Yuda Putri Bahasa Indonesia 9 14 September 2014 Analisis Salah Asuhan Simbol, merupakan unsur intrinsik penting karena dengan menggunakan simbol kepada karakter, kita bisa membuat karakter tersebut lebih mudah untuk dipahami. Kadang kala susah menjelaskan sesuatu dengan kata-kata. Dengan simbol, kita bisa mewakili sesuatu yang abstrak (Eta, Unsur dan Nilai Sastra). Dalam buku karangan Abdoel Moeis bernama Salah Asuhan, ada beberapa karakter yang mempunyai simbol dalam buku. Simbol mereka mempunyai peran penting dalam alur cerita. Simbol figur Rapiah, Tante Lien, dan Corrie membawa kehancuran pada kehidupan Hanafi. Simbol figur Rapiah adalah salah satu faktor dalam kehancuran hidupnya Hanafi. Rapiah disimbolkan sebagai minyak dan Hanafi sebagai air. Mereka berdua tidak pernah sependapat dan tidak pernah akur dengan satu sama lain. Seperti dalam buku, Hanafi dan Rapiah tidak pernah menjalin hubungan dengan satu lain setelah pernikahan. Tujuan Hanafi pun menikahi Rapiah bukan karena liefde (cinta) tetapi karena plisht (kewajiban). Walaupun mereka mempunyai anak bernama Syafei, Hanafi memandang Rapiah bukan sebagai istri, tetapi melainkan pembantu. Ini karena Rapiah tidak menjalin hubungan dengan Hanafi dan takut akannya. Ia tak benci pada suaminya, melainkan takut. (Moeis, 91) Dalam sisi Hanafi, ia merasa bahwa Rapiah membuat dia turun derajat. Seperti yang Hanafi katakan Rapiah memang orang kampung benar. Derajat dan martabat laki-laki akan naik atau turun dengan keadaan istrinya. (158). Terakhir, sebab Indra 2
Rapiah adalah faktor dalam kehancuran hidup Hanafi karena Rapiah adalah budi yang harus dibayar kepada Engku Sutan Batuah (ayah Rapiah) karena telah membiayai sekolahnya saat masih kecil. Jadi, jika dikupas kulit tampak isi, sebenarnya aku sudah tergadai kepada Engku Sutan Batuah? Dan utangku kepadanya, utang uang dan utang budi, hanya langsai (selesai), bila kupulangi (menikahi) Rapiah? (77). Dari pernyataan yang dibuat oleh Hanafi terlihat bahwa dia harus memikul tanggung jawab supaya menikahi Rapiah. Inilah salah satu faktor dalam kehancuran hidup Hanafi. Tante Lien, walaupun hanya muncul didalam buku secara singkat, dia merupakan faktor terbesar dalam kehancuran hidup Hanafi. Tante Lien merupakan ciri-ciri dalam peribahasa tersebut Musang berbulu ayam yang artinya dia menyembunikan kejahatannya dengan perilaku baik (Gandasudirja, 60). Dapat kita lihat dalam Bab 17 dimana Tante Lien mengunjungi Corrie dengan menghiburnya dan mencoba menjadi akrab. Maksudnya tidak lain hanyalah buat bersenda gurau dan merintang-rintang hati Corrie dengan melihat-lihat nasib daripada kartu. (Moeis, 202). Simbol Tante Lien dalam buku ini memang musang berbulu ayam, karena dia telah mengakibatkan kesalahpahaman antara Corrie dan Hanafi yang akhirnya bercerai. Salah satu faktor yang mengakibatkan kesalahpahaman antara Corrie dan Hanafi adalah karena Tante Lien meninggalkan putung rokok. Sementara itu, Tante Lien sedang mengisap sepuas-puas hatinya, habis sebatang, sebatang lagi, hing hamper penuhlah abu rokok oleh puntungnya. (209). Namun, kesalahan yang ada tidak hanya boleh dilampiaskan kepada Tante Lien, karena Corrie sudah mengabaikan peringatan tentang Tante Lien dari tetangganya. barang siapa yang acap kali didatangi oleh nyona tua penjual perempuan tentu tidak boleh dipercayai lagi akan kesopanannya. (207). Karena simbol Tante Lien yang musang berbulu ayamlah yang menyebabkan kehancuran hidup Hanafi. Indra 3
Salah satu karakter yang mengakibatkan kehancuran Hanafi, adalah yang dia cintai Corrie du Bussee. Hanafi sangat cinta mati dengan Corrie, kadang kala ia hampir lupa akan perbedaan rasnya dengan Corrie. Tetapi, simbol Corrie mempunyai makna besar dalam alur cerita. Simbol Corrie adalah kucing yang tidak mempedulikan orang lain tetapi hanya diri sendiri. Sifat egois Corrie sangat keras dalam alur cerita. Dia juga menyalahkan Hanafi atas hal- hal yang telah diperbuatkannya. Misalnya, saat Corrie dan Hanafi berciuman, Corrie juga yang membuat langkah pertama dalam menciumi Hanafi. Apabila Hanafi mencium bibirnya, membalaslah ia dengan tidak sengaja (Moeis, 53). Mereka hampir melewati batas, tetapi untungnya kedatangan tukang pos memberhentikan mereka. Setelah kejadian itu, Corrie menyesalinya dan berpikir Karena ia tahu, bahwa pada saat itu ia tidak berdaya sedikit jua untuk menolak sebarang kehendak Hanafi! (57). Sifat keegoisan Corrie juga terjadi saat Hanafi dan dia memiliki kesalahpahaman. Inilah salah satu faktor terbesar dalam kehancuran hidup Hanafi dan juga awal dari kehancurannya. Mereka bercerai karena kesalahpahaman yang dibuat oleh Tante Lien saat dia sedang merokok dan menjual berlian kepada Corrie. Corrie, yang tidak mau merasa bersalah, tidak mengasih tahu kepada Hanafi tentang hal tersebut dan akhirnya Hanafi menuduh Corrie atas perzinahan. Corrie berkata ke Tante Lien Jika kuceritakan hal ini kepada suamiku, niscaya Tante akan mendapat susah. (214). Kesalahan yang dibuat oleh Corrie adalah saat dia sudah tidak tahan dengan tuduhan yang dibuat oleh Hanafi. Tapi hatinya semakin panastak ada lagi cintanya pada Hanafi pada saat itu; sukalah ia bercerai seumur hidup. (216). Karena simbol Corrie yang kucing hanya tahu diri, dia telah menyebabkan kehancuran hidup Hanafi. Dari pernyataan yang telah diungkapkan, jelas sudah bahwa kehancuran hidup Hanafi disebabkan oleh simbol figur Rapiah, Tante Lien, dan Corrie. Seperti yang dikutip sebelumnya, Indra 4
simbol mewakili sesuatu yang abstrak (Eta, Unsur dan Nilai Sastra). Buku karangan Abdoel Moeis berjudul Salah Asuhan ini telah mengajar kita tentang bagaimana kita bisa hancur karena orang-orang yang ada di hidup kita.
Indra 5
Referensi Moeis, Abdoel. Salah Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka, 2010. Gandasudirja, Maskar. 700 Peribahasa Indonesia. Bandung: Toko Buku Ekonomi, 1986. Eta, Arista. Unsur Nilai dan Sastra. Blogspot. Januari 2011. Web. 11 Oktober 2014. <http://aristhaserenade.blogspot.com/p/unsur-dan-nilai-sastra.html>.