Sie sind auf Seite 1von 28

Al-Quran dan Sains: Sebuah Pendekatan Hermeneutis

1
Massmo Campann (Unversty of Man)
Artke n bertu|uan untuk mengevauas makna teks a-Ouran
sebaga sebuah sstem ngustk yang memk obyektvtasnya sendr
meau referens kepada seorang nterpreter yang -sebagamana
dkatakan Gadamer- mehat teks dengan membawa prasangka-
prasangka yang postf. Persoaan yang coba d|awab adaah
bagamana bagan-bagan ktab suc yang berkatan dengan mu
pengetahuan aam atau keteraturan kosmoogs aam semesta dapat
dbaca dar sudut pandang hermeneuts, ebh secara osos dar pada
hstors, gramatka atau ststka. Artnya, persoaan-persoaan yang
mash daam perdebatan mengena karakter sastra dan artstk, dan
hubungan antara Ouran dan sans per se tdakah dbncangkan d sn.
Artke n berangkat dar pandangan bahwa hermenetka, sebaga
saah satu cabang mu daam safat, tdak hanya sebaga sebuah
sstem yang meaunya makna dramu dar teks, merupakan mu
yang sangat pentng daam trads Isam, khususnya stud-stud a-
Ouran. Meskpun demkan, Isam adaah kebudayaan yang ddasarkan
pada sebuah ktab, yakn a-Ouran. Dan, a-Ouran memerukan
penafsran tekstua. Hermeneutka yang saya maksud d sn bukanah
penafsran tekstua kask -tafsi>r-, bukan pua penafsran esoters
sprtua -tawi>l- sebagamana ddenskan oeh pengarang-
pengarang Syah atau oeh Henry Cobn (1903-1978). Yang saya
1 Dter|emahkan dar "Ouran and Scence: A Hermeneutca Approach", Journal of
Quranic Studies, Vo. VII, Issue 1, 2005 oeh Len Ihah Nafatu Fna, mahasswa
|urusan Tafsr Hads angkatan 2004.
maksudkan ebh pada hermenetka osos daam pengertan Hans-
Georg Gadamer (1900-2002) atau Pau Rcour (ahr 1913).
2
Daam perspektf Gadamer, terdapat sebuah hubungan khusus
antara interpreter (pembaca) dan the interpreted (teks). Teks barat
sebuah obyek karena a terdr dar ungkapan dan kandungan yang
mapan dan tak berubah d mana pengarang tdak ag punya
kesempatan untuk mengubah atau memperbaknya ebh an|ut.
Pasanya, teks adaah sebuah sstem ngustk yang berfungs
berdasarkan aturan-aturannya sendr. D ss an, interpreter
(pembaca) mendekat teks berdasarkan prasangka-prasangkanya
sendr, yakn persangkaan hstors, deoogs dan pskoogs yang
mengarahkan nterpretasnya. Daam termonnoog Gadamer,
prasangka seau dgambarakan sebaga sesuatu yang postf
menetrakan segaa ha negatf yang meekat daam suatu term.
Sebagamana komentar Fazur Rahman: "seuruh pengaaman
memaham mengandakan suatu prakonds subyek-mengaam.
Sehngga, tanpa mengaku fakta bahwa pemahaman mest sepert
demkan, (dan nah yang men|ad nt seuruh teor hermeneutka
Gadamer), maka usaha untuk memaham apa pun tak akan ebh dar
upaya yang tdak mah dan sa-sa."
3
Lebh dar tu, pendekatan hermeneuts semacam n dbutuhkan
untuk meawan apa yang saya sebut sebaga skap ant-utopa
terhadap Isam.
4
Skap ant-utopa n, d satu ss mengmpkaskan
pertmbangan bahwa teks merupakan referens abad, bahkan daam
2 Lhat Hans Georg Gadamer, Wahrheit und Methode, eds ke-4 (Tubngen: Mohr,
1986); Pau Rcour, Le confit des interpretations (Pars: Seu, 1969); Pau Rcour, Du
texte a laction: Essais dhereneuti!ue "" (Pars: Seu, 1986).
3 Fazur Rahman, "sla and Modernit# (London and Chcago: Chcago Unversty
Press, 1984), 9.
4 Lhat Massmo Campann, "sla e politica, eds ke-2, (Boogna: I Muno, 2003),
hat |uga L utopa ne pemsero potco deIsam: A preposto de Lbro d Patrca
Crone "Medeva Isamc Potca Thougt", $riente Moderno 84 (2004), 671-683.
2
persoaan-persoaan prakts dan hukum, d ss an, mengmpkaskan
pertmbangan bahwa ke|ayaan masa au merupakan contoh yang
sudah tdak memada ag untuk membangun masa depan. Ha tu
merupakan karakterstk dar kecenderungan kaum radka dan sams
saat n, yang tampak, msanya, daam pernyataan para pemkr
sepert Mawdud (1903-1079) atau Sayyd Outb (1906-1966) bahwa a-
Ouran merupakan dasar konsttus dan sstem hukum yang sesua
dengan masyarakat kontemporer. Daam menangguang sebuah
perspektf yang menghangkan hstorstas dar pkran umat musm,
ant-utopsme secara negatf memk potens yang sama daam
membatas pembangunan dan kebangunan kemba Isam, kaau daam
bahasa W. M. Watt adaah cukup dr (self%su&enc#), sebuah stgma
yang dekatkan Watt terhadap kaum musm.
5
Banyak sar|ana musm
yang betu-betu sadar akan bahaya n; msanya, saah satu yang
pang novatf dan menark adaah Mahmud Thaha (1909-1985), yang
daam bukunya 'he Second Massa(e of "sla membncangkan tentang
pengakuan karakter unversa ayat-ayat Makyah dbandng ayat-ayat
Madanyah yang terbatas secara hstors.
6
Untuk mengga kemungknan anass osos daam persoaan
sans daam a-Ouran, tusan n menggunakan pedoman hermeneuts
dan epstemoogs yang teah dsebutkan d atas.
7
Daam suratnya
yang terkena, dtus pada tahun 1613 untuk Benedetto Caste,
Gaeo Gae (1564-1642) mendskuskan hubungan antara sans dan
5 Lhat msanya W. M. Watt, "slaic )undaentalis and Modernit# (London and New
York: Routedge, 1988), 1-23.
6 Mah}mud T{aha, 'he Second Massa(e of "sla, (New York: Syracuse Unversty
Press, 1987).
7 Terobosan baru nvestgas n teah dbuka oeh H{asan H{ana>, meskpun hanya
meau tusan yang terpencar-pencar. Lhat artkenya yang ber|udu Method of
Thematc Interpretaton of the Ouran, yang dterbtkan kemba daam "sla in the
Modern World (Karo: Ango-Egyptan Bookshop, 1995), vo. 1, 407-428, dan Les
ethodes de lexe(ese: Essai sur la science des fondeents de la coprehension
(Caro, 1965).
3
ktab suc. Gaeo menekankan empat ha: a) ktab suc tdak dapat
dgunakan untuk men|easkan fenomena aam atau persoaan santk;
b) ktab suc membutuhkan nterpretras aegors; c) ktab suc
memberkan perhatan ekskusf terhadap persoaan mora dan
teoogs; d) bahasa ktab suc serngka begtu sederhana, bahkan
dsederhanakan, agar dapat dpaham oeh orang awam.
8
Meskpun
kta tdak dapat memastkan apakah Gaeo sebenarnya membaca
karya Ibn Rusyd (Averroes, 520-595/1198-1126) -tdak ada bukt
mengena ha n daam karya-karyanya-, akan tetap dar sudut
pandang metodoog, sebagan besar argumen yang da bangun bsa
dkatakan sangat Averostc, daam ha keduanya memsahkan agama
dar kebenaran santk. Ibn Rusyd sendr menyatakan kesatuan
kebenaran, akan tetap *enaissance +,erroistic School d Padua dan
Boogna memk pandangan yang bertoak beakang dengan warsan
Ibn Rusyd tentang pemkran Barat Renaisans dan modern yang teah
mengarahkan pembacaan yang pots dan sekuer atas agama, |auh
meampau apa yang sebenarnya da maksudkan. Petro Pomponazz
(1462-1524), Gordano Bruno (1548-1600), Baruch Spnoza (1632-
1677) dan seuruh pendukung gerakan Lbertn merupakan saks
kean|utan Averrostc n. Lebh dar tu, pembedaan yang dbuat
Gaeo d atas merepresentaskan pandangan umum duna Barat saat
n.
Pandangan Isam berkembang daam metode yang terkadang
cukup berbeda. Ghaza>> (w.505/1111), yang dapat dpandang
sebaga nteektua musm kask (sebagamana dnyatakan oeh W.
M. Watt)
9
karena Ghaza>> merupakan seorang ah hukum, teoog,
osof, dan mstkus pada saat yang bersamaan, berpendapat bahwa
8 Gaeo Gae, $pere, ed. F. Fora (Mano-Napo: Rccard, 1953), 988-989.
9 W. M. Watt, Musli "ntellectual: + Stud# of al%-ha.a>li> (Ednburg: Ednburg
Unversty Press, 1962).
4
a-Ouran adaah autan yang begtu daam yang mencakup seuruh
mu pengetahuan, tdak berart seuruh pengetahuan secara tera
tercakup daam ktab suc, akan tetap prnsp-prnsp seuruh mu
pengetahuan, termasuk sans, teah dnsaskan daam a-Ouran.
Kesmpuan tersebut berangkat dar asums dasar bahwa Tuhan
memk pengetahuan yang tdak terbatas. Dan, manfest pang
sempurna dar pengetahuan Tuhan yang tdak terbatas tu adaah a-
Ouran. Darnya, para sar|ana yang menekun bdang sans (astronom,
kedokteran, dan matematka) mengamb atau memperoeh dasar
pengetahuan, kemudan mengembangkan pemkran mereka. Ktab
Jawa>hir al%Qura>n menun|ukkan kepada kta bahwa prnsp-prnsp
dasar seuruh mu pengetahuan terkandung daam ktab suc dan
dperoeh dar autan pengetahuan Tuhan yang tdak terbatas.
10
Daam
"h#a> /lu> al%Di>n dsebutkan: Seuruh mu pengetahuan secara
umum dcakup daam perbuatan dan sfat-sfat Tuhan. Sedangkan,
pen|easan tentang esens, ketetapan dan sfat-sfat Tuhan tersebut
terdapat daam a-Ouran. Imu pengetahuan tdak terbatas dan a-
Ouran memberkan syarat kesemuanya.
11
Pernyataan d atas
menegaskan bahwa dengan mempea|ar esens, perbuatan-perbuatan
dan sfat-sfat Tuhan, kta akan sampa kepada prnsp-prnsp seuruh
mu pengetahuan.
Pernyataan a-Ghaza>> bukanah ekspres sederhana kemanan
yang buta. Pernyataan tersebut sangatah pentng karena
membcarakan saah satu persoaan yang pang senstf daam
konfrontas kemudan antara Isam dan moderntas: tentang penafsran
aspek uar, eksoters dan tera ,ersus aspek daam, esoters dan
10 Abu> H{a>md Muh}ammad bn a-Muh}ammad a-Ghaza>>, Le 0erle del
1orano 2'he Jewish of the Quran3, ed. M. Campann (Mano: Rzzo, 2000), 121-125.
11 Abu> H{a>md Muh}ammad bn a-Muh}ammad a-Ghaza>, "h4#a 5/lu> al%
Di>n (Berut: Dar a-Oaam, 1985), vo. 1, bagan 1, buku 8, bab 4, 257 h.
5
hermeneuts wahyu. |ka a-Ouran mencakup prnsp-prnsp seuruh
mu pengetahuan dan |ka a merupakan kaam Tuhan yang benar dan
tdak dapat dubah -dan a-Ouran memang begtu adanya-, maka
konsekuensnya adaah bahwa rumusan-rumusan santk daam a-
Ouran dapat, bahkan, harus dpaham daam makna teranya, dan
daam sebuah pengertan yang mendasar dasar-dasar penetan
santk. Daam sebuah artkenya yang dterbtkan daam |urna n
beberapa waktu au, Bustam Khr menguas se|arah perdebatan
antara Isam dan sans daam duna Isam.
12
Meskpun perhatan utama
Khr bukanah pada aspek teorts dan osos, akan tetap peru
kranya dtekankan beberapa pon teorets perha persoaan tersebut
d sn.
Dar sudut pandang se|arah, kta dapat mengdentkas
setdaknya tga poss daam se|arah perdebatan antara a-Ouran dan
sans daam duna Isam: sepakat secara keseuruhan (coplete
a(rreent), sepakat sebagan (partial a(reeent), dan tdak sepakat
sama seka. Para pendukung coplete a(reeent menyatakan bahwa
a-Ouran teah mempertun|ukkan pengetahuan tentang penemuan
santk kontemporer. |ka terdapat pertentangan antara ktab suc dan
teor, maka teor tersebut danggap saah, atau pang tdak, saah
dformuaskan. Poss n dpertahankan oeh para sar|ana abad
pertengahan dan modern, sepert Muh}ammad a-Iskandara>n>
(abad 12-13 H/abad ke-18 M), Abd a-Rah}ma>n a-Kawa>kb>
(1854-1902), dan yang ebh beakangan, T}ant}a>w> |awhar>
(1862-1940) dan Ah}mad H}ana>
13
. Bahkan, pada tahun 2000,
12 Bustam M. Khr, "Ouran and Scence: The Debate on the Vadty of Scentc
Interpretaton", Journal of Quranic Studies 2:2 (2000), 19-35.
13 Abd a-Rah}ma>n a-Kawa>kb> daam bukunya 'ha6a" al%"sti6dad daam +al
7aila (Berut: Muassasa a-Arabyya Drasat wa a-Nashr, 1975); Tant}a>w
|awha>r>, al%Jawa>hir 8 'afsi>r al%Qura>n al%7ari> (Berut: Bab a-Haab, 1350
H); Ah}mad H}ana>, al%'afsi>r al%5"li> li al%+>#a>t al%7awni#a 8 al%Qura>n
(Karo: Dar a-MAarf, 1980).
6
sebuah konferens besar nternasona tentang tanda-tanda dan
kemu|zatan santk a-Ouran dseenggarakan d Berut. Poss
coplete a(reeent n, berdasarkan dens saya sebeumnya,
merupakan saah satu manfestas skap ant-utopa se|auh mereka
menyatakan bahwa a-Ouran harus dpaham secara tera: aam
harus sesua atau menyesuakan dr dengan teks. Peran nterpreter
hanyaah memndahkan makna karena da tdak dapat meampau
makna tera teks. Akbatnya, karena hermeneutika dbatas,
kemungknan perkembangan santk men|ad sangat terbatas.
Artnya, |ka teks menyatakan bahwa bum tdakah buat meankan
datar, kta harus menyudah penyedkan dan percaya sa|a bahwa
bum datar.
Para pendukung poss partial e(reeent menyatakan tdak ada
gunanya mencar hubungan antara a-Ouran dan sans, meskpun
tdak ada teks a-Ouran yang bertentangan dengan teor santk. A-
Khu (1885-1966) dengan terus terang mengatakan aucun texte
coranque ben comprs ne heurte de verte scentque dont etude
aurat montre quee fat parte des os de unverse de harmone de
son exstence (tdak ada satu pun ayat daam a-Ouran yang
bertentangan dengan kebenaran sans yang pen|abarannya
menun|ukkan bahwa sans merupakan bagan dar hukum-hukum Isam
atau searas dengan eksstens a-Ouran). Akan tetap ebh |auh da
menambahkan bahwa agama dperuntukkan untuk setap manusa,
karena tu agama tdakah merepresentaskan reatas dan fenomena
aam semesta dar sudut pandang tekns.
