Sie sind auf Seite 1von 13

Oleh:

Rifqi afriandy sa, s.kep.


Nim 102311101006

Spondilitis tuberkulosa atau tuberkulosis


tulang
belakang
adalah
peradangan
granulomatosa yang bersifat kronis destruktif
oleh Mycobacterium tuberculosis. Spondilitis
ini paling sering ditemukan pada vertebra T8
- L3 dan paling jarang pada vertebra C1 2.
Spondilitis tuberkulosis biasanya mengenai
korpus vertebra, tetapi jarang menyerang
arkus vertebrae.

Spondilitis tuberkulosa merupakan infeksi


sekunder dari tuberkulosis di tempat lain di
tubuh, 95% disebabkan oleh mikobakterium
tuberkulosis tipik (2/3 dari tipe human dan 1/3
dari tipe bovin) dan 10% oleh mikobakterium
tuberkulosa
atipik.
Lokalisasi
spondilitis
tuberkulosa terutama pada daerah vertebra
torakal bawah dan lumbal atas.

Spondilitis tuberkulosa merupakan suatu


tuberkulosis tulang yang sifatnya sekunder dari
TBC tempat lain di dalam tubuh. Penyebarannya
secara hematogen, diduga terjadinya penyakit
ini sering karena penyebaran hematogen dari
infeksi traktus urinarius melalui pleksus Batson.
Infeksi TBC vertebra ditandai dengan proses
destruksi tulang progresif tetapi lambat di
bagian depan (anterior vertebral body).

Perjalanan penyakit spondilitis tuberkulosa


terdiri dari lima stadium yaitu:
1.Stadium implantasi

2. Stadium destruksi awal


3. Stadium destruksi lanjut
4. Stadium gangguan neurologis
a. Derajat I
b. Derajat II
c. Derajat III
d. Derajat IV
5. Stadium deformitas residual

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh


spondilitis tuberkulosa yaitu:

Potts paraplegia

Ruptur abses paravertebra


Cedera corda spinalis (spinal cord injury).

Pemberian obat antituberkulosis.


Dekompresi medula spinalis.
Menghilangkan atau menyingkirkan produk
infeksi.
Stabilisasi vertebra dengan graft tulang (bone
graft) (Graham, 2007).

Pemeriksaan penunjang pada spondilitis


tuberkulosa yaitu:

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan radiologis

ASUHAN KEPERAWATAN

1.
2.
3.

4.

Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian 11 Pola Gordon
Pemeriksaan Penunjang

1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan (pembesaran


abses/tulang yg bergeser)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
muskuloskeletal dan neuromuskuler (parapelgia)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akibat pembesaran
abses/tulang yg bergeser
4. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan sikap
tubuh.

Dx 1
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi


Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ...
Tingkatkan istirahat
Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali

Saya
memang
tak
pandai
dalam
merangkai kata, apalagi untuk bersajak dengan
penuh makna. Namun maaf untuk penyajian
yang tidak sempurna, karena saya hanya
manusia biasa.
Tapi kami berterima kasih atas perhatian
semuanya, kata Terima Kasih memang pantas
untuk anda.

By :

Rifqi

Das könnte Ihnen auch gefallen