Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PERIKARDITIS
Tugas ini dibuat untuk memenuhi perkuliahan Kardiovaskuler
Disusun Oleh:
DEDDY YULIANSYAH 1411012003
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi
oleh susunan saraf otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung. Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir
sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikardium pleura tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan
memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi
perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di
tubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi
kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium
viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut,
perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis beserta
asuhan keperawatannya dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan
masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah perikarditis.
1.2 Rumusan Masalah
Apa konsep teori dari perikarditis dan bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan
perikarditis?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan yang harus diberikan kepada anak dengan gangguan
perikarditis
1.3.2
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa
disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat
maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. (IKA
FKUI, 2007)
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau
keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut
dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan
penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)
2.2 Etiologi
Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari seluruh kasus.
Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus,
Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus hemolyticus. Penyebab lainnya ialah
tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid, uremia, trauma dan idiopatik.
Tabel 01.Macam Klasifikasi Perikarditis
Klasifikasi Klinis
Perikarditis
Fibrinosa
akut
(<6minggu)
Perikarditis
Konstriktif
subakut
(<6minggu- Efusi
konstriktif
6 bulan)
Klasifikasi Etiologis
Perikarditis
Virus, pirogenik, tuberkulosis, mikotik,
Infeksiosa
infeksi lain (sifilis, parasit)
Perikarditis non-Infark miokardium akut, uremia, neoplasia:
infeksiosa
tumor primer dan tumor metastasis,
miksedema, kolesterol, kiloperikardium,
trauma: luka tembus dinding dada,
aneurisma aorta (dengan kebocoran ke
dalam kantong perikardium) pascaradiasi,
cacat sekat atrium, anemia kronis berat,
perikarditis familial: mulberry aneurysm,
idiopatik akut.
Perikarditis b.dDemam rematik, penyakit vaskular
hipersensitivitas kolagen:
SLE,
reumatik
arthritis,
atau autoimun
skleroderma, akibat obat: prokalnamid,
hidralazin, pasca cedera kardiak.
Pemeriksaan Radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tetap tampak bayangan
jantung membesar seperti water bottle dengan vaskularisasi paru normal dan adanya efusi
pericardium yang banyak.
Pada efusi pericardium, gambaran Rontgen toraks memperlihatkan suatu konfigurasi
bayangan jantung berbentuk buli-buli air tapi dapat juga normal atau hamper normal.
Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak pembesaran jantung yang
berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada posisi tiduran. Kadangkadang tampak gambaran bendungan pembuluh darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung
yang membesar dengan pulsasi yang minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent
heart). Jumlah cairan yang ada dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan
angiokardiogram atau ekokardiogram.
Pemeriksaan Laboratorium
Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut. Terdapat pula
leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab. Cairan perikard yang ditemukan dapat
bersifat transudat seperti perikarditis rheumatoid, reumatik, uremik, eksudat serosanguinous
dapat ditemukan pada perikarditis tuberkulosa dan reumatika.
Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal. Terhadap cairan perikard ini, harus
dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia
terhadap komposisi protein yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan
langsung, pembiakan kuman atau dengan percobaan binatang yang ditujukan terhadap
pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.
2.5 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa kronis idiopatik
dapat diobati dengan menggunakan indometasin atau kortikosol. Bila efusi pericardium
kronis tetap menimbulkan gejala keluhan, maka perlu dipertimbangkan perikardiektomi. Bila
diagnosis perikarditis konstriktif telah dibuat, maka perikardiektomi merupakan satu-satunya
pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian ventrikel pada fase diastolic.
Penatalaksanaan pada efusi pericardium yang massif adalah dengan melakukan
perikardisentesis ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar proses drainase dari
aspirasi dapat adekuat.
Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera mungkin dapat
menyelamatkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk
menegakkan diagnosis secara tepat, misalnya pemeriksaan ekokardiografi yang diikuti
pemeriksaan kateterisasi jantung, harus dilaksanakan. Tamponade jantung memerlukan
aspirasi pericardium dengan jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan
yang lebih cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang
menyatakan adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan hipotensi dan evaluasi tekanan
darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol, bahkan tanpa adanya lekuk y, kemungkinan
adanya tamponade jantung harus diperhatikan.
Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang redup
di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih, pulsasi bayangan
jantung yang berkurang pada fluoroskopi, pengurangan amplitude QRS, gangguan listrik dari
P, QRS, dan T, serta hal-hal tersebut di awal. Pada tamponade jantung dengan tekanan yang
rendah, klien biasanya tanpa gejala, atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan,
dan dalam hal ini diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi. Kelainan hemodinamikdan
gejala klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis.
Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericardium atau pungsi
pericardium. Pungsi pericardium dapat dilakukan untuk konfirmasi dan mencari etiologi efusi
sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive untuk pengobatan. Lokasi Pungsi
Perikardium sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri. Titik ini paling aman
karena jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi ke
paru atau perikarditis purulen. Hal ini juga untuk menghindari tertusuknya arteri mamaria
interna. Lokasi efusi pericardium umumnya berada di bawah, sehingga cairan yang sedikit
pun dapat diperoleh di sini.
2.6 Komplikasi
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana
ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah)
atau gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung) yang
disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau karena perembesan cairan
(efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh
tubuh secara optimal.
2. Perikarditiskonstriktif
3. Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and
paroxysmal atrial tachycardia (PAT). Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan
listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat.
4. Nyeri dada berulang-ulang.
2.7 Prognosis
Bergantung kepada penyebabnya. Pada perikarditis reumatik ditentukan oleh berat
ringannya miokarditis yang menyertainya. Prognosis perikarditis purulenta ditentukan oleh
cepatnya pengobatan antibiotika yang diberikan dan tindakan bedah yang dilakukan.
Kematian pada perikarditis tuberkulosa menjadi sangat menurun dengan ditemukannya
tuberkulostatikum yang lebih poten. Tanpa tindakan pembedahan perikarditis konstriktiva
mempunyai prognosis yang buruk.
2.8 Patofisiologi
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada perikarditis akan
memberikan respons sebagai berikut:
1. Terjadinya vasodilatasi
perikardium.
dengan
peningkatan
akumulasi
cairan
ke
kantong
JANTUN
G
WOC PERIKARDITIS
ELEKTRILIT
AS
KATUP
VASKULARIS
ASI
MIOKAR
D
Gagal ginjal
eksudat ke perikardium
perikarditis konstriktif
efusi perikardium
nyeri dada
temponade jantung
tekanan ventrikel
tekanan vena
pengisian diastolik
peningkatan tekanan
vena jugularis, ascites,
iskemik miokardium
volume sekuncup
edema
curah jantung
perfusi jaringan
B1
Peningkatan
volume
perikardium
Curah jantung
turun
Kongesti
pulmonal
B2
Kompresi
perikardi
al
Kemampuan
dilatasi jantung
turun
Kontraktilitas
ventrikel turun
O2 turun
Sesak
nafas
Gangguan
pertukaran
gas
Nyeri
akut
Penurunan
curah jantung
B3
Curah jantung
turun
Supply O2
ke otak
turun
pusing
Nyeri
akut
B4
Curah jantung
turun
Sirkulasi darah ke
organ turun
B5
Aliran darah
tidak adekuat ke
sistemik
Peningkatan
produksi HCl
B6
Aliran darah
tidak adekuