Sie sind auf Seite 1von 43

AKSES VASKULAR

Akses temporer :
dibutuhkan untuk rentang waktu yang tidak
terlalu lama (beberapa jam - bulan)
dilakukan dengan melakukan insersi kateter
perkutaneus kedalam vena besar (vena
jugularis interna, femoralis, subklavia)
Akses permanen :
dibutuhkan untuk waktu yang lebih lama
(bulan - tahun)
termasuk anastomosis subkutan dari arteri
ke vena (fistula arteriovenosa) dan
penempatan suatu tabung graft antara arteri
dan vena
AKSES VASKULAR
Akses temporer
Indikasi :
1. Gagal ginjal akut
2. Gagal ginjal kronik, dimana tak tersedia
akses permanen
3. Pasien dialisis peritoneal atau cangkok ginjal
yang memerlukan hemodialisis temporer
4. Pasien yang memerlukan plasmaferesis atau
hemoperfusi
AKSES VASKULAR
KANULA MELALUI VENA PERKUTANEUS
Merupakan akses temporer yang paling sering
digunakan :
Kanula tersedia dalam lumen tunggal dan ganda
Kanula lumen tunggal :
memakai pipa berbentuk Y
darah bergantian masuk dan keluar mesin dialisis
(dilengkapi timer dan klep)

Kanula lumen ganda :
Terdapat sekat pemisah didalam kanula
KANULA LUMEN GANDA
LOKASI KANULASI
Paling sering melalui vena subklavia, femoralis, dan
jugularis interna
Vena jugularis interna paling sering digunakan pada
anak-anak
Vena femoralis merupakan pilihan yang baik untuk
hemodialisis jangka pendek dan hemodialisis inisiasi
pada edema paru.
INSERSI MELALUI V. SUBKLAVIA
Dilakukan tindakan aseptik
Operator memakai sarung tangan dan baju steril
Dianjurkan memakai penuntun fluoroskopi
Posisi tubuh Trendelenburg
Posisi kepala miring 45 berlawanan dengan tempat
insersi
Bahu diganjal dengan handuk yang digulung atau
bantal, yang diletakkan antara skapula
INSERSI MELALUI V. SUBKLAVIA
Anestesi dilakukan dibawah klavikula pada perbatasan
1/3 tengah dan 1/3 medial klavikula
Dilakukan insersi dengan jarum No. 22, menyusuri
bagian bawah klavikula, menuju tempat perlekatan
klavikula pada sternum.
Adanya darah berwarna merah gelap, menandakan
jarum masuk v. subklavia
Berdasarkan tempat masuk sebelumnya, dilakukan
insersi dengan jarum No. 18
INSERSI MELALUI V. SUBKLAVIA
Dimasukkan kawat penuntun
Jarum No. 18 dicabut
Tempat insersi kawat penuntun diperbesar
dengan skalpel
Masukkan kanula hemodialisis melalui kawat
penuntun
INSERSI MELALUI V. SUBKLAVIA
Kawat penuntun dicabut
Kanula diisi larutan heparin
Difiksasi kekulit dengan 1 - 2 jahitan
Foto toraks untuk konfirmasi letak kanula,
adanya pneumotorak atau hematotorak
Setelah itu kanula bisa digunakan untuk HD
PERAWATAN KANULA V. SUBKLAVIA
Kulit sekitar kateter dioleskan salep povidoniodin
Kateter ditutup dengan perban steril yang diganti
setiap HD atau bila diperlukan
Penggantian perban dilakukan oleh perawat
dialisis
PERAWATAN KANULA V. SUBKLAVIA
1 ml larutan heparin 1/5000 disuntikkan melalui
lubang masuk kateter setiap selesai HD
Tidak diperlukan penambahan larutan heparin
diantara waktu dialisis
Sebelum HD berikutnya dilakukan aspirasi untuk
membuang bekuan yang mungkin terbentuk
Kemudian kateter diisi larutan heparin dan HD
bisa dimulai
KOMPLIKASI KANULA V. SUBKLAVIA

Berhubungan dengan insersi kanula
Yang timbul kemudian / komplikasi lambat
BERHUBUNGAN DENGAN INSERSI
KANULA V. SUBKLAVIA
Ruptur a. subklavia, pneumotorak,
hemotorak, trauma pada pleksus brakialis,
ruptur vena kava sup. perdarahan
mediastinum dan tamponade
Aritmia sebagai akibat iritasi endokard
KOMPLIKASI YANG TIMBUL KEMUDIAN :
1. Infeksi :
Penyebab terbanyak adalah S. aureus atau
S. epidermidis
Indikasi untuk mencabut kateter ok infeksi :
Terdapat eksudat purulen sekitar exit-site
Bila temperatur > 38C, dilakukan kultur
darah dari vena perifer. Bila tak terdapat
sumber infeksi lain, kateter dicabut
INDIKASI UNTUK MENCABUT
KATETER V. SUBKLAVIA
Bila kultur darah positif, kateter dicabut segera
Kateter baru dipasang pada tempat yang
berlawanan setelah 24 - 48 jam
USAHA UNTUK MENGURANGI
INSIDENS INFEKSI
Tindakan aseptik saat insersi
Perban diganti oleh staf hemodialisis
Pemberian salep povidoniodin pada saat penggantian
perban
Tidak boleh dilakukan infus melalui kateter kecuali
untuk HD
Saat HD, exit-site dicuci dengan larutan povidoniodin
KOMPLIKASI YANG TIMBUL KEMUDIAN :
2. Bekuan dalam kateter :
Bekuan dan aliran yang lambat merupakan
problem yang sering ditemukan
Lebih banyak terjadi pada sisi kiri
Diberikan infus urokinase atau streptokinase
KOMPLIKASI YANG TIMBUL KEMUDIAN :
3. Trombosis atau striktur :
Terjadi pada 20 - 50% pasien
Pembengkakan lengan sesisi
Pengobatan dengan anti-koagulan (infus
heparin yang dilanjutkan pemberian warfarin)
Dapat pula dilakukan angioplasti balon
INSERSI MELALUI V. FEMORALIS
1. Tehnik insersi :
Pasien terlentang dalam posisi datar
Lutut sedikit fleksi, telapak menghadap keluar
Daerah pangkal paha dicukur, dibersihkan
dan diberi anti-septik
Vena femoralis terletak kira-kira 2-4 cm
dibawah ligamen inguinal
INSERSI MELALUI V. FEMORALIS
1. Tehnik insersi :
Dilakukan insersi dengan jarum No. 22 yang
diisi dengan larutan heparin atau anestetik lokal
Setelah v. femoralis dikenali jarum diganti
dengan jarum No. 18
Dimasukkan kawat penuntun melalui jarum
No. 18
Setelah itu baru dimasukkan kanula
INSERSI MELALUI V. FEMORALIS
2. Komplikasi :
Infeksi
Bekuan
Ruptur arteri femoralis
Hematom
INSERSI MELALUI V. FEMORALIS
Bila dipakai kanula lumen tunggal, diperlukan
adaptor alirah darah atau melalui kateter kedua
pada sisi yang sama atau sisi berlawanan
Bisa pula dipakai kanula lumen ganda dan tidak
memerlukan dua tempat tusukan
INSERSI MELALUI V. JUGULARIS
Indikasi
Digunakan pada pasien memakai ventilator
atau pasien koma

