Sie sind auf Seite 1von 6

Dalam hal ilmu, Al- Farabi telah memberikan klasifikasi tentang ilmu dalam tujuh bagian, yaitu:

logika, percakapan, matematika, fisika, metafisika, politik dan ilmu fiqh. Ketujuh ilmu itu telah
melingkupi seluruh kebudayaan Islam pada masa itu. (baca: Dr. Oemar Amin Hoesin, Filsafat
Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1964, hal: 94).
Menurut Al-Farabi, dia telah menyusun klasifikasi di bawah dengan sub-subdivisi (sub-sub
bagian). Pertama, klasifikasi itu dimaksudkan sebagai petunjuk umum ke arah berbagai ilmu.
Kedua, klasifikasi tersebut memungkinkan seseorang belajar tentang hierarki ilmu. Ketiga,
berbagai bagian dan sub bagiannya memberikan sarana yang bermanfaat dalam menentukan
sejauh mana spesialisasi dapat ditentukan secara sah. Dan Keempat, klasifikasi itu
menginformasikan kepada para pengkaji tentang apa yang seharusnya dipelajari sebelum
seseorang dapat mengklaim diri ahli dalam suatu ilmu tertentu.
Ilmu-ilmu yang secara jelas ditonjolkan dalam klasifikasinya adalah ilmu-ilmu yang berkaitan
dengan tradisi filosofis pra-Islam. (baca: Osman Bakar, Penerjemah Poerwanto, Hierarki Ilmu,
Mizan, Cet. I, Bandung, 1997, hal: 148).
Dalam Ihshaal-ulum Al-Farabi mengemukakan klasifikasi dan perincian ilmu sebagai berikut:
1. Ilmu bahasa (ilmu Al-lisan), ketujuh sub bagiannya adalah ilmu-ilmu tentang:
2. Lafal (ungkapan) sederhana (lafadz mufadah).
3. Lafal tersusun (alfadz murakhabah).
4. Kaidah-kaidah atau asas-asas (qawanin) yang mengatur lafal sederhana.
5. Kaidah-kaidah yang mengatur lafal tersusun.
6. Penulisan yang benar.
7. Kaidah-kaidah yang mengatur pembacaan yang benar (qiraah).
8. Kaidah-kaidah puisi (syair).
1. Logika (ilm al-mantiq), dibagi mejadi delapan bagian yang berhubungan dengan
hal-hal berikut:
2. Kaidah-kaidah yang mengatur pengetahuan-pengetahuan atau gagasan-gagasan
dan lafal-lafal sederhana yang menyatakan pengetahuan-pengetahun ini, sesuai
dengan kategoris karya Aristoteles.
3. Kaidah-kaidah yang mengatur pernyatan-pernyataan atau proposisi-proposisi
sederhana yang tersusun dari dua atau lebih pengetahuan sederhana dan lafal
tersusun yang menyatakan pengetahuan tersusun, sesuai dengan kitab on
interpretation karya Aristoteles.
4. Kaidah-kaidah silogisme yang umum (bersama) bagi lima seni silogistik-
demonstrasi, dialektis, sofistis, retoris, dan puitis sesui dengan naskah prior
analytics Aristoteles.
5. Kaidah-kaidah bukti demonstratif dan kaidah-kaidah khusus yang mengatur seni
filosofik, bersesuaian dengan naskah posterior analytics karya Aristoteles.
6. Alat-alat Bantu untuk menemukan bukti-bukti dialektis, pertanyan dan jawaban,
serta kaidah-kaidah yang mengatur seni dialektika, sesuai dengan kitab topik
karya Aristoteles.
7. Kaidah-kaidah yang mengatur masalah-masalah seperti memalingkan manusia
dari kebenaran kepada kesalahan atau kesesatan dan menjeremuskan manusai ke
dalam penipuan, sesuai dengan on sophistic refutation karya Aristoteles.
8. Seni retorika, ini berhubungan dengan kaidah-kaidah yang dapat menguji dan
mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan retoris, sesuai dengan rhetoric karya
Aristoteles.
9. Seni puisi, sesuai dengan poetics karya Aristoteles.
1. Ilmu-ilmu matematis atau propaedetik (ulum al-taalim) yang terdiri dari
ilmu-ilmu berikut:
2. Aritmatika atau ilmu hitung (ilm al-adad) terdiri dari:
1. Ilmu teoritis tentang bilangan.
2. Ilmu praktis tentang bilangan.
3. Geometri (ilm al-handasah), terdiri dari:
1. Geometri teoritis
2. Geometri praktis
3. Optika (ilm al-manazhir), yang memasukan studi tentang:
1. Apa yang diamati dengan pertolongn sinar lurus.
2. Apa yang diamati dengan pertolongn sinar lainnya.
3. Ilmu perbintangan (ilm al-nujum) yang dibagi
menjadi:
1. Astrologi yudisial (ilm ahkam al-nujum)
2. Astronomi (ilm al-nujum al-talimi), di
dalamnya termasuk studi tentang:
1. Bentuk, masa, dan posisi relatif
benda-benda langit.
2. Gerak benda-benda langit dan
konjungsinya.
3. Zona-zona iklim bumi.
4. Musik (ilm al-musiqa), yang terdiri
dari:
1. Musik praktis (ilm al-musiqa
al-amaliyah)
2. Musik teorietis (ilm al-
musiqa al-nazhariyah)
3. Ilmu tentang berat (ilm al-
atsqal)
4. Teknik atau ilmu tentang
perbuatan alat (ilm al-hiyal)
seperti:
1. Perangkat aritmetis
2. Perangkat mekanis
3. Perangkat untuk
membuat alat-alat
astronomis, musik
dan alat-alat lainnya
yang digunakan
dalam berbagai seni
praktis, termasuk
persenjataan.
4. Perangkat optis
9. Fisika atau ilmu kealaman (al-ilm al-thabii), ini dibagi menjadi delapan bagian utama
yang berkenaan dengan:
10. Prinsip-prinsip benda-benda alami
11. Prinsip-prinsip unsur dan benda-benda sederhana.
12. Penciptaan dan penghancuran benda-benda alami.
13. Reaksi-reaksi yang dialami oleh unsur-unsur saat membentuk benda senyawa
14. Sifat-sifat benda senyawa
15. Mineral
16. Tumbuhan
17. Binatang, termasuk manusia
1. Metafisika (al-ilm al-ilahi) ketiga bagiannya berkaitan dengan:
2. Wujud-wujud dan sifat-sifat esensialnya sejauh mereka adalah wujud.
3. Prinsip-prinsip demonstrasi (mabadi al-barahin) dalam ilmu-ilmu teoritis
tertentu.
4. Wujud-wujud non-fisik mutlak.
1. Ilmu politik (al-ilm al-madani), Yurisprudensi (ilm al-fiqh) dan Teologi
Dialektis (ilm al-kalam)
A. Ilmu politik, kedua bagiannya berkaitan dengan yang berikut ini:
1. 1. Kebahagian dan kebajikan manusia.
2. 2. Etika dan teori politik
B. Yurisprudensi, kedua bagiannya berhubungan dengan:
1. Rukun iman
2. Ritus-ritus, praktik-praktik religius, dan perinatah-perintah moral legas.
C. Teologi dialektis, kadua bagiannya berkenaan dengan:
1. Rukun iman
2. Aturan-aturan religius



















