Sie sind auf Seite 1von 14

Tugas Makalah

Pendidikan Kewarganegaraan
Kenaikan BBM (akan) Melanggar Konstitusi
DI SUSUN OLEH :
Eko Budi Santoso (04212139)
Setioko (0421207)
Lai!atu! Lisa (04212022)
FAKULTAS SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
TAHUN AJAR 2013/2014
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
0
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat
kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas Kenaikan M !akan" melanggar k#nstitusi.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di pr#gram
studi teknik $istem %n&#rmasi 'akultas %lmu K#mputer.
Demikian makalah ini kami buat sem#ga berman&aat,
$urabaya, () *uni (+,)
Penyusun
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDA!"#"AN $
BAB II PEMBA!ASAN %
BAB III KESIMP"#AN 12
BAB I& DAFTAR P"STAKA 12
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
2
BAB I
PENDA!"#"AN
Pada minggu kemarin tepatnya *um-at tanggal (, *uni (+,) pemerintah se.ara resmi
mengumumkan kenaikan setelah sebelumnya R/PNP (+,) telah disahkan #leh DPR.
%nd#nesia sebenamya dikenal sebagai salah satu penghasil minyak dun0a, tetapi sekarang
merupakan $alah satu negara pengimp#r minyak.
1al ini disebabkan karena tiap tahun pr#duksi m0nyak di %nd#nesia semakin berkurang,
sedangkan permintaan terus bertambah. 1al ini meman.ing %nd#nesia untuk mengimp#r minyak.
$ehingga kenaikan harga minyak men2adi petaka tersendiri bagi pemerintah %nd#nesia. $elama
ini pemerintah terus memberi subsidi untuk M yang dikeluarkan dari /PN, seh0ngga kita
dapat membeli M lebih murah. Tetapi dengan naiknya harga minyak dunia pemerintah tidak
dapat men2ual M dengan masayarakat harga yang sama dengan harga sebelumnya karena hal
itu dapat menyebabkan pengeluaran /PN untuk subsidi minyak men2adi lebih tinggi, dan hal
ini dapat menyebabkan ka.aunya R/PN yang telah dibuat. Maka pemerintah mengambil
langkah untuk menaikkan harga M.
Dari segi 'inansial mungkin pemerintah bisa memberikan alasan bahwa terpaksa untuk
menaikan M untuk menyelamatkan ek#n#mi Negara. Nah bagaimana 2ika dipandang dari
segi k#nstitusi 3 apakah sudah tepat atau malah melanggar k#nstitusi 3
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
3
BAB II
PEMBA!ASAN
$ebuah negara hukum, la4im ketika ada sebuah k#nstitusi yang kemudian men2adi dasar
suatu negara dalam men2alankan pemerintahan. K#nsep k#nstitusi sendiri telah ada se2ak 4aman
Yunani. Dalam bahasa Yunani, k#nstitusi kemudian dibedakan dengan undang5undang biasa.
P#litea sebagai k#nstitusi, N#m#i sebagai undang5undang biasa. P#litea mempunyai kedudukan
yang lebih tinggi daripada N#m#i karena P#litea.
$elain dasar, ada 2uga yang berpendapat bahwa k#nstitusi 2uga sebagai pembentuk suatu
negara. Menurut 6ir2#n# Pr#d2#dik#r#, k#nstitusi berasal dari bahasa peran.is, 7#nstituer yang
berarti membentuk, yang dalam k#nteks ini membentuk negara. $udah 2elaslah bahwa dalam
k#nstitusi 2uga terdapat .ita5.ita pembentukan negara yang diamanatkan #leh para &#unding
&ather dalam k#nstitusi.
Tentunya .ita5.ita ini tidak sembarangan disematkan #leh para &#unding &ather.
Dimaksudkan disematkan dalam k#nstitusi, agar para pemegang amanah rakyat dalam
men2alankan tampuk pemerintahan, bisa mengarahkan negara ini menu2u 6el&are $tate, .ita5.ita
mulia para &#unding &ather, negara yang mampu mense2ahterahkan rakyatnya.
7ita5.ita ini yang kemudian diamanahkan dalam pasal )) 88D ,9:; Negara Republik
%nd#nesia.
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam ya ng terkandung didalamnya dikuasai oleh egara dan
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
4
dipergunakan untuk sebe sar-besarnya kemakmuran rakyat.
