Sie sind auf Seite 1von 57

ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA

A. PENDAHULUAN
B. Elektrokimia adalah metode analisis kualitatif
maupun kuantitatif senyawa kimia, yang reaksinya
dipengaruhi oleh arus listrik, beda potensial, dan daya
hantar listrik.
Alat analisis elektrokimia dibedakan menjadi:
1. .Potensimeter berdasar atas perbedaan potensial
kedua elektrode yang dinyatakan dalam milivolt atau
mV.
2.Amperemeter berdasar timbulnya arus listrik yang
dinyatakan dalam amper atau mili amper
3.Voltameter mempunyai prinsip yang sama tetapi
elektrode yang digunakan agak berbeda
4. Konduktometer berdasar pada daya hantar listrik
atau konduktivitas.


1
Kelemahan
2
Arus, tegangan, dan daya hantar listrik
dapat digunakan untuk secara sendiri-
sendiri, atau secara kombinasi.
Kelemahan penggunaan alat analisis ini
(elektrokimia) adalah pada daya resoslusi
yang rendah. Paling baik dikombinasikan
dengan KCKT.
Alat banyak digunakan dalam analisis
baik untuk senyawa organik maupun
anorganik, misalnya potensiometer,
voltameter dan konduktometer


ELKIM SEBAGAI DETEKTOR
3
Salah satu contoh alat yang
berdasar tegangan atau potensio
adalah polarografi, yang dapat
digunakan untuk analisis senyawa
tunggal atau campuran.
Sedangkan potensiometer dan
konduktometer lebih banyak
digunakan untuk indikator pada
tittrasi, atau detektor pada
kromatografi KCKT,


Elektrode pembanding E
0
= 0
4
Perbedaan potensial merupakan
kekuatan elektrik yang bergerak atau
electromotive force (EMF).
Dalam penggunaannya telah dibakukan
dengan elektrode pembanding. Elektrode
pembanding adalah elektrode gelas
yang mempunyai E
0
= 0,00
Sedangkan untuk logam-logam
tertentu mempunyai harga E
0
yang
berbeda (tabel I).
Maka untuk mendapatkan dapat dipilih
logam tetentu untuk mebandingkan dan
sebagi elektrode

Tabel 1 harga potensial atau E
0
(Willard
dkk.1988)

5
Logam/katode Reaksi Potensial =E
0
Ag (perak)

Cu
Fe

Pt
H
Hg

Ag
+
+e Ag
AgCl + e Ag + Cl
Cu
2+
+ 2 e Cu
Fe
2+
+ 2e Fe
Fe
3+
3e Fe
Pt
2+
+2e Pt
2H
2
O +2e H
2
+2H
2
O
Hg
2+

+ 2e 2Hg

+ 0.7996
+ 0,2221
-0,4410
+2
0,27701
1,2
0,00
0,7986
6
Reaksi elektrolit
1.Pengaruh Kadar pada elektrode Reaksi oksidasi
sebagai contoh penggunaan potensimeter:
Ox + ne
-
Red (1)
Menurut Nerst persamaan menjadi:
RT a
RED

2,3026RT a
RED

edE = E
0
- ln =E log (2)
nF a
OK
nF a
OK

E adalah potensial baku elektrode; R = tetapan
molar gas; T suhu Kelvin; n adalah jumlah elektron
yang dipindahkan; a
ok
dan a
red
adalah aktivitas
oksidasi maupun reduksi dalam sistem. Kemudian
bila kadar dimasukkan dalam persamaan, dan suhu
Kelvin = 298K, persamaan Nerst menjadi:

Persamaan Nerst
7
Persamaan Nerst menjadi:
0,05916 [red]
E = E log log (3)
n [ok]
Bila E merupakan potensial elektrode
baku, maka kadar lebih menonjol
terlihat dari pada aktivitas.
Perubahan satu unit logaritma akan
merubah harga E dengan 59,16/mV.
Persamaan 1 atau oksidasi/reduksi
adalah persamaan yang bolak-balik
dalam keseimbangan, dan mengikuti
kaidah termodinamika.




