Sie sind auf Seite 1von 6

KAKI PALU

DEFINISI
Kaki Palu merujuk kepada kelainan deformitas fleksi pada bagian distal sendi
interphalangeal (DIP/ distal interphalangeal). Secara khas terdapat garis normal dari sendi
metatarsalphalangeal dan sendi proksimal dari interphalangeal. Yang paling sering terkena
adalah jari kaki kedua. Meskipun banyak jari kaki yang terkena namun jari kaki ketiga dan
keempat juga tidak jarang dijumpai. Kelainan deformitas tersebut berupa kekakuan/rigid atau
fleksibel dan kondisi tersebut mungkin bisa mengenai kedua kaki. Penggunaan sepatu High
heels dan sepatu yang sempit pada ujung jari kaki dapat memperburuk deformitas. Terdapat
beberapa penelitian observasional yang menyatakan bahwa jari kaki yang lebih panjang
daripada jari kaki yang rendah meningkatkan faktor resiko terjadinya perkembangan
deformitas pada jari kaki yang lebih rendah. Kejadian deformitas pada jari kaki yang lebih
rendah yaitu pada bagian distal sendi interphalangeal (mallet Toe) dan bagian proksimal
sendi interphalangeal (hammer Toe) antara 2% dan 20%.

GEJALA-GEJALA
Pasien biasanya mengeluh nyeri atau nyeri tekan/gerak pada daerah sendi distal
interphalangeal (DIP). Hal ini sering dirasakan pada saat memakai sepatu khususnya sepatu
high heels atau sepatu yang ukurannya sempit pada ujung jari kaki. Gejala yang dirasakan
bertambah parah didukung karena posisi berat tubuh dan aktivitas seperti berlari dapat
memperparah gejala. Pasien-pasien biasanya memiliki masalah kosmetik seperti deformitas
pada kuku jari kaki. Nyeri biasanya diakibatkan oleh kompresi sepatu yang menyebabkan
pembentukkan deformitas pada bagian distal interphalangeal

PEMERIKSAAN FISIK
Pada inspeksi derajat gerakan fleksi pada bagian distal sendi interphalangeal
seharusnya bisa ditentukan. Hal lain yang menyertai adanya deformitas seperti ulserasi dan
pembentukkan callus. Sebagai catatan apakah perubahan deformitas yang terjadi dan apakah
berupa rigid atau fleksibel

Pada pemeriksaan sendi ROM (range of movement/ rentang gerak) yang melibatkan
jari kaki harus dilakukan untuk menentukan fleksibilitas dan apakah terdapat krepitasi atau
tidak. Pembengkakkan, perubahan temperatur atau eritema yang ada mengindikasikan adanya
suatu infeksi atau proses rematik yang mendasari penyebab deformitas.
Inspeksi pada alas kaki yang dipakai oleh pasien sangat perlu dilakukan untuk
menentukan kemampuan jari-jari kaki dalam mengakomodasikan jari-jari tersebut pada alas
kaki. Keberadaan callus, dan belulang yang menyebabkan ulserasi sering diindikasikan oleh
karena ukuran sepatu yang tidak pas/sesuai
Pemeriksaan Neurologi dasar/standar dan pemeriksaan vaskuler akan mengungkapkan
tidak terdapat temuan abnormalitas kelainan pada mallet Toe tanpa komplikasi deformitas.
Jika pasien memiliki permasalahan penyakit vaskular perifer atau atherosklerosis, ulserasi
pada persendian mungkin memicu terjadinya kehilangan jari kaki jika tidak jari kaki akan
mengalami revaskularisasi

KETERBATASAN FUNGSI
Keterbatasan fungsi umumnya terjadi akibat dari nyeri, terutama aktivitas yang
melibatkan beban tubuh jadi aktivitas berjalan akan sangat terbatas dan aktivitas seperti
berlari akan memicu rasa sakit yang sangat parah. Perempuan sering mengeluh bahwa
mereka tidak dapat mengenakan gaun yang sesuai untuk bekerja karena ketidaknyamanan
saat memakai High heels. Kaki palu umumnya sering terjadi tanpa rasa sakit dan pada
kebanyakan kasus umumnya tidak menimbulkan keterbatasan fungsi dan tidak membutuhkan
perawatan.

STUDI DIAGNOSIS
Diagnosis penyakit ini dapat dilihat secara klinis. Bagaimanapun, radiografi dapat
membantu dalam penilaian sebuah kekakuan atau rigiditas pada kaki palu; yang merujuk
pada pandangan berat tubuh.