(!) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan" e#isiensi berk eadilan" berkelanjutan" ber$a$asan lingkungan" kemandirian" serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
Pasal ini yang kemudian menjadi penjamin kesejahteraan dalam setiap penyelenggaraan
pemerintah. Bah$a hak negara lah untuk menguasai sektor-sektor produksi yang menguasai
hajat hidup jutaan rakyat %ndonesia.
Pengangkangan Putusan MK ' Mengangkangi Konstitusi
Tentu kita masih ingat tentang masalah yang timbul dalam pembahasan 88 /PN5P
(+,(. Rapat Paripurna yang diren.anakan membahas tentang persetu2uan DPR untuk
mendukung atau tidak kenaikan M, membahas mengenai pasal < ayat = yang berbunyi seperti
ini >&'arga jual eceran BB( bersubsidi tidak mengalami kenaikan.)
Pemerintah yang berniat menaikkan M, seakan dibantu dengan keputusan DPR yang
membuat p#in dari Pasal di atas yaitu P#in =/. P#in itu memb#lehkan pemerintah menaikkan
M bila harga minyak mentah dunia ber&luktuasi lebih atau kurang dari ,;? dari asumsi dalam
= bulan. %ni yang kemudian men2adi masalah dalam dalam anggaran tahun ini.
Dalam Putusan Mahkamah K#nstitusi Perkara N#m#r ++(@P885%@(++), MK pernah
memutus ink#nstitusi#nal pasal (A ayat ( dan ) 88 N#m#r (( Tahun (++, tentang Minyak B
Cas umi. $ubstansi pasal tersebut tidak 2auh beda dengan pasal < ayat =a yang menyerahkan
harga ke pasar internasi#nal. Pasal (A /yat ( B ayat ) >
(2) 'arga Bahan Bakar (inyak dan harga *as Bumi diserahkan pada mekanisme persaingan
usaha yang sehat dan $ajar.
(3) Pelaksanaan kebijaksanaan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak mengurangi
tanggung ja$ab sosial Pemerintah terhadap golongan masyarakat tertentu.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
5
Menurut MK, pemerintah harus turut .ampur tangan dalam penentuan harga e.eran
M. Penyerahan penentuan harga e.eran M ke pasar internasi#nal adalah pengangkangan
se.ara langsung terhadap k#nstitusi. Penambahan ayat di 88 /PN5P (+,( adalah se.ara
langsung menghina putusan MK karena dalam putusan itu se.ara 2elas MK melarang
menyerahkan harga M e.eran ke pasar internasi#nal.
$elan2utnya kita melihat adanya keka.auan dalam harm#nisasi peraturan perundang5
undangan 2ika ada penambahan p#in =a di pasal tersebut. Karena untuk pers#alan harga ini
sebelumnya sudah diatur dalam 88 (( Tahun (+,, tentang Minyak B Cas umi. Yang
kemudian dibatalkan #leh MK melalui putusannya.$ebelumnya MK telah melarang untuk
menyerahkan harga M ke pasar internasi#nal karena tidak sesuai dengan nilai5nilai yang ada
di pasal )) 88D ,9:;. Namun kenapa DPR tidak bela2ar dari se2arah putusan itu3
ahwa harga M e.eran tidak bisa diserahkan ke pasar internasi#nal. %ni yang
kemudian men2adi masalah utama dan sangat rentan diputus ink#nstitusi#nal #leh MK 2ika ada
yang menga2ukan u2i materi ke MK. Pada tanggal, ( /pril (+,( apak Yustil %h4a Mahendra
telah melakukan u2i materiil ke MK terkait pasal ini. $em#ga sa2a keadilan bisa ditegakkan di
MK.
Krisis Ke(er)a*aan Ter+a,a( Pe-erinta+
anyaknya masyarakat yang menentang kenaikan M ini sebenarnya menun2ukkan
adanya krisis keper.ayaan masyarakat terhadap pemerintah. Masyarakat masih melihat banyak
#psi lain seperti pemberantasan k#rupsi, penghematan belan2a negara, rendahnya pemasukan
negara dari tambang dan lain5lain, yang masih belum dilakukan se.ara maksimal.
Pertemuan antara lain merek#mendasikan agar keputusan tentang harga M dapat
dilakukan dengan .epat, untuk mengurangi spekulasi dan in&lasi akibat ketidakpastian kenaikan
harga M.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
6
Dalam 2angka menengah, keputusan untuk menaikkkan harga M hendaknya tidak
berdasar pada kepentingan sesaat, tetapi terukur berdasarkan kriteria yang telah disepakati
bersama. Misalnya, perlu adanya batasan minimal ge2#lak harga minyak dunia yang men2adi
a.uan.
