Sie sind auf Seite 1von 22

Journal Reading

Post-cataract Prevention of Inflammation and


Macular Edema by Steroid and Nonsteroidal
Anti-inflammatory Eye Drops
Disusun oleh :
Pandu Anggoro 2009730151


Pembimbing :
dr. Hj. Riana Azmi, Sp.M
Pendahuluan
Operasi katarak adalah salah satu dari
prosedur operasi elektif di negara berkembang.
Metode operasi terus berubah secara signifikan
dalam beberapa tahun ini, yang membuat risiko
dan komplikasi pada pasien dan sesuai harapan
dokter bedah dalam hasil visual.
Seperti operasi lainnya, operasi katarak
memicu respon inflamasi. Inflamasi yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan efek samping
yang serius, seperti sinekia posterior, uveitis,
glaukoma sekunder. Terdapat 2 obat yang
dapat mengkontrol dalam proses inflamasi
yaitu steroid dan NSAID.
Steroid kuat dalam hal antiinflamasi, bekerja
dalam mediator inflamasi intraseluller
NSAID menghambat enzim siklooksigenase.
Karena enzim siklooksiganase mengkatalis
perubahan dari prostaglandin dan tromboxan.
Prostaglandin sebagai mediator inflamasi.
Pseudophakic cystoid macular edema (PCME,
yang dikenal sebagai irvine-Gass sindrom)
yang ditandai dengan pembengkakan pada
fovea karena akumulasi cairan dalam
beberapa minggu hingga bulan setelah operasi
katarak.
Melalui pemeriksaan fluoresein angiograpi
prevalensi PCME hingga 20% yang dilaporkan.
Biasanya PCME dapat sembuh sendiri, tetapi
pada beberapa pasien dapat menjadi kronik dan
dapat mengakibatkan buta permanen.
Penyebab dari PCME diduga terjadi peningkatan
permebilitas vaskular yang di picu oleh mediator
inflamasi contohnya prostaglandin.
Beberapa laporan mendapatkan peningkatan
risiko dari PCME pada pasien yang menggunakan
prostaglandin analog untuk mengontrol
glaukoma.
Hubungan antara inflamasi dan PCME
didukung dengan terjadi peningkatan 3x lipat
pada penderita dengan riwayat uveitis.
Ketebalan macula lebih besar pada pasien
dengan komplikasi operasi katarak
dibandingkan dengan operasi tanpa
komplikasi.
Peningkatan trauma operasi seperti lesi
iatrogenic iris meningkatkan risiko dari PCME.
Risiko PCME juga terdapat pada pasien
dengan riwayat cklusi vena atau terjadi
epiretinal membran sedangkan vitreous
detachment melindungi terjadinya PCME.
Penelitian ini bertujuan mengetahui
antiinflamasi mana yang baik untuk operasi
setelah katarak.

Sumber dan metode
Penelitian ini untuk membandingkan efek dari
steroid tetes mata dengan NSAID tetes mata
untuk pencegahan inflamasi dan PCME
setelah operasi katarak tanpa komplikasi
dengan phacoemulsifikasi, implan lensa pada
bilik mata belakang pada pasien dengan
katarak karena usia.
Menggunakan metode randomized controlled
trials dengan cara meta analisa.

Untuk hasil kita menganalisis jumlah sel dan
jumlah petanda inflamasi dengan
menggunakan flare cell photometry atau
mengevaluasinya menggunakan slit lamp.
PCME di diagnosis dengan menggunakan
fluoresin angiogram atau optical coherence
tomograpi.
Waktu untuk mengevaluasi adanya inflamasi
pada 2-8 hari setelah operasi katarak.

Gambar 1. tidak ditemukan perbedaan jumlah sel yang
dideteksi menggunakan cell flare photometry pada
minggu 1 setelah operasi. Semua penelitian yang
menggunakan steroid tetes dari ptensi rendah-sedang :
prednisolon, loteprednol, fluorometholone.

Gambar 2. kita menemukan NSAID topikal
lebih efektif daripada steroid tetes mata
dalam menurunkan inflamasi setelah operasi
menggunakan flare photometry dalam minggu
1 setelah operasi. Namun steroid dosis
sedang-tinggi ( betametasone, dexametasone,
loteprednol, prednisolon) tidak begitu
signifikan dibandingkan dengan NSAID dalam
mengkontrol inflamasi.
Gambar 3. steroid potensi kuat dan sedang tidak
memiliki indikasi yang kuat dibandingkan NSAID
dalam mencegah PCME dalam 1 bulan setelah
operasi katarak.
Gambar 4. untuk ketajaman penglihatan setelah
operasi katarak. Lebih baik pada kelompok NSAID
dibandingkan steroid setelah 6-8 minggu setelah
operasi.
Gambar 5. risiko dan kejadian yang merugikan
tidak ada yang signifikan dalam hal risiko pada
kedua grup.
Gambar 6. penggunaan NSAID dapat menyebabkan
kornea menjadi mencair, jika menggunakan steroid
dapat memiliki risiko peningkatan dari COP.

Diskusi
Kita menemukan bahwa NSAID topikal lebih
efektif daripada steroid topikal untuk
pencegahan PCME.
Kita tidak menemukan bukti bahwa
pemberian NSAID topikal dapat menyebabkan
risiko yang tinggi. Mungkin penggunaan NSAID
topikal jangka panjang dapat menyebabkan
risiko meleleh kornea dan menggangu proses
penyembuhan luka.

Diclofenac dilaporkan lebih efektif
dibangdingkan flurbiprofen dan indometacin
dalam kontrol inflamasi.

Kesimpulan
Jurnal ini merekomendasikan penggunaan
NSAID topikal setelah operasi katarak untuk
mencegah inflamasi dan edema makula

Das könnte Ihnen auch gefallen