2. Masa Inkubasi : berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa hari (tergantung jenis organisme)
3. Gejala Utama : Muntah, diare dan kemungkinan demam
4. Patogenese : - Enterotoksin terbentuk dalam makanan atau usus daria. Akibat pertumbuhan bakteri dalam usus
- Heat labile toksin (LT.Toksin) merangsang aktifitas adenil siklase dan meninggikan sekresi chlorida dan air, serta mengurangi reabsorpsi Natrium - Heat stable toksin (ST-Toksin) mengakibatkan aktifnya Guanilat Siklase dan memberikan efek hipersekresi - Klostridium tumbuh dalam makanan anaerob dan menghasilkan toksin. Toksin dari klostridium ini diabsorpsi dari usus, menghambat asetil cholin pada pertemuan neuro Muskuler. STAPHYLOCOCCUS - Keracunan makanan yang disebabkan oleh Staphylococcus sebagai akibat dari komsumsi makanan, biasanya daging, Masa inkubasi antara 18 jam - Gejala Utama : muntah, bisa diikuti diare tak ada demam - Staphylococcus tumbuh dalam daging, roti dan menghasilkan enterotoksin heat labile ( LT-Toksin ) BACILLUS CEREUS dapat memperlihatkan 2 macam gejala klinik: 1.Gejala utama ialah muntah dengan masa inkubasi antara 1 6 jam. Bisanya berhubungan komsumsi nasi goreng 2.Banyak ditemukan dengan masa inkubasi antara 6 24 jama. Gejala utama Diare berhubungan dengan komsumsi daging dan sayuran. 3.Enterotoksin terbentuk dalam makanan atau usus akibat pertumbuhan B.cereus CLOSTRIDIUM PERFRINGENS Salah satu kuman penyebab penting keracunan makanan Jenis klostridia ini menimbulkan infeksi invasif. Enterotoksin terbentuk pada waktu sporulasi dalam usus yang menyebabkan hipersekresi yang hebat pada yeyenum dan ileum - Diare hebat timbul tiba-tiba (8 16 jam) kadang-kadang disertai muntah - Klostridia tumbuh dalam masakan daging yang sudah terinfeksi dan lebih dari 10 8
sel vegetatif termakan. - Mekanisme yang tepat dalam menyebabkan diare belum jelas, tapi tampaknya bukan karena ransangan adenilat siklase atau Guanilat Siklase CLOSTRIDIUM BOTULINUM - Botulisme adalah suatu intoksikasi akibat memakan makanan dimana C.botulinum telah tumbuh dan menghasilkan toksin.
- Penyebab paling sering adalah makanan alkalis yang dikalengkan, disimpan kedap udara, diasap, diberi rempah-rempah yang dimakan tanpa dimasak lagi. Dalam makanan demikian, spora C.botulinum tumbuh dalam keadaan anaerobik bentuk vegetatif tumbuh dan menghasilkan toksin - Toksin bekerja dengan menghambat pengeluaran asetil kolin pada pertemuan dan hubungan saraf otot ( neuro muskuler ) - Masa inkubasi = 18 96 jam Gejala klinik : a. gangguan penglihatan inkoordinasi otot mata, penglihatan ganda b. Ketidakmampuan menelan c. Kesulitan bicara d. Tanda paralisis bulbar progressif e. Kematian bila terjadi paralisis otot pernafasan atau cartdiac arrest f. Gejala gastro intestinal tidak menonjol g. Tak ada demam
VIBRIO PARAHAEMOLYTICUS - Masa inkubasi = 6 96 jam - V. parahaemolyticus tumbuh dalam makanan dari laut dan tumbuh dalam usus serta menghasilkan toksin - LT Toksin menyebabkan hypersekresi vibrio parahaemolyticus dapat menyerang epithel sehingga tinja dapat berdarah - Gejala diare tiba-tiba dalam sekelompok orang yang makan makanan yang sama, terutama kepiting dan makanan laut lainnya. - Biakan makanan dan tinja positif
VIBRIO CHOLERAE masa inkubasi = 24 72 jam - LT-toksin Vibrio cholerae mirip dengan LT-Toksin dari E.coli Toksin terdiri atas : - Sub satuan A - Sub satuan B
- Gangliosida Gmi berfungsi sebagai penerima selaput lendir untuk B, yang mempermudah pemasukan A kedalam sel - A merangsang adenil siklase dan mengakibatkan hipersekresi air dan elekrolit yang berkepanjangan sampai dehidrasi berat,shock dan kematian. Gambaran Klinik : - tiba-tiba timbul nausea dan muntah, diare hebat dan sakit perut - Tinja menyerupai air beras mengandung lendir dan sel epithel - Terjadi kehilangan cairan dan elektrolit yang cepat,sehingga mengakibatkan dehidrasi hebat Dosis infektif = 10 7 vibrio masa inkubasi = 24 72 jam - Shigella spp tumbuh dalam epithel usus superficial, S. dysentri menghasilkan toksin yang tak tahan pada pemanasan (LT-toksin) - Habitat alamiah S.dysentria adalah usus besar manusia - Dosis infektif kurang dari 10 3 organisme
SHIGELLA SP - Proses patologik yang penting adalah invasi epithel selaput lendir, mikroabses pada dinding usus besar dan ileum terminal. Gejala Klinik : - Setelah masa inkubasi, mendadak timbul nyeri perut. Demam dan diare (tinja encer). Beberapa hari kemudian tinja kurang encer tapi sering mengandung lendir dan darah SALMONELLA spp - Masa inkubasi = 8 48 jam - Salmonella spp tumbuh dalam usus, tidak memproduksi toksin - Dosis infektif 10 5 organisme - Permulaan penyakit biasanya mendadak, demam biasanya rendah
- masa sakit = 2 5 hari - Gejala gastro intestinal = Nausea, muntah, diare pada permulaan - Biakan darah = negatif - Biakan tinja = positif segera setelah penyakit timbul - Salmonella typhi murium lebih menonjol
- Masa inkubasi tidak jelas - Kolitis yang berhubungan dengan antibiotika, misalnya : Klindamisisn dan obat lain dalam waktu lama, melalui mulut Diperkirakan terjadi karena seleksi kuman resisten obat
CLOSTRIDIUM DIFFICILE - C. Difficille berkembang biak dalam kolon dan menghasilkan toksin penyebab nekrosa. Kolitis yang berhubungan dengan antibiotika disebut Kolitis Pseudo- membranosa - Terutama setelah pembedahan abdomen, diare berdarah tibatiba dan demam - Toksin terdapat dalam tinja - Vankomysin melalui mulut berguna untuk terapi. - masa inkubasi = 2 10 hari - Infeksi melalui makanan peroral, juga binatang piaraan - Organisme tumbuh dalam usus halus
CAMPYLOBACTER JEJUNI
- Invasi selaput lendir pembentukan toksin tidak jelas - demam, diare, PMN, dan darah segar dalam tinja,terutama pada anak-anak, biasanya sembuh sendiri - Diperlukan perbenihan khusus untuk membiak pada suhu 42C. YERSENIA ENTEROCOLITICA - Masa inkubasi tak jelas - Penularan melalui fecal oral menyebabkan gastroenteritis atau adenitas mesentrik - Kadang-kadang bakterimia, serta kadang-kadang menghasilkan toksin - Nyeri abdomen hebat, diare, demam, PMN dan darah dalam tinja