Oleh : Weni Apriyani, S.Kep. Ns Definisi Suatu keadaan di mana terdapat penumpukan cairan dalam pleura transudat atau eksudat yg diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura viseralis. Suatu keadaan ketika rongga pleura dipenuhi oleh cairan (terjadi penumpukan cairan dalam rongga pleura) Etiologi Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi : 1. Transudat Disebabkan oleh kegagalan jantung konges (gagal jatung kiri), sindrom nefrotik, asites (oleh karena sirosis hepatis), sindrom vena kava superior, tumor. 2. Eksudat Disebabkan oleh infeksi, TB, pneumonia, tumor, infark paru, radiasi, dan penyakit kolagen 3. Efusi Hemoragi Disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark paru, dan tuberkulosis
Efusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar cairan bebas dalam kavum pleura.Kemungkinan proses akumulasi cairan dirongga pleura terjadi akibat beberapa proses yang meliputi (Guyton dan Hall, 1997) : 1. Adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura 2. Gagal jantung yg menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudai cairan yg berlebihan ke dalam rongga pleura 3. Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma juga memungkinkan terjadinya transudasi cairan yang berlebihan. 4. Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan pleura dari rongga pleura dapat menyebabkan pecahnya membran kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara cepat. Sesak napas Rasa berat pada dada nyeri pleuritis akibat iritasi pleura yang berrsifat tajam dan terlokalisasi terutama pada saat batuk dan bernafas Batuk nonproduktif Manifestasi Klinis Asuhan Keperawatan Anamnesis Identitas klien yg harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumahm agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yg dipakai, status pendidikan, pekerjaan klien
Keluhan Utama Biasanya didapatkan keluhan berupa sesak napas,Rasa berat pada dada, nyeri pleuritis akibat iritasi pleura yang berrsifat tajam dan terlokalisasi terutama padasaat batuk dan bernafas serta batuk nonproduktif
Riwayat Penyakit Saat Ini Klien efusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya keluhan seperti batuk , sesak napas, nyeri pleuritis, rasa berat pada dada, dan BB menurun. Riwayat Penyakit Dahulu Apakah klien pernah menderita penyakit spt TB paru, pneumonia, gagal jantung, trauma,asites. Riwayat Penyakit Keluarga Ditanyakan apakah ada anggota keluarga yg menderita penyakit yg dpt menyebabkan efusi pleura spt kanker paru, asma, TB paru, dll. Pengkajian Psikososial Meliputi apa yang dirasakan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana perilaku klien terhadap tindakan yang dilakukan kepada dirinya. Pemeriksaan Fisik B1 (Breathing) Inspeksi Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan yang disertai penggunaan otot bantu pernapasan.Gerakan pernapasan ekspansi dada yg asimetris (pergerakan dada tertingal pada sisi yg sakit), iga melebar,rongga dada asimetris (cembung pada sisi yg sakit). Pengkajian batuk yang produktif dengan sputum purulen.
Palpasi Pendorongan mediastinum ke arah hemithoraks kotralateral yg diketahui dari posisi trakhea dan ictus cordis. Taktil fremitus menurun terutama efusi pleura yang jumlah cairanya >300cc. Disamping itupada palpasi juga ditemukan.
Perkusi Suara perkusi redup hingga pekak tergantung dari jumlah cairannya Pemeriksaan perkusi pd efusi pleura biasanya didapatkan pekak (flatness) pada daerah dasar romgga dada sisi yg sakit, suara redup (dullness) pada tengah dada, dan suara resonan menurun (resonan) pada apeks paru
Auskultasi Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit. Pada posisi duduk, cairan semakin keatas semakin tipis
B2 (Blood) inspeksi Perlu diperhatikan letak ictus cordis normal yg berada pada ICS 5 pada linea medio claviculaus kiri selebar 1 cm., ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pergeseran jantung.
Palpasi menghitung HR (nadi) dan memperhatikan kedalaman dan teratur tidaknya denyut jantung. Perlu jg memeriksa adanya thrill.
Perkusi Menentukan batas jantung daerah mana yg terdengar pekak. Bertujuan untuk menentukan apakah terjadi pergeseran jantung karena pendorongan cairan efusi pleura.
Auskultasi Menentukan bunyi jantung serta murmur yang menunjukkan adanya peningkatan arus turbulensi darah. B3 ( Brain) inspeksi Perlu dikaji tingkat kesadaran, setelah diperlukan pemeriksaan GCS serta fungsi sensorik.