8
2. Pengaruh Terbentuknya Senyawa
Kompleks
Efek suatu pereaksi yang dapat bereaksi
dengan salah satu elektrode terlihat
pengaruhnya seperti dalam persamaan:
Ag
+
+ 2NH
3
g Ag(NH
3
)
2
+
(4)

Tetapan keseimbangan Kf dirumuskan
sebagai berikut
[Ag(NH
3
)
2
+
]
K
f
= = 6,x 10
-8
(5)

[Ag
+
][NH
3
]
2

Sehingga potensial dirumuskan sebagai
berikut:
E= E + 0,0596. log[Ag
+
] (6)

Pengaruh Terbentuknya Senyawa
Kompleks
9
Menggabungkan persamaan 4 dan 5 menjadi
satu
I
E = E + 0,0596 log + 0,0596 log Ag(NH
3
)
2
]
+

(7)
K
f
[NH
3
]
2

Penurunan harga potensial ternyata dapat
dipengaruhi oleh pembentukan senyawa
kompleks.
Dengan dasar tersebut elektrode Ag dapat
digunakan untuk menguji amoniak dan senyawa
amin organik yang dapat membentuk senyawa
kompleks dengan ion Ag. (Willard, dkk., 1989).

Ion Cu
++
dan Elektode Platina
10
Ion Cu
++
yang menuju ke elektode platina
membawa muatan dan arus mulai timbul
dengan potensial yang diberikan lebih negatif.
Kemudian arus akan meningkat sesuai hukum
Ohm.
Bila potensial diubah menjadi positip arus akan
menurun bahkan menjadi nol.
Berdasrkan percobaan besarnya potensial akan
menjadi 29,5 mV bila kadar Cu (II) ion
diturunkan menjadi 10 kali lipat.Gambar
hubungan potensial dan arus listrik ini
dinamakan voltamogram. Dengan cara ini
dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
A
r
u
s

(
m
A
)

Potensila (mV)
B.POTENSIOMETRIK
11
Analisis dengan potensiometer
mencakup dua hal.
Pertama mengukur secara langsung
potensial elektrode yang berhubungan
dengan kadar zat elektoaktif.
Kedua mengukur perubahan emf atau
electromotive force karena
penambahan titran pada sampel.
1. Sel Elektrokimia Tipe potensiometrik
adalah merupakan pengindera aktivitas
permukan pada separo sel elektrokimia,
menimbulkan potensial yang,
proporsional dengan logaritma aktivitas
analit atau kadar analit.
Keseimbangan Elektrokimia
12
Potensial diukur secara relatif terhadap elektrode
referen (pembanding), yang juga berhubungan
dengan larutan analit (sampel)
. Pengukuran potensial dilakukan pada arus listrik
sama dengan nol sehingga terhindar dari peristiwa
elektrolisis agar tidak mengganggu keseimbangan
antara sampel dan membran antar muka (pada
elektrode).
Persamaan keseimbangan sel elektrokimia secara
penuh adalah sebagai berikut.
2. E
sel
= E
ind
+ E
ref
+ E
j (8)

E
re
f
dan E
j
adalah potensial elektrode indikator,
referen, dan potensial jembatan larutan.

1 13
13
14
15
Jembatan garam
Elektrode referen
(anode)
Dapar
Kadar tak tahu
Sumber arus
Elektrode
(Katode)
Sel I
Sel II
Sel III
Sel IV
SEL PERTAMA SEL KEDUA
2.Susunan sel secara skematis
15
Harga pHs referen diukur sessuai harga emf-
nya, pada sel yang mengandung gas Hidrogen,
dan perak/perak klorida, dan sel tersebut tanpa
jembatan garam.
Pt/H
2
(l atm), H
+
+ Cl
-
(plus K+Cl
-
,AgCl(s)/Ag
dengan persamaan:
E = E
o
-0,000198 T log fH
+
fCl mH+mCl (23)
Dalam keadaan arus turun dalam sel, maka
harga iR akan turun dratis (karena potensial
yang bertahap tergantung pada arus yang
timbul lewat tahanan dari larutan), sesuai
dengan persamaan 8.
Keterangan
16
Dalam keadaan arus turun dalam sel, maka harga iR
akan turun dratis (karena potensial yang bertahap
tergantung pada arus yang timbul lewat tahanan dari
larutan), sesuai dengan persamaan 8.
Harga E
ref
adalah tetap, demikian pula E
j
dan dapat
diabaikan.
Bila demikian elektrode indikator dapat memberikan
keterangan tentang aktivitas ion-ion dalam larutan.
Elektrode referen terdiri dari elemen internal, larutan
pengisi (KCl), yang berfungsi sebagai jembatan
garam, dan yang terakir adalah lapisan tipis yang
dapat melewatkan larutan secara pelan sampai ke
larutan garam.

Elektrode
17
`Dengan demikian terjadi hubungan
cairan pada larutan sampel dan larutan
dalam sel referen. Maka arus listrik atau
beda potensial dapat dideteksi.
Elemen internal sebagai elektrode
referen dipilih elemen internal antara lain
Hg/Hg
2
Cl2 dan Ag/AgCl.
Keduanya merupakan elektrode kedua
yang bersifat anion yang reversibel. Bila
elektrode ini dimasukkan dalam larutan
maka akan memberikan potensial yang
tetap.
Gambar elektrode dapat dilihat pada
slidre berikut:
.


Gambar Elektrode Calomel Jenuh
18
a.Saturated calomel Elektrode (SCE)





.







19
1. Hubungan pH dan emf
20
Rumus untuk mengukur pH dikemukakan oleh
Nernst.



E
0
adalah potensial dasar untuk setiap elektrolit
yang digunakan R = tetapan gas, T = Suhu mutlak
(Kelvin), F= bilangan Faraday =96845,
coulomb/mol, dan n = jumlah elektron yang terlibat
dalam proses tersebut
Untuk n =1, maka faktor RT/nF =0,591. (25
o
C).
Maka Sorenson merumuskan:
E = E
o
-0,591 pH (10)
Persamaan 3 dapat dikonversi bahwa tiap unit pH
= 59,1 mV pada 25 C, untuk setiap elektrode yang
mengikuti persamaan Nernst.

21
Gelas elektrode telah banyak digunakan sebagai
satu -satunya elektrode yang digunakan untuk
mengukur pH. The Nasional Bereau of
Standard (USA), skala pH telah dibuat dan
harga pH standar
Beberapa larutan telah dibakukan. tetapan
disosiasi asam lemah dapat diuji secara
informatif dengan persamaan 20. atau 19.
Persa maan yang baik, walaupun secara
termodinamik kurang mengun-tungkan adalah
sebagai berikut:
E-Es
pH = pHs + (11)
2,302RT/F
E dan Es adalah potensial pada sistem
elektrokimia, yangberisi larutan yang diketahui
standar referen pHs maupun yang tidak
diketahui pH-nya.

Penjelasan
22
E adalah potensial dari referen, maka dengan
menggunakan rumus 11 keasaman yang
diperoleh p(aH*fCl~) didapat persamaan:
E-E
p(a
H
+
f
cr
) = - log fH
+.
fICl
-
m
H+
= +log m
cl
( 12)
0,000198T
Harga pHs dari dapar bebas klorida dapat
dihitung dengan persamaan:
pHs = p(aH
+
+fCl
-
) + log f Cl' (13)
Harga p(aH
+
fCl
-
)
o
diperoleh dari perhitungan
p(aH
+
fCl")o berbagai kadar klorida dan kemudian
diekstrapolasikan sampai didapat [Cl
-
]= 0
23
Dengan cara tersebut dapat diketahui tetapan
aktivitas atau kekuatan ion Cl" pada kadar
kurang dari 0,1 dengan persamaan:
A
-logfCl
-
= (14)
1+1,1

A merupakan parameter dari Debye-Huckel yang
mempunyai harga berbeda untuk setiap suhu.
Harga pH yang dapat diketahui adalah sekitar
0,005 pH unit pada suhu (0 sampai 60 C), dan
0,008 pH unit untuk suhu 60 sampai 95C.
Pengukuran pH hanya absah bila larutan tersebut
sangat encer yang mempunyai harga pH antara 2
sampai 12, karena dalam keadaan demikian
jembatan garam masih mantab.








24
Ketepatan pengukuran ( 0,01 unit pH dan selisih
suhu 2 C). pH meter adalah voltameter, yang
ditambah beberapa perlengkapan yang
berfungsi:
Mengukur potensial melalui konversi pH dan
sistem referen elektrode.
Mengalihkan perbedaan potensial yang diukur
pada setiap suhu ke satuan pH.
Bila sangat diperlukan untuk menen tukan pH
diluar harga tersebut dapat digunakan larutan
referen ialah kalium tetra oksalat dan kalsium
hidroksida.
Karena susunan elektronik dari alat tersebut
dibuat sesuai dengan fungsinya,
Cara operasional penguat (amflifier),sebagai
volta meter dengan daya halang arus bolak-balik
yang tinggi, tetapi mengatur kemantaban
pengukuran secara otomatik memindahkan dari
beda potensial ke satuan pH sehingga mencapai
ketelitian 0,01 satuan

Susunan elektronik pH meter/potensiometer
25
Gambar
26
Berbagai instrumen mempunyai faktor konversi
yang spesifik.
Misalnya tiap satuan pH adalah 54,20 mV pada
0
0
C. 0100 C. Karena kebanyakan pH meter
telah ada sistem pengatur untuk
menyesuaikan satuan pH dan suhu percobaan.
2. Elektrode Gelas
Elektrode gelas umumnya disebut elektrode
penunjuk pH, yang biasanya bersama dengan
elektrode referen (slide 19).
Bahan yang peka terhadap perubahan pH
adalah membran kaca dari natrium/kalsium
silikat (Corning 015 glass) atau lithium silikat
ditambah dengan lantanium dan barium ion.

27
Potensial yang timbul dari p'erubahan
elektrode tersebut terdiri dari dua atau
lebih dari kontribusi berbagai proses
pada antar muka dan membran aktimya.
Bila suatu muatan terjadi pemisahan,
pada permukaan membran, potensial
timbul dan menjalar lewat membran.
Karena itu masalah yang sulit
menemukan membran yang
komposisinya sangat selektif terhadap
perubahan ion yang bermacam-macam
dalam pengujian.

28
Oksigen akan bereaksi dengan airO2(gas) + 2
H
2
O 4 OH"
Kemudian OH ion berinteraksi dengan Cd
Cd(pdt) + OH" (OH)
2
(pdt) +2e
Timbulnya elektron akan terpantau oleh rekorder,
alat ini tidak diperlengkapi dengan sumber arus
seperti gambar 8, amplifier maupun potensitat
karena elektrode tidak akan menimbulkan arus
yang tinggi, akibatnya tak akan terjadi oksidasi
terhadap unsur lain yang diperlukan potensial
lebih tinggi.
Arus listrik yang timbul akan melewati tahanan
baku sehingga voltasenya dapat dikendalikan,
kadar oksigen yang teruji setara dengan potensial
ang timbul dan terekam pada rekorder. Kadar
yang dapat diamati antara 1 ppm sampai 1 %.


29
29
Natrium dan litium ion merupakan pembawa ion
yang mobolitasnya tinggi terutama dalam medan
listrik.
Ketika ujung gelas elektrode tercelup dalam air
maka permukaan membran mengalami
penukaran ion antara hidrogen ion diluar
membran dengan natrium atau litium didalam
membran.
Kandungan H
+
menurun dengan cara yang
kompleks karena makin tambah jarak dari
membran, sedangkan Li
+
dan Na
+
naik sesuai
dengan perubahan jumlah ion positip sebagai
pembawa muatan dan kation lain sehingga
terjadi keseimbangan pada suatu kadar ion
tertentu.
Ion tersebut untuk mempekuat agar silikat tidak
terionkan dan juga mengurangi sifat alkalisi-
tasnya karena mobilitas dari Na
+

30
30
3, Gambar alat titrasi potensimetrik
1. Buret dan 2. Elektrode kaca titran
3. Elektrode kalomel
4. Gelas piala (wadah)
5. Larutan sampel
6. Magnetik bar (pengaduk)
7. Plate
8. Magnit
9 Motor


10. Tombol untuk menyalakan alat
11 Tombol untuk mengatur panas
12. Tombol untuk mengatur
putaran pengaduk



31
31
4. Cara menentukan titik akir titrasi
Titik ekuivalen baru diketahui setelah dilakukan
perhitungan atau grafik.
Dalam perhitungan terlihat bahwa rasio
perubahan volume potensi dan volume akan
terlihat melonjak
Titik lonjakan itulah merupakan titik akir titrasi
tetapi bukan titik ekuivalen.
Kurva akan lebih jelas menunjukkan titik akir
apa bila dibuat garis hubungan selisih rasio pH
atau potensi versus volume titran,
Atau turunan rasio tersebut dibagi selisih
perubahan volume titran versus volume titran,
lihat gambar 20

32
32
5.Kurva titrasi pH metrik atau potensiometrik
Gambar
C. AMPEROMETER DAN HUKUM
FARADAY
33
Proses terjadinya pengendapan
logam pada katode.
Ketika elektron mencapai katode,
kation akan tertarik pada katode
bermuatan negatif.
Electrons akan diambil dari katode
oleh kation, karena itu kation
menjadi netral.
Kation yang netral (jadi logam) akan
mengendap atau terdeposit pada
katode.


