Kegiatan Kantor Akuntan Publik Audit atas semua Laporan Keuangan yang bertujuan umum di Amerika Serikat dilakukan oleh Kantor Akuntan Public( KAP) kecuali atas organisasi pemerintah tertentu. Hak legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan public oleh menteri keuangan. Kantor public juga memberikan banyak jasa lain klien , seperti jasa pajak dan konsultasi. Bidang jasa KAP meliputi: - Jasa atestasi - Jasa non-atestasi
Ada empat kategori yang menggambarkan mengenai kantor akuntan public (KAP): 1. Kantor internasional empat besar KAP yang termasuk dalam kategori ini masing-masing memiliki kantor disetiap kota-kota besar di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia termasuk Indonesia. 2. Kantor nasional Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai KAP berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan KAP internasional dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. 3. Kantor regional dan kantor local yang besar KAP ini memiliki staf professional > 50 orang dari < 200 KAP. KAP ini bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk dengan KAP Internasional dan Nasional, banyak diantaranya berafiliasi dengan KAP internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan. 4. Kantor lokal kecil Sebagian besar KAP di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu, terutama bagi badan-badan usaha kecil organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go public.
Kegiatan Kantor Akuntan Publik Jasa-jasa tambahan yang diberikan oleh kantor akuntan public meliputi: 1. Jasa akuntansi dan pembukuan klien kecil dengan staf akuntan yang terbatas menyandarkan diri pada kantor akuntan public untuk mempersiapkan laporan keuangan mereka. Mereka kekurangan personil atau keahlian untuk mempersiapkan jurnal dan buku besar mereka sendiri. Selanjutnya kantor kauntan public melaksanakn serangkaian jasa akuntansi dan pembukuan untuk memenuhi kebutuhan dari para klien ini. Serta merupakan sumber pendapatan utama bagi kebanyakan KAP besar.
2. Jasa perpajakan KAP mempersiapkan perhitungan pajak penghasilan bagi perusahaan dan perseorangan baik bagi klien jasa audit maupun non jasa audit.sebagai tambahan, pajak bumi dan bangunan, pajak hadiah, perencanaan perpajakan serta aspek lainnya dari jasa perpajakan disediakan pula oleh sebagian besar kantor akuntan public. 3. Jasa konsultasi manajemen. Mayoritas KAP menyediakan beberapa jasa tertentu yang membuat kliennya mampu mengelola bisnis secara lebih efektif. Jasa ini beragam mulai dari saran-saran sederhana untuk meningkatkan system akuntansi klien hingga saran strategi pemasaran.
Struktur Kantor Akuntan Publik
Ada tiga faktor yang mempengaruhi struktur organisasi KAP: Kebutuhan akan independensi dari klien. Pentingnya struktur yang mendorong kompetensi. Peningkatan resiko legimitasi bagi auditor.
Struktur organisasi Ada 6 struktur organisasi bagi Kantor Akuntan Publik, yakni: Proprietorship Perorangan General Partnership General Corporation Professional Corporation Limited Liability Company (LLC) Limited Liability Partnership (LLP) Organisasi dan Hirarki Kantor Akuntan Publik
Umumnya hirarki auditor dalam perikatan audit dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi berikut ini : Partner (rekan) Manajer Auditor Senior Auditor junior.
SARBANES OXLEY ACT DAN PUBLIC COMPANY ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD
Munculnya Sarbanes Oxley Act ini akibat adanya skandal -skandal keuangan dalam perusahaan - perusahaan besar di Amerika serikat bahkan terjadi kebangkrutan , hal tersebut membuat warga amerika terkejut serta warga berasumsi bahwa skandal - skandal tersebut dapat membahayakan kelangsungan perekonomian di Amerika serikat tersebut. Oleh karena itu konggres Amerika Serikat segera mengambil langkah komprehensif dengan menetapkan undang-undang keuangan yang kemudian dikenal dengan Sarbanes Oxley Act 2002 atau di sebut Sarbox pada tanggal 30 juli 2002 dan disahkan oleh Presiden W. Bush. Konggres berasumsi bahwa skandal- skandal keuangan tersebut tidak bisa di lihat sebagai kasus, namun sebuah indikasi perlunya sebuah peraturan yang lebih ketat yang mengatur penyiapan dan pemeriksaan laporan keuangan. Dengan ditetapkan peraturan tersebut diharapkan kepercayaan publik bisa kembali lagi.