B4 (Bladder) Pengukuran volume output urine, memonitor adanya oliguri
B5 (Bowel) Inspeksi apakah abdomen membuncit atay datar, tepi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, benjolan-benjolan atau massa. Pada klien biasanya didapatkan indikasi mual dan muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berta badan.
B6 (Bone) Adakah edema peritibial, pemeriksaan CRT. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan kekuatan otot. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Radiologi Biopsi Pleura Pengukuran Fungsi Paru (Spirometri) Pemeriksaan Laboratorium
Penatalaksanaan Medis Pengelolaan efusi pleura ditujukan untuk pengobatan penyakit dasar dan pengosongan cairan (thorakosentesis). Indikasi untuk melakukan thorakosentesis adalah : a. Menghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam rongga pleura. b.Bila terapi spesifik pada penyakit primer tidak efektif atau gagal c. Bila terjadi reakumulasi cairan
Pengambilan pertama cairan pleura, tdk boleh lebih dari 1000cc, karena pengambilan cairan pleura dalam waktu singkat dan jumlah yg banyak dapat menimbulkan edema paru yang ditandai dengan batuk dan sesak.
Kerugian thorakosintesis adalah : a. Dapat menyebabkan kehilangan protein yang berada dalam cairan pleura b. Dapat menimbulkan infeksi di rongga pleura c. Dapat terjadi pneumothoraks
Diagnosis Keperawatan Ketidakefektifan pola pernapasan yang b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yg b/d sekresi mukus yang kental, kelemahan, upaya batuk buruk, dan edema trakheal/faringeal. Gangguan pertukaran gas yg b/d penurunan kemampuan ekspansi paru dan kerusakan membran alveolar kapiler Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme tubuh dan penurunan nafsu makan akibat sesak napas Gangguan ADL yg b/d kelemahan fisik umum dan keletihan sekunder akibat adanya sesak napas. Cemas b/d adanya ancaman kematian yang dibayangkan (ketidakmampuan untuk bernapas) Gangguan pola tidur dan istirahat yang b/d batuk yang menetap dan sesak napas serta perubahan suasana lingkungan. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan engan informasi yg tidak adekuat mengenai proses penyakit dan pengobatan.
Intervensi Ketidakefektifan pola pernapasan yang b/d menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam rongga pleura. Tujuan : Dalam waktu 2x24jam setelah diberikan intervensi klien mampu mempertahankan fungsi paru secara optimal Kriterial evaluasi: Irama,frekuensi, dan kedalaman pernapasan berada dalam batas normal, pd pemeriksaan rontgen thoraks tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, dan bunyi napas terdengar jelas
intervensi Rasional Identifikasi faktor penyebab Kita dapat menentukan jenis efusi pleura sehingga dpt mengambil tindakan yang tepat Kaji kualitas, frekuensi, dan kedalaman pernapasan serta melaporkan setiap perubahan yang terjadi Kita dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi klien Baringkan klien dlm posisi yg nyaman, dalm posisi duduk dgn kepala tempat ditinggikan 60-90 atau miringkan ke arah sisi yg sakit. Penurunan diafragma dpt memperluas daerah dada sehingga ekspansi paru bisa maksimal. Miring ke arah sisi yg sakit dpt dapat menghindari efek penekanan gravitasi cairan sehingga ekspansi dpt maksimal. Observasi tanda-tanda vital (nadi dan pernapasan) Peningkatan frekuensi napas dan takikard merupakan indikasi adanya penurunan fungsi paru Lakukan auskultasi suara napas tiap 2-4 jam Auskultasi dpt menentukan kelainan suara napas pada bagian paru Bantu dan ajarkan klien untuk batuk dan napas dalam yang efektif Menekan daerah yg nyeri ketika batuk atau napas dalam. Penekanan otot-otot dada serta abdomenmembuat batuk lebih efektif Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian o2 dan obat-obatan serta foto thoraks Pemberian o2 dpt menurunkan beban pernapasan dan mencegah terjadinya sianosis akibat hipoksia, foto thoraks , dpt dimonitor kemajuan dan berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang paru Kolaborasi untuk tindakan thorakosentesis Tindakan thorakosentesis atau punsi pleura bertujuan untuk menghilangkan sesak napas yg disebabkan oleh akumulasi cairan dalam rongga pleura. TERIMA KASIH