14
Dengan nada serupa,
14 Cf. |acques |omer dan Robert Casper, LExegese scentque du Coran dapres e
Chekh Amn a-Khou, Melan(es de l"nstitut Doenicain dEtudes $rientales 4
(1957), 269-279.
7
seorang Isams kontemporer terkemuka, Yusuf Oaradaw (ahr 1926),
baru-baru n menus:
15
Meskpun a-Ouran tdak dkaskaskan sebaga sebuah ktab
sans, a-Ouran serng meru|uk fakta-fakta santk tertentu yang
bahkan tdak terpkrkan pada saat a-Ouran dwahyukan dan
tdak dpaham sampa beberapa abad seteah tu. Banyak buku
teah dtus berkatan dengan penemuan kemu|zatan baru a-
Ouran, yakn kemu|zatan santk. Banyak smposum dan
konferens dgear d beberapa negara untuk mengurakan
persoaan n. Sebuah perwakan ndependen, yang beraas
dengan Lga Musm Duna d Makkah teah ddrkan secara khusus
untuk mengurakan persoaan n.
Secara past, penga|aran a-Ouran akan membentuk keprbadan.
Penga|aran tersebut membangun mentatas santk bag mereka
sehngga mereka terhndar dar tahayu, merama nasb dan
pengumbaran hawa nafsu. Mentatas santk sangatah keba
kepada ketergantungan dan mtas dan percaya terhadap bukt
santk dan emprs. Karakter an adaah, a percaya terhadap a-
Ouran dan otentstas hads dan se|arah Muhammad. Ia percaya
bahwa aka adaah anugerah bag manusa yang dengan aka tu
manusa mampu merenungkan cara yang terbak untuk
memanfaatkan segaa sesuatu yang ada d aam semesta. Dengan
aka, manusa |uga dapat membangun se|arah dan bea|ar
bagamana mengamb hkmah dar masa au yang teah
menun|ukkan kemustahan perubahan Hukum Tuhan. Banyak ayat
a-Ouran yang menun|ukkan ha n: bag orang-orang yang
15 Yusuf a-Oarad}a>w>, "sla> 9:ad4a>rat al%-hadd, ter|emah Inggrs "sla, the
)uture and 1i,ili.ation (Karo, E-Faah Foundaton, 1998), 153-154.
8
memkrkan (li !auin #a!ilun) (2:164); bag orang-orang yang
berpkr (li !auin #atafa;;;arun) (10:24); bag orang-orang
yang bermu pengetahuan (li ul al%al6a6) (3:190); bag orang-
orang yang beraka (li ul al%nuha) (20:54).
Daam tusan-tusan a-Oaradaw, kta tdak menemukan
pernyataan bahwa a-Ouran memuat seuruh penemuan santk.
Meskpun demkan, a-Ouran merupakan sebuah teks yang rasona
dan ag pua da memuat secara rngkas kebenaran-kebenaran sans
yang dtemukan dan dsngkap oeh para sar|ana kontemporer serng
dengan perkembangan sans. Tdakah menge|utkan |ka Oaradaw
menggambarkan bahwa masa depan akan memperuas pengetahuan
santk dan teknoog sehngga semakn memperkuat apa yang teah
dnyatakan daam ktab suc yang sesungguhnya hanya berupa syarat
dan sndran. Menurut a-Oaradaw, herrmeneutka yang beker|a daam
batas sstem ngustk a-Ouran dan penemuan santk harus sesua
dengan ungkapan tera teks.
Sementara tu, mereka yang sama seka tdak sepakat (no
a(reeent at all) menyatakan bahwa mustah menghubungkan ktab
suc dan sans dengan cara apapun, karena keduanya mempunya
fokus perhatan pada topk-topk yang benar-benar berbeda.
Sebagamana teah dpaparkan, penemuan santk akan menggeser
a-Ouran men|ad sebuah ktab sans dan teknoog yang terus
menerus berubah, sehngga agama men|ad semacam urusan dunaw:
.|ka a-Ouran mencakup seuruh mu pengetahuan, nteektuatas
men|ad tdak berart dan kebebasan men|ad sama seka tdak
bermakna.
16
Poss n dapat membuka |aan bag sebuah pendekatan
hermeneutka yang akan menstmuas reeks nteektua dan rasona,
16 Darush Atghetch, "sla, usulani e 6ioetica (Roma: Armando, 2002), 251.
9
akan tetap bukan tanpa rsko karena, bag kebanyakan kaum Musm,
pemsahan yang ta|am antara sans dan Teks (pent. a-Ouran) bsa
meremehkan na Teks tu sendr.
Perdebatan daam duna Isam berangsung sangat ta|am. Para
pemkr teoog bsa dkatakan mengamb poss yang cukup berbeda.
Msanya, pemkr Saud konservatf, muft Ibn Ba>z (1911-1999)
men|un|ung tngg reseps tera dar ktab suc sehngga, dar
pandangannya n, bsa dkatakan Ibn Ba>z menempat poss ant-
utopa. Sementara tu, Sayyd Out}b, seorang teoretkus Isam radka
Mesr terkemuka (yang pemkran potsnya sangat ant-utopa), sangat
kukuh menoak adanya kesepakatan antara a-Ouran dan sans. Da
menyatakan bahwa nterpretas modern atas a-Ouran dan sans
berhutang kepada rasonasme modern, yang nyata-nyata sangat
bertentangan dengan pandangan Isam yang se|at.
17
Menetapkan
gagasan-gagasan Out}b secara ebh tepat merupakan sebuah
peker|aan yang sangat menantang. Da memua dengan menyatakan
bahwa keesaan Tuhan merupakan sebuah prnsp yang menghaskan
sebuah pandangan yang homogen atas reatas. Daam bukunya
al%5+da>la al%"<tia>i##a 8 al%"sla>, saah satu karya pertamanya
yang dnspras oeh deoog Isam seteah a men|ad seorang pemuda
yang sekuar, kta menemukan:
18
Isam adaah agama yang menyatukan seuruh kekuatan aam
semesta, karena tu tdak dapat deakkan, Isam adaah agama
tauhd: Isam mengaku ke-esa-an Tuhan, kesatuan seuruh agama
ke daam Agama Tuhan, dan kesatuan para rasu yang
17 Cf. Over Carre, Eements de a aqdah de Sayyd Outb dans "F> Z}a> a-
Oura>n", Studia "slaica 91 (2000), 165-197;170-171.
18 Sayyd Out}b, al%5+da>lah al%"<tia>i##ah 8> al%"sla> (Karo-Berut: Dar a-
Shuraq, 1987), 26; dan Wam Shepard (pener|.), Sa##id Qut46 and "slaic +cti,is:
+ 'ranslation and 1rit#cal +nal#sis of Social Justice in "sla (Leden: Br, 1996), 33.
10
menyebarkan satu agama se|ak permuaan kehdupan.
5Sesun((uhn#a =a(aa 'auhid> ini adalah a(aa ;au seua?
a(aa #an( satu dan +;u adalah 'uhanu, Ma;a se6ahlah +;u
(OS 21:92). Isam merupakan agama yang menyatukan antara
badah dan hubungan sosa, kemanan dan syarah, duna dan
akhrat, bum dan angt.
Kutpan n menarangkan secara gambang bahwa daam Isam
seuruh kekuatan-kekuatan kosms ter|an senantasa secara harmons.
Daam karyanya yang an, Out}b menyatakan bahwa Isam
merupakan agama yang aam (natural) untuk men|easkan sstem
kosmk n.
19
Dar sudut pandang n, peran a-Ouran sangat uas;
sebagamana Over Carre mengurakan tentang ha n, une dee chere
au @4i>la>l (tafsr a-Ouran karya Sayyd Outb) cest harmone entre
e vre de unvers et ceu du Coran, et encore ceu de hstore.
Scence et fo sont foncerement et etrotement unees at ees
(kesearasan antara hukum aam dengan a-Ouran dan konteks
se|arah. Sans dan agama merupakan satu kesatuan yang kuat dan
sang erat berkatan).
