Sie sind auf Seite 1von 42

Kelompok 1

RIZKIA DEWI SOPANI (0112U103)


FIRNA SRI REZEKI (0112U267)
SELVI NURYENIA (0112U323)
DARABIAN PUTRI ABDURACHMAN (0112U333)
RANI MARDIANI (0112U408)

Kegiatan Kantor Akuntan Publik
Audit atas semua Laporan Keuangan yang bertujuan
umum di Amerika Serikat dilakukan oleh Kantor Akuntan
Public( KAP) kecuali atas organisasi pemerintah tertentu. Hak
legal untuk melakukan audit diberikan kepada kantor akuntan
public oleh menteri keuangan. Kantor public juga memberikan
banyak jasa lain klien , seperti jasa pajak dan konsultasi.
Bidang jasa KAP meliputi:
- Jasa atestasi
- Jasa non-atestasi

Ada empat kategori yang menggambarkan mengenai kantor akuntan public (KAP):
1. Kantor internasional empat besar
KAP yang termasuk dalam kategori ini masing-masing memiliki kantor disetiap kota-kota besar
di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia termasuk Indonesia.
2. Kantor nasional
Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai KAP berukuran nasional
karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. KAP ini memberikan
pelayanan yang sama dengan KAP internasional dan melancarkan persaingan langsung dengan
mereka dalam hal menarik klien.
3. Kantor regional dan kantor local yang besar
KAP ini memiliki staf professional > 50 orang dari < 200 KAP. KAP ini bersaing dengan
perusahaan lain dalam menarik klien termasuk dengan KAP Internasional dan Nasional, banyak
diantaranya berafiliasi dengan KAP internasional untuk bertukar pandangan dan pengalaman
mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan.
4. Kantor lokal kecil
Sebagian besar KAP di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada
satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu, terutama
bagi badan-badan usaha kecil organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu
dua perusahaan yang go public.

Kegiatan Kantor Akuntan Publik
Jasa-jasa tambahan yang diberikan oleh kantor akuntan public
meliputi:
1. Jasa akuntansi dan pembukuan
klien kecil dengan staf akuntan yang terbatas menyandarkan
diri pada kantor akuntan public untuk mempersiapkan laporan
keuangan mereka. Mereka kekurangan personil atau keahlian
untuk mempersiapkan jurnal dan buku besar mereka sendiri.
Selanjutnya kantor kauntan public melaksanakn serangkaian jasa
akuntansi dan pembukuan untuk memenuhi kebutuhan dari para
klien ini. Serta merupakan sumber pendapatan utama bagi
kebanyakan KAP besar.

2. Jasa perpajakan
KAP mempersiapkan perhitungan pajak penghasilan bagi
perusahaan dan perseorangan baik bagi klien jasa audit maupun
non jasa audit.sebagai tambahan, pajak bumi dan bangunan, pajak
hadiah, perencanaan perpajakan serta aspek lainnya dari jasa
perpajakan disediakan pula oleh sebagian besar kantor akuntan
public.
3. Jasa konsultasi manajemen.
Mayoritas KAP menyediakan beberapa jasa tertentu yang
membuat kliennya mampu mengelola bisnis secara lebih efektif.
Jasa ini beragam mulai dari saran-saran sederhana untuk
meningkatkan system akuntansi klien hingga saran strategi
pemasaran.

Struktur Kantor Akuntan Publik

Ada tiga faktor yang mempengaruhi struktur
organisasi KAP:
Kebutuhan akan independensi dari klien.
Pentingnya struktur yang mendorong
kompetensi.
Peningkatan resiko legimitasi bagi auditor.

Struktur organisasi
Ada 6 struktur organisasi bagi Kantor Akuntan
Publik, yakni:
Proprietorship Perorangan
General Partnership
General Corporation
Professional Corporation
Limited Liability Company (LLC)
Limited Liability Partnership (LLP)
Organisasi dan Hirarki Kantor Akuntan
Publik

Umumnya hirarki auditor dalam perikatan
audit dalam kantor akuntan publik dibagi
menjadi berikut ini :
Partner (rekan)
Manajer
Auditor Senior
Auditor junior.


SARBANES OXLEY ACT DAN PUBLIC COMPANY
ACCOUNTING OVERSIGHT BOARD

Munculnya Sarbanes Oxley Act ini akibat adanya skandal -skandal
keuangan dalam perusahaan - perusahaan besar di Amerika serikat
bahkan terjadi kebangkrutan , hal tersebut membuat warga amerika
terkejut serta warga berasumsi bahwa skandal - skandal tersebut dapat
membahayakan kelangsungan perekonomian di Amerika serikat
tersebut. Oleh karena itu konggres Amerika Serikat segera mengambil
langkah komprehensif dengan menetapkan undang-undang keuangan
yang kemudian dikenal dengan Sarbanes Oxley Act 2002 atau di sebut
Sarbox pada tanggal 30 juli 2002 dan disahkan oleh Presiden W.
Bush. Konggres berasumsi bahwa skandal- skandal keuangan tersebut
tidak bisa di lihat sebagai kasus, namun sebuah indikasi perlunya
sebuah peraturan yang lebih ketat yang mengatur penyiapan dan
pemeriksaan laporan keuangan. Dengan ditetapkan peraturan tersebut
diharapkan kepercayaan publik bisa kembali lagi.

Tujuan dari Sarbox adalah melindungi
investor lewat :

Pengungkapan keuangan yang lebih, Akurat ,
Tepat waktu , Komprehensif , dan Dapat
dimengerti.
Tata kelola perusahaan yang lebih baik
Pengawasan yang lebih ketat dengan
pembentukan PCAOB (Public
Company Accounting Oversight Board).


Tugas dari PCAOB terkait tujuan pembentukan
tersebut adalah:

Mendaftar akuntan publik yang akan melakukan pemeriksaan
terhadap perusaaan yang mencatatkan bursanya pasar modal.
(Section 102)
Menetapkan standar tentang audit, pengendalian mutu, etika,
independensi dan standar yang lain terkait dengan proses
penyusunan laporan audit untuk perusahaan publik. (Section
103)
Melakukan pengawasan terhadap kantor akuntan publik.
(Section 104)
Melakukan penyelidikan dan penegakan disiplin termasuk
memberikan sanksi jika diperlukan kepada kantor akuntan
publik atau perorangan yang berasosiasi dengan suatu kantor
akuntan publik. (Section 105)


SECURITIES AND EXCHANGE COMMISSION
Securities and exchange commission (SEC) yaitu
badan pemerintah federal yang membantu
menyediakan informasi yang andal bagi investor
untuk membuat keputusan investasi.


Hal-hal yang dapat perhatian khusus dari para
auditor :
Beberapa laporan keuangan spesifik yang harus
mengikuti ketentuan-ketentuan pelaporan dalam UU
sekuritas tersebut
Hal-hal yang dapat perhatian khusus dari para
auditor :
Beberapa laporan keuangan spesifik yang
harus mengikuti ketentuan-ketentuan
pelaporan dalam UU sekuritas tersebut

Hal yang terpenting dari laporan-laporan ini
adalah sebagai berikut :

Formulir S-1
Formulir umum yang digunakan apabila tidak
disebutkan formulir tertentu secara khusus dan
formulir ini harus dilengkapi serta didaftarkan
ke SEC apabila suatu perusahaan berencana
menerbitkan sekuritas baru kepada
masyarakat.

Formulir 8-K
Yang artinya laporan ini diserahkan untuk
melaporkan peristiwa-peristiwa yang penting
bagi investor publik.
Peristiwa ini meliputi :
Akuisisi atau penjualan anak perusahaan
Perubahan pejabat atau direktur
Penambahan lini produk baru atau pergantian
auditor

Formulir 10-K
Laporan ini harus diserahkan setahun sekali
dalam jangka 60 sampai 90 hari setelah
penutupan setiap tahun fiskal, tergantung pada
ukuran perusahaan.
Formulir 10-Q
Laporan ini diserahkan setiap kuartal bagi semua
perusahaan terbuka. Formulir ini berisiinformasi
keuangan tertentu serta mensyaratkan auditor
mereview laporan keuangan sebelum diserahkan
kepada komisi.

AMERICAN INSTITUTE OF CERTIFIED PUBLIC
ACCOUNTANTS (AICPA)

Pengertian dari AICPA :
yaitu suatu organisasi profesional dalam bidang
akuntansi publik yang keanggotaannya hanya bagi
akuntan publik terdaftar (certified public
accountants) saja. Organisasi ini menetapkan
standar etika profesi dan standar audit AS untuk
perusahaan swasta, organisasi nirlaba, pemerintah
federal, negara bagian, dan daerah.

