Sie sind auf Seite 1von 6

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ANALITIS I

PERCOBAAN I
ALKOHOL







\



Tanggal Praktikum : Jumat, 05 September 2014
Nama : Reki Senja Trinanda
NIM : 31112041
Kelas : Farmasi 3A



PROGRAM STUDI FARMASI
STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2014
PERCOBAAN I
ALKOHOL
I. Tanggal Praktium
5 September 2014
II. Tujuan Praktikum
A. Mampu menganalisa atau mengidentifikasi analit secara kualitatif
B. Mengetahui sifat-sifat alkohol dan golongannya
III. Dasar Teori
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada
rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol
sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus OH nya terletak
pada C primer yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya :
CH
3
CH
2
CH
2
OH (C
3
H
7
O). Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak
pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah
alkohol yang gugus OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga
atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol berbobot molekul rendah larut dalam air, sedangkan alkil halida
padanannya tidak larut. Kelarutan dalam air ini langsung disebabkan oleh ikatan hidrogen.
Bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat hidrofob yakni menolak molekul-molekul air.
Makin panjang bagian hidrokarbon ini akan makin rendah kelarutan alkohol dalam air.
Bila rantai hidrokarbon cukup panjang, sifat hidrofob ini dapat mengalahkan sifat hidrofil
ggus hidroksil. Alkohol berkarbon-tiga, 1 dan 2 propanol, bercampur dengan air,
sedangkan hanya 8,3 gram 1-butanol larut dalam 100 gram air (Fessenden,1997).
Seperti halnya air alkohol merupakan asam lemah. Gugus hidroksil dapat bertindak
sebagai pendonor proton, dan disosiaasi terjadi mirip seperti air. Basa konjugat suatu
alkohol adalah ion alkaloksida. Etanol dan metanol hampir memiliki keasaman yang
hampir sama dengan air, alkohol merubah seperti t-butil alkohol sedikit lebih lemah
karena keruahannya membuatnya sukar disolvasi, tidak seperti ion alkaloksida (Hart,
2003).



IV. Alat dan Bahan
A. Alat
1. Pipet tetes
2. Spirtus
3. Kaki tiga
4. Rak dan tabung reaksi
5. Gelas kimia
B. Bahan
1. Aquadest 9. H
2
SO
4

2. Diazo A (asm sulfanilat) 10. K
2
Cr
2
O
7

3. Diazo B (NaNO
2
) 11. Pereaksi Deniges
4. HCL 12. CuSO
4

5. NaOH 13. Vanilin
6. Asam asetat 14. K
4
Fe(CN)
6
1%
7. Asam oksalat 15. Resorsin
8. KHSO
4

V. Prosedur dan Hasil Pengamatan
No
sample
Cara Kerja Hasil Pengamatan Dugaan Kesimpulan
2I
Uji Organoleptik
a. Warna
b. Bau
c. Bentuk
d. Rasa

Bening
Menyengat
Cair
-


Uji Kelarutan
Sampel +
aquadest

Tidak larut
Iso amil alkohol,
Amil alkohol,
Cetil alkohol


Uji Pengolongan
Reaksi Cuprifil:
Sample + NaOH
+ 1 tetes CuSO4


(-) Tidak terbentuk
kompleks Cu




(alkohol
monovalen) Cetil
alkohol, Amil
alkohol, Iso amyl
alkohol

Reaksi
Beckman:
sampel +
H2SO4 +
K2Cr2O7
(panaskan)
(+) Terbentuk
warna kuning
menjadi hijau saat
di panaskan
(alkohol primer)
Cetil alkohol,
Amil alkohol, Iso
amyl alkohol

Uji Penegasan
Sampel +
K4Fe(CN)6 1%

(-) Tidak terbentuk
larutan kuning

Cetil alkohol

Cetil alkohol
8E
Uji Organoleptik
a. Warna
b. Rasa
c. Bau
d. Bentuk

Merah muda
Pahit
Khas
Cair


Uji Kelarutan
Sampel + air

Tidak larut

Iso amyl alkohol,
amil alkohol, cetil
alkohol


Uji Penggologan
Reaksi Cuprifil
Sampel + NaOH
+ 1 tetes CuSO
4



Uji Identifikasi
Uji Carletty
Sampel + 0,5 ml
asam oksalat +
0,5 ml resorsin +
H
2
SO
4
pekat
Uji Deniges
Sampel +

(+) Terbentuk
kolmpleks Cu
berwara biru




(-) Bening




(-) Tidak terbentuk
endapan

(alkohol
polivalen) GG,
Gliserin, sorbitol,
Manithol,
Propilenglikol,
Klorahidat

GG,
Propileglikol,
Klorahidrat



GG, klorahidrat

















pereaksi
Deniges
(panaskan)
dinginkan +
KMnO
4
Uji Penegasan
Sampel +
formaldehid +
H
2
SO
4
pekat