Tujuan dari Sarbox adalah melindungi investor lewat :
Pengungkapan keuangan yang lebih, Akurat , Tepat waktu , Komprehensif , dan Dapat dimengerti. Tata kelola perusahaan yang lebih baik Pengawasan yang lebih ketat dengan pembentukan PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board).
Tugas dari PCAOB terkait tujuan pembentukan tersebut adalah:
Mendaftar akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan terhadap perusaaan yang mencatatkan bursanya pasar modal. (Section 102) Menetapkan standar tentang audit, pengendalian mutu, etika, independensi dan standar yang lain terkait dengan proses penyusunan laporan audit untuk perusahaan publik. (Section 103) Melakukan pengawasan terhadap kantor akuntan publik. (Section 104) Melakukan penyelidikan dan penegakan disiplin termasuk memberikan sanksi jika diperlukan kepada kantor akuntan publik atau perorangan yang berasosiasi dengan suatu kantor akuntan publik. (Section 105)
SECURITIES AND EXCHANGE COMMISSION Securities and exchange commission (SEC) yaitu badan pemerintah federal yang membantu menyediakan informasi yang andal bagi investor untuk membuat keputusan investasi.
Hal-hal yang dapat perhatian khusus dari para auditor : Beberapa laporan keuangan spesifik yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan pelaporan dalam UU sekuritas tersebut Hal-hal yang dapat perhatian khusus dari para auditor : Beberapa laporan keuangan spesifik yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan pelaporan dalam UU sekuritas tersebut
Hal yang terpenting dari laporan-laporan ini adalah sebagai berikut :
Formulir S-1 Formulir umum yang digunakan apabila tidak disebutkan formulir tertentu secara khusus dan formulir ini harus dilengkapi serta didaftarkan ke SEC apabila suatu perusahaan berencana menerbitkan sekuritas baru kepada masyarakat.
Formulir 8-K Yang artinya laporan ini diserahkan untuk melaporkan peristiwa-peristiwa yang penting bagi investor publik. Peristiwa ini meliputi : Akuisisi atau penjualan anak perusahaan Perubahan pejabat atau direktur Penambahan lini produk baru atau pergantian auditor
Formulir 10-K Laporan ini harus diserahkan setahun sekali dalam jangka 60 sampai 90 hari setelah penutupan setiap tahun fiskal, tergantung pada ukuran perusahaan. Formulir 10-Q Laporan ini diserahkan setiap kuartal bagi semua perusahaan terbuka. Formulir ini berisiinformasi keuangan tertentu serta mensyaratkan auditor mereview laporan keuangan sebelum diserahkan kepada komisi.
AMERICAN INSTITUTE OF CERTIFIED PUBLIC ACCOUNTANTS (AICPA)
Pengertian dari AICPA : yaitu suatu organisasi profesional dalam bidang akuntansi publik yang keanggotaannya hanya bagi akuntan publik terdaftar (certified public accountants) saja. Organisasi ini menetapkan standar etika profesi dan standar audit AS untuk perusahaan swasta, organisasi nirlaba, pemerintah federal, negara bagian, dan daerah.
AICPA memiliki kewenangan untuk menetapkan standar dan pembuatan aturan dalam 5 bidang utama berikut ini :
1. Standar Auditing Betanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan atau keputusan mengenai permasalahan auditing bagi semua entitas selain perusahaan terbuka.
2. Standar kompilasi dan review Bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan tentang tanggung jawab akuntan publik yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan swasta yang tidak diaudit. 3. Standar atestasi lainnya Suatu kerangka kerja bagi pengembangan standar untuk penugasan atestasi 4. Standar konsultasi Pernyataan mengenai jasa konsultasi. Jasa ini berbeda secara fundamental dari jasa atestasi, dimana akuntan publik memberikan laporan mengenai suatu asersi yang merupakan tanggung jawab pihak lain. 5. Kode perilaku profesional Menetapkan peraturan perilaku yang wajib dipenuhi para akuntan publik (CPA).
STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM
Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bukti. Pedoman yang luas tersedia adalah 10 standar auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standards = GAAS), yang dikembangkan oleh AICPA.
Standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori:
1. Standar umum (Standar umum menekankan pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor) Pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai Audit harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai auditor. Independensi sikap mental Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen dalam semua hal yang berhubungan dengan audit. Kecermatan professional Ini berarti bahwa auditor adalah professional yang bertanggung jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama. Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan dokumentasi audit, kecukupan bukti audit, serta ketepatan laporan audit.
2. Standar Pekerjaan Lapangan (standar ini berhubungan dengan pelaksanaan audit di tempat bisnis klien atau di lapangan) Perencanaan dan pengawasan yang memadai Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi semua asisten sebagaimana mestinya. Memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya. Bukti yang mencukupi dan tepat Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode sebelumnya. Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informative belum memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan auditor. Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan, secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak bisa diberikan dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan satu pendapat secara keseluruhan maka auditor harus menyatakan alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor.
Dari keseluruhan standar diatas jika dihubungkan dengan konsep auditing maka standar umum didasari konsep kehati-hatian, independensi dan etika. Standar pekerjaan lapangan didasari konsep bukti, dan standar pelaporan didasari oleh konsep penyajian atau pengungkapan yang wajar.
STATEMENT ON AUDITING STANDARDS
Standar auditing yang berlaku umum dan SAS dianggap sebagai literature otoritatif, dan setiap anggota yang melakukan audit atas laporan keuangan historis diharuskan mengikuti standar-standar ini menurut code of professional conduct AICPA. ASB mengeluarkan pernyataan baru bila timbul permasalahan auditing yang cukup penting sehingga layak mendapat interpretasi resmi. Semua SAS diberi dua nomor klasifikasi: satu nomor SAS dan satu nomor AU yang menunjukan lokasi dalam condification of auditing standards.nomor SAS menunjukan urutan pernyataan itu dikeluarkan jika dihubungkan dengan SAS yang lain, sementara nomor AU menunjukkan lokasinya dalam kodifikasi seluruh SASyang dikeluarkan AICPA. Nomor AU yang dimulai dengan angka 2 selalu merupakan interpretasi standar umum, angka 3 berkaitan dengan standar pekerjaan lapangan, angka 4,5, atau 6 berkaitan dengan standar pelaporan.
GAAS dan SAS dipandang oleh praktisi sebagai standar minimum kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau yang ideal. Pada saat yang sama keberadaan standar auditing tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya namun jika auditor merasa persyaratan standar terlalu ribet maka auditor diperbolehkan memakai standar alternatif.
Apabila menginginkan pedoman yang lebih spesifik auditor harus melihat sumber-sumber yang kurang otoritatif, termasuk buku teks, jurnal, dan publikasi teknis.
STANDAR AUDITING INTERNASIONAL International Standards on Auditing (ISA) adalah standar profesional untuk kinerja audit. Standar- standar ini dikeluarkan oleh International auditing Practices Committe (IAPC) dari International Federation of Accountants (IFAC). IAPC berupaya meningkatkan keseragaman praktik auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia dengan mengeluarkan persyaratan mengenai berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan mendorong penerimaannya di seluruh dunia.
ISA tidak mengesampingkan peraturan- peraturan yang berlaku di suatu negara yang mengatur audit atas informasi keuangan atau informasi lainnya, karena peraturan setiap negara itu sendiri biasanya mengatur praktik- praktik audit. Peraturan ini mungkin berupa ketetapan atau pernyataan yang dikeluarkan oleh badan pengatur atau badan professional.