%ndikat#r5indikat#r lain perlu 2uga ditetapkan berkaitan dengan k#mitmen pemerintah,
misalnya kenaikan M baru dilakukan setelah pemerintah melakukan penghematan anggaran,
men.apai tingkat pertumbuhan ek#n#mi tertentu dan atau kriteria lainnya.
8ntuk 2angka pan2ang, perlu dibentuk peta 2alan tentang Disi energi ke depan, yang berisi
tentang strategi ke depan di bidang energi. !EC"
Putusan MK No. //20P""1I02//$ (+ala-an 2221223)
Para Pem#h#n mendalilkan, sebagai akibat diserahkannya harga minyak dan gas bumi
kepada mekanisme persaingan usaha, sebagaimana ditentukan dalam Pasal (A ayat !(" undang5
undang a5Fu#, di samping akan menimbulkan perbedaan harga antar daerah@pulau yang, menurut
Para Pem#h#n, dapat memi.u disintegrasi bangsa dan ke.emburuan s#sial, 2uga bertentangan
dengan praktik kebi2aksanaan harga M di setiap negara di mana Pemerinah ikut mengatur
harga M sesuai dengan kebi2aksanaan energi dan ek#n#mi nasi#nal setiap negara, karena
k#m#ditas M tidak termasuk dalam agenda 6TG. Terhadap dalil Para Pem#h#n dimaksud,
Mahkamah berpendapat bahwa .ampur tangan Pemerintah dalam kebi2akan penentuan harga
haruslah men2adi kewenangan yang diutamakan untuk .abang pr#duksi yang penting dan@atau
menguasai ha2at hidup #rang banyak. Pemerintah dapat mempertimbangkan banyak hal dalam
menetapkan kebi2akan harga tersebut termasuk harga yang ditawarkan #leh mekanisme pasar.
Pasal (A ayat !(" dan !)" undang5undang a Fu# mengutamakan mekanisme persaingan dan baru
kemudian .ampur tangan Pemerintah sebatas menyangkut g#l#ngan masyarakat tertentu,
sehingga tidak men2amin makna prinsip dem#krasi ek#n#mi sebagaimana diatur dalam Pasal ))
ayat !:" 88D ,9:;, guna men.egah timbulnya praktik yang kuat memakan yang lemah.
Menurut Mahkamah, seharusnya harga ahan akar Minyak dan harga Cas umi dalam negeri
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
7
ditetapkan #leh Pemerintah dengan memperhatikan kepentingan g#l#ngan masyarakat tertentu
dan mempertimbangkan mekanisme persaingan usaha yang sehat dan wa2ar. Gleh karena itu
Pasal (A ayat !(" dan !)" tersebut harus dinyatakan bertentangan dengan 88D ,9:;H
7elah yang terbuka dalam putusan Mahkamah K#nstitusi tersebut, menurut pandangan
saya, membuat Mahkamah K#nstitusi akan kesulitan menggunakan alasan p#liti.al Fuesti#ns
!permasalahan pilihan kebi2akan" untuk menyatakan perm#h#nan tidak dapat diterima. $eperti
kita ketahui, kemungkinan besar akan dia2ukan perm#h#nan terhadap kebi2akan yang mengatur
penentuan harga M. Dalam Pasal < ayat =a 88 /PN5P (+,(, ditentukan bahwa pemerintah
berwenang untuk melakukan penyesuaian harga M bersubsidi dan kebi2akan pendukungnya,
apabila dalam kurun waktu = bulan terakhir ada kenaikan atau penurunan rata5rata sebesar ,;
persen. Kemungkinan besar yang dipermasalahkan adalah dasar penentuan kebi2akan yang
menga.u pada naik turunnya harga tersebut !awam dipahami sebagai mekanisme pasar". Tentu
akan sulit diterima, bahwa Mahkamah K#nstitusi tidak dapat menerima perm#h#nan untuk
mengu2i pilihan kebi2akan yang menga.u pada mekanisme pasar tersebut, sedang sebelumnya
Mahkamah K#nstitusi telah mengutak5atik pilihan kebi2akan yang menga.u pada mekanisme
pasar.
Pasal 2 a*at 4a "" APBN1P 2/12
Dalam hal harga rata5rata minyak %nd#nesia !%nd#nesia 7rude Gil Pri.e@%7P" dalam
kurun waktu ber2alan mengalami kenaikan atau penurunan rata5rata sebesar ,; persen dalam
enam bulan terakhir dari harga minyak internasi#nal yang diasumsikan dalam /PN5P Tahun
/nggaran (+,(, maka pemerintah berwenang untuk melakukan penyesuaian harga M
bersubsidi dan kebi2akan pendukungnya.
