi memiliki satu atau empat kemungkinan
membawa gen abnormal dari setiap orang tua dan menderita kelainan
tersebut. Setelah lahir secara umum dapat didiagnosa dengan cara
pemeriksaan fisik dan foto rontgen.
Pengobatan
Belum ada cara pasti untuk menormalisasi kelainan tulang belakang pada
anak yang achondroplasia tersebut. Beberapa ahli mengevaluasi hormon
pertumbuhan pada anak dengan kelainan ini. Pada umumnya beberapa anak
mencapai peningkatan dalam pertumbuhan namun belum diketahui
pengobatan yang akan secara signifikan meningkatkan tinggi badan menjadi
normal.
Pembedahan untuk penambahan panjang kaki dapat meningkatkan tinggi
seseorang achondroplasia sampai 12 inchi. Prosedur ini menyingkat waktu
pengobatan yang lama meski tetap memiliki beberapa komplikasi. Bayi dan
anak yang menderita hal itu harus melalui evaluasi untuk abnormalitas
tulang oleh dokter ahli. Dokter akan memantau pertumbuhan anak
menggunakan catatan khusus tentang pertumbuhan kepala dan badannya.















ACHONDROPLASIA
I. PENDAHULUAN
Achondroplasia adalah salah satu bentuk kekerdilan tubuh yang sering dijumpai. Penyakit ini
merupakan kelainan kongenital tulang rawan. Gangguan terutama pada pertumbuhan tulang-
tulang panjang. Penyakit ini diturunkan secara autosom dominan. Sekitar 85-90% kasus
merupakan mutasi genetik. Achondroplasia pertama kali ditemukan oleh Parrot (1878). Angka
kejadian kelainan ini adalah 1/25.000 kelahiran. Ditemukan lebih banyak penderita
achondroplasia pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Dimana ditemukan 126 kasus
dengan 70 wanita dan 56 pria.( 1.3 )
Achondroplasia telah ada selama beradab-abad diketahui dari patung-patung dan gambar-gambar
seniman kuno. Peninggalan-peninggalan ini mencakup dua dewa Mesir kuno, yaitu Ptah-Sokar
dan Bes. Banyak tokoh-tokoh badut dan tokoh-tokoh terkenal yang memiliki intelijensi normal
tapi mengalami achondroplasia. Ketika masih muda, pasien achondoplasia cenderung atraktif
dan menyerupai boneka, dan inilah fakta yang menyebabkan orang-orang kerdil ini banyak dijual
untuk menghasilkan uang pada masa-masa pertengahan. Secara mental mereka normal, dan
secara fisik mereka sehat dan seringkali sangat kuat. ( 1.3)
II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Insiden yang paling umum menyebabkan achondroplasia adalah sekitar 1/10.000 kelahiran
hidup. Walaupun kira-kira 80% dari kasus ini memperlihatkan mutasi yang spontan. Ini artinya
bahwa kedua orang tua tanpa achondroplasia, bisa melahirkan seorang bayi achondroplasia, dan
jika salah satu orang tua mempunyai gen achondroplasia maka bayinya 50% mempunyai peluang
untuk mendapat kelainan achondroplasia yang diturunkan, heterozygot achondroplasia.
Sebagaimana halnya 25% resiko homozygot achondroplasia. Dan lebih banyak ditemukan pada
anak perempuan dibandingkan oleh anak laki-laki. ( 1.2.3 )
III. ETIOLOGI
Autosom dominan dengan insiden catatan mutasi spontan yang tinggi terhadap kematian muncul
pada anak dengan orang tua normal (insiden meningkat dengan umur dari pihak ayah). Gen yang
dipengaruhi merupakan faktor reseptor pertumbuhan fibroblast. Pada pasien dengan
achondroplasia memiliki ciri khas yaitu terjadi mutasi Genetik pada FGFR 3 codon 380.
Gambaran mutasi terdapat pada domain reseptor trans-membran dan pikirkan untuk
menstabilkan reseptor dimer yang mempertinggi signal reseptor, konsekuensi dari mutasi ini
akan menghalangi garis pertumbuhan tulang. Achondroplasia bertindak sebagai sifat autosom
dominan, sebagian besar kasus meningkat dari sebuah mutasi baru keorang tua normal. (2.4)
IV. GAMBARAN ANATOMI
Tulang-tulang panjang pada extremitas superior terdiri dari :
- Humerus, pada ujung proximal membentuk caput humeri, sedangkan pada ujung distal corpus
humeri melebar, disebut epicodylus medialis dan epicondylus lateralis humeri.
- Radius, ujung proximal radius membentuk caput radii dan didistal radius melebar kearah lateral
membentuk processus styloideus radii dibagian medial incisura ulnaris.
- Ulna, pada ujung proximal terdapat incisura trochlearis dan pada distal disebut caput ulnae.
Tulang-tulang panjang extremitas inferior
- Femur, merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh manusia.
Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh . Pada ujung proximal terdapat
trochanter mayor dan trochanter minor, pada ujung distal terdapat condyus medialis dan
condylus lateralis
- Tibia, ujung proximal lebar mengadakan persendian dengan os femur membentuk articulation
genu , membentuk condylus lateralis dan condylus medialis. Ujung distal tibia membentuk
malleolus medialis.
- Fibula, dibagian proximal disebut capitulum fibulae. (13 )
V. PATOFISIOLOGI
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dari gen untuk perkembangan fibroblast yaitu gen (
FGFR 3 ). Gen ini yang dipetakan pada pita 4p 16.3. Mutasi umum menyebabkan penambahan
setelah gen FGFR 3. Menghasilkan penurunan pembentukan tulang achondral menghambat
proliferasi dan kartilago, menurunkan pembesaran sel dan menurunkan matrix tulang rawan.
Mutasi gen G1138A kira-kira 99% mutasi menghasilkan asam amino spesifik jarang terjadi
mutasi missens ( Lys650 Met ) pada daerah tiroksin kinase. Yang diakhiri dengan keterlambatan
perkembangan acanthosis nigricans (SADDAN). Gly380 arg, yang dilaporkan dalam jumlah
populasi. ( 10 )
VI. DIAGNOSIS
A. Gambaran Klinis
Bayi biasanya memiliki ukuran batang tubuh yang normal, tungkai yang sangat tebal, kepala
sedikit lebih besar dari biasanya, dengan penonjolan frontal dan parietal serta hidung. Bayi
achondroplasia seringkali hipotoni disertai perkembangan motorik yang terlambat. Tonus
neuromuskuler normal biasanya diperbesar pada umur 2-3 tahun. Kelemahan sendi terutama
pada sendi interfalangs, dapat menetap selama masa anak. Bila tidak ada hidrosefalus,
perkembangan mental dan motor biasanya normal. Dimana jembatan hidung tertekan.
Pemendekan mengenai keempat limb dengan keadaan yag sama. Ujung-ujung jari kaki pada
penyakit ini mencapai tidak lebih panjang dari trochanter pada femur. Pemendekan tulang yang
menyebabkan keganjilan ini lebih besar pada proksimal dibanding pada segmen distal yaitu lebih
kelihatan pada paha dan lengan ketimbang pada kaki dan lengan bawah, dan mengenai hampir
semua kaki serta tangan.
( 3.6 )
Dewasa menunjukkan penyempitan yang tinggi, dengan batang tubuh normal, kepala besar, dan
perkembangan otot berlebihan. Tinggi normal adalah 4 kaki. yang terjadi berupa kegagalan
osifikasi normal pada tulang panjang dimana osifikasi pada tulang dapat hanya mencapai
separuhnya. Tinggi badan penderita biasanya tidak lebih dari 1,3 meter dan intelegensia
penderita tidak terganggu . ( 5 )
Lengan cukup berotot dan sedikit menyimpang batang tubuh sebagai akibat dari ukurang kepala
dan humerus yang tidak proporsional. Kepala mengalami brakisefal, dengan penonjolan frontal
dan parietal. Wajah relatif kecil, jembatan hidung menjadi luas dan datar. Gigi biasanya normal.
Perkembangan bokong yang berlebihan. Organ-organ kelamin normal pada perempuan biasanya
mengalami pembesaran perut, dan fakta ini menyebabkan deformitas yang cukup serius.
Perubahan otot yang paling konsisten dan paling khas adalah pada ekstremitas atas dan lumbar
spine. Humerus kelihatan pendek jika dibandingkan dengan tulang-tulang pada lengan bawah
(rhizomelia). Pemendekan femur yang serupa tapi kurang jelas juga biasa ditemukan. Semua
ekstremitas memendek tidak beraturan dalam kaitannya dengan batang tubuh. Pada lumbal spine,
jarak interpediculare perlahan-lahan berkurang dari L1 sampai L5, sebuah pembalikan langsung
dari keadaan normal. Pedicles juga memilki diameter anteroposterior yang memendek. Gejala-
gejala neurologis bisa terjadi sebagai akibat dari saluran spinal yang menyempit. Tangan dan
kaki agak lebar dan tebal. Jari tengah pendek panjangnya tidak melebihi panjang jari pendek
disampingnya. Jari-jari menyimpang arah pertumbuhannya, sehingga membentuk tangan trident.
( 3.6.7 )
B. Gambaran Radiologi
Trident hand, pada gambar menunjukkan luas jari-jari tangan sama panjang yang saling
berlawanan.
Kranium (tengkorak) besar dan dahi menonjol. Batang hidung rata sedang.
Gambar radiografi bayi dengan anchondroplasia, menunjukkan penyempitan interpedicular yang
pertama sampai tulang belakang yang ke lima belas, pendek, tulang iliac bundar, dan acetabular
roof rata. Tulang tubular pendek dan menujukkan ketidak teraturan metaphyse yang ringan.
Gambar 7. ( dikutip dari kepustakaan 4 )
ULTRASOUND
Tungkai pendek muka khas yang terlihat pada kehamilan sebelum 22 minggu. Ini bagian dari
homozygot, dimana kondisi lethal, tungkai pendek asosiasi dengan penyempitan thorax,
achondroplasia dengan gen (FGFR 3) dan sekarang dapat didiagnosa analisa DNA dengan darah
janin dan cairan amnion diperoleh dari kasus suspecious sonografi dimana ditemukan kasus dari
kedua orang tua mempunyai achondoplasia, dimana 25 % janin dapat didiagnosa pada
trisemester pertama kehamilan villus chorion sampling. (14)
CT SCAN
Pada gambar menunjukkan tulang vertebra yang mengalami scoliosis Setelah fusi anterior dan
posterior, dan instrumentasi cacat krosing.
Foto MRI
MRI menunjukkan adanya tekanan di daerah Cervicomedullary pada Foramen Magnum, pada
pasien dengan Achondroplasia. Kematian bayi atau awal masa kanak-kanak mendadak telah
dilaporkan pada beberapa kasus akibat kompresi medulla servikalis karena foramen magnum
kecil.
MRI menunjukan adanya kyphosis pada daerah thoracolumbal.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Thanatophoric dysplasia , keadaan cebol neonatus selalumematikan,kepalanya lebih besar
dibandingkan dengan badannya, yang sering menyebabkan keracunan diagnostik dengan
akondroplasia. Tungkai bengkok pendek sedang, toraks sangat kecil, jembatan hidung cukup
rata, dan brakidaktili juga khas. Tanda-tanda radiologis meliputi korpus vertebra yang seperti
biskuit ( misalnya, platispondili berat ), kontur sampai kaput femoris seperti pisang, pelebaran
metafisis, spikula marginal, perlekukan, dan tulang iliaka persegi hipoplastik dengan penahan
asetabulum. Kadang-kadang penderita mempunyai fusi sutura kongenital yang menimbulkan
kontur tengkorak menyerupai daun semanggi ( kleebat shadel ) genetiknya tidak seluruhnya
dipahami,beberapa pasangan saudara kandung ada pada kebanyakan kasus sporadik. ( 6 )
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi pada achondrplasia : ( 2.4 )
Hidrosefalus atau kompresi medulla spinalis
Gangguan pendengaran karena otitis media berulang
Strabismus (akibat dari dismorfisme kraniofasial)
Pembengkokan kaki
Kifosis
IX. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dan Pencegahan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk achondroplasia hubungan ketidak normalan termasuk
spinal stenosis ( terjepitnya N.spinalis ) dan tertekannya batang otak akan dihilangkan ketika
penyebab dihilangkan. Hidrosefalus, yang biasanya diakibatkan dari obstruksi foramen magnum,
dan karena sindrom kompresi medulla lumbalis dan akar syaraf,maloklusi gigi gangguan
pendengaran karena otitis media berulang dan strabismus (akibat dari dismorfisme kraniofasial).
Pembengkokan kaki dan kifosis menetap dapat juga memerlukan perhatian. di samping
pengenalan segera dan pengobatan yang untuk masalah ini, manejemen selama masa kanak-
kanak harus diperhatikan terutama mengenai masalah sosial dan psikologi perawakan yang
sangat pendek dan penampakan yang tidak biasa, dan konseling genetik. terapi segera dan tepat
terutama diperlukan pada setiap episode otitis media akut. Hidrosefalus tidak lazim tetapi harus
dikenali seawal mungkin. ada beberapa bukti bahwa fisioterapi dan penahan selama masa kanak-
kanak dapat memperbaiki komplikasi kifosis infantil yang lama atau lordosis yang berat yang
dapat memperjelek stenosis lumbalis pada umur dewasa. osteotomi dapat terindikasi tepat atau
selama remaja untuk mengoreksi pembengkokan kaki progresif berat. ( 6 )
X. PROGNOSIS
Harapan hidup pada achondroplasia adalah normal, kecuali untuk sedikit (jarang) penderita
dengan hidrosefalus atau dengan komplikasi berat kompresi medulla spinalis servikalis atau
lumbalis yang tidak ditangani. Rata-rata ketinggian dewasa pada achondroplasia sekitar 131,5
cm (51,8 inci) pada pria dan 125 cm (49,2 inci) pada wanita.
Heterozygot mempunyai rentan usia yang normal dengan kelainan yang mudah dikenali karena
kepala dan badan tampak terlalu besar untuk extremitas yang jelas-jelas lebih pendek.
Perkembangan mental, seksual dan reproduktif normal. Sedangkan Homozygot memiliki rongga
dada yang sempit sehingga menyebabkan kematian segera setelah lahir. ( 6. 9 )
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartiono V,Satriono,R. Akondroplasia. Available on http://www.yahoo.com. Diakses tanggal
26 september 2007.
2. Fishback L.James,MD.PATHOLOGY. Edisi kedua,Philadelphia.Elsevier.2005. pp.229.
3. Hunter.donald,C.B.E.,D.M.R.E. Text Book Of X-Ray Diagnosis. Edisi ketiga,W.B Saunders
Company, Philadelphia and London. 1959. pp.433-434
4. Behrman E.Richard,M.D.,K.M.Robert,M.D.,J.B.Hal, M.D.,Nelson Text Book Of Pediatrics.
Ed 16, W.B Saunders Company,Philadelphia,2000. pp.2121-2122
5. Rasjad C.prof.M.D.PhD. Ilmu Bedah Orthopedi. Cetakan keempat, Makassar, Bintang
Lamumpatur, 2003. pp.112
6. Nelson E.Waldo,M.D., Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Jakarta, EGC, 2000. 2397-2398
7. Teplick J.G, M.D., F.A.C.R.,Haskin E.M.,M.D.,F.A.C.P. Roentgenologic Diagnosis. Volume
9, Philadelphia,London, Toronto. W.B. Saunders Company, 1976. pp.1346
8. American Association of neurogical Surgeons.Achondroplasia
Radiology.http://www.AJR.org. Diakses tanggal 29 september 2007.
9. Robbins, Cotran, Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Edisi 5, Jakarta, EGC, 1999. pp725-726.
10. Hee Grace Park-Joo.Do.Achondroplasia. available on http://www emedicine.com. Diakses
tanggal 29 september 2007.
11. Kocher S.Mininder,MD,MPH. Achondroplasia. Available on http://www.Emedicine.com.
Diakses tanggal 7 oktober 2007.
12. Puts R, Pabst R.Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Edisi 21.Jakarta.EGC, 2000. pp.202.
13. Luhulima J.W.PAK.prof.dr. Osteologia. Jilid 1. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar, 2003. pp.7-15.
14. Pilu, Kypros, Ximenes & Jeanty. Achondroplasia. Available on http:///www.emedicine.com.
Diakses tanggal 29 september 2007.
15. Khan Nawz Ali,MBBS.FRCS.FRC. Achondroplasia. Available on
http://www.Emedicine.com. Diakses tanggal 7 oktober 2007.
ACHONDROPLASIA
I. PENDAHULUAN
Achondroplasia adalah salah satu bentuk kekerdilan tubuh yang sering dijumpai. Penyakit ini
merupakan kelainan kongenital tulang rawan. Gangguan terutama pada pertumbuhan tulang-
tulang panjang. Penyakit ini diturunkan secara autosom dominan. Sekitar 85-90% kasus
merupakan mutasi genetik. Achondroplasia pertama kali ditemukan oleh Parrot (1878). Angka
kejadian kelainan ini adalah 1/25.000 kelahiran. Ditemukan lebih banyak penderita
achondroplasia pada anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Dimana ditemukan 126 kasus
dengan 70 wanita dan 56 pria.( 1.3 )
Achondroplasia telah ada selama beradab-abad diketahui dari patung-patung dan gambar-gambar
seniman kuno. Peninggalan-peninggalan ini mencakup dua dewa Mesir kuno, yaitu Ptah-Sokar
dan Bes. Banyak tokoh-tokoh badut dan tokoh-tokoh terkenal yang memiliki intelijensi normal
tapi mengalami achondroplasia. Ketika masih muda, pasien achondoplasia cenderung atraktif
dan menyerupai boneka, dan inilah fakta yang menyebabkan orang-orang kerdil ini banyak dijual
untuk menghasilkan uang pada masa-masa pertengahan. Secara mental mereka normal, dan
secara fisik mereka sehat dan seringkali sangat kuat. ( 1.3)
II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
Insiden yang paling umum menyebabkan achondroplasia adalah sekitar 1/10.000 kelahiran
hidup. Walaupun kira-kira 80% dari kasus ini memperlihatkan mutasi yang spontan. Ini artinya
bahwa kedua orang tua tanpa achondroplasia, bisa melahirkan seorang bayi achondroplasia, dan
jika salah satu orang tua mempunyai gen achondroplasia maka bayinya 50% mempunyai peluang
untuk mendapat kelainan achondroplasia yang diturunkan, heterozygot achondroplasia.
Sebagaimana halnya 25% resiko homozygot achondroplasia. Dan lebih banyak ditemukan pada
anak perempuan dibandingkan oleh anak laki-laki. ( 1.2.3 )
III. ETIOLOGI
Autosom dominan dengan insiden catatan mutasi spontan yang tinggi terhadap kematian muncul
pada anak dengan orang tua normal (insiden meningkat dengan umur dari pihak ayah). Gen yang
dipengaruhi merupakan faktor reseptor pertumbuhan fibroblast. Pada pasien dengan
achondroplasia memiliki ciri khas yaitu terjadi mutasi Genetik pada FGFR 3 codon 380.
Gambaran mutasi terdapat pada domain reseptor trans-membran dan pikirkan untuk
menstabilkan reseptor dimer yang mempertinggi signal reseptor, konsekuensi dari mutasi ini
akan menghalangi garis pertumbuhan tulang. Achondroplasia bertindak sebagai sifat autosom
dominan, sebagian besar kasus meningkat dari sebuah mutasi baru keorang tua normal. (2.4)
IV. GAMBARAN ANATOMI
Tulang-tulang panjang pada extremitas superior terdiri dari :
- Humerus, pada ujung proximal membentuk caput humeri, sedangkan pada ujung distal corpus
humeri melebar, disebut epicodylus medialis dan epicondylus lateralis humeri.
- Radius, ujung proximal radius membentuk caput radii dan didistal radius melebar kearah lateral
membentuk processus styloideus radii dibagian medial incisura ulnaris.
- Ulna, pada ujung proximal terdapat incisura trochlearis dan pada distal disebut caput ulnae.
Tulang-tulang panjang extremitas inferior
- Femur, merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh manusia.
Panjangnya kira-kira 1/4 sampai 1/3 dari panjang tubuh . Pada ujung proximal terdapat
trochanter mayor dan trochanter minor, pada ujung distal terdapat condyus medialis dan
condylus lateralis
- Tibia, ujung proximal lebar mengadakan persendian dengan os femur membentuk articulation
genu , membentuk condylus lateralis dan condylus medialis. Ujung distal tibia membentuk
malleolus medialis.
- Fibula, dibagian proximal disebut capitulum fibulae. (13 )
V. PATOFISIOLOGI
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dari gen untuk perkembangan fibroblast yaitu gen (
FGFR 3 ). Gen ini yang dipetakan pada pita 4p 16.3. Mutasi umum menyebabkan penambahan
setelah gen FGFR 3. Menghasilkan penurunan pembentukan tulang achondral menghambat
proliferasi dan kartilago, menurunkan pembesaran sel dan menurunkan matrix tulang rawan.
Mutasi gen G1138A kira-kira 99% mutasi menghasilkan asam amino spesifik jarang terjadi
mutasi missens ( Lys650 Met ) pada daerah tiroksin kinase. Yang diakhiri dengan keterlambatan
perkembangan acanthosis nigricans (SADDAN). Gly380 arg, yang dilaporkan dalam jumlah
populasi. ( 10 )
VI. DIAGNOSIS
A. Gambaran Klinis
Bayi biasanya memiliki ukuran batang tubuh yang normal, tungkai yang sangat tebal, kepala
sedikit lebih besar dari biasanya, dengan penonjolan frontal dan parietal serta hidung. Bayi
achondroplasia seringkali hipotoni disertai perkembangan motorik yang terlambat. Tonus
neuromuskuler normal biasanya diperbesar pada umur 2-3 tahun. Kelemahan sendi terutama
pada sendi interfalangs, dapat menetap selama masa anak. Bila tidak ada hidrosefalus,
perkembangan mental dan motor biasanya normal. Dimana jembatan hidung tertekan.
Pemendekan mengenai keempat limb dengan keadaan yag sama. Ujung-ujung jari kaki pada
penyakit ini mencapai tidak lebih panjang dari trochanter pada femur. Pemendekan tulang yang
menyebabkan keganjilan ini lebih besar pada proksimal dibanding pada segmen distal yaitu lebih
kelihatan pada paha dan lengan ketimbang pada kaki dan lengan bawah, dan mengenai hampir
semua kaki serta tangan.
( 3.6 )
Dewasa menunjukkan penyempitan yang tinggi, dengan batang tubuh normal, kepala besar, dan
perkembangan otot berlebihan. Tinggi normal adalah 4 kaki. yang terjadi berupa kegagalan
osifikasi normal pada tulang panjang dimana osifikasi pada tulang dapat hanya mencapai
separuhnya. Tinggi badan penderita biasanya tidak lebih dari 1,3 meter dan intelegensia
penderita tidak terganggu . ( 5 )
Lengan cukup berotot dan sedikit menyimpang batang tubuh sebagai akibat dari ukurang kepala
dan humerus yang tidak proporsional. Kepala mengalami brakisefal, dengan penonjolan frontal
dan parietal. Wajah relatif kecil, jembatan hidung menjadi luas dan datar. Gigi biasanya normal.
Perkembangan bokong yang berlebihan. Organ-organ kelamin normal pada perempuan biasanya
mengalami pembesaran perut, dan fakta ini menyebabkan deformitas yang cukup serius.
Perubahan otot yang paling konsisten dan paling khas adalah pada ekstremitas atas dan lumbar
spine. Humerus kelihatan pendek jika dibandingkan dengan tulang-tulang pada lengan bawah
(rhizomelia). Pemendekan femur yang serupa tapi kurang jelas juga biasa ditemukan. Semua
ekstremitas memendek tidak beraturan dalam kaitannya dengan batang tubuh. Pada lumbal spine,
jarak interpediculare perlahan-lahan berkurang dari L1 sampai L5, sebuah pembalikan langsung
dari keadaan normal. Pedicles juga memilki diameter anteroposterior yang memendek. Gejala-
gejala neurologis bisa terjadi sebagai akibat dari saluran spinal yang menyempit. Tangan dan
kaki agak lebar dan tebal. Jari tengah pendek panjangnya tidak melebihi panjang jari pendek
disampingnya. Jari-jari menyimpang arah pertumbuhannya, sehingga membentuk tangan trident.
( 3.6.7 )
B. Gambaran Radiologi
Trident hand, pada gambar menunjukkan luas jari-jari tangan sama panjang yang saling
berlawanan.
