Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A. JUDUL PENELITIAN :
PENERAPAN
LEAN
MENGIDENTIFIKASI
DAN
MANUFACTURING
MEMINIMASI
WASTE
DALAM
PRODUK
C. PENDAHULUAN
Tantangan dan persaingan dunia industri pada era globalisasi sangat
berat dan ketat membuat para pelaku industri harus melakukan berbagai hal
agar tetap bisa bertahan dalam ketatnya persaingan. Perusahaan manufaktur
yang berusaha untuk meningkatkan terus menerus hasil produksinya dan
memperbaiki dalam bentuk kualitas, harga, jumlah produksi, serta pengiriman
tepat waktu dengan tujuan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Usaha
yang nyata dalam suatu produksi barang adalah mengurangi pemborosan yang
tidak mempunyai nilai tambah dalam berbagai hal termasuk penyediaan bahan
baku, lalu lintas bahan, pergerakan operator, pergerakan alat dan mesin,
menunggu proses, kerja ulang dan perbaikan. Ide utamanya adalah pencapaian
secara menyeluruh efisiensi produksi dengan mengurangi pemborosan (waste)
yang ada pada proses produksi mulai dari body preparation (pembuatan
powder atau bubuk), press (mencetak tile mentah atau basah), memberikan
lapisan motif atau warna pada tile, indo kiln (proses pembakaran pada tile),
dan sampai pada penyimpanan produk barang jadi yang akhirnya adalah
meningkatkan daya saing.
yang
tidak
perlu
(unnecessary
inventory),
transportasi
D. PERUMUSAN MASALAH
Adapun permasalahan yang akan dibahas yaitu :
Bagaimana mengidentifikasi dan meminimasi pemborosan (waste) pada
proses produksi pembuatan granit dengan mereduksi kegiatan yang tidak
menghasilkan nilai tambah melalui pendekatan Lean Manufacturing di PT
XYZ.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Sistem Produksi Lean
Istilah Lean yang dikenal luas dalam dunia manufacturing
dewasa ini dikenal dalam berbagai nama yang berbeda seperti: Lean
Production, Lean Manufacturing, Toyota Production System, dan lainlain. Secara singkat, periode tahun awal mula munculnya Lean adalah:
Tahun 1902, Sakichi Toyoda membuat sebuah mesin tenun yang dapat
berhenti sendiri jika terjadi gangguan. Yang sekarang ini dikenal sebagai
Jidoka.
Tahun 1913, Henry Ford menerapkan produksi dengan aliran yang tidak
terputus (the flow of production) dan lini perakitan untuk produksi
massal. Namun, masalah yang dihadapi adalah ketidakmampuan untuk
memproduksi lebih dari satu variasi mobil.
Tahun 1930-an, setelah perang dunia kedua, Kiichiro Toyoda, Taiichi
Ohno, Shigeo Shingo dan keluarga Toyoda menemukan sistem produksi
yang fleksibel (one-piece flow) yang didukung dengan ditemukannya
1.
2.
3.
Pemborosan (Waste)
4.
5.
- Poor layout
- Metode kerja yang tidak
konsisten
- Poor machine design
- Ketidaktepatan penggunaan
peralatan
- Pemeliharaan peralatan yang
jelek
- Gagal mengkombinasi
operasi-operasi kerja
- Proses kerja dibuat serial
padahal proses-proses itu tidak
tergantung satu sama lain yang
seyogyanya dapat dibuat
parallel
6.
Over Production:
Memproduksi barang-barang yang
belum dipesan, akan menimbulkan
pemborosan seperti kelebihan tenaga
kerja dan kelebihan tempat
penyimpanan dan biaya transportasi
yang meningkat karena adanya
persediaan berlebih.
- Ketiadaan komunikasi
- Sistem balas dan
penghargaan yang tidak
tepat
- Hanya berfokus pada
kesibukan kerja bukan untuk
memenuhi kebutuhan
pelanggan internal dan
eksternal
7.
Defective Products:
Memproduksi komponen cacat atau
yang memerlukan perbaikan.
Perbaikan atau pengerjaan ulang,
scrap, memproduksi barang
pengganti, dan inspeksi berarti
- Incapable processes
- Insufficient planning
- Ketiadaan SOP
3.
produk
berdasarkan
pada
pandangan
dari
Umumnya
banyak
perusahaan
tidak
melakukan
4. Lean Manufacturing
Menurut James Womack dan Daniel Jones untuk menjadi lean
manufacturer dibutuhkan cara berpikir yang berfokus untuk menjadikan
produk mengalir melalui tahapan yang memberikan nilai tanpa adanya
hambatan (one piece flow), sebuah sistem pull yang bersumber dari
permintaan customer untuk mencapai interval proses yang pendek, dan
membudayakan melakukan continuous improvement dengan tekun.