TATA LAKSANA
Inisial
Edukasi pasien merupakan hal yang paling utama dan kritis. Langkah awal yaitu
kecocokkan sepatu yang digunakan dengan ukuran jari kaki yang mengakomodasikan
deformitas. Penggunaan High heels seharusnya dihindari sebanyak mungkin, pemakaian sol
dalam yang lembut pada sepatu bisa digunakan terutama bantalan lembut pada sol dalam
sepatu pada metatarsal dan ditempatkan di bagian proksimal kepala metatarsal sehingga dapat
berguna untuk menghilangkan tekanan. Obat-obatan NSID dapat membantu dalam mengatasi
nyeri dan pengobatan dengan analgesik bisa digunakan untuk meredakan nyeri.
Terapi dengan es secara lokal dapat mengurangi nyeri akut (selama 20 menit, 2-3 kali
sehari) bagaimanapun juga pemakaian es secara lokal seharusnya dihindari pada pasien yang
memiliki penyakit vaskular perifer karena dampak dari vasokonstriksi yang ditimbulkan pada
individu dengan kelainan sensasi karena resiko dari frossbite (kerusakkan kulit dan sel akibat
dari suhu dingin yang ekstrim).
Terapi inisial adalah paliatif daripada korektif, sebagian besar terdiri dari usaha-usaha
untuk mengakomodasikan deformitas pada jari-jari kaki dengan mengubah alas kaki orang
tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meregangkan sepatu atau mengganti sepatu
dengan bentuk jari-jari kaki yang lebih dalam atau jenis sepatu extra dalam. Bantalan sepatu,
seperti kepala bantalan pada ujung jari sepatu dapat meringankan tekanan yang melibatkan
persendian. Pasien dengan clavus mungkin diuntungkan dari pemasangan digital cap atau
bantalan silikon. Penatalaksanaan ulkus dan callus mungkin diperlukan, dan pasien
seharusnya di edukasi mengenai Monitoring/ pengawasan terhadap kulit yang rusak,
khususnya pada penderita neuropati perifer.

REHABILITASI
Terapi fisik formal biasanya tidak dibutuhkan, meskipun mungkin dapat bermanfaat
dari perawatan parafin yang seharusnya diikuti dengan olahraga peregangan/ streching
exercise. Parafin Bath di kontra indikasikan jika terdapat ulkus atau ditemukan defisit
sensorik

Strecthing exercise dapat meredakan sensasi seperti diikat atau tight pada pasien
dengan deformitas lebih fleksibel atau semifleksibel tapi mungkin harus dilakukan lebih
sedikit jika terdapat rigid pada sendi bagian distal interphalangeal (DIP). Olahraga seperti
mengambil handuk dengan menggunakan jari kaki direkomendasikan dengan tujuan baik
sebagai streching dan strengthening/ memperkuat otot intrinsik jari kaki di samping derajat
fleksibilitas dari deformitas.
Alat bantu fungsional dapat menyediakan stabilisasi fleksi dan dalam beberapa
contoh, gejala symptomatik akan mereda, namun alat bantu bagaimanapun juga sampai saat
ini tidak dapat menghilangkan progresivitas dari deformitas.

PROSEDUR
Suntikkan/ injeksi steroid diindikasikan pada pasien dengan nyeri pada deformitas
kaki palu. Kombinasi suntikkan steroid dengan penggunaan bantalan sepatu merupakan cara
yang optimal dalam meredakan nyeri. Penggunaan 27 jarum dan kortikosteroid dengan
campuran anestetik, memperkenalkan steroid ke dalam kapsul sendi melalui dorsomedial dan
dorsolateral persendian. Persiapan bedah sebelum injeksi

pada persendian yang

direkomendasikan. Pasien seharusnya diberi nasihat mengenai kemungkinan dampak steroid


(steroid flare)

PEMBEDAHAN
Tatalaksana operasi seharusnya dikejar hanya jika terapi konservatif gagal.
Permasalahan kosmetik sendiri bukanlah indikasi yang baik untuk dilakukan operasi.
Kelainan deformitas masih bisa disembuhkan dan diperbaiki dengan hasil outcome pada
operasi yang optimal, (e.g hallux valgus). Dalam contoh lainnya tata laksana operasi
dikhususkan pada kondisi kelainan kombinasi seperti deformitas pada mallet Toe- hammer
Toe.
Untuk deformitas yang ringan yang tidak dijumpai kontraktor, dilakukan prosedur
jaringan lunak, dimana merupakan prosedur pilihan. Untuk kasus deformitas yang lebih berat,
prosedur tulang dan sendi dapat digunakan. Status berat beban tubuh maksimal pada