Voltaic Cells
34
35
Penambahan kadar secara bertahap pada
permukaan elektrode sangat tergantung pada
waktu.
Karena itu bila potensial pada sistem
tersebut tetap, maka variabel lain merupakan
fungsi kadar dari elektroaktif dan waktu.
Bila potensial mencapai suatu harga sehingga
proses faradik tidak terjadi, akan timbul arus
kembali
Arus tersebut merupakan muatan yang lewat
melalui antar permukaan dan elektrode.
Arus tersebut proposional dengan pertambahan
kadar elektroaktif. Dan besarnya kadar
elektroaktif dalam larutan dapat diukur dengan
timbulnya arus listrik.

36
Proses terjadi reaksi oksidasi reduksi di elektrode
menuruti hukum Faraday sehingga disebut
proses faradik.
Prose ini penting untuk analisis ion-ion logam
dalam larutan yang dapat diendapkan
dielektrode. Dengan cara gravimetri dapat
ditentukan bobot endapan, sesuai dengan
jumlah arus dan waktu yang diberikan
Sehingga hasil selisih bobot sebelum dan
sesudah elektrolisis dapat dihitung dan dapat
disesuaikan dengan Hukum Farady
HUKUM FARADAY
37
a. Jumlah logam atau bahan kimia yang
menga lami deposit pada elektrode adalah
proporsional dengan jumlah elektrolit yang
dialalui arus listrik
b. Jumlah berbagai bahan kimia yang
dibebaskan dari elektrode dengan arus dan
waktu yang sama adalah proporsional
dengan harga equvalensi masing-masing
unsur bahan kimia:
Arus x waktu Coulomb
38
Pada kondisis tertentu, elektrode dalam larutan,
tidak terdapat transfer muatan. Karena secara
termodinamik dan kinetik tidak mungkin terjadi.
Mungkin larutan terlalu kental atau pekat, bahkan
terjadi absorbsi sehingga terjadi peristiwa non
faradik.

4. Tranfer massa oleh migrasi Konveksi.
Transfer massa dapat diperkecil dengan
mengatur transfer massa ion dari dan ke
elektrode (perlambat).
Dapat pula dengan menggunakan transfer massa
pada permukaan batas. Karena pembatasan arus
akan membatasi pemberian elektroaktif dan
terjadinya reaksi redok.
Tiga proses migrasi ion
39
(1). Migrasi muatan ion dalam satu meda listrik
(2). Konveksi (penumpukkan panas) dalam
gerakan ion dalam larutan atau elektrode,
(3). Difusi ion-ion karena pertambahan elektrolit
secara bertahap.
a. Migrasi elektris, terjadi pada substansi ion
atau molekul dipol yang mampu melakukan
gerakan dalam medan listrik.
b. Pengaruh arus karena migrasi elektris
tergantung pada bilangan transport.

40
Lanjutan

Rumus 10 menyatakan bahwa aliran ( fluks),
proporsional dengan pertambahan kadar. (dC/Dt).
Yang hargnya menurun bila mendekati elektrode.
Dan dalam rumus dinyatakan arah difusi adalah
negatif.

d. Hukum Pick kedua
Hukum menyatakan kenaikan kadar merupakan
fungsi dari kenaikan waktu. Huhkum ini
diturunkan dari Hukum Pick pertama, dengan
mengamati kadar pada lokasi kedua, dari
sistem yang besarnya = dx


41
Rumus diturunkan menjadi



Kemudian bila dx dan dt mendekati nol, dan
D diperkirakan tidak tergantung pada x dan t,
maka untuk elektrode yang permukaannya
rata hukum Pick II, berubah jadi:

42
c. Pertambahan kadar
Elektrode yang tercelup dalam alrutan
elektroaktif, kemudian diberi potensial pada
sistem tersebut maka elektrode akan
berinteraksi dengan ion elektroaktif.
Menurut huhuk Pick pertama, difusi tiap-tiap
satua luas yang dinyatak A, selama waktu t,
akan proporsional dengan kelipatan dari
pertambahan kadar.
dC (C-C
o
)
fluks = -D = -D (13)
dx
x=0

= menyatakan tebalnya lapisan hipotetis yang
dapat ditembus kedalam elektrode.

