Sie sind auf Seite 1von 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aljabar adalah cabang dari matematika yang mempelajari penyerdehanaan
dan pemecahan masalah dengan menggunakan simbol sebagai pengganti
konstanta dan variabel.
Sebuah sistem dimana terdapat sebuah himpunan dan satu atau lebih dari
satu operasi n-ary, yang didefinisikan pada himpunan tersebut, dinamakan sistem
aljabar. Selanjutnya, sebuah sistem aljabar akan dinyatakan dengan (S,f1 ,f2 ,f3
,,fn) dimana S sebuah himpunan tidak kosong dan f1 , f2 , ., fn operasi-
operasi yang didefinisikan pada S. Sebagai contoh, (Z,+) adalah sebuah sistem
aljabar yang dibentuk oleh himpunan bilangan bulat Z dan operasi penjumlahan
biasa ; (Z,+,x) adalah sebuah sistem aljabar yang dibentuk oleh himpunan
bilangan bulat dan dua buah operasi biner.
Sistem aljabar yang termasuk dalam pokok bahasan Matematika Diskrit
yang akan diberikan adalah sistem aljabar satu operasi biner dan sistem aljabar
dua operasi biner. Sebelum melihat jenis-jenis sistem aljabar dan konsep-konsep
yang berkaitan dengannya, kita akan tinjau lebih dahulu operasi biner dan sifat-
sifat operasi biner.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk membahas
tentang struktur aljabar linear.



2

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ALJABAR LINIER
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang memiliki arti
"pertemuan", "hubungan" atau "perampungan".
Aljabar (Algebra) adalah cabang matematika yang mempelajari struktur,
hubungan dan kuantitas. Untuk mempelajari hal-hal ini dalam aljabar digunakan
simbol (biasanya berupa huruf) untuk merepresentasikan bilangan secara umum
sebagai sarana penyederhanaan dan alat bantu memecahkan masalah. Contohnya,
x mewakili bilangan yang diketahui dan y bilangan yang ingin diketahui.
Sehingga bila A mempunyai x buku dan kemudian B mempunyai 3 buku lebih
banyak daripada A, maka dalam aljabar, buku B dapat ditulis sebagai y = x + 3.
Dengan menggunakan aljabar, kita dapat menyelidiki pola aturan aturan bilangan
umumnya. Aljabar dapat diasumsikan dengan cara memandang benda dari atas,
sehingga kita dapat menemukan pola umumnya.
Aljabar bersama-sama dengan Geometri, Analisis dan Teori Bilangan
adalah cabang-cabang utama dalam Matematika.
Aljabar Elementer merupakan bagian dari kurikulun dalam sekolah menengah
dan menyediakan landasan bagi ide-ide dasar untuk Aljabar secara keseluruhan,
meliputi sifat-sifat penambahan dan perkalian bilangan, konsep variabel, definisi
polinom, faktorisasi dan menentukan akar pangkat.
Aljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem
persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear. Matriks dan
operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar linear.
Aljabar linier merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai
generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur
aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.
Sekarang ini istilah Aljabar mempunyai makna lebih luas daripada
sekedar Aljabar Elementer, yaitu meliputi Ajabar Abstrak, Aljabar Linier dan
sebagainya. Seperti dijelaskan di atas dalam aljabar, kita tidak bekerja secara
langsung dengan bilangan melainkan bekerja dengan menggunakan simbol,


3

variabel dan elemen-elemen himpunan. Sebagai contoh Penambahan dan
Perkalian dipandang sebagai operasi secara umum dan definisi ini menuju pada
struktur bilangan seperti Grup, Ring, dan Medan (fields).

B. BENTUK ALJABAR LINEAR
Persamaan Linear & Matriks
Persamaan linear dapat dinyatakan sebagai matriks. Misalnya persamaan:
3x
1
+ 4x
2
2 x
3
= 5
x
1
5x
2
+ 2x
3
= 7
2x
1
+ x
2
3x
3
= 9
dapat dinyatakan dalam matriks teraugmentasi sebagai berikut
3 4 -2 5
1 -5 2 7
2 1 -3 9
Penyelesaian persamaan linier dalam bentuk matriks dapat dilakukan melalui
beberapa cara, yaitu dengan eliminasi Gauss atau dapat juga dengan cara
eliminasi Gauss-Jordan. Namun, suatu sistem persamaan linier dapat diselesaikan
dengan eliminasi Gauss untuk mengubah bentuk matriks teraugmentasi ke dalam
bentuk eselon-baris tanpa menyederhanakannya. Cara ini disebut dengan
substitusi balik.
Sebuah sisitem persamaan linier dapat dikatakan homogen apabila mempunyai
bentuk :
a
11
x
1
+ a
12
x
2
+ ... + a
1n
x
n
= 0
a
21
x
1
+ a
22
x
2
+ ... + a
2n
x
n
= 0
a
m1
x
1
+ a
m2
x
2
+ ... + a
mn
x
n
= 0
Setiap sistem persamaan linier yang homogen bersifat adalah tetap apabila semua
sistem mepunyai x
1
= 0 , x
2
= 0 , ... , x
n
= 0 sebagai penyelesaian. Penyelesaian ini
disebut solusi trivial. Apabila mempunyai penyelesaian yang lain maka disebut
solusi nontrivial.





4

Penyelesaian Persamaan Linear dengan Matriks
Bentuk Eselon-baris
Matriks dapat dikatakan Eselon-baris apabila memenuhi persyaratan berikut :
1.) Di setiap baris, angka pertama selain 0 harus 1 (leading 1).
2.) Jika ada baris yang semua elemennya nol, maka harus dikelompokkan
di baris akhir dari matriks.
3.) Jika ada baris yang leading 1 maka leading 1 di bawahnya, angka 1-
nya harus berada lebih kanan dari leading 1 di atasnya.
4.) Jika kolom yang memiliki leading 1 angka selain 1 adalah nol maka
matriks tersebut disebut Eselon-baris tereduksi
Contoh: syarat 1: baris pertama disebut leading 1
1 4 -2 5
0 -5 2 7
0 0 -3 9
0 0 -8 8

syarat 2: baris ke-3 dan ke-4 memenuhi syarat 2
1 4 -2 5
0 -5 2 7
0 0 -3 9
0 0 0 0

syarat 3: baris pertama dan ke-2 memenuhi syarat 3
1 4 -2 5
0 1 2 7
0 0 -3 9
0 0 0 0






5

syarat 4: matriks dibawah ini memenuhi syarat ke 4 dan disebut Eselon-baris
tereduksi
1 0 0 0
0 1 2 5
0 0 3 0
0 0 0 6


Operasi Eliminasi Gauss
Eliminasi Gauss adalah suatu cara mengoperasikan nilai-nilai di dalam matriks
sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana (ditemukan oleh Carl Friedrich
Gauss). Caranya adalah dengan melakukan operasi baris sehingga matriks tersebut
menjadi matriks yang Eselon-baris. Ini dapat digunakan sebagai salah satu metode
penyelesaian persamaan linear dengan menggunakan matriks. Caranya dengan
mengubah persamaan linear tersebut ke dalam matriks teraugmentasi dan
mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks Eselon-baris, lakukan substitusi
balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel tersebut.
Contoh: Diketahui persamaan linear
x + 2y + z = 6
x + 3y + 2z = 9
2x + y + 2z = 12
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut
Baris ke 2 dikurangi baris ke 1
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1


6

Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1
Baris ke 3 ditambah 3 kali baris ke 2
Baris ke 3 dibagi dengan 3 (Matriks menjadi Eselon-baris)
Maka mendapatkan 3 persamaan linier baru yaitu
x + 2y + z = 6
y + z = 3
z = 3
Kemudian lakukan substitusi balik maka didapatkan:
y + z = 3
y + 3 = 3
y = 0
x + 2y + z = 6
x + 0 + 3 = 6
x = 3
Jadi nilai dari x = 3 , y = 0 ,dan z = 3

Operasi Eliminasi Gauss-Jordan
Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang hasilnya
lebih sederhana. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris dari eliminasi
Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris tereduksi. Ini juga dapat
digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke
dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks
Eselon-baris tereduksi, maka langsung dapat ditentukan nilai dari variabel-
variabelnya tanpa substitusi balik.



7

Contoh: Diketahui persamaan linear
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5
Tentukan Nilai x, y dan z
Jawab:
Bentuk persamaan tersebut ke dalam matriks:

Operasikan Matriks tersebut
Baris ke 2 dikurangi 2 kali baris ke 1
Baris ke 3 dikurangi 2 kali baris ke 1
Baris ke 3 dikurangi 3 kali baris ke 2
Baris ke 3 dibagi 8 dan baris ke 2 dibagi -1
Baris ke 2 dikurangi 4 kali baris ke 3
Baris ke 1 dikurangi 3 kali baris ke 3


8

Baris ke 1 dikurangi 2 kali baris ke 2 (Matriks menjadi
Eselon-baris tereduksi)
Maka didapatkan nilai dari x = 2 , y = 1 ,dan z = 1

Operasi Dalam Matriks
Dua buah matriks dikatakan sama apabila matriks-matriks tersebut mempunyai
ordo yang sama dan setiap elemen yang seletak sama.
Jika A dan B adalah matriks yang mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari
A + B adalah matriks hasil dari penjumlahan elemen A dan B yang seletak. Begitu
pula dengan hasil selisihnya. Matriks yang mempunyai ordo berbeda tidak dapat
dijumlahkan atau dikurangkan.
Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang berordo sama dengan A
dan besar tiap elemennya adalah k kali elemen A yang seletak. Didefinisikan: Jika
k sebarang skalar maka kA = A k adalah matriks yang diperoleh dari A dengan
cara mengalikan setiap elemennya dengan k. Negatif dari A atau -A adalah
matriks yang diperoleh dari A dengan cara mengalikan semua elemennya dengan -
1. Untuk setiap A berlaku A + (-A) = 0. Hukum yang berlaku dalam penjumlahan
dan pengurangan matriks :
a.) A + B = B + A
b.) A + ( B + C ) = ( A + B ) + C
c.) k ( A + B ) = kA + kB = ( A + B ) k , k = skalar
Hasil kali matriks A yang ber-ordo m x p dengan matriks B yang berordo p x n
dapat dituliskan sebagi matriks C = [ c
ij
] berordo m x n dimana c
ij
= a
i1
b
1j
+ a
i2

b
2j
+ ... + a
ip
b
pj


Matriks Balikan (I nvers)
JIka A dan B matriks bujur sangkar sedemikian rupa sehingga A B = B A = I ,
maka B disebut balikan atau invers dari A dan dapat dituliskan B = A
1
( B sama
dengan invers A ). Matriks B juga mempunyai invers yaitu A maka dapat


9

dituliskan A = B
1
. Jika tidak ditemukan matriks B, maka A dikatakan matriks
tunggal (singular). Jika matriks B dan C adalah invers dari A maka B = C.
Matriks A = dapat di-invers apabila ad - bc 0
Dengan Rumus =

Apabila A dan B adalah matriks seordo dan memiliki balikan maka AB dapat di-
invers dan (AB)
1
= B
1
A
1


Contoh 1:
Matriks
A = dan B =
AB = = = I (matriks identitas)
BA = = = I (matriks identitas)
Maka dapat dituliskan bahwa B = A
1
(B Merupakan invers dari A)

Contoh 2:
Matriks
A = dan B =
AB = =
BA = =
Karena AB BA I maka matriks A dan matriks B disebut matriks tunggal.



10

Contoh 3:
Matriks
A =
Tentukan Nilai dari A
-1

Jawab:


Contoh 4:
Matriks
A = , B = , AB =
Dengan menggunakan rumus, maka didapatkan
, ,

Maka
=
Ini membuktikan bahwa (AB)
1
= B
1
A
1


TransposeMatriks
Yang dimaksud dengan Transpose dari suatu matriks adalah mengubah
komponen-komponen dalam matriks, dari yang baris menjadi kolom, dan yang
kolom di ubah menjadi baris.