(+) berwarna
merah ungu








Gliseril
guaiakolat





Gliseril
guaiakolat

VI. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu mengidentifikasi suatu sampel senyawa golongan
alkohol dengan beberapa peraksi. Sampel yang diperoleh berupa cairan dengan no 2I dan
8E.
Pada sampel yang pertama yaitu sampel 2I sifat fisiknya berupa larutan bening dan
berbau menyengat. Kemudian dilakukan uji kelarutan dengan penambahan aquadest, hasil
yang didapatkan adalah berupa larutan yang saling tidak bercampur seperti minyak dan air
sehingga timbul dugaan bahwa sampel tersebut adalah Amyl alkohol, Iso amyl alkohol
dan Cetil alkohol. Semakin panjang bagian hidrokarbon, maka akan semakin rendah
kelarutan alkohol dalam air. Bila rantai hidrokarbo cukup panjang sifat hidrofob dapat
mengalahkan sifat hidrofil gugus hidroksil. Kemudian selanjutnya melakukan uji
penggolongan dengan uji Cuprifil. Uji ini bertujuan untuk membedakan alkohol
monovalen dengan alkohol polivalen. Hasil yang diberikan negative ( - ) atau merupakan
golongan alkohol monovalen, yaitu alkohol yang mempunyai satu gugus OH. Terdapat
gumpalan berwarna biru saat diteteskan CuSO4 pada sampel sehingga timbul dugaan
bahwa sampel tersebut bisa meruapakan Cetil alkohol, Iso amyl alkohol dan amyl alkohol.
Kemudian berikutnya sampel di uji dengan reaksi Beckman lalu dipanaskan, hasilnya
positif ( + ) dengan berubahnya warna kuning menjadi hijau setelah pemanasan. Hal ini
menunjukan dugaan bahwa sampel tersebut merupakan golongan alkohol primer. Ini
terjadi reaksi oksidasi, dimana K
2
Cr
2
O
7
sebagai agen pengoksidasi dalam suasana asam
(oleh H
2
SO
4
). Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi sebuah aldehid. Alkohol sekunder
dapat dioksidasi menjadi keton. Sedangkan alkohol-alkohol tersier tidak dapat dioksidasi
oleh kalium dikromat(VI). Bahkan tidak ada reaksi yang terjadi. Ini dikarenakan pada
alkohol primer dan sekunder, agen pengoksidasi akan melepaskan hidrogen dari gugus -
OH, dan sebuah atom hidrogen dari atom karbon terikat pada gugus -OH. Alkohol tersier
tidak memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat pada atom karbon yang mengikat
oksigen.
Selanjutnya dilakukan uji penegasan pada sampel 2I yaitu sampel + K4Fe(CN)6 1%
untuk membedakan antara Cetil alkohol dengan n-butil alkohol. Diperoleh larutan
berwarna bening (-) ini menandakan bahwa sampel tersebut adalah Cetil alkohol karena
apabila positif (+) maka akan berwarna kuning. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel tersebut adalah Cetil alkohol, tetapi setelah dilakukan pencocokan sampel dengan
yang sebenarnya bahwa sampel tersebut teryata bukan Cetil alkohol.
Sampel no 8E memiliki warna merah muda dengan endapan putih dan rasa yang
pahit. Saat dilarutkan dalam air sampel 8E menunjukkan hasil tidak larut ini menandakan
dugaan bahwa sampel tersebut Iso amyl alkohol, Amyl alkohol da Cetil alkohol.
Selanjutya melakukan uji penggolongan pada sampel no 8E dengan uji Cuprifil.
Dengan uji ini terjadi kompleks Cu yang jernih yang berwarna biru yang menandakan
dugaan sampel tersebut merupakan golongan alkohol polivalen. Alkohol polivalen adalah
alkohol yang mempunyai dua atau lebih gugus OH.
Kemudian perlakuan berikutnya adalah dengan uji Carletty pada sampel no 8E yaitu
sampel + 0,5 ml asam oksalat + 0,5 resorsin + H2SO4, hasilnya berupa larutan berwarna
keruh. Selanjutnya yaitu dengan uji Deniges, dengan uji ini hasilnya negative ( - ) atau
tidak terbentuk endapan.
Selanjutya melakukan uji penegasan pada sampel no 8E yaitu sampel + formaldehid
+ H2SO4 pekat dan hasilnya terbentuk warna larutan merah ungu. Sehingga kesimpulan
yang didapat bahwa sampel no 8E adalah Gliseril guaiakolat.

VII. Kesimpulan

Das könnte Ihnen auch gefallen