43
Lanjut
Bila haraga C
0
mendekati nol maka
kecepatan difusi menjadi proporsional
dengan kadarnya. (lihat slide beerikutnya).
Kadar elektrolit dalam lapisan difusi yang
hampir linier merupakan fungsi dari jarak
dengan elektrode. Sehingga dirumuskan
sebagai berikut:


dx merupakan jarak difusi dari permukaan
elektrode. Karena dapat digambarkan
sebagai berikut.

f. Arus yang diperlukan
44
Faktor arus yang diperlukan dN/dt, merupakan
jumlah molekul yang bereaksi di elektrode pada
sauatu saat. Kecepatan hilangnya muatan
sesuai dengan i/nF sehigga dirumuskan seperti
berikut:



Bila faktor arus merupakan kontrol dari
kecepatan difusi dari ion yang bereaksi yang
mengalami penurunan pada lapisan tipis dari
larutan dalam sentuhannya dengan elektrode.
45
Maka difusi arus yang minimal pada setiap
waktu adalah i
d
.
Satuan tersebut dapat dinyatakan dalam
persamaan 16
nFAD(C - Co)
i
d
= (16)

Arus difusi yang paling kecil adalah
proporsional dengan kadar dan sebaliknya
proporsional pada tebal lapisan difusi.
Arus yang berdifusi mengalami penurunan
setiap saat arena pertambahan lapisan difusi.
Lapisan difusi bertambah karena adanya
deposit pada lapisan elektrode.


46
1. Titrasi Amperometrik
Prinsip dari analisis ini adalah
pengukuran besarnya arus yang
perubahannya sangat tergantung pada
titran.
Prisipnya sama dengan potensiometrik,
yang diukur bukan potensialnya tetapi
pemberian potensial pada suatu larutan
yang dititrasi,
Perubahan arus listrik dipantau baik
dengan pengumpulan data maupun
dengan gambar /skaner langsung.

Prinsipnya.
47
Sebenarnya titrasi amprometrik lebih teliti
dibanding dengan voltametrik maupun
polarografi.
Hasil tidak tergantung pada karasteristik
mikro- elektrode, elektrolit supportnya.
Suhu percobaan tidak berpengaruh, tetapi
sebaiknya selama percobaan suhu dibuat
tetap.
Sampel tidak harus reaktif terhadap
elektrode, tetapi reaktif terhahap reagen
sangat diperlukan agar ekuivalensinya
dapat tepat.

Gambar Kurva titrasi Amperometrik
48
Titrasi dilakukan pada larutan Pb, dengan natrium
sulfat (SO
4
)
++
,
Keterangan
49
Gambar 2 a. menunjukkan perubahan arus
sebelum ditambah dengan ion SO
4
2-
, adalah i
0
kurva sinusoide B, C, dan D merupakan kurva
hubungan arus dan potensial setelah
penambahan SO
4
2-
dengan volume sebesar B,
C dan D.
Gambar 2 b, kurva penurunan arus setelah
penambahan titran SO
4
2-
dalam jumlah tertentu,
dan titik akir sampai arus minimal didapat dari
titik potong garis datar dan garis kurva
penurunan.
Perhitungan volume tinggal mencari garis
seperti anak panah. Cara lain dengan mendata
besarnya arus setiap ada penambahan titran,
sehingga bila digabung dalam bentuk gambar
akan didapat gambar 2 b.