Kranium (tengkorak) besar dan dahi menonjol. Batang hidung rata sedang.
Gambar radiografi bayi dengan anchondroplasia, menunjukkan penyempitan interpedicular yang
pertama sampai tulang belakang yang ke lima belas, pendek, tulang iliac bundar, dan acetabular
roof rata. Tulang tubular pendek dan menujukkan ketidak teraturan metaphyse yang ringan.
Gambar 7. ( dikutip dari kepustakaan 4 )
ULTRASOUND
Tungkai pendek muka khas yang terlihat pada kehamilan sebelum 22 minggu. Ini bagian dari
homozygot, dimana kondisi lethal, tungkai pendek asosiasi dengan penyempitan thorax,
achondroplasia dengan gen (FGFR 3) dan sekarang dapat didiagnosa analisa DNA dengan darah
janin dan cairan amnion diperoleh dari kasus suspecious sonografi dimana ditemukan kasus dari
kedua orang tua mempunyai achondoplasia, dimana 25 % janin dapat didiagnosa pada
trisemester pertama kehamilan villus chorion sampling. (14)
CT SCAN
Pada gambar menunjukkan tulang vertebra yang mengalami scoliosis Setelah fusi anterior dan
posterior, dan instrumentasi cacat krosing.
Foto MRI
MRI menunjukkan adanya tekanan di daerah Cervicomedullary pada Foramen Magnum, pada
pasien dengan Achondroplasia. Kematian bayi atau awal masa kanak-kanak mendadak telah
dilaporkan pada beberapa kasus akibat kompresi medulla servikalis karena foramen magnum
kecil.
MRI menunjukan adanya kyphosis pada daerah thoracolumbal.
VII. DIAGNOSIS BANDING
Thanatophoric dysplasia , keadaan cebol neonatus selalumematikan,kepalanya lebih besar
dibandingkan dengan badannya, yang sering menyebabkan keracunan diagnostik dengan
akondroplasia. Tungkai bengkok pendek sedang, toraks sangat kecil, jembatan hidung cukup
rata, dan brakidaktili juga khas. Tanda-tanda radiologis meliputi korpus vertebra yang seperti
biskuit ( misalnya, platispondili berat ), kontur sampai kaput femoris seperti pisang, pelebaran
metafisis, spikula marginal, perlekukan, dan tulang iliaka persegi hipoplastik dengan penahan
asetabulum. Kadang-kadang penderita mempunyai fusi sutura kongenital yang menimbulkan
kontur tengkorak menyerupai daun semanggi ( kleebat shadel ) genetiknya tidak seluruhnya
dipahami,beberapa pasangan saudara kandung ada pada kebanyakan kasus sporadik. ( 6 )
VIII. KOMPLIKASI
Komplikasi pada achondrplasia : ( 2.4 )
Hidrosefalus atau kompresi medulla spinalis
Gangguan pendengaran karena otitis media berulang
Strabismus (akibat dari dismorfisme kraniofasial)
Pembengkokan kaki
Kifosis
IX. PENATALAKSANAAN
Pengobatan dan Pencegahan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk achondroplasia hubungan ketidak normalan termasuk
spinal stenosis ( terjepitnya N.spinalis ) dan tertekannya batang otak akan dihilangkan ketika
penyebab dihilangkan. Hidrosefalus, yang biasanya diakibatkan dari obstruksi foramen magnum,
dan karena sindrom kompresi medulla lumbalis dan akar syaraf,maloklusi gigi gangguan
pendengaran karena otitis media berulang dan strabismus (akibat dari dismorfisme kraniofasial).
Pembengkokan kaki dan kifosis menetap dapat juga memerlukan perhatian. di samping
pengenalan segera dan pengobatan yang untuk masalah ini, manejemen selama masa kanak-
kanak harus diperhatikan terutama mengenai masalah sosial dan psikologi perawakan yang
sangat pendek dan penampakan yang tidak biasa, dan konseling genetik. terapi segera dan tepat
terutama diperlukan pada setiap episode otitis media akut. Hidrosefalus tidak lazim tetapi harus
dikenali seawal mungkin. ada beberapa bukti bahwa fisioterapi dan penahan selama masa kanak-
kanak dapat memperbaiki komplikasi kifosis infantil yang lama atau lordosis yang berat yang
dapat memperjelek stenosis lumbalis pada umur dewasa. osteotomi dapat terindikasi tepat atau
selama remaja untuk mengoreksi pembengkokan kaki progresif berat. ( 6 )
X. PROGNOSIS
Harapan hidup pada achondroplasia adalah normal, kecuali untuk sedikit (jarang) penderita
dengan hidrosefalus atau dengan komplikasi berat kompresi medulla spinalis servikalis atau
lumbalis yang tidak ditangani. Rata-rata ketinggian dewasa pada achondroplasia sekitar 131,5
cm (51,8 inci) pada pria dan 125 cm (49,2 inci) pada wanita.
Heterozygot mempunyai rentan usia yang normal dengan kelainan yang mudah dikenali karena
kepala dan badan tampak terlalu besar untuk extremitas yang jelas-jelas lebih pendek.
Perkembangan mental, seksual dan reproduktif normal. Sedangkan Homozygot memiliki rongga
dada yang sempit sehingga menyebabkan kematian segera setelah lahir. ( 6. 9 )
DAFTAR PUSTAKA
1. Hartiono V,Satriono,R. Akondroplasia. Available on http://www.yahoo.com. Diakses tanggal
26 september 2007.
2. Fishback L.James,MD.PATHOLOGY. Edisi kedua,Philadelphia.Elsevier.2005. pp.229.
3. Hunter.donald,C.B.E.,D.M.R.E. Text Book Of X-Ray Diagnosis. Edisi ketiga,W.B Saunders
Company, Philadelphia and London. 1959. pp.433-434
4. Behrman E.Richard,M.D.,K.M.Robert,M.D.,J.B.Hal, M.D.,Nelson Text Book Of Pediatrics.
Ed 16, W.B Saunders Company,Philadelphia,2000. pp.2121-2122
5. Rasjad C.prof.M.D.PhD. Ilmu Bedah Orthopedi. Cetakan keempat, Makassar, Bintang
Lamumpatur, 2003. pp.112
6. Nelson E.Waldo,M.D., Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15, Jakarta, EGC, 2000. 2397-2398
7. Teplick J.G, M.D., F.A.C.R.,Haskin E.M.,M.D.,F.A.C.P. Roentgenologic Diagnosis. Volume
9, Philadelphia,London, Toronto. W.B. Saunders Company, 1976. pp.1346
8. American Association of neurogical Surgeons.Achondroplasia
Radiology.http://www.AJR.org. Diakses tanggal 29 september 2007.
9. Robbins, Cotran, Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Edisi 5, Jakarta, EGC, 1999. pp725-726.
10. Hee Grace Park-Joo.Do.Achondroplasia. available on http://www emedicine.com. Diakses
tanggal 29 september 2007.
11. Kocher S.Mininder,MD,MPH. Achondroplasia. Available on http://www.Emedicine.com.
Diakses tanggal 7 oktober 2007.
12. Puts R, Pabst R.Atlas Anatomi Manusia Sobotta. Edisi 21.Jakarta.EGC, 2000. pp.202.
13. Luhulima J.W.PAK.prof.dr. Osteologia. Jilid 1. Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar, 2003. pp.7-15.
14. Pilu, Kypros, Ximenes & Jeanty. Achondroplasia. Available on http:///www.emedicine.com.
Diakses tanggal 29 september 2007.
15. Khan Nawz Ali,MBBS.FRCS.FRC. Achondroplasia. Available on
http://www.Emedicine.com. Diakses tanggal 7 oktober 2007.
























Penyakit Akondroplasia
Istilah Achondroplasia pertama kali digunakan oleh Parrot (1878). Achondroplasia
berasal dari bahasa Yunani yaitu; achondros: tidak ada kartilago dan plasia: pertumbuhan.
Secara harfiah Achondroplasia berarti tanpa pembentukan/ pertumbuhan kartilago, walaupun
sebenarnya individu dengan Achondroplasia memiliki kartilago. Masalahnya adalah gangguan
pada proses pembentukan kartilago menjadi tulang terutama pada tulang-tulang panjang.
Achondroplasia adalah dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi
endokondral akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek
kromosom 4p16.3. Sindroma ini ditandai oleh adanya gangguan pada tulang-tulang yang
dibentuk melalui proses osifikasi endokondral, terutama tulang-tulang panjang. 2,7,8 Selain itu,
Achondroplasia memberikan karakteristik pada kraniofasial.
Achondroplasia juga dikenal dengan nama Achondroplastic Dwarfism, Chondrodystrophia
Fetalis, Chondrodystrophy Syndrome atau Osteosclerosis Congenital.
Insiden dan Epidemiologi Achondroplasia
Achondroplasia adalah tipe dwarfisme yang paling sering dijumpai. Insiden yang paling umum
menyebabkan Achondroplasia adalah sekitar 1/26.000 sampai 1/66.000 kelahiran hidup.
Achondroplasia bersifat autosomal dominant inheritance, namun kira-kira 85-90% dari kasus ini
memperlihatkan de novo gene mutation atau mutasi gen yang spontan. 5,7 Ini artinya bahwa
kedua orang tua tanpa Achondroplasia, bisa memiliki anak dengan Achondroplasia. Jika salah
satu orang tua mempunyai gen Achondroplasia, maka anaknya 50% mempunyai peluang untuk
mendapat kelainan Achondroplasia yang diturunkan heterozigot Achondroplasia. Jika kedua
orang tua menderita Achondroplasia, maka peluang untuk mendapatkan anak normal 25%, anak
yang menderita Achondroplasia 50% dan 25% anak dengan homozigot Achondroplasia
(biasanya meninggal). Achondroplasia dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan dengan
frekwensi yang sama.
Etiologi Achondroplasia
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi dominan autosomal pada gen FGFR3 (fibroblast growth
factor receptor 3) pada lengan pendek kromosom 4p16.3.4-7 Gen FGFR3 berfungsi memberi
instruksi dalam hal pembentukan protein yang terlibat dalam pembentukan dan pemeliharaan
tulang, khususnya pembentukan tulang secara osifikasi endokondral.3,5,7 Dua mutasi spesifik
pada gen FGFR3 bertanggungjawab pada hampir semua kasus Achondroplasia. Sekitar 98%
kasus, terjadi mutasi G ke A pada nukleotida 1138 pada gen FGFR3. Sebesar 1% kasus
disebabkan oleh mutasi G ke C. Mutasi-mutasi ini mengakibatkan protein tidak bekerja
sebagaimana mestinya, sehingga mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan tulang.
Osifikasi endokondral adalah salah satu jenis pertumbuhan tulang dimana sel mesenkim yang
tidak terdifferensiasi langsung berkondensasi dan berdifferensiasi membentuk kondroblas.
Kondroblas berproliferasi dan berdifferensiasi membentuk kondrosit yang secara bertahap
menjadi matur membentuk hipertrofik kondrosit. Setelah itu, hipertrofik kondrosit akan
mengalami apoptosis (kematian sel) dan pada regio tersebut terjadi kalsifikasi matriks
ekstraseluler.
Proses ini akan membentuk pelat pertumbuhan (growth plate) dan pertumbuhan normal tulang
panjang tercapai melalui differensiasi dan maturasi kondrosit yang sinkron.25 Adanya mutasi
gen FGFR3 pada Achondroplasia menyebabkan gangguan pada proses osifikasi endokondral,
dimana kecepatan perubahan sel kartilago menjadi tulang pada pelat pertumbuhan (growth
plates) menurun sehingga pertumbuhan dan perkembangan tulang terganggu.
Pada lingkup kraniofasial yang terpengaruh adalah basis kranium dan bagian tengah wajah
(midface) karena bagian-bagian ini dibentuk secara osifikasi endokondral. Rongga kranium dan
maksila dibentuk secara osifikasi intramebranosa, sedangkan mandibula dibentuk melalui
osifikasi periosteal dan aposisi.