Meskipun perm#h#nan dapat diterima, menurut pendapat saya, belum tentu perm#h#nan
tersebut akan dikabulkan. *ustru sebaliknya, dalam pemahaman saya, 2ustru perm#h#nan tersebut
akan dit#lak.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
8
Pertama, kalau alasannya ada kewenangan yang tidak 2elas diatur, yaitu apakah
pemerintah !eksekuti&" berwenangan untuk menentukan harga M, putusan Mahkamah
K#nstitusi sebelumnya telah men2awab dengan lugas. Penentuan tersebut memang men2adi
kewenangan pemerintah. /rtinya, kalau mau 2u2ur, adanya larangan pemerintah untuk
menetapkan harga M tersebut !Pasal < ayat = 88 /PN5P (+,(" 2ustru yang tidak sesuai
dengan putusan Mahkamah K#nstitusi sebelumnya.
Kedua, 2ika yang di2adikan dasar pembatalan adalah adanya pertimbangan naik turunnya
harga minyak di pasar dunia !awam dipahami sebagai mekanisme pasar", meskipun
k#nteksnya sebenarnya lain dengan putusan Mahkamah K#nstitusi I yang meru2uk ke pasar
dalam negeri, tidak ada larangan penggunaan a.uan tersebut sebagai dasar penentuan kebi2akan.
'aktanya, suka atau tidak suka, pemerintah akan terikat pada k#ndisi pasar dunia. Kalau
pertanyaannya kemudian, mengapa tidak pilihan kebi2akan &iskal lain yang diambil I selain
menurunkan subsidi M, saya pikir hakim 2uga bukan berarti bisa punya 2awaban yang lebih
baik.
/pa dasarnya menentukan satu mata anggaran, misalnya, lebih bisa di2adikan pri#ritas
ketimbang yang lain3 %dealnya, keadaan ini akan membuat hakim seharusnya menyatakan
perm#h#nan tersebut tidak dapat diterima, tetapi karena t#h sebelumnya Mahkamah K#nstitusi
pernah memutuskan p#in terkait pilihan kebi2akan ini, maka saat ini Mahkamah K#nstitusi
semestinya meluruskan kembali putusannya itu. Mena&sirkan dengan lugas bahwa untuk
penilaian kebi2akan apa yang akan digunakan, serta bagaimana perhitungannya, adalah wilayah
pembuat kebi2akan. $elama tidak ada pelanggaran hak k#nstitusi#nal, maka sesungguhnya hakim
tidak punya kewenangan, serta t#h tidak bisa menetapkan se.ara #byekti& 2uga, bagaimana
kebi2akan itu semestinya diambil.
aik argumen dem#krasi ek#n#mi untuk men2aga keseimbangan kema2uan dan
kesatuan ek#n#mi nasi#nal sesuai Pasal )) ayat !:", maupun ketidakpastian hukum sesuai Pasal
(AD ayat !,", pada akhirnya, sebagaimana pernah diputuskan sebelumnya #leh Mahkamah
K#nstitusi !lihat Putusan MK N#. ++(@P885%@(++) di atas", se.ara hukum telah diatur sebagai
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
9
kewenangan pemerintah. agaimana pilihan kebi2akan yang diambil, pada akhirnya men2adi
wilayah p#litik .abang kekuasaan eksekuti&, yang tidak bisa diter#b#s #leh kekuasaan yudikati&.
ukan s#al mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, tetapi kalaupun Mahkamah K#nstitusi,
katakanlah, kembali akan men.ampuri hal tersebut, yang 2adi pertanyaan, dasar apa yang akan
dipakai #leh Mahkamah K#nstitusi3 Dapatkah menghitungnya tanpa men.ampuri kewenangan
anggaran yang dimiliki #leh pemerintah, serta kemudian diterima #leh DPR3 ukan hanya
sekali, dalam k#ndisi seperti ini, Mahkamah K#nstitusi akan berpendapat bahwa kewenangan
yang dimiliki eksekuti& telah diu2i se.ara #byekti& #leh DPR. Dengan kata lain, balik ke bahasa
2arg#n hukum, ada permasalahan pilihan kebi2akan !p#liti.al Fuesti#ns".