Lanjutnya
50
Kurva 2 b, titik akhir pada saat arus paling
minimal ialah i
4
, hal ini dapat dimengerti
karena terjadinya pengendapan total dari ion
Pb
2+
yang menjadi PbSO
4
,
Berarti larutan tak terdapat ion lagi untuk
menghantarkan arus listrik.
Kurva tersebut menunjuukan bahwa analit
makin lama makin berkurang, berkurang
karena reagen atau dapat juga karena
berinteraksi dengan elektrode.
Tipe gambar kurva perubahan arus pada
amperometrik dapat digambarkan sebagai
berikut:

Tipe kurva amperometrik
51













Gambar . Tipe kurva titrasi amperometrik
Gambar a Hasil titrasi, ion logam dengan dengan
titran yang dapat mensendapkan seperti ditrangkan
diatas. Oksalat sebagai pereaksi Pb dapat pula
dilakukan.




Volume Volume Volume
Keterangan
52
Oksalat sebagai pereaksi Pb dapat pula
dilakukan. Kurva yang melengkung tersebut
memrajukkan bahwa pengendapan Pb ion
belum sempurna.
Untuk mengetahui titik akir dengan membuat
garis ekstrapolasi seperti terlihat pada
gambar.
Gambar 3 b, mengambarkan bahwa reagen
berinteraksi dengan mikroelektode sehingga
arus tidak nampak, sebagai contoh adalah ion
Mg
2+
dititrasi dengan 8-hidroksi kuinolin.
Senyawa ini akan direduksi oleh
mikroelektrode. Dan arus difusi akan timbul
setelah potensial yang diberikan sebesar -1,6
V, sedangkan magnesium dalam potensial ini
bersifat inert.
Keterangan
53
Gambar 3.a Hasil titrasi, ion logam dengan titran
yang dapat mensendapkan seperti Oksalat
sebagai pereaksi Pb dapat pula dilakukan.
Kurva yang meleng kung tersebut menunjukkan
bahwa pengendapan Pb ion belum sempurna.
Untuk mengetahui titik akir dengan membuat
garis ekstrapolasi seperti terlihat pada gambar.
Gambar 3 b, mengambarkan bahwa reagen
berinteraksi dengan mikroelektode sehingga arus
tidak nampak, sebagai contoh adalah ion Mg
2+

dititrasi dengan 8-hidroksi kuinolin.
Senyawa ini akan direduksi oleh mikroelektrode.
Dan arus difusi akan timbul setelah potensial
yang diberikan sebesar -1,6 V, sedangkan
magnesium dalam potensial ini bersifat inert.


Lanjutnya
54
Gambar 3 c, mengammbarkan kurva
titrasi ion Pb
2+
dengan ion kromat
(CrO4)
2-
, kedua ion tersebut
memberikan arus difusi akan timbul
setelah diberipotensial diatas -1,0V.
Arus yang terkecil menunjukkan akir dari
titrasi. Bila potensial diberikan pada nol
(0), maka akan didapat kurva seperti 3
b.
Karena hanya ion kromat yang dapat
direduksi pada potensial tersebut.

2. Alat dan teknik penggunaan.

55
Terdapat dua jenis alat titrasi amperometrik.
Pertama mengunakan mikrolektrode yang dapat
terpolarisasi yang digabungkan dengan elektrode
yang tidak mengalami polarisasi.
Ke dua adalah sepasang mikro elektrode yang
sejenis (dapat mengalami polarisasi), sehingga
disebut titrasi bi amperometrik
Titrasi amperometrik dapat pula mengunakan titrasi
tetesan mercuri (dropping mercury titration), atau
menggunakan elektrode platina yang diputar,
(rotating Platinium electrode}.

1 56
56
Gambar amperometer Rotating
Elektrode
Galvanometer
Tugas Akhir Kuliah Spkt & Elkim.
(Rabu)
Datatitrasi potensiometrik Data titasi amperometri:

No. Vol. (ml) Arus (mA)

1
2
3
5
6
7
8
9
10

2.00
3.00
4.00
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50

50.
40
30
25
10
2.0
6.0
20
35

No. Vol. (ml) Poten (mV)

1
2
3
5
6
7
8
9
10
2.00
3.00
4.00
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50

29.
35
48
54
65
85
93
98
102

Gambarkan hubungan
Volume titran (sumbu X)
Dengan potesial (Sumbu Y)
pd kertas mm. tentukan vol.
titan (ml)
Gambarkan hubungan
Volume titran (sumbu X)
Dengan amper (Sumbu Y)
pd kertas mm. tentukan vol.
titran (ml)

Das könnte Ihnen auch gefallen