Basis kranium yang kurang berkembang pada penderita Achondroplasia berpengaruh pada
perkembangan maksila, karena pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke anterior
dan ke bawah. Saat perlekatan maksila ke ujung anterior basis kranium, perpanjangan atau
pertumbuhan basis kranium akan mendorong maksila ke anterior. Sampai usia 6 tahun,
pergerakan dari pertumbuhan basis kranium adalah bagian penting dalam pertumbuhan maksila
ke anterior
Kegagalan perkembangan atau pertumbuhan basis kranium secara normal pada penderita
Achondroplasia, memberikan karakteristik midface deficiency atau hypoplasia midface. Hal ini
yang mengakibatkan maksila menjadi retrognatik, sedangkan mandibula normal atau sedikit
prognatik, sehingga menghasilkan hubungan rahang Klas III.
Pola Persebaran Akondroplasia Dalam Ranah Populasi
Sebelum membahas lebih lajut mengenai pola persebaran penyakit genetik akondroplasia
terlebuh dulu akan dibahas tentang populasi menurut PrinsipEquilibrum-Hardy Wenberg.
PrinsipEquilibrum-Hardy Wenberg.
Populasi harus memenuhi beberapa syarat agar berada dalam keadaan seimbang dan dapat
memenuhi hukum Equilibrum Hardy-Wenberg.
Beberapasyaratnya antara lain: a) Tidak terjadi mutasi. Jika terjadi mutasi maka frekuensi gen
atau genetik yang muncul akan terjadi perubahan. b) Tidak terjadi migrasi, karena migrasi dapat
menyebabkanperpindahan gen antara suatu populasi dengan populasi yang lain. c) Jumlah
populasi besar. Jumlah populasi yang besar dapat mempermudah untuk melihat perbandingan
setiap frekuensi gen atau genetik yang muncul. d) Random genetic drift. Perubahan frekuensi
gen dalam suatu populasi. e) Tidak terjadi seleksi alam. f) Adanya perkawinan secara acak.
Perkawinan secara acak dapat memperbanyak variasi genetik. (Ridley 1993: 131; Russell 1994:
504; Campbell dkk 2002: 266). Dalam hukum Hardy-Wenberg, keseimbangan akan terpenuhi
jika dapat memenuhi persamaan berikut:
A (p) a (q)
A (p) AA(p2) Aa(pq)
a (q) Aa(pq) aa(q
2
)
(p + q)
2
= 1 jadi p + q = 1 karena p= frekuensi alel A, q = frekuensi alel a jadi, p2 + 2pq + q
2
= 1
keterangan:a) p adalah alel dominan. Apabila dominan homozigot dilambangkan dengan p2. b)
pq adalah sifat dominana heterozigot dan c) q adalah alel resesif dan dilambangkan dengan q2
(Suryo 1994: 379).
Populasi yang termsuk dalam hukum Hardy-Wenberg adalah populasi yang jumlah frekuensi gen
atau alel tetap pada setiap generasi. Jadi memenuhi syarat hukum
Hardy-Wenberg.
Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Gen dalam Populasi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi gen antara lain: a) Terjadinya mutasi. Mutasi
dapat mengakibatkan perubahan genotype sampai perubahan fenotipe pada suatu organisme.
Mutasi kromosom dapat menyebabkan perubahan fenotipe pada makhluk hidup atau tidak
berdampak sama sekali sehingga tidak terjadi perubahan fenotipe atau penampakan (Russell
1994: 378). b) Terjadinya seleksi alam. Kemampuan organisme untuk beradaptasi terhadap
perubahan lingkungan yang berbeda-beda. Organisme yang mampu beradaptasi akan dapat terus
mempertahankan kelestarian dirinya sementara organisme lain yang kemapuan beradaptasinya
rendah akan mengalami seleksi alam hinga akhirnya punah.
Adaptasi status organisme untuk terus bertahan hidup merupakan proses terjadinya evolusi.
Seleksi alam sangat mempengaruhi frekuensi gen, apabila suatu organisme dalam populasi
mengalami kepunahan akibat seleksi alam maka frekuensi gen dapat berkurang seiring dengan
kepunahan organisme tersebut (Klug & Cummings 1994: 739-740).c) Mekanisme pemisahan,
yaitu setiap mekanisme yang menghambat terjadinya pertukaran gen. Mekanisme dapat meliputi
mekanisme geografis atau mekanisme lain yang menghalangi pertukaran gen dalam suatu
populsi yang berada pada daerah yan sama (Suryo 1994: 384).d) Genetics drift, yaitu berubahnya
frekuensi gen dalam statu populasi.Frekuensi gen dalam suatu populasi dapat naik-turun karena
setiap individu dalam populasi memiliki alel tertentu yang keadaannya homozigot atau
heteroziot. Luas fluktuasi frekuensi gen disebut dengan RandomGenetics Drift (Suryo 1994:
388). e) Gene flow. Gene flow dapat terjadi apabila statu individu pergi meninggalkan populasi
asal atau melakukan emigrasi ke populasi lain dan masuknya individu ke dalam populasi yang
berbeda sehingga dapat mengakibatkan perubahan alel pada individu (Klug & Cummings 1994:
745). f) Inbreeding, yaitu perkawinan antara individu yang memiliki hubungan keluarga yang
dekat. Inbreeding mengakibatkan frekuensi gen tetap sehingga variasi dalam populasi akan
berkurang (Klug & Cummings 1994: 745)
Pola Persebaran Akondroplasia
Kelainan yang disebabkan oleh gen dominan pada autosom termasuk jarang ditemukan. Oleh
karena itu, perkawinan yang umum yaitu perkawinan antara individu yang memiliki genotip
heterozigot dan homozigot resesif. Contohnya bila kita nyatakan gen dominan dengan lambang
A, perkawinan yang umum terjadi yaitu Aa x aa. Perkawinan tersebut dapat dinyatakan dalam
table berikut :
A A
A Aa aa
A Aa aa
Melalui tabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa :
1. peluang memperoleh anak yang terinfeksi P (A-) = P (Aa) =
2. peluang memperoleh anak yang normal = P (aa) = .
Terlihat bahwa bila salah satu orang tua terinfeksi, anak memiliki peluang 50% untuk terinfeksi.
Karena peluang seorang anak akan terinfeksi bila salah satu orang tuanya terinfeksi adalah 50%,
umumnya pada setiap generasi akan terdapat individu yang terinfeksi.