Kekeliruan Dala- Pen*usunan Pasal
Dalam sebuah penyusunan peraturan perundang5undangan, kita harus bisa taat asas peraturan5
peraturan yang baik. /sas5asas ini ter.antum dengan sangat 2elas dalam pasal ; 88 ,( Tahun
(+,, Tentang Pembentukan Peraturan Perundang58ndangan.
Pasal +
,alam membentuk Peraturan Perundang-undangan harus dilakukan berdasarkan pada asas
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik" yang meliputi-
a. kejelasan tujuan.
b. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat.
c. kesesuaian antara jenis" hierarki" dan materi muatan.
d. dapat dilaksanakan.
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan.
#. kejelasan rumusan. dan
g. keterbukaan.
/sas5asas inilah yang kemudian tidak diperhatikan #leh DPR dalam penyusunan 88
/PN5P (+,(. Dalam penyusunannya kita bisa melihat ada penambahan p#in =a dalam pasal <
ayat =. Dari substansinya, disini ada pertentangan antara ayat = dengan p#in =a. Dimana pada
ayat = pemerintah tidak bisa menaikkan harga M e.eran karena se.ara langsung menyatakan
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
10
bahwa harga M e.eran tidak bisa dinaikkan. Namun dalam rumusan p#in =a nya kita melihat
ada kemungkinan kenaikkan M e.eran dinaikkan. Disinilah yang bisa dianggap melanggar
asas5asas Pembentukan Peraturan Perundang5undangan yang baik yang ter.antum dalam pasal ;
88 ,( Tahun (+,,.
8ntuk asas ke2elasan tu2uan B ke2elasan rumusan, apakah kita melihat adanya ke2elasan
tu2uan dan ke2elasan rumusan3 Di ayat = tertera bahwa M e.eran tidak bisa dinaikkan, namun
di ayat = huru& a memungkinkan adanya kenaikan M e.eran dengan mengikuti harga
internasi#nal. %nilah yang kemudian men2adi letak kesalahan DPR dalam menetapkan huru& a
dalam ayat =. Pasal < kemudian akan men2adi pasal yang multita&sir karena substansinya yang
saling bertentangan satu sama lain.
Pada akhirnya, 88 /PN5P Pasak < /yat = ini yang kemudian menghalalkan kenaikan
M e.eran yang ter2adi pada tahun (+,) ini dan mungkin tahun5tahun berikutnya bisa
disimpulkan telah .a.at materiil maupun &#rmil. Materiil karena substansinya sudah pernah
diputus #leh MK bahwa penyerahan harga M e.eran itu ink#nstitusi#nal karena menabrak
langsung Pasal )) 88D ,9:;. 7a.at se.ara &#rmil karena dalam pembentukannya melanggar
asas5asas Pembentukan Peraturan Perundang5undangan yang baik dan berpeluang men2adi pasal
karet yang multita&sir.
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
11
BAB III
KESIMP"#AN
Pemerintah yang datang dengan alasan ingin menge&esiensikan kenaikan harga minyak di
dunia internasi#nal dengan .ara menaikkan M, yang kemudian beralasan bahwa 2ika tidak
dinaikkan akan menyebabkan /PN 2eb#l, harusnya kemudian mengeDaluasi diri. anyak
kemudian hal5hal yang menurut kami perlu diperbaiki. Di bawah ini s#lusi kita kepada
pemerintah terkait masalah M.
," Penghematan /PN melalui re&#rmasi bir#krasi se.ara menyeluruh di seluruh lembaga
negara dan kementerian negara.
(" Memperkuat sinergitas antara eksekuti& dan legislati& dalam memperhatikan masalah M
terkait masalah energy terutama M.
)" K#nDersi energi untuk kebutuhan ke.il dan rumah tangga.
:" Peningkatan dan pengel#aan pr#duksi minyak dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan
BAB I&
Da5tar Pustaka
http>@@www.kwikkiangie..#m@
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
12
http>@@hukum.k#mpasiana..#m@(+,(@+:@+;@kenaikan5bbm5akan5mengangkangi5k#nstitusi5
::<=A;.html
http>@@www.metr#2ambi..#m@D,@h#me@k#l#m@A+A5bbm5dan5k#nstitusi.html
http>@@p#litik.k#mpasiana..#m@(+,)@+=@,A@kenaikan5bbm5dan5pemahaman5k#nstitusi5
;=9=:(.html
http>@@suara2akarta..#@news@ek#n#mi@bbm5naik5melanggar5k#nstitusi@
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
13

Das könnte Ihnen auch gefallen