DAFTAR STANDAR ISA Masing-masing tanggung jawab ISA 200 Tujuan dan Prinsip-Prinsip Umum Pemerintahan Audit Laporan Keuangan ISA 210 Syarat Pertunangan Audit ISA 220 Quality Control untuk Audit Informasi Keuangan Sejarah ISA 230 Dokumentasi ISA 240 Auditor Tanggung Jawab untuk Pertimbangkan Penipuan dalam Audit Laporan Keuangan ISA 250 Pertimbangan Hukum dan Peraturan dalam Audit Laporan Keuangan ISA 260 Komunikasi Audit Matters Bersama Mereka Dibebankan dengan Pemerintahan
Audit perencanaan ISA 300 Perencanaan Audit Laporan Keuangan ISA 310 Pengetahuan tentang Bisnis ISA 315 Memahami dan Lingkungan Badan dan Menilai Risiko dari salah saji material ISA 320 Materialitas Audit ISA 330 Auditor yang Prosedur Response to Risiko Dinilai
Pengendalian Internal ISA 400 Penilaian Risiko dan Pengendalian Interna ISA 401 Auditing dalam Lingkungan Sistem Informasi Komputer (ditarik, digantikan oleh ISA 315, ISA 330 dan ISA 402) ISA 402 Pertimbangan Audit untuk Entitas Berkaitan Menggunakan Layanan Organisasi
Bukti Audit ISA 500 Bukti Audit ISA 501 Bukti Audit - Pertimbangan tambahan untuk Produk Tertentu ISA 505 Eksternal Konfirmasi ISA 510 Pertunangan Awal - Pembukaan Saldo ISA 520 Prosedur Analitik ISA 530 Audit Sampling dan Sarana Lainnya Pengujian ISA 540 Audit Estimasi Akuntansi ISA 545 Audit Pengukuran Nilai Wajar dan Pengungkapan ISA 550 Pihak Terkait ISA 560 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca ISA 570 Kelangsungan ISA 580 Representasi Manajemen
Pengendalian Mutu Pengendalian mutu adalah metode-metode yang digunakan untuk memastikan bahwa suatu KAP memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien atau pihak lain, yang meliputi struktur organisasi dan prosedur yang ditetapkan KAP tersebut.
Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.
Tujuan ditetapkan pengendalian mutu pada KAP adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa KAP mampu memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan memberikan keyakinan bahwa standar peraturan yang telah ditaati dan dilaksanakan secara professional dan konsisten. Untuk memastikan standar auditing yang berlaku umum diikuti, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus yang membantu memenuhi standar itu secara konsisten pada setiap penugasan. Pengendalian mutu ditetapkan untuk KAP secara keseluruhan sedangkan GAAS dapat diterapkan pada setiap penugasan. Suatu sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai bukan suatu jaminan dilaksannya General Accepted Accounting Standard (GAAS).Hal tersebut disebabkan bervariasinya kinerja dan pemahaman yang dimiliki setiap individu dalam KAP tersebut.
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:
Independensi - meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus mempertahankan independensi. Penugasan personel - meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud. Konsultasi - meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai. Supervisi - meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP. Pemekerjaan (hiring) - meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten. Pengembangan profesional - meyakinkan bahwa setiap personel memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP. Promosi (advancement) - meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi. Penerimaan dan keberlanjutan klien - menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence). Inspeksi atau pemantauan prosedur-meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif. KAP harus mendaftarkan diri dalam program pemantauan praktik yang disetujui AICPA agar para anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA. Pemantauan praktik dikenal sebagai peer review.
Peer review adalah review yang dilakukan kantor- kantor akuntan publik atas ketaatan suatu kantor akuntan publik pada sistem pengendalian mutunya. Tujuannya adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan kebijakan dan prosedur yang memadai bagi unsur- unsur pengendalian mutu.
Peer review menguntungkan bagi KAP karena membantu memenuhi standar pengendalian mutu, yang selanjutnya, menguntungkan profesi melalui peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan mutu audit sehingga memperbaiki reputasi dan efektivitas KAP, dan memperkecil kemungkinan timbulnya tuntutan hukum.
AICPA telah membentuk dua seksi praktik yaitu center for public company audit firms (CPCAF) dan private companies practice section (PCPS). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai dengan standar pengendalian mutu AICPA.
Hubungan antara GAAS, pengendalian Mutu, AICPA Practice Sections, dan Peer Review Standar yang diberlakukan pada suatu KAP untuk memenuhi auditing yang berlaku umum Standar pengendalian mutu AICPA Practice sections Center for public company audit firms Private companies practice section Organisasi yang dimaksudkan untuk membantu KAP memenuhi standar pengendalian mutu dan GAAS Standar auditing yang berlaku umum Standar yang diberlakukan pada setiap auditing Peer Review Metode untuk menentukan apakah suatu KAP memenuhi standar pengendalian mutu Thank You