20
Tuhan mengatur kosmos dengan sebuah
Hukum (na>u>s) yang kesnambungan dan kesearasannya tdak
bertentangan, akan tetap mengkut prnsp a-Ouran tentang
pencptaan Tuhan yang snambung, terus memperbaharu dr dan
tdak ada habs-habsnya (hat OS 29:19-20; OS 36: 78-81; d).
D ttk n angsung muncu persoaan hubungan antara sans dan
kemanan. Daam ktabnya @4ila>l al%Qura>n, Out}b mengamb skap
yang bsa kta sebut gaean,
21
karena da tetap berskukuh
19 Sayyd Out}b, "sla: the 'rue *eli(ion (Karach: Internatona Isamc Pubsher,
1991), 24.
20 Over Carre, M#sti!ue et 0oliti!ue: Lecture *e,olutionnaire du 1oran par Sa##id
Qut46 (Pars: Cerf, 1084), 63.
21 Carre, M#sti!ue et 0oliti!ue, 61-67.
11
membedakan antara dmens agama dengan dmens santk. Daam
penafsrannya terhadap beberapa ayat daam surat a-Baqarah, da
menyatakan bahwa memperkuat a-Ouran meau sans maupun
mencar nformas santk dan pernyataan tentang hukum-hukum
aam meau a-Ouran sama mustahnya. Sebagamana yang
dnyatakan Carre bahwa sains bukanlah milik Tuhan dan wahyu, melainkan
baian dari tatanan lain!.
22
Apa yang dsebut dengan persoaan kebenaran
ganda dapat dangkat d sn: apakah kebenaran rasona bertentangan
secara epstemoogs dengan kebenaran agama? Pada prnspnya,
Out}b menyangka segaa bentuk hubungan kemanan dengan
pengetahuan tekns; a-Ouran berbcara tentang |aan keseamatan,
sementara sans berurusan dengan persoaan yang an. Pendekatan
moderns n pada dasarnya tdak bertentangan dengan skap
radkasme Isam, yang muncu sebaga akbat dar moderntas. In
bukan berart Out}b menyetu|u sans yang tdak dsnar oeh cahaya
kemanan, Outb cuma menentang gagasan athestk tentang sans
murn dan meawan rsko pemanfaatan sans sebaga sarana yang
merusak (perhatkan sa|a msanya kasus bom atom). |ustru yang
benar adaah kebakannya: bahwa Isam merupakan penutup seuruh
agama dan sebaga konsekuensnya, Isam tdak bsa dgantkan atau
dubah. Aka manusa, yang bsa berubah dan berbeda-beda sesua
dengan atar ruang dan waktu, membutuhkan dukungan Isam agar
|ad benar dan terarah ke |aan yang benar. Bukan berart dar sudut
pandang epstemoogs aka dpandang emah
23
dan dar sudut
pandang metass aka dpandang ambgu: aka merupakan dasar bag
tndak-tanduk manusa.
22 Carre, M#sti!ue et 0oliti!ue, 62.
23 Lhat Gann Vattmo dan Per Ado Rovatt, "l pensiero de6ole (Mano: Fetrne,
1983). Yang dmaksud dengan aka yang emah adaah se|ak permuaan tdak ada
kebenaran metass yang absout yang ekss. Pandangan n merupakan pandangan
nhsme postf yang dnsaskan daam hermeneutka.
12
Sampa d sn muncuah sebuah kontradks: poss coplete
a(reeent menoak segaa bentuk pendekatan hstors terhadap teks,
sementara poss partial a(reeent dan poss yang tdak sepakat
sama seka membarkan teks terbuka secara potensa terhadap
penyedkan hermeneuts, meskpun perspektf kedua poss n tdak
sama. Pada ttk n saya yakn bahwa kenscayaan penafsran
hermenets terhadap teks harus berperan sebaga perantara antara
dua kecenderungan yang sang bertentangan d atas -daam bahasa
Arab stah kunc n seau dsebut tawi>l, bak daam pengertan
esoters maupun osos. Muh}ammad Iqba> (1877-1938)
mendukung karakter emprs dan rasona dar metodoog dan
epstemoog a-Ouran.
24
Karakter rasona n tentu |uga meekat
daam kerangka pandang yurds Isam (8!h). Senada dengan tu,
seorang sar|ana Itaa, Aessandro Bausan (1921-1938), membenarkan
kekhususan rasona Isam yang berakar daam metode hukum.
25
Sebaknya, Nas}r H{amd Abu> Zayd (ahr 1943) berpendapat bahwa
pemkran Isam tradsona tdak vad ag karena karakter mts yang
mempengaruh wacana agama yang membuatnya tdak sesua dengan
perkembangan penetan sans.
26
(Abu> Zayd, sebagamana yang
akan kta hat nant, mengusukan reorentas hermeneuts terhadap
pemkran Isam kontemporer dan penafsran a-Ouran). Daam
menghadap pandangan-pandangan yang beranan sepert d atas,
saya yakn kaau medas penyedkan hermeneuts akan
memungknkan kta untuk kemba kepada teks dengan menggunakan
24 Muh}ammad Iqba, 'he *econstruction of *eli(ious 'hou(ht in "slaA Saya
mengutp dar ter|emahan Prancs, Eva de Vtray-Meyerovtch (penter|.), *econstruire
la pensee *eli(ieuse de l"sla (Pars: Mossonneuve, 1955), 21-24.
25 Aessandro Bausan, Cosmooga e regone neIsam, Scientia 67 (1973), 723-
746.
26 Nasr Abou Zed (Abu> Zayd), 1riti!ue du discours reli(ieux (Ares: Sndbad/Actes
Sud, 1999). Saya teah membahas persoaan n secara ebh komprehensf daam
artke saya, Massmo Campann, La Fosoa dea natura nea cutura samca,
Bou,a ci,ilta delle acchine 18:4 (2000), 34-56.
13
anass ngustk. Sehngga dengan demkan, makna sprtua dan
aegors teks dapat dhubungkan dengan suatu dmens kemanusaan
yang teah daku dan dkena uas daam safat, yatu bahasa.
Tak bsa dmungkr ag bahwa daam a-Ouran terdapat banyak
seka seruan untuk menggunakan aka dan reeks rasona dan
penekanan akan art pentng pkran yang urus. Untuk mengutp
saah satu contoh dar a-Ouran, OS 13:3-4: Dia%lah 'uhan #an(
e6entan(;an 6ui dan en<adi;an (unun(%(unun( dan sun(ai%
sun(ai padan#a, dan en<adi;an padan#a seua 6uah%6uahan
6erpasan(%pasan(an, +llah enutup;an ala ;epada sian(A
Sesun((uhn#a pada #an( dei;ian itu terdapat tanda%tanda
=;e6esaran +llah> 6a(i ;au #an( ei;ir;anA Dan di 6ui ini
terdapat 6a(ian%6a(ian #an( 6erdapin(an, dan ;e6un%;e6un an((ur,
tanaan%tanaan dan pohon ;ura #an( 6erca6an( dan #an( tida;
6erca6an(, disirai den(an air #an( saaA 7ai ele6ih;an
se6aha(ian tana%tanaan itu atas se6aha(ian #an( lain tentan(
rasan#aA Sesun((uhn#a pada #an( dei;ian itu terdapat tanda%tanda
=;e6esaran +llah> 6a(i ;au #an( 6er8;ir.
D sn yang men|ad kata kunc adaah 5a!ala, fa;ara, na.C4ara
yang masng-masng mengacu pada aspek nteektuatas, spekuas,
penyedkan dan reeks. Sementar kata-kata an tampaknya
mengungkapkan kecenderungan rasonastk daam ktab suc,
msanya <adala, dali>l atau istin6a>d.
27
Memang, kata 5a!ala, fa;ara,
na.4ara tdak mengandung makna epstemoogs dan santk yang
absout daam a-Ouran. Barangka, |ka kta menerapkan sebuah
tawi>l msts, maka mata hat, penggaan akan |wa dan pemahaman
ntutf daam keadaan ekstase (fana) adaah ha-ha yang dmaksud
sebenarnya oeh ktab suc. Ayat-ayat a-Ouran mendorong kta untuk
27 Lhat S. e-Syekh, Mu|daah and a-Mu|a>dah Then and Now: Kaam, Daectca
Argument and Practca Reason n the Ouran. 'he Musli World 93:1 (2003), 1-50.
