PT XXX (Penggugat) merupakan wajib pajak yang berdomisili dan merupakan
wajib pajak Indonesia dan Petra Foods Limited Singapura yang merupakan lawan transaksi adalah wajib pajak dalam negeri Singapura dimana antara negara Indonesia dan Singapura telah terikat pada Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda. Bagaimana perlakuan MAP terhadap PT XXX? Jawaban: Bahwa sesuai ketentuan P3B tersebut, wajib pajak dapati menempuh prosedur kesepakatan bersama (MAP) walaupun telah di tempuh hukum yang ada dalam UndangUndang domestik yaitu pengajuan Keberatan maupun Banding; bahwa Pasal 32 A Undang-Undang nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan disebutkan, "Pemerintah berwenang untuk melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain dalam rangka penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak."
bahwa kedudukan suatu perjanjian intemasional atau treaty yang merupakan "lex specialis derogat legi generalis" terhadap ketentuan domestik sesuai yang telah disebutkan dalam penjelasan atas pasal 32 A Undang-Undang nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, "Dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan negara lain diperlukan suatu perangkat hukum yang berlaku khusus(lex-spesialis) yang mengatur hak- hak pemajakan dari masing-masing negara guna memberikan kepastian hukum dan menghindarkan pengenaan pajak berganda serta mencegah pengelakan pajak. Adapun bentuk dan materinya mengacu pada konvensi internasional dan ketentuan lainnya serta ketentuan perpalakan nasional masing masing negara.".
bahwa sehingga dalam hal apabila terdapat perbedaan pengaturan antara UU PPh dengan tax treaty, maka ketentuan P3B (tax treaty) yang diperlakukan (Tax Treaty Superceeding Domestic Tax Laws);
bahwa negara-negara yang membuatnya wajib memastikan bahwa P3B dapat diterapkan dalam hukum domestiknya, sehingga semestinya atas Permintaaan Pelaksanaan Prosedur Persetujuan Bersama (Mutual Agreement Procedure atau MAP) sesuai surat Penggugat nomor GFJ/29/III/2011 25 Maret 2011 tidak ditolak;