11

Contoh:
Matriks
A = ditranspose menjadi A
T
=

Matriks
B = ditranspose menjadi B
T
=

Rumus-rumus operasi Transpose sebagai berikut:
1. ((A)
T
)
T
= A
2. (A + B)
T
= A
T
+ B
T
dan (A B)
T
= A
T
B
T

3. (kA)
T
= kA
T
dimana k adalah skalar
4. (AB)
T
= B
T
A
T


Matriks Diagonal, Segitiga, dan Matriks Simetris
Matriks Diagonal
Sebuah matriks bujursangkar yang unsur-unsurnya berada di garis diagonal utama
dari matriks bukan nol dan unsur lainnya adalah nol disebut dengan matriks
diagonal. Contoh :





12

secara umum matriks n x n bisa ditulis sebagai


Matriks diagonal dapat dibalik dengan menggunakan rumus berikut :
D
1
=
DD
1
= D
1
D = I
jika D adalah matriks diagonal dan k adalah angka yang positif maka
D
k
=
Contoh :
A=
maka
A
5
=

Matriks Segitiga
Matriks segitiga adalah matriks persegi yang di bawah atau di atas garis diagonal
utama nol. Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang di bawah garis
diagonal utama nol. Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang di atas garis
diagonal utama nol.


13

Matriks segitiga

Matriks segitiga bawah

Teorema
Transpos pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga atas, dan
transpose pada matriks segitiga atas adalah segitiga bawah.
Produk pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga bawah, dan
produk pada matriks segitiga atas adalah matriks segitiga atas.
Matriks segitiga bisa di-inverse jika hanya jika diagonalnya tidak ada yang
nol.
Inverse pada matriks segitiga bawah adalah matriks segitiga bawah, dan
inverse pada matriks segitiga atas adalah matriks segitiga atas.
Contoh :
Matriks segitiga yang bisa di invers
A =


Inversnya adalah
A
1
=
Matriks yang tidak bisa di invers


14

B =

Matriks Simetris
Matriks kotak A disebut simetris jika A = A
T

Contoh matriks simetris


Teorema
Jika A dan B adalah matriks simetris dengan ukuran yang sama, dan jika k
adalah skalar maka
A
T
adalah simetris A + B dan A - B adalah simetris kA adalah simetris (AB)
T
=
B
T
A
T
= BA

Jika A adalah matriks simetris yang bisa di inverse, maka A
1
adalah matriks
simetris.
Asumsikan bahwa A adalah matriks simetris dan bisa di inverse, bahwa A = A
T

maka :
(A
1
)
T
= (A
T
)
1
= A
1

Yang mana membuktikan bahwa A
1
adalah simetris.

Produk AA
T
dan A
T
A
(AA
T
)
T
= (A
T
)
T
A
T
= AA
T
dan (A
T
A)
T
= A
T
(A
T
)
T
= A
T
A
Contoh
A adalah matriks 2 X 3
A =


15

lalu
A
T
A = =

AA
T
= =
Jika A adalah Matriks yang bisa di inverse, maka AA
T
dan A
T
A juga bisa di inverse


16

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Aljabar berasal dari Bahasa Arab "al-jabr" yang berarti "pertemuan",
"hubungan" atau "perampungan" adalah cabang matematika yang dapat dicirikan
sebagai generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah
struktur aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.
Aljabar linear adalah bidang studi matematika yang mempelajari sistem
persamaan linear dan solusinya, vektor, serta transformasi linear. Matriks dan
operasinya juga merupakan hal yang berkaitan erat dengan bidang aljabar linear.
Aljabar linier merupakan cabang matematika yang dapat dicirikan sebagai
generalisasi dari bidang aritmatika. Aljabar juga merupakan nama sebuah struktur
aljabar abstrak, yaitu aljabar dalam sebuah bidang.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
ditemukan kesalah dan kekurangan. Oleh sebab itu diperlukan masukan-masukan
yang membangun agar lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.




17

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/
http://belajar-autocad.blogspot.com/
http://www.informasi-training.com/



18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan
Rahmat dan Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran
ALLAH SWT, karena hanya dengan keridoan-NYA Makalah dengan judul "
Struktur Aljabar Linear dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai
pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi
perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi yang membutuhkan.

Bima, Agustus 2014
Penulis


i


19

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aljabar Linear .............................................................. 2
B. Bentuk-bentuk Aljabar Linear ....................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 17










i
ii

Das könnte Ihnen auch gefallen