AICPA memiliki kewenangan untuk menetapkan
standar dan pembuatan aturan dalam 5 bidang
utama berikut ini :

1. Standar Auditing
Betanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan
atau keputusan mengenai permasalahan auditing bagi
semua entitas selain perusahaan terbuka.

2. Standar kompilasi dan review
Bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan tentang
tanggung jawab akuntan publik yang terkait dengan laporan
keuangan perusahaan swasta yang tidak diaudit.
3. Standar atestasi lainnya
Suatu kerangka kerja bagi pengembangan standar untuk penugasan
atestasi
4. Standar konsultasi
Pernyataan mengenai jasa konsultasi. Jasa ini berbeda secara
fundamental dari jasa atestasi, dimana akuntan publik memberikan
laporan mengenai suatu asersi yang merupakan tanggung jawab
pihak lain.
5. Kode perilaku profesional
Menetapkan peraturan perilaku yang wajib dipenuhi para akuntan
publik (CPA).

STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM

Standar auditing merupakan pedoman umum untuk membantu
auditor memenuhi tanggung jawab profesionalnya dalam audit
atas laporan keuangan historis. Standar ini mencakup
pertimbangan mengenai kualitas professional seperti
kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan, dan
bukti. Pedoman yang luas tersedia adalah 10 standar auditing
yang berlaku umum (generally accepted auditing standards =
GAAS), yang dikembangkan oleh AICPA.

Standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga
kategori:


1. Standar umum (Standar umum menekankan pentingnya kualitas
pribadi yang harus dimiliki auditor)
Pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai
Audit harus dilakukan oleh orang-orang yang sudah mengikuti
pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai
auditor.
Independensi sikap mental
Auditor harus mempertahankan sikap mental yang independen
dalam semua hal yang berhubungan dengan audit.
Kecermatan professional
Ini berarti bahwa auditor adalah professional yang bertanggung
jawab melaksanakan tugasnya dengan tekun dan seksama.
Kecermatan mencakup pertimbangan mengenai kelengkapan
dokumentasi audit, kecukupan bukti audit, serta ketepatan laporan
audit.

2. Standar Pekerjaan Lapangan (standar ini berhubungan dengan
pelaksanaan audit di tempat bisnis klien atau di lapangan)
Perencanaan dan pengawasan yang memadai
Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan mengawasi
semua asisten sebagaimana mestinya.
Memahami entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal
Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup mengenai entitas
serta lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai
risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan karena
kesalahan atau kecurangan, dan untuk merancang sifat, waktu, serta
luas prosedur audit selanjutnya.
Bukti yang mencukupi dan tepat
Auditor harus memperoleh cukup bukti audit yang tepat dengan
melakukan prosedur audit agar memiliki dasar yang layak untuk
memberikan pendapat menyangkut laporan keuangan yang diaudit.

3. Standar Pelaporan
Auditor harus menyatakan dalam laporan auditor apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Auditor harus mengidentifikasi dalam laporan auditor mengenai
keadaan dimana prinsip-prinsip tersebut tidak secara konsisten
diikuti selama periode berjalan jika dikaitkan dengan periode
sebelumnya.
Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan yang informative
belum memadai, auditor harus menyatakannya dalam laporan
auditor.
Auditor harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan,
secara keseluruhan, atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak
bisa diberikan dalam laporan auditor. Jika tidak dapat menyatakan
satu pendapat secara keseluruhan maka auditor harus menyatakan
alasan-alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor.

Dari keseluruhan standar diatas jika dihubungkan
dengan konsep auditing maka standar umum didasari
konsep kehati-hatian, independensi dan etika. Standar
pekerjaan lapangan didasari konsep bukti, dan standar
pelaporan didasari oleh konsep penyajian atau
pengungkapan yang wajar.