Suatu populasi dimana terdapat penduduk yang menderita penyakit akondroplasia akan
mengalami ketidakseimbangan dari generasi ke generasi dikarenakan dalam populasi tersebut
kemungkinan besar akan terjadi mutasi genetik. Pernyataan diperkuat dengan data penelitian
yang menunjukkan bahwa sekitar 85-90% kasus disebabka karena mutasi genetik. Hal ini sesuai
dengan hukum Hardy-Weinberg yang mengatakan bahwa suatu populasi tidak akan seimbang
jika terjadi mutasi. Inilah yang disebut dengan Prinsip Unequilibrium Hard-Weinberg
Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa:
1. Penyakit genetis dapat diklasifikasikan menjadi penyakit yang disebabkan oleh gen
tunggal (kelainan Mendellian) dan penyakit yang disebabkan oleh beberapa gen.
2. Terdapat 4 jenis umum pewarisan gen tunggal, yaitu: a) Gen resesif pada autosom, b)
Gen resesif terpaut kromosomX, c) Gen dominan terpaut kromosomX, d) Gen dominan
pada autosom.
3. Suatu penyakit atau kelainan dikatakan menurun melalui autosom dominan apabila
kelainan atau penyakit tersebut timbul meskipun hanya terdapat satu gen yang cacat dari
salah satu orang tuanya. Sebagai perbandingan, penyakit autosom resesif akan muncul
saat seorang individu memiliki dua kopi gen mutan.
4. Achondroplasia merupakan salah satu penyakit genetik tipe pewarisan dominan autosom
yaitu dwarfisme atau kekerdilan yang disebabkan oleh gangguan osifikasi endokondral
akibat mutasi gen FGFR 3 (fibroblast growth factor receptor 3) pada lengan pendek
kromosom 4p16.3.
5. bila salah satu orang tua terinfeksi, anak memiliki peluang 50% untuk terinfeksi. Karena
peluang seorang anak akan terinfeksi bila salah satu orang tuanya terinfeksi adalah 50%,
umumnya pada setiap generasi akan terdapat individu yang terinfeksi.
6. Dalam suatu populasi dimana terdapat penderita akondroplasia akan mengalami ketidak
seimbangan dari generasi ke generasi karena pola persebaran penyakit ini berpeluang
besar untuk kemungkinan terjadi mutasi gen.






















Apa sih ACHONDROPLASIA ???
Definisi
Penyakit pertumbuhan dan perkembangan tulang yang bersifat genetik melalui autosomal
dominan. Terjadi sekitar 1:20.000 dari kelahiran. Achondroplasia ini merupakan suatu tipe dari
dwarfisme (orang kerdil/cebol). Penderita biasanya memiliki kaki dan tangan yang pendek serta kepala
yang besar.
Menurut Geek (orang Yunani), Achondroplasia ini berhubungan dengan pembentukan tulang
rawan. Penderita memiliki tulang rawan yang sedikit dalam pembentukan tulang, sehingga terjadi
pemendekan tulang dan pengurangan tinggi.

Etiologi dan Patologi
Achondroplasia disebabkan oleh mutasi gen yang merupakan faktor reseptor pertumbuhan
fibroblast, yaitu gen FGFR 3. Mutasi umum menyebabkan penambahan setelah gen FGFR 3.
Menghasilkan penurunan pembentukan tulang achondral dan menghambat proliferasi dan kartilago,
menurunkan pembesaran sel dan menurunkan matrix tulang rawan.
Dari beberapa sumber, pembentukan gen mutasi berhubungan dengan penambahan usia ayah
(di atas 35 tahun). Pengamatan menunjukkan bahwa mutasi gen yang baru hanya diwarisi dari pihak
ayah dan terjadi pada waktu spermatogenesis.

Gambaran Klinis
1. Dari lahir mempunyai wajah yang khas
2. Ukuran tubuhnya lebih pendek dari orang pada umumnya [rata-rata Laki2 : 43-53 inci (110-135 cm),
Perempuan: 45-57 inci (115-145cm)]
3. Pemendekan rhizomelik (pertumbuhan tulang belakang yang pendek)
4. Penekanan nasal bridge
5. Jari tangan berbentuk trident (antara jari tengah dan jari manis terdapat jarak, jadi terlihat seperti garpu
bersusuk 3)
6. Jari tangan dan kaki pendek dan lebar
7. Garis tengah muka hipoplasia
8. Lubang hidung kecil
9. Infeksi telinga
10. Spinal Kifosis (tulang belakang mengarah keluar/konveks, kayak posisi membungkuk) atau Lordosis
(tulang belakang masuk ke dalam)
11. Macrocephal, dapat mengakibatkan hydrocephal.
12. Kulit berlebih sehingga menimbulkan lipatan di bagian tubuh
13. Genu varum, Kelainan yang terjadi pada Genu valgus karena pertumbuhan yang tidak setara dari tibia
dan fibula, sehingga mengakibatkan kebengkokan pada lutut

Imaging / Pemeriksaan Radiologi
Untuk mengetahui atau mendeteksi achondroplasia, dilakukan pemeriksaan radiologi. Berikut
gambaran radiologi orang dengan achondroplasia :
1. Pada tengkorak macrocephal (kepala yang besar)
2. Frontal bossing, yaitu kemajuan pada bagian depan kepala (nonong)
3. Penyempitan foramen magnum
4. Garis tengah muka hipoplasia
5. Protrusi mandibula melebihi jarak normal
6. Pemendekan rhizomelik
7. Spinal stenosis
8. Genu varum


USG pada janin dengan achondroplasia

USG Grayscale
Gambar di atas merupakan USG janin yang terdiagnosa achondroplasia. Dapat dilihat bahwa
frontal bossing nya sudah kelihatan (gambar kanan). Dan di gambar sebelah kiri, ada putih-putih yang
melintang tapi cekung, itu adalah tulang. Sebagai tambahan aja, (lihat gambar sebelah kanan) hitam-
hitam di sekitar janin adalah cairan amnion, trus putih-putih di atasnya itu adalah plasenta.

Prognosis
- Penderita achondroplasia memiliki IQ yang normal.
- Penderita achondroplasia heterozygous biasanya normal (dapat bertahan hidup) kecuali memiliki
komplikasi yang serius, sedangkan achondroplasia homozygous hanya bisa bertahan beberapa bulan
setelah lahir atau bahkan sesaat setelah lahir.
Gambaran orang dengan achondroplasia seperti ini:

Das könnte Ihnen auch gefallen