Kanula tidak dapat difiksasi dengan baik ke kulit
INSERSI MELALUI V. JUGULARIS
Tehnik insersi :
Pasien terlentang, posisi kepala lebih
rendah (Trendelenburg)
Kepala ekstensi, dan menghadap kesisi
berlawanan tempat pemasangan
Lebih dipilih sisi kanan
TEHNIK INSERSI
V. JUGULARIS INTERNA
INSERSI MELALUI V. JUGULARIS
Komplikasi :
Pneumotorak, hemotorak
Ruptur v. kava superior
Trombosis atau striktur
AKSES PERMANEN
Fistula arteriovenosa :
Adalah anastomosis subkutan antara arteri radialis dan
vena sefalika, dilengan bawah atau lengan atas
Vena akan mengalami dilatasi, dindingnya menebal
Biasanya dilakukan pada lengan yang tidak dominan
Hasil kurang baik pada pasien DM, arterosklerosis
berat, wanita dengan vena kecil, orang tua
FISTULA ARTERIOVENOSA
Antisipasi kebutuhan akan fistula :
Minimalisasi menusuk pembuluh darah pada
lengan non dominan pada pasien GGK
Fistula AV dikerjakan 2 - 6 bulan sebelum HD
Pada pasien CAPD perlu dilakukan fistula AV
FISTULA ARTERIOVENOSA
FISTULA ARTERIOVENOSA
Perawatan pasca operatif :
Lengan ditinggikan
Hindari pemberian perban yang terlalu ketat
Aliran fistula dicek beberapa kali dalam sehari
: thrill dan bruit
FISTULA ARTERIOVENOSA
Pemakaian fistula AV :
Perlu 2 bulan untuk matang
Berhubungan dengan survival fistula
Jarum arteri yang mengalirkan darah ke mesin
dialisis diletakkan sedikitnya 3 cm dari anastomosis
Jarum vena diletakkan lebih proksimal 5 cm dari
jarum arteri
Hindari penusukan pada satu tempat saja
FISTULA ARTERIOVENOSA
Komplikasi fistula AV
1. Aliran kurang lancar :
disebabkan obstruksi parsial karena fibrosis
diperbaiki dengan angioplasti balon atau
pembedahan
KOMPLIKASI FISTULA AV
2. Trombosis :
Bila terjadi setelah tindakan pembedahan (awal),
disebabkan oleh faktor tehnik perlu
pembedahan ulang
Bila terjadi pada waktu selanjutnya disebabkan
oleh aliran yang kurang lancar yang dipresipitasi
oleh dehidrasi, hipotensi, atau hiperkoagulasi
Perlu tindakan angioplasti atau pembedahan
KOMPLIKASI FISTULA AV
3. Iskemia lengan
Terutama pada pasien tua dan DM
Sakit pada waktu digunakan, dingin, kram,
dan pada keadaan ekstrim rasa sakit pada
saat istirahat
Penyebab utama adalah steal effect
KOMPLIKASI FISTULA AV
4. Infeksi :
Tidak terlalu sering, penyebab adalah
stafilokokkus
Terdapat tanda radang lokal
Terapi dengan antibiotik
GRAFT AV
Memakai tabung / kateter dari vena saphena
atau teflon
Angka patensi 3 tahun kira-kira 30% (fistula AV
70%)
Ada 2 tipe terbanyak yang dipakai
GRAFT ARTERIOVENOSA
GRAFT AV
Perawatan pasca operasi :
Sama dengan fistula AV
Ekstremitas diletakkan lebih tinggi beberapa hari
Cek pulsasi vena, thrill dan bruit
GRAFT AV
Pemakaian untuk HD :
Dapat dipakai 2 minggu
Jarum arteri dan vena ditusukkan pada graft
Jarum arteri diletakkan pada bagian terdekat ke
arteri ( 3 cm dari anastomosis)
Jarum vena diletakkan pada bagian terdekat ke
vena ( 5 cm dari jarum arteri)
GRAFT AV
Komplikasi
Infeksi : 5 - 20%
Stenosis dan trombosis
Aneurisma dan pseudoaneurisma

Das könnte Ihnen auch gefallen