penggunaan sepatu Post operasi atau menggunakan alat pedal splint secara umum harus dapat
izin terlebih dahulu setelah operasi.
Dikarenakan oleh faktor alami progresivitas dari deformitas ini maka kebanyakkan
pasien akhirnya dirawat dengan tindakan operasi. Tata laksana operasi tergantung dari
etiologi, derajat beratnya deformitas.
Pada pasien muda dapat dilakukan sendiri tenotomi fleksor yang sangat efisien dalam
menangani deformitas kaki palu. Pada pasien dengan kebutuhan tambahan pada stabilitas
persendian atau rigid deformitas arthodesis mungkin merupakan pilihan yang terbaik. Pada
kasus deformitas yang berat arthodesis kadang-kadang sering dikombinasikan dengan
pelepasan tendon fleksor. Pada penelitian retrospektifmenunjukkan bahwa eksisional
arthroplasty pada DIP dan penyambungan DIP, dengan tenotomy fleksor secara simultan
sehingga mengoptimisekan kesempatan untuk hasil/na yang lebih baik. Postoperasi
anteroposterior dan lateral dari berat tubuh dapat mengilustrasikan apakah penggabungan
aktual dari DIP dapat tercapai. Pada pengaturan sendi yang kaku tanpa penggabungan aktual,
hasil yang diharapkan biasanya tetap memuaskan, arthodesis mungkin merupakan tipe Andto-end atau persendian menggunakan remodel Pet Ni oke arthrodesis/ teknik Pet Ni oke
mempunyai keuntungan dalam memperpendek jari kaki sehingga apa mengurang tekanan
pada persendian. Perawatan Post operasi untuk tindakan arthrodesis seharusnya juga
menggunakan darco Service atau splinting untuk mencegah komplikasi.

KOMPLIKASI PENYAKIT POTENSIAL


Komplikasi penyakit yang potensial adalah nyeri yang berkepanjangan yang
membatasi semua mobilitas/pergerakkan tubuh. Komplikasi yang lainnya meliputi
metatarrsalgia, ulserasi pada kaki , atralgia, kekakuan sendi jika subluksasi telah terjadi,
deformitas pada kuku jari kaki, bursitis, sinovitas, abnormalitas gait mungkin berkontribusi
dalam menyebabkan lebih banyak gejala-gejala nyeri proksimal (seperti nyeri punggung
belakang dan nyeri pinggul.
Komplikasi potensial dari perawatan nun operasi juga dapat terjadi deviasi pada jari
kaki khususnya overlapping antara jari pertama dan kedua, hal ini dapat dicegah dengan
menggunakan darco device, diabetik neuropati, dan penyakit vaskular perifer yang lanjut juga
memiliki kontraindikasi relatif untuk dibebat.

Komplikasi yang mungkin potensial yang sering terjadi meliputi sendi DIP (distal
interphalangeal) dikarenakan tekanan yang berlebihan. Dalam memperbaiki kelainan
deformitas pada kaki ataupun perubahan bentuk/postur tubuh pastilah akan berdampak pada
nyeri yang diinduksi oleh deviasi gaya berjalan.

PENGOBATAN POTENSIAL KOMPLIKASI


Pemberian Es secara lokal menyebabkan vasokonstriksi dan kerusakkan kulit dan sel
akibat suhu dingin yang ekstrim/ frossbite. Analgesik dan NSID dikenl memiliki banyak efek
samping yang umumnya dapat menimbulkan gangguan pada gaster/ gastrik, hepar, dan
sistem Arenal/ginjal. Kompliaksi Post operasi meliputi bisa terjadinnya iskemia pada jari
kaki, kelumpuhan saraf digital, tidak bisa menyambung, tidak sejajar, dan berkurangnnya
kemampuan ROM, kekakuan, dan jari kaki lurus yang berlebihan, edema yang persisten, jari
kaki cambuk, atau floopy toes yang dapat diperbaiki dengan perbaikan ligamen kolateral,
dan hiperektensi dari sendi DIP. Kasus infeksi dan pada kasus-kasus berat lainnya,
osteomyelitis adat terjadi juga sebelum atau sesudah komplikasi operasi. Jika pemberikan
suntikan antibiotik intravena gagal maka diperlukan tindakan amputasi pada jari kaki baik
sebagian ataupun seluruh jari kaki.

Das könnte Ihnen auch gefallen