14
membaca rencana Tuhan yang sudah dtetapkan dan rasona meau
tanda-tanda yang ada d duna dan aam. Keb|aksanaan, h4i;ah,
sebuah kata yang |uga berart "safat", |eas-|eas dkatkan dengan
Ktab daam banyak ayat; msanya OS 2:151: "7ai 'elah en(utus
;epadau *asul diantara ;au #an( e6aca;an a#at%a#at 7ai
;epada ;au dan ensuci;an ;au dan en(a<ar;an ;epadau al%
7ita6 dan al-h}ikmahD. |ad, h4i;ah merupakan mu yang
mencakup segaa pengatahuan yang mungkn, sebagamana daam OS
4:113: "+llah telah enurun;an 7ita6 dan hikmah ;epadau
=Muhaad>, dan telah en(a<ar;an ;epadau apa #an( 6elu
;au ;etahuiDA 94i;ah |uga berart ukuran yang kta paka daam
memh pendapat yang benar d antara berbaga macam pendapat
yang ada, sebagamana daam OS 43:63: ESesun((uhn#a +;u ="sa>
datan( ;epadau den(an e6awa h}ikmah dan untu;
en<elas;an ;epadau se6a(ian dari apa #an( ;au 6erselisih
tentan(n#aDA
Ada pua beberapa ayat yang membcarakan makna rasona dar
cptaan-cptaan Tuhan, msanya, OS 67:3: FDia #an( telah
encipta;an tu<uh lan(it 6erlapis%lapisA 7au se;ali%;ali tida; elihat
pada ciptaan 'uhan #an( Maha 0eurah sesuatu #an( tida; sei6an(
=tafa>wut>A Ma;a Lihatlah 6erulan(%ulan(, +da;ah ;au lihat sesuatu
#an( tida; sei6an( =fu4tu>r>GD dan OS 50:6: "Ma;a apa;ah ere;a
tida; elihat a;an lan(it #an( ada di atas ere;a, 6a(aiana ;ai
enin((i;ann#a dan en(hiasin#a dan lan(it itu tida; epun#ai
reta;%reta; =furu><> sedi;itpunG". Aam semesta merupakan bangunan
yang dsusun dengan begtu sempurna, tdak ada keretakan yang
mampu menghancurkan keteguhannya. Aam semesta taat kepada
hukum-hukum rasona: "Matahari dan 6ulan =6eredar> enurut
perhitun(anD (OS 55:5). Beberapa teoog rasona Mutazah dengan
15
|eas menguhubungkan struktur aam semesta yang dsusun
berdasarkan kehendak Tuhan dengan bukt-bukt demonstratf yang
begtu ketat; msanya, Abd a-|abba>r (w. 415/1024), yang:

. menynggung kam Mutazah bahwa Tuhan mearang
perbuatan istifsa>d al%adilla, penyangkaan atas bukt-bukt yang
sudah terang dan |eas, yakn penyangkaan atas poa umum cara
segaa sesuatu mau|ud daam semesta ska n. |ad, bag ah
mu kaam Mutazah, kepercayaan terhadap reatas sk aam
yang rasona dan dapat dketahu ddasarkan pada te"disi: bahwa
Tuhan tdak mungkn memperdaya cptaan-Nya dengan
mencptakan tatanan aam yang tdak rasona. Sama sepert
Montesqueu beberapa abad kemudan, para pengkut Mutazah
awa |uga meyakn bahwa Tuhan mengatur aam semesta
berdasarkan hukum-hukum rasona. Pengkut Mutazah Bas}rah,
menentang pendapat kaum su Syah (bahkan beberapa kaum
Asyar) yang meyakn bahwa para mam Ad, wa Su atau
kaum saaf a-shah |uga dkaruna dengan tanda-tanda a|ab
(pent. ;araah) atau d uar kebasaan yang menun|ukkan ss
keahan yang mereka mk. Bag pengkut Mutazah Basrah,
barangka satu-satunya ke|adan rasona yang dapat dnaar
daam duna yang teah dcptakan Tuhan dengan segaa hukum-
hukum rasona n hanyaah muk|zat-muk|zat tertentu sebaga
bukt kam kenaban utusan Tuhan -msanya, nab Musa, Isa dan
Muhammad-.
Dar tu, ungkapan-ungkapan a-Ouran yang dpandang berbcara
tentang struktur rasona aam semesta berwatak santk (|uga
Rchard C. Martn dan Martn R. Woodward, Defenders of *eason in "sla
(Oxford:Oneword, 1997), 11.
16
karena, sebagamana pendapat Ibn Hazm
28
(w. 456/1073), ktab suc
bertentangan dengan pen|easan yang rahasa, esoters dan d uar
keazman).
29
Beberapa ayat a-Ouran, msanya, ada yang membcarakan
pen|easan santk perkembangan embro. Ayat yang menun|ukkan n
msanya OS 22:5: "9ai anusia, <i;a ;au dala ;era(uan tentan(
;e6an(;itan =dari ;u6ur>, Ma;a =;etahuilah> Sesun((uhn#a ;ai 'elah
en<adi;an ;au dari tanah, 7eudian dari setetes ani, 7eudian
dari se(upal darah, 7eudian dari se(upal da(in( #an( Sepurna
;e<adiann#a dan #an( tida; sepurna, a(ar ;ai <elas;an ;epada
;au dan ;ai tetap;an dala rahi, apa #an( ;ai ;ehenda;i
sapai wa;tu #an( sudah ditentu;an, 7eudian ;ai ;eluar;an ;au
se6a(ai 6a#iD dan OS 23: 12-14: "Dan Sesun((uhn#a ;ai 'elah
encipta;an anusia dari suatu saripati =6erasal> dari tanahA
7eudian ;ai <adi;an saripati itu air ani =#an( disipan> dala
tepat #an( ;o;oh =rahi>A 7eudian air ani itu ;ai <adi;an
se(upal darah, lalu se(upal darah itu ;ai <adi;an se(upal
da(in(, dan se(upal da(in( itu ;ai <adi;an tulan( 6elulan(, lalu
tulan( 6elulan( itu ;ai 6un(;us den(an da(in(A 7eudian ;ai
28 Lhat Muh}ammad A>bd a-|a>br>, 'a;wi>n al%5+!l al%5+ra6i> (Berut: Markaz
Dra>sa>t a-Wah}da a-Arabyya, 1994), 299 h.
29 Bagamanapun, ha n tdak berart kta harus mengngkar dmens kea|aban
daam a-Ouran, meskpun demns n harus dreduks ke daam perspektf
antropoogs dan ngustk: Seteah membaca uraan-uraan d atas, apakah dapat
kta amb benang merah dar kemu|zatan a-Ouran? Ya, dar kesmpuan tersebut,
kta dapat mehat beberapa ndkas yang men|easkan adanya berbaga macam
kemu|zatan a-Ouran; terutama |ka mengatkan bagan-bagan kemu|zatan
dengan bagan-bagan kea|aban tersebut ternyata memk dmens antropoogs,
rasona, reatas dan aam semesta. Secara obyektf, tdak akan pernah ada
perbedaan yang mencook antara tuntutan hat yang mendomnas tertngg dengan
tuntutan aka yang berada d urutan kedua. Antara yang satu dengan yang annya
memk fungs kogntf dan fungs pskoogs terhadap perstwa-perstwa se|arah
dan masyarakat setempat. Ha n adaah satu kendaa besar yang tdak bsa kta
remehkan. Daam membahas tentang kea|aban a-Ouran, kta bsa menggunakan
metode anass ngustk dan sastra terapan sebaga dasar teks-teks tertus
(Mohammed Arkoun, Lectures du 1oran (Pars: Massoneuvu, 1982), 89).
17
<adi;an dia a;hlu; #an( =6er6entu;> lainA Ma;a Maha sucilah +llah,
0encipta #an( palin( 6ai;DA |ad, aktus pencptaan Tuhan merupakan
sebuah aks sk yang bsa kta |easkan dengan stah-stah santk.
Karena tu, beberapa teoog memaham ayat yang dsebutkan d atas
sebaai pen|easan santk tentang perkembangan embro yang
menentukan phan-phan bo-ets. A-Ouran |uga menggambarkan
sketsa astronom: a-Ouran beruang ka mengsyaratkan tu|uh angt
daam astronom kuno dengan tu|uh panet (buan, merkurus, venus,
matahar, mars, |upter, dan saturnus) yang berputar mengng bum;
daam OS 71:15-16 struktur benda-benda angt dukskan dengan
buan dan matahar mempunyakedudukan yang stmewa: F'ida;;ah
;au perhati;an 6a(aiana +llah 'elah encipta;an tu<uh lan(it
6ertin(;at%tin(;atG Dan +llah encipta;an padan#a 6ulan se6a(ai
caha#a dan en<adi;an atahari se6a(ai pelitaGD. Kemudan daam
OS 65:12, struktur angt dhubungkan dengan perntah (ar) Tuhan
dan mu(5il)-Nya: "+llah%lah #an( encipta;an tu<uh lan(it dan
seperti itu pula 6uiA perintah +llah 6erla;u padan#a, a(ar ;au
en(etahui 6ahwasan#a +llah Maha 7uasa atas se(ala sesuatu, dan
Sesun((uhn#a +llah ilu%B#a 6enar%6enar eliputi se(ala sesuatuDA
Cptaan dan Perntah (;hal! dan ar) muncu beruang ka daam a-
Ouran, akan tetap keduanya hadr secara bersama-sama hanya
daam OS 7:54.
Maka dengan beran|ak dar ayat-ayat yang |eas n, sebagan
kaangan pemkr Isam sepakat bahwa a-Ouran merupakan sebuah
ktab yang rasona yang mendorong penguasaan mu dan penetan.
D antara para pemkr tersebut adaah kaangan sekuar, msanya
A> Abd a-Ra>zq (1888-1966) dan para pengkut Mutazsme
kontemporer msanya Ah}mad Amn (1886-1954) dan H}asan
H}ana> (. 1935). Daam karya utamanya, *isa>lat al%'auh4i>d,
18
seorang teoog Saa> Mesr, Muh}ammad Abduh (1849-1905)
mengagung-agungkan Isam sebaga agama yang bersungguh-
sungguh berusaha mengawnkan aka dan kemanan. Poss Abduh
sangat terkena sehngga tdak peru menghadrkan kemba bagan
dan topk dar karyanya d sn.
30
Namun ada baknya d sn tetap
dtekankan bahwa kerasonaan a-Ouran teah dbea se|ak ama |auh
sebeum era modern oeh para teoog dan osof abad pertengahan,
yakn masa Isam kask.
Ghaza>>, msanya, daam buku Mi>.a>n al%5+al,
mengagungkan nteektuatas dan sans dan mengdentkas adanya
akar-akar aktvtas nteektua dan na santk daam a-OuranA
Inteektuatas dan aka merupakan anugerah pang besar yang
dberkan Tuhan kepada manusa: n dbuktkan daam ayat (OS 24:25)
yang menyatakan pengetahuan sebaga Cahaya Tuhan. Cahaya
menymbokan Tuhan, sebaga sumber pengetahuan, dan a-Ouran,
sebaga mode dasar (archt#pe) pengetahuan. Cahaya tersebut
menynar nteek manusa, yang anaog dengan Cahaya, dan
men|adkannya sebaga matrk mu pengetahuan: Deu ouvre e coeur
du savant a a scence qu est par rapport a Lu e pus propre de Ses
attrbutes. Auss, e savant se trouve-t etre comme e tresorer de ses
pus bees fortunes (Tuhan membuka hat para uama kepada mu
Aah. Mereka ebh mua dar pada para maakat-maakat-Nya. |ad,
uama danggap sebaga sesuatu yang ebh berharga dar pada harta
benda).
31
Ghaza> menyatakan gagasan yang sama daam buku,
Jawahir al%Quran: sfat-sfat Tuhan, Maha Mengetahu dan Maha
30 Muh}ammad Abduh, *isa>lat al%'auhi>d: Espose de la reli(ion usulane
(Pars:Geuthner, 1978), 5-6.
31 Abu> H{amd Muha}mmad bn a-Muh}ammad a-Ghaza>, Mi.an al%5+al (Karo:
Maktabat a-|nd>, 1973), 118-119. dkutp dar ter|emah Prancs oeh H. Hachem, Le
critere de laction (Pars: Masonneuve, 1945), 97-98. Lhat |uga ter|emah Itaa, La
6ilancia della.ione ed altri scritti, oeh Massmo Campann (Torno: Utet, 2005).
19
B|aksana, tercakup daam mode dasar (archt#pe) a-Ouran. Sang
pencar pengetahuan, yang ngn merengkuh rahasa keb|aksanaan,
memanfaatkan mode dasar n (archt#pe) sebaga sumber dar segaa
sesuatu yang da pea|ar.
Pembantah terbesar a-Ghaza>, Ibn Rusyd, menetapkan
possnya meau dua karyanya yang sang berkatan: 7as#f 5an
Mana>hi< al%+dilla 8 5+!a>id al%Milla dan )as4l al%Ma!alA Daam 7as#f,
da menyatakan bahwa keseuruhan a-Ouran pada dasarnya bers
seruan untuk meakukan pengu|an dan perenungan serta
penyedkan.
32
Daam )as4l al%Ma!a>l, da mengembangkan argumen
yang ebh kompeks dan ta|am untuk menun|ukkan bahwa a-Ouran
merangsang pembea|aran safat dan sans. Da berpendapat bahwa
Kapanpun ketka kesmpuan dar sebuah demonstras tdak sesua
dengan makna permukaan (makna .4ahir) ktab suc, maka makna
permukaan tersebut dapat terus dga dengan penafsran aegors
berdasarkan aturan-aturan penafsran daam bahasa Arab.
33
Pernyataan n dapat dna searas dengan skap gaean sepert yang
teah dsebutkan terdahuu, karena, d satu ss, Ibn Rusyd mengutp
ayat-ayat a-Ouran tentang rasonatas, dan d ss an, da
berpendapat bahwa semua et (utamanya para osof dan sants)
mestnya meakukan tawi>l dan bahwa hermeneutka sangat
dperukan daam rangka memaham secara tepat bagan-bagan yang
ambgu dar teks. Da menus:
34
Bahwa Hukum yang memerntahkan untuk merenungkan segaa
sesuatu yang ada dan untuk mencar pengetahuan tentangnya
32 Ter|emah Inggrs oeh I. Na||ar, )aith and *eason in "sla (Oxford: Oneword,
2002).
33 G. Houran (ed.), +,erroes on the 9aron# of *eli(ion and 0hilosoph# (London:
Luzac, 1976), 51.
34 Houran, +,erroes on the 9aron# of *eli(ion and 0hilosoph#, 44-45.
20
meau aka sangat |eas dsebutkan daam beberapa ayat a-
Ouran. Msanya, ayat fata6iru> #a> u>li>l a6s4ar (OS 59:2).
Ayat n merupakan otortas tekstua bag kewa|ban untuk
menggunakan penaaran aka, atau gabungan antara penaaran
aka dan hukum. Contoh annya adaah rman Tuhan: 185.
"+pa;ah ere;a tida; eperhati;an ;era<aan lan(it dan 6ui
dan se(ala sesuatu #an( dicipta;an +llah, dan ;eun(;inan telah
de;atn#a ;e6inasaan ere;aG (OS 7: 185). In merupakan ayat
yang mengan|urkan untuk mempea|ar segaa sesuatu yang ada.
Dan:
35
Kapanpun penyedkan-penyedkan demonstratf menghaskan
pengetahuan apa pun tentang segaa sesuatu, maka segaa
sesuatu tu mencakup apa-apa yang tdak termaktub maupun
yang termaktub daam ktab suc. |ka tak-termaktub daam ktab
suc, maka tdak ada kontradks, begtu pua kasus dengan soa
tndakan yang kategornya tdak tercantum daam ktab suc, maka
ah hukum (fu!aha) harus meakukan nferens (istin6ath) meau
penaaran yang ddasarkan pada ktab suc. |ka ktab suc
berbcara tentang tndakan tu, maka makna permukaan kata tu
bsa sa|a sesua atau tdak sesua dengan kesmpuan demonstratf
tentangnya. |ka makna permukaan tu sesua, tdak ada
perdebatan ebh an|ut. |ka a tdak sesua atau bertentangan,
maka a membutuhkan penafsran aegors. Yang dmaksud dengan
penafsran aegors adaah: meuaskan makna sebuah ungkapan
dar makna r (har8ah) ke makna metafors, tanpa mengabakan
kadah-kadah praktk-praktk metafors bahasa Arab.
35 Houran, +,erroes on the 9aron# of *eli(ion and 0hilosoph#, 50.
21
Ibn Rusyd merupakan saah satu tokoh safat hermeneutka
daam pemkran Isam. Pemkrannya tentang tawi>l tdakah
mengacu pada eve makna metass yang rahasa, tersembuny dan
esoterk yang meampau makna tera, sebagamana yang dpaham
para pengkut Syah, akan tetap mengacu pada eve makna ngustk
d mana konsep, bahkan segaa sesuatu, menun|ukkan drnya daam
kata-kata
36
(daam ha n, da mengkut |aan Ibn Hazm)
37
. Bahasa
menampakkan segaa sesuatu yang ada sebagamana adanya, akan
tetap ss-ss yang berbeda dar yang ada dtangkap meau metode
yang berbeda tergantung bagamana bahasa bsa dpaham. Daam ha
n, peran nterpreter sangat pentng: nterpreter-ah yang men-dekode
makna teks dan struktur ngustknya. Karena tu, Ibn Rusyd daam
)as4l al%Ma!a>l menyatakan bahwa d eve semantk, dua proposs
yang secara permukaan bertentangan dapat danggap sepadan,
msanya duna n dcptakan ataukah duna n abad. Dua proposs
d atas sebenarnya sama-sama benar, hanya sa|a keduanya
dekspreskan dengan cara berbeda secara ngustk. Dengan
demkan, terkat dengan masaah hubungan a-Ouran dan sans,
maka Ibn Rusyd dapat danggap sebaga pendukung tess poss partial
a(reeent: bag da, ekspres a-Ouran bukannya tdak searas dengan
36 Lhat Massmo Campann, Lintelli(en.a della fede: )iloso8a e reli(ione in +,erroe
e nella,erroiso (Bargamo: Lubrna, 1989); Over Leaman, +,erroes and his
philosiph# (Oxford: Cerendon Press, 1988; dterbtkan uang Rchmond: Curzon,
1998), 196: Bahasa kta cukup eksbe untuk menangkap keragaman pandangan.
Daam metodoog safatnya, Ibn Rusyd mencoba untuk menun|ukkan bagamana
bahasa sangat memungknkan untuk menggambarkan sesuatu meau berbaga
cara. Ketka da mencoba untuk mendamakan pandangan yang secara permukaan
kontradktf, strateg yang dgunakannya adaah berpendapat bahwa seuruh
pandangan n dterma sebaga aspek-aspek yang berbeda dar sesuatu tersebut.
Pergerakan Ibn Rusyd memberkan fokus yang pentng bag pemkrannya, sfat yang
tepat dar konk permukaan antara aka dan agama. Daam paparan sementaranya
tentang bahasa, Ibn Rusyd mengatakan bahwa konk n mengurang tekanan antara
aspek-aspek yang berbeda daam sesuatu, yakn, bagamana duna n sebenarnya.
37 Lhat Muhammad A>bd a-|a>br>, 'a;wi>n al%5+!l al%5+ra6i>, 299-323.
22
kebenaran santk, sementara hermeneutka beker|a daam kordor
bahasa Arab dan a-Ouran.
Poss Ibn Rusyd memungknkan kta untuk mengaku bahwa
terepas dar apakah kosmoog Ouran atau embroog Ouran
bersfat santk atau tdak, namun yang |eas bahwa ungkapan a-
Ouran mempertahankan na-na smbosnya daam struktur
ngustk yang tak terbatas. Apakah etos a-Ouran bersfat santk
atau tdak? D ttk n, persoaan hermenetka kemba mencuat. Ibn
Rusyd menyeesakan kesutan n dengan berpendapat bahwa bahasa
agama dan bahasa sans berbeda, tap bukan berart keduanya
bertentangan. Agama dan sans (safat) tdak bertentangan;
keduanya sang mendukung dan menun|ang.
38
Ktab suc tdak bers
pernyataan-pernyataan santk yang ekspst maupun hukum-hukum
aam yang ketat. Sebaknya, ktab suc dungkapkan daam bahasa
yang sederhana dan dapat dpaham orang awam. Sean|utnya,
berbeda dengan ktab suc, sans dan safat dungkapkan daam
bahasa yang canggh dan dsarat demonstras. Karena tu, adaah
mustah mencar sebuah demonstras santk atas aam semesta
daam a-Ouran, yakn apakah aam semesta dcptakan atau tdak
dcptakan, terbatas atau tdak terbatas. Oeh karena tu, asums a-
Ouran bahwa aam semesta dcptakan dan asums osos bahwa a
tdak dcptakan dan abad tdakah bertentangan, hanya sa|a
persoaannya teretak pada pengungkapan daam bahasa yang
berbeda.
39
Pandangan Ibn Rushd beru|ung pada keharusan pemakaan
nterpretas aegors atas makna permukaan wahyu. Hanya
hermeneutka tekstua dan penguasaan bahasa santk yang tepatah
38 Houran, +,erroes on the 9aron# of *eli(ion and 0hilosoph#, 50.
39 Houran, +,erroes on the 9aron# of *eli(ion and 0hilosoph#, 55-57.
23
yang akan mampu men|amn teraksananya proses nterpretas sepert
n.
Pemkran semacam n dungkap kemba oeh Nas}r H{amd
Abu> Zayd. Pemkr modern n tdak secara ekspst membncangkan
persoaan nterpretas a-Ouran dar sudut pandang mu pengetahuan
aam. Namun, dskursusnya bertu|uan untuk menetapkan batas
penyedkan hermeneutka. Pada ttk nah, persoaan sans men|ad
reevan. Abu> Zayd mendukung hstorstas teks dan bahasa -hat sa|a
pernyataannya yang ta|am berkut n: Teks merupakan produk budaya
dan se|arah.
40
Kesmpuan pertama yang dapat kta tark (sayangnya
tdak bsa dbahas pan|ang ebar d sn) adaah bahwa doktrn
Mutazah atas "kemakhukan" a-Ouran sangatah tepat untuk
terwu|udnya pendekatan hermeneutka n. Kedua, pada akhrnya, teks
agama sebernanya adaah teks ngustk. In berart bahwa teks-teks
tersebut merupakan mk suatu struktur budaya yang teah mapan;
bahwa mereka dcptakan se|aan dengan dengan hukum-hukum
budaya yang meahrkannya dan yang bahasa kebudayaan tu
merepresentaskan secara perss sstem semotk utama dar teks-teks
tersebut.
41
Berdasarkan pandangan n, tanda-tanda ngustk
mengubah kandungan smbo,
42
dan anass ngustk merupakan satu-
satunya cara yang bsa dakukan seseorang untuk memaham bahasa
dan Isam sendr.
43
40 Abou Zed, 1riti!ue du discours reli(ieux, 27. Buku n merupakan kumpuan
makaah yang dkumpukan dar beberapa karya an: msanya, bab pertama
merupakan ter|emah dar bab pertama karya utama Abu> Zayd, Mafhu al%Bas4s4
(Berut dan Casabanca: a-Markaz a- Thaqa> a-Arab>, 2000), 9-28. Bab an
dramu dar buku Ba!d al%7hit4a>6 al%Di>ni> (Karo: Da>r a-Thaqa>fa a-|ad>da,
1992).
41 Abou Zed, 1riti!ue du discours reli(ieux, 63.
42 Abou Zed, 1riti!ue du discours reli(ieux, hm. 29: a angue est un nstrument par
eque e monde emprque et es dees se transforment en symboes (bahasa adaah
sebuah nstrumen percakapan d mana duna emprk dan de dtransformaskan
daam bentuk smbo).
43 Abou Zed, 1riti!ue du discours reli(ieux, 32.
24
|ka teks agama adaah teks ngutk pada umumnya dan karena
tu bsa men|ad sasaran anass hermeneutk, maka konsekuensnya
adaah a-Ouran tdak dapat dnterpretaskan secara tera sebaga
sebuah teks santk. Sebaknya, a-Ouran mempertahankan seuruh
na smbos sebuah teks yang menghantarkan nterpreter ke daam
eve teoogs, mora bahkan pots dan, tentu sa|a, na-na smbos
n makn memperbanyak makna dar teks tu sendr. Daam pandngan
Abu> Zayd, teks akan hdup |ka dhubungkan dengan prakss
manusa: Reatas merupakan dasar yang tdak dapat kta
sembunykan. Teks ahr dar reatas dan konsep-konsep serta de-
denya ahr dar bahasa dan budaya tertentu. Makna teks dperbaru
akbat adanya persentuhan dengan prakss dan aktvtas manusa.
44
Seteah proses pewahyuan dmua, a-Ouran memasuk se|arah dan
memperoeh dmens kedunawan. Namun proses n tdak mebatkan
rekas atau pemberhaaan atas teks (daam pengertan Marxs): teks
bukanah sesuatu yang meampau kapastas pemahaman manusa.
Sebaknya, mereduks teks men|ad hanya sebatas eve naar dan
pemahaman manusa sa|a akan meepaskan potens makna dan
nterpretas: A-Ouran merupakan teks yang sudah baku dar sudut
pandang tera dan ekspres zahrnya, akan tetap karena a-Ouran
dbawahkan kepada aka manusa (al%5a!l al%insa>ni>), maka a
men|ad sebuah Konsep (afhu>) yang tdak ag baku dan beku
perss saat makna-maknaya berkembang-bak.
45
Abu> Zayd membandngkan tafsr tradsona, tafsr kask a-
T{abar> (w. 310/923) atau Zamakhshar> (w. 538/1144), dengan
tawi>l, tafsr hermeneuts. Menurutnya, tafsr hermeneuts bukanah
anass sederhana terhadap teks, akan tetap ebh mengmpkaskan
44 Abou Zed, 1riti!ue du discours reli(ieux, 188.
45 Abu> Zayd, Ba!d al%7hit4a>6 al%Di>ni>, 93.
25
adanya ngkaran hermeneuts antara nterpreter dan teks yang
dtafsrkan (the interpreted): tawi>l ddasarkan pada gerak pkran
penafsr ke arah teks (h4ara;at dhihn al%uawwil ila> uwa><ahat al%
nas4s4).
46
'awi>l tdak hanya memaksa kta untuk kemba kepada
sumber (as4l) teks, akan tetap |uga memaksa kta untuk mengadops
perspektf teeoogs dan fenomenoogs daam mencar tu|uan dan
maksud teks: Kata tawi>l bermakna kemba kepada sumber orsn
dan pada saat yang bersamaan |uga berart mencapa akhr dan tu|uan
(hadaf wa (ha#a>).
47
Teeoog n tdak berusaha mengutak-atk teks
dengan cara-cara yang sudah dtentukan sebeumnya secara
konseptua maupun deoogs; sebaknya, a mengarahkan teks ke
sumber nspras nterpretf yang tdak ada habsnya, autan smbo
dan permata-nya Ghaza. |ad, potens makna teks tdakah terbatas
(bandngkan dengan pendapat Pau Rcoeur daam penyedkan
fenomenoogs daam hermeneutka).
48
Abu> Zayd sadar bahwa
obyektvtas tawil adaah bersfat kutura (tsa!a8>) dan tdak
mutak.
49
Sebaga konsekuensnya, syarat boogs dan kosmoogs
daam a-Ouran tdakah bersfat santk. Namun, syarat-syarat tu
dapat dnterpretaskan secara smbos oeh kehaan hermeneutka
tekstua.
Saah satu persoaan pang serus yang dhadap budaya Isam
kontemporer ketka berhadapan dengan moderntas adaah masaah
hstorssas a-Ouran dan hermeneutka a-Ouran. Namun saya
percaya bahwa sous yang dtawarkan bak oeh Ibn Rusyd maupun
Abu> Zayd tdak bertentangan dengan perspketf Isam tentang
kesakraan ktab suc. Sstem ngustk a-Ouran membentuk teks yang
46 Abu> Zayd, Mafhu> al%Bas4s44, 239.
47 Abu> Zayd, Mafhu> al%Bas4s4, 229.
48 Lhat msanya Pau Rcoeur, 'eps er et recit (Pars: Seu, 1983).
49 Abu> Zayd, Mafhu> al%Bas4s4, 240.
26
mapan, akan tetap ntens nterpreter dapat menyngkap puratas
makna: hermeneutka osos bsa sa|a mengena andasan sans
daam a-Ouran tanpa peru menyatakan bahwa a-Ouran adaah buku
sans. Yang terpentng adaah bagamana nterpreter men-dekode
art/rasa (sense) teks meau ntensonatas pandangan nterpreter
tersebut. |ka untuk hpotess ker|a kta memaka pernyataan Gadamer
bahwa Se|auh da bsa dpaham, maka Ada adaah bahasa (as far as
it can 6e understood, 6ein( is lan(ua(e),
50
maka kta harus mengaku
bahwa daam Isam, esens duna dan Tuhan dsngkap daam bahasa
a-Ouran dan bahwa a-Ouran, sebaga lo(os Tuhan, kaam angsung
Tuhan, dapat men|ad kerangka aletheia (daam pengertan Hedegger)
sans. |ka kta menerma konsep aletheia sans n, maka nscaya kta
dapat menyngkap kebenaran meau nterpretas; dan pada akhrnya
kebenaran adaah bahasa tu sendr, karena nterpretas terkat
dengan bahasa. Sebagamana hanya daam mu pengetahuan aam,
kta dapat membuka seubung aletheia daam bahasa a-Ouran
asakan kta berhas mengembangkan dan mepatgandakan potens
makna yang terkandung daam teks, tetap n adaah tugas nterpreter
yang mehat teks ewat prasangka-prasangka yang dmknya.
Semakn banyak nterpreter, semakn banyak prasangka-prasangka
dan semakn banyak pua makna. Sebagamana dnyatakan Hasan
Hana: Tdak ada nterpretas yang benar ataupun nterpretas yang
saah, tdak ada pemahaman yang benar ataupun pemahaman yang
saah. Yang ada hanyaah upaya-upaya yang berbeda daam mendekat
teks meau motvas yang berbeda-beda. Tdak ada nterpretas
tungga untuk sebuah teks, meankan ada berbaga macam
nterpretas yang ahr akbat perbedaan daam cara memaham yang
dpaka oeh beragam nterpreter. |ad, pada dasarnya nterpretas atas
50 Gadamer, Wahrheit und Methode, 542:Sen, das verstanden werden kann, st
Sprache.
27
sebuah teks past bersfat ma|emuk.
51
Sehngga, meskpun terkesan
sang bertentangan, namun skap total a(reeent, partial a(reeent,
dan tdak sepakat sama seka (not a(reeent at all) menyangkut
hubungan a-Ouran dengan sans bukannya tdak terkat satu sama
an. Sebaknya, ketga poss beker|a secara parae d eve ngustk
yang berbeda.
51 Hana, Method of 'heatic "nterpretation of the Quran, 417.
28

Das könnte Ihnen auch gefallen