STATEMENT ON AUDITING STANDARDS

Standar auditing yang berlaku umum dan SAS dianggap sebagai literature
otoritatif, dan setiap anggota yang melakukan audit atas laporan keuangan
historis diharuskan mengikuti standar-standar ini menurut code of
professional conduct AICPA. ASB mengeluarkan pernyataan baru bila
timbul permasalahan auditing yang cukup penting sehingga layak
mendapat interpretasi resmi.
Semua SAS diberi dua nomor klasifikasi: satu nomor SAS dan satu nomor
AU yang menunjukan lokasi dalam condification of auditing
standards.nomor SAS menunjukan urutan pernyataan itu dikeluarkan jika
dihubungkan dengan SAS yang lain, sementara nomor AU menunjukkan
lokasinya dalam kodifikasi seluruh SASyang dikeluarkan AICPA. Nomor
AU yang dimulai dengan angka 2 selalu merupakan interpretasi standar
umum, angka 3 berkaitan dengan standar pekerjaan lapangan, angka 4,5,
atau 6 berkaitan dengan standar pelaporan.

GAAS dan SAS dipandang oleh praktisi sebagai standar
minimum kinerja, dan bukan sebagai standar maksimum atau
yang ideal. Pada saat yang sama keberadaan standar auditing
tidak berarti bahwa auditor harus selalu mengikutinya namun
jika auditor merasa persyaratan standar terlalu ribet maka
auditor diperbolehkan memakai standar alternatif.

Apabila menginginkan pedoman yang lebih spesifik auditor
harus melihat sumber-sumber yang kurang otoritatif, termasuk
buku teks, jurnal, dan publikasi teknis.



STANDAR AUDITING
INTERNASIONAL
International Standards on Auditing (ISA) adalah
standar profesional untuk kinerja audit. Standar-
standar ini dikeluarkan oleh International auditing
Practices Committe (IAPC) dari International
Federation of Accountants (IFAC). IAPC
berupaya meningkatkan keseragaman praktik
auditing dan jasa-jasa terkait di seluruh dunia
dengan mengeluarkan persyaratan mengenai
berbagai fungsi audit dan atestasi serta dengan
mendorong penerimaannya di seluruh dunia.

ISA tidak mengesampingkan peraturan-
peraturan yang berlaku di suatu negara yang
mengatur audit atas informasi keuangan atau
informasi lainnya, karena peraturan setiap
negara itu sendiri biasanya mengatur praktik-
praktik audit. Peraturan ini mungkin berupa
ketetapan atau pernyataan yang dikeluarkan
oleh badan pengatur atau badan professional.

DAFTAR STANDAR ISA
Masing-masing tanggung jawab
ISA 200 Tujuan dan Prinsip-Prinsip Umum Pemerintahan
Audit Laporan Keuangan
ISA 210 Syarat Pertunangan Audit
ISA 220 Quality Control untuk Audit Informasi Keuangan
Sejarah
ISA 230 Dokumentasi
ISA 240 Auditor Tanggung Jawab untuk Pertimbangkan
Penipuan dalam Audit Laporan Keuangan
ISA 250 Pertimbangan Hukum dan Peraturan dalam Audit
Laporan Keuangan
ISA 260 Komunikasi Audit Matters Bersama Mereka
Dibebankan dengan Pemerintahan

Audit perencanaan
ISA 300 Perencanaan Audit Laporan Keuangan
ISA 310 Pengetahuan tentang Bisnis
ISA 315 Memahami dan Lingkungan Badan dan
Menilai Risiko dari salah saji material
ISA 320 Materialitas Audit
ISA 330 Auditor yang Prosedur Response to Risiko
Dinilai

Pengendalian Internal
ISA 400 Penilaian Risiko dan Pengendalian Interna
ISA 401 Auditing dalam Lingkungan Sistem Informasi
Komputer (ditarik, digantikan oleh ISA 315, ISA 330
dan ISA 402)
ISA 402 Pertimbangan Audit untuk Entitas Berkaitan
Menggunakan Layanan Organisasi

Bukti Audit
ISA 500 Bukti Audit
ISA 501 Bukti Audit - Pertimbangan tambahan untuk Produk
Tertentu
ISA 505 Eksternal Konfirmasi
ISA 510 Pertunangan Awal - Pembukaan Saldo
ISA 520 Prosedur Analitik
ISA 530 Audit Sampling dan Sarana Lainnya Pengujian
ISA 540 Audit Estimasi Akuntansi
ISA 545 Audit Pengukuran Nilai Wajar dan Pengungkapan
ISA 550 Pihak Terkait
ISA 560 Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
ISA 570 Kelangsungan
ISA 580 Representasi Manajemen


Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu adalah metode-metode yang digunakan untuk
memastikan bahwa suatu KAP memenuhi tanggung jawab
profesionalnya kepada klien atau pihak lain, yang meliputi struktur
organisasi dan prosedur yang ditetapkan KAP tersebut.

Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP)
memberikan panduan bagi KAP di dalam melaksanakan
pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan
mematuhi berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
yang diterbitkan oleh IAPI.

Tujuan ditetapkan pengendalian mutu pada KAP adalah untuk
memberikan keyakinan yang memadai bahwa KAP mampu
memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan
memberikan keyakinan bahwa standar peraturan yang telah
ditaati dan dilaksanakan secara professional dan konsisten.
Untuk memastikan standar auditing yang berlaku umum
diikuti, KAP mengikuti prosedur pengendalian mutu khusus
yang membantu memenuhi standar itu secara konsisten
pada setiap penugasan. Pengendalian mutu ditetapkan untuk
KAP secara keseluruhan sedangkan GAAS dapat diterapkan
pada setiap penugasan.
Suatu sistem pengendalian mutu hanya dapat memberikan
keyakinan yang memadai bukan suatu jaminan dilaksannya
General Accepted Accounting Standard (GAAS).Hal
tersebut disebabkan bervariasinya kinerja dan pemahaman
yang dimiliki setiap individu dalam KAP tersebut.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap
KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:

Independensi - meyakinkan semua personel pada setiap tingkat
organisasi harus mempertahankan independensi.
Penugasan personel - meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan
oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian
teknis untuk perikatan dimaksud.
Konsultasi - meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang
memadai.
Supervisi - meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi
standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.
Pemekerjaan (hiring) - meyakinkan bahwa semua orang yang
dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga
memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten.
Pengembangan profesional - meyakinkan bahwa setiap personel
memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka
memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan
dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan
pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi tanggung
jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP.
Promosi (advancement) - meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan
untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
Penerimaan dan keberlanjutan klien - menentukan apakah perikatan
dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya
tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan
kehati-hatian (prudence).
Inspeksi atau pemantauan prosedur-meyakinkan bahwa prosedur
yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu telah
diterapkan dengan efektif.
KAP harus mendaftarkan diri dalam program
pemantauan praktik yang disetujui AICPA agar para
anggota KAP memenuhi syarat keanggotaan AICPA.
Pemantauan praktik dikenal sebagai peer review.

Peer review adalah review yang dilakukan kantor-
kantor akuntan publik atas ketaatan suatu kantor
akuntan publik pada sistem pengendalian mutunya.
Tujuannya adalah untuk menentukan dan melaporkan
apakah KAP yang direview itu telah mengembangkan
kebijakan dan prosedur yang memadai bagi unsur-
unsur pengendalian mutu.



Peer review menguntungkan bagi KAP karena
membantu memenuhi standar pengendalian mutu,
yang selanjutnya, menguntungkan profesi melalui
peningkatan kinerja para praktisi dan peningkatan
mutu audit sehingga memperbaiki reputasi dan
efektivitas KAP, dan memperkecil kemungkinan
timbulnya tuntutan hukum.

AICPA telah membentuk dua seksi praktik yaitu center
for public company audit firms (CPCAF) dan private
companies practice section (PCPS). Tujuannya adalah
untuk meningkatkan kualitas praktik oleh KAP sesuai
dengan standar pengendalian mutu AICPA.

Hubungan antara GAAS, pengendalian Mutu,
AICPA Practice Sections, dan Peer Review
Standar yang diberlakukan pada
suatu KAP untuk memenuhi
auditing yang berlaku umum
Standar pengendalian mutu
AICPA Practice sections
Center for
public company
audit firms
Private
companies
practice section
Organisasi yang dimaksudkan
untuk membantu KAP memenuhi
standar pengendalian mutu dan
GAAS
Standar auditing yang
berlaku umum
Standar yang
diberlakukan pada
setiap auditing
Peer Review
Metode untuk
menentukan apakah
suatu KAP memenuhi
standar pengendalian
mutu
Thank You

Das könnte Ihnen auch gefallen