Ulama lain yang membuat klasifikasi Ilmu adalah Syah Waliyullah, beliau adalah
ulama kelahiran India tahun 1703 M. Menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi
ke dalam tiga kelompok menurut pendapatnya ilmu dapat dibagi kedalam
tiga kelompok yaitu : 1). Al manqulat, 2). Al maqulat, dan 3). Al maksyufat.
Adapun pengertiannya sebagaimana dikutif oleh A Ghafar Khan dalam
tulisannya yang berjudul Sifat, Sumber, Definisi dan Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
menurut Syah Waliyullah (Al Hikmah, No. 11, 1993), adalah sebagai berikut :
1). Al manqulat adalah semua Ilmu-ilmu Agama yang disimpulkan dari
atau mengacu kepada tafsir, ushul al tafsir, hadis dan al hadis.
2). Al maqulat adalah semua ilmu dimana akal pikiran memegang
peranan penting.
3). Al maksyufat adalah ilmu yang diterima langsung dari sumber Ilahi
tanpa keterlibatan indra, maupun pikiran spekulatif
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua
kelompok yaitu : 1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi,
empiris, konseptual, formatif aposteriori dan 2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu
pengetahuan yang suci dan abstrak yang muncul dari esensi jiwa yang rasional
akibat adanya kontak langsung dengan realitas ilahi .
Meskipun demikian dua macam pembagian tersebut tidak bersifat kontradiktif
melainkan lebih bersifat melingkupi, sebagaimana dikemukakan A.Ghafar Khan
bahwa al manqulat dan al maqulat dapat tercakup ke dalam ilmu al husuli

Das könnte Ihnen auch gefallen