Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
A.Pendahuluan
Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes merupakan bakteri gram
positif yang berbentuk bulat. Pada saat melakukan analisis laboratorium, setelah pewarnaan
Gram, hal pertama yang harus kita lakukan mengamati susunan seluler dari bakteri tersebut di
bawah mikroskop. Kedua Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes memiliki
bentuk sel bulat tetapi susunan sel-sel yang berbeda karena terjadi pembelahan sel yang
berbeda. Streptococcus pyogenes membentuk rantai sel bulat karena pembelahan sel terjadi
pada garis lienear sedangkan pembelahan bakteri Staphylococcus epidermidis terjadi dalam
berbagai arah membentuk gugusan seperti anggur.1
Kriteria utama untuk membedakan Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus
pyogenes adalah uji biokimia katalase. Staphylococcus epidermidis adalah katalase positif
sedangkan Streptococcus pyogenes adalah katalase negatif. Katalase adalah enzim yang
digunakan oleh bakteri untuk menginduksi reaksi reduksi hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen. Setelah dibedakan genus bakteria tersebut dilakukan tes biokimia lainnya untuk
menentukan spesies bakteria tersebut. Untuk menentukan spesies Staphylococcus dilakukan
tes koagulase dan uji sensitivitas Novobiocin sedangkan tipe hemolisis pada agar darah dan
agar coklat digunakan untuk mebedakan spesies Streptococcus Diharapkan dengan makalah
ini dapat memperjelaskan pengetahuan mahasiswa tentang bakteri Gram positif.2
B. Perbedaan morfologi dan Uji Biokima yang digunakan untuk Membedakan
Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes
Hal pertama yang harus dilakukann untuk mengkaji morfologi atau bentuk bakteri
Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus pyogenes adalah pewarnaan gram. Bakteri
diambil dari media isolasi dengan menggunakan jarum loop karena penggunaan jarum ose
dapat merusak media. Jarum loop terlebih dahulu dipanaskan di atas bunsen agar menjadi
aseptis. Setelah itu bakteri diambil dan digoreskan pada kaca objek. Kaca objek difiksasikan
di atas bunsen supaya aseptis dan memperjelas struktur internal dan eksternal sel. Setelah
difiksasi, teteskan larutan kristal ungu yang berfungsi sebagai zat warna primer dan
didiamkan selama 1 menit, dengan asumsi dinding sel bakteri dapat mengunci zat warna
primer dalam masa tersebut. Setelah itu dibilas dengan aquadest yang bertujuan untuk
melunturkan kristal ungu dan memperjelas pengamatan. Setelah dibilas dengan aquadest lalu
iodium diteteskan dan dibiarkan selama 2 menit. Iodium berfungsi sebagai penguat warna
kristal ungu dan didiamkan selama 2 menit dan dibilas lagi dengan aquadest hal ini bertujuan
2
3% H2O2 diteteskan pada Object glass secukupnya. Setelah itu diamati gelembung untuk
hasil positif dan tidak ada gelembung untuk hasil negatif. Staphylococcus sp adalah katalase
positif sedangkan Streptococcus sp adalah katalase negatif.3
Apabila sudah ditemukan genus dari kedua bakteri tersebut, dilakukan tes biokimia
untuk menentukan spesies bakteri tersebut. Staphylococcus epidermidis dapat dibedakan dari
spesies lainnya berdasarkan tes koagulase dan uji resistensi Novobiocin. Uji koagulase
dilakukan dengan 2 metode, uji slide dan uji tabung. Uji slide atau clumping factor digunakan
untuk mengetahui adanya ikatan koagulase. Uji slide dikerjakan dengan cara setetes aquadest
atau NaCl fisiologis steril diletakkan pada kaca benda, kemudian satu usa biakan yang diuji,
disuspensikan. Setetes plasma diletakkan di dekat suspensi biakan tersebut, keduanya
dicampur dengan menggunakan usa dan kemudian digoyangkan. Reaksi positif terjadi
apabila dalam waktu 2-3 menit terbentuk presipitat granuler. Uji tabung digunakan untuk
mengetahui adanya koagulase bebas dengan cara 200 l plasma dimasukkan secara aseptis ke
dalam tabung reaksi steril. Sebanyak 3-4 koloni biakan Staphylococcus
methemoglobin sehingga muncul zona hijau di sekitar kuman. Hal ini terlihat jelas pada
medium chocolat agar, dan juga pada blood agar. Pada hemolisis tidak menyebabkan
hemolisa pada medium coklat agar maupun agar darah sehingga tidak ada perubahan pada
medium blood agar maupun coklat agar. Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup
A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Streptococcus
pyogenes khas memproduksi zona beta-hemolisis yang besar, gangguan eritrosit sempurna
dan pelepasan hemoglobin, sehingga kemudian disebut Streptococcus Grup A (betahemolisis).5
C.Kesimpulan
Staphylococcus epidermidis and Streptococcus pyogenes merupakan bakteri Gram positif
yang menahan warna kristal violet di dinding selnya. Kedua bakteri ini terdapat di telapak tangan
manusia dan dapat dibedakan melalui morfologi dan serangkaian tes biokimia. Morfologi
Staphylococcus epidermidis adalah bakteri bulat yang membentuk gerombolan dan katalase positif
sedangkan Streptococcus pyogenes merupakan bakteri berbentuk bulat, tersusun dalam rantai dan
katalase negatif. Identifikasi seterusnya dilakukan untuk menentukan spesis bakteri tersebut.
Staphylococcus epidermidis dipisahkan dari spesies lainnya kerana test koagulase negatif dan sensitif
terhadap Novobiocin. Streptococcus pyogenes dapat teridentifikasi dari spesies keran membentuk tipa
hemolisis beta pada agar darah dan coklat.
D. Daftar Pustaka
1. Jawetz, Ernest. Bakteri Gram Positif. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta EGC, 1996,
(20): 20-3
2. Suswati, Enny. Tes Biokimia untuk Staphylococcus dan Streptococcus. Petunjuk
Praktikum Mikrobiologi. Jakarta EGC, 2007, (4): 50-7
3. Taylor W, Achanzar D. Catalase Test as an Aid to the Identification of
Enterobacteriaceae. American Society for Microbiology. Sinauer Associates, 2005,
(8) : 224-227
4. Cooper GM, Hausman RE.Identifikasi Spesies Staphylococcus dan Streptococcus,
The Cell: A Molecular Approach. Sinauer Associates, 2007 (4) 464-9
5. Madigan MT, Martinko JM, Brock TD. Isolasi Bakteri Gram Positif. Brock Biology
of Microorgnisms. Pearson Prentice Hall, 2006 (8) 874-9