Menurut Taiichi Ohno, penemu dari Toyota Production System,
lean manufacturing adalah segala kegiatan sampai dengan produsen
memperoleh uang kontan. Fokus dari lean manufacturing adalah
mengurangi timeline dengan mengeliminasi pemborosan yang tidak
membei nilai tambah (non value added).
Lean manufacturing atau sama dengan Toyota Production System
pada intinya merupakan suatu sistem produksi yang bertujuan untuk
mengeliminasi pemborosan (waste) di semua aspek produksi, mulai dari
aliran bahan baku dari supplier sampai dengan aliran produk akhir ke
konsumen, melalui metode continuous improvement sehingga dapat
meningkatkan output dan produktivitas. Pemborosan dapat dikurangi
dengan melakukan produksi pada jumlah yang tepat, pada waktu yang
tepat, dan tempat yang tepat (konsep just in time). Continuous
improvement merupakan tindakan perbaikan secara bertahap dan
dilakukan terus-menerus.
Kegiatan identifikasi terhadap kemungkinan waste yang ada pada
keseluruhan tingkat proses perlu diakukan agar tercipta keadaan yang
lean. Parameter yang perlu diperhatikan dalam mencapai kondisi yang
lean antara lain:
a. Inventory: simpangan cadangan, baik berupa bahan baku, work in
process, atau finished goods dalam periode waktu tertentu.
b. Finished goods (FG): produk jadi yang telah mengalami proses
manufaktur secara lengkap tetapi belum terjual atau terdistribusi
kepada konsumen.
c. Work in Process (WIP): produk yang belum selesai mengalami proses
manufaktur secara lengkap. Biasanya karena masih menunggu proses
selanjutnya.
d. Raw material: bahan baku yang dibutuhkan untuk menghasilkan
suatu produk.
e. Scrap: hasil sisa produksi yang tidak memiliki nilai ekonomis atau
hasil sisa produksi yang tidak dapat didaur ulang.
f. Headcount: jumlah operator yang bertugas pada suatu proses.
Kata takt berasal dari bahasa Jerman, yang merupakan istilah teknis
untuk regular beat. Prinsip takt time didapat dari aliran material
yang konstan dalam lini produksi (idealnya menggunakan one piece
flow). Takt time didefinisikan sebagai waktu yang harus dilewati
antara penyelesaian 2 unit yang berurutan dalam memenuhi
permintaan, dimana produk diproduksi dalam kecepatan yang konstan
selama waktu produksi. Keuntungan menggunakan suatu aliran yang
berdasarkan takt time adalah bergeraknya produk secara langsung dari
proses satu ke proses yang lainnya dengan waktu tunggu yang kecil.
Yang berarti takt time adalah jumlah waktu produksi yang tersedia
dibagi dengan ratio permintaan pelanggan.
3. One Piece Flow
Pengetahuan setiap aliran bagian mulai dari hulu hingga hilir dari
suatu proses dimana di dalamnya terdapat satu lini atau jalur proses.
4. Pull System
Sistem produksi dimana jumlah produksinya bergantung pada jumlah
permintaan dari pelanggan, sehingga tidak terjadi kelebihan produksi
maupun penumpukkan terhadap produk. Pull system ini sangat
fleksibel dalam pengambilan keputusan secara lokal.
5. SMED (Single Minute Exchange of Die) atau Setup Reduction
Salah satu metode dari lean production untuk mengurangi terjadinya
waste dalam proses manufaktur. Ini menghasilkan cara yang lebih
efisien dan cepat untuk mengubah proses manufaktur yang berjalan
7. Pemborosan (waste)
Fokus dari lean manufacturing adalah melakukan eliminasi
terhadap pemborosan yang ditemui pada aliran produksi. Pemborosan
(waste) didefinisikan sebagai segala aktivitas penggunaan sumber daya
yang tidak memberikan nilai tambah pada suatu produk. Terdapat tujuh
pemborosan atau seven waste yang dikenal dalam dunia industri dan ikut
mempengaruhi biaya produksi (Liker, The Toyota Way, 272).
Pemborosan-pemborosan tersebut adalah:
1. Overproduction
Overproduction (produksi berlebih) adalah memproduksi melebihi
dari yang dibutuhkan. Overproduction merupakan waste yang
memberikan dampak paling serius. Produksi yang berlebihan
mengakibatkan meningkatnya resiko menumpuknya barang lama,
inventory yang berlebihan serta terganggunya aliran informasi dan
material. Dalam lean manufacturing, produksi harus sesuai dengan
pesanan atau permintaan konsumen (pull system).
2. Waiting
Waiting (menunggu) adalah semua hal yang membuat aktivitas
terhenti, baik pada mesin maupun pekerja sehingga menimbulkan
pemborosan.
Contoh
kedatangan
material,
kegiatan
menunggu
menunggu
informasi,
adalah
menunggu
serta
menunggu
adalah
pekerja
yang
tidak
mengeluarkan
seluruh
kemampuan yang dimilki, baik dari segi mental, fisik, kreativitas, dan
kemampuan demi kepentingan bersama. Seringkali manajemen kehilangan
waktu, gagasan, keterampilan, dan kesempatan belajar karena tidak
melibatkan pekerja di lapangan.
fungsi atau nilai pada produk tersebut. NVA activities sering disebut
sebagai waste yang tidak digunakan, transportasi yang tidak efisien,
dan lain-lain.
c. Necessary but non-value added (NNVA) activities
Necessary but non-value added (NNVA) activities merupakan
aktivitas yang tidak memberi nilai tambah tetapi dibutuhkan. Taiichi
Ohno menyebut NNVA sebagai incidental work (pekerjaan yang
kurang penting). Untuk menciptakan proses manufaktur yang lean,
NVA activities harus dieliminasi. Akan tetapi, tetap ada salah satu
diantara mereka yang dibutuhkan sehingga tidak bisa ditiadakan
dalam suatu sistem. Pada kasus NNVA ini yang harus diperhatikan
adalah proses apa yang dibutuhkan pada proses manufaktur meskipun
tidak memberi nilai tambah tetapi dibutuhkan untuk memnuhi
kebutuhan
konsumen.
Misalnya
proses
quality
inspection,
penggambaran
production
control,
yang
meliputi
F. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa aliran proses produksi granit di PT XYZ.
2. Melakukan identifikasi yang menjadi pemborosan dalam kegiatan proses
produksi granit.
3. Menganalisa kemungkinan yang dapat dilakukan untuk meminimalisasi
terjadinya waste atau bahkan mengeliminasinya.
H. METODE PENELITIAN
Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan metode gabungan,
yang menyatukan antara studi pustaka yang penulis lakukan dengan data-data
yang diperoleh dari lokasi penelitian.
Langkah-langkah Penelitian :
1. Menetapkan tujuan penelitian.
2. Melakukan riset kepustakaan.
3. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian.
4. Mengidentifikasi elemen-elemen dari tiap variabel.
5. Melakukan
observasi
langsung
dilokasi
penelitian,
untuk
dapat
Langkah-langkah Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji ada
diagaram alir dibawah ini.
Mulai
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Studi Pustaka :
Konsep Lean Manufacturing
VALSAT, Value Stream Mapping
Observasi Lapangan :
Konsep perusahaan
Proses produksi
Aliran informasi dan fisik
Identifikasi Data
Pengumpulan Data :
Pengolahan Data :
Pembuatan Value Stream Mapping
Identifikasi dengan VALSAT
Identifikasi penyebab waste dengan root cause analysis
Alternatif perbaikan dan eliminasi waste
Saran
JADWAL PELAKSANAAN
Berdasarkan metode penelitian pada bagian sebelumnya, penelitian dijadwalkan
untuk dilaksanakan dalam kurun waktu enam bulan dan secara garis besar dibagi
kedalam tiga tahap, yang meliputi :
Tahap 1 yaitu Tahap Identifikasi & Studi Pendahuluan
Tahap Identifikasi & Studi Pendahuluan dilakukan dengan beberapa cara antara
lain dengan pembacaaan literatur, laporan hasil penelitian yang telah dilakukan,
pencarian informasi dari media massa, hasil diskusi dengan orang lain, serta
pengamatan terhadap kondisi dan fenomena di lapangan. Sumber-sumber tersebut
banyak memberikan masukan-masukan berharga yang semakain mengarahkan
penelitian sesuai dengan konteks nyata masalah. Studi ini diharapkan mampu
meminimasi bias yang mungkin terjadi dalam penelitian.
Tahap 2 yaitu Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakuakn kegiatan survey dan eksplorasi data yang relevan dengan
maksud dan tujuan penelitian serta melakukan pengolahan data elemen-elemen
dari setiap perspektif yang ada.
Tahp 3 yaitu Tahap Analisa dan Kesimpulan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan akhir, yang mencakup aktivitas
analisa dan penarikan kesimpulan. Pada tahapan ini akan disusun hasil yang telah
didapat dari penelitian sehingga bisa menghasilkan suatu laporan penelitian yang
komprehensif.
Persiapan
Penelitian
2.
Studi
Pendahuluan
3.
Pengumpulan
Data
4.
Pengolahan
Data
5.
Penyusunan
Laporan
Akhir
Sep 2012
1
Okt 2012
4
Nov 2012
4
Des 2012
4
Jan 2013
4
Feb 2013
4
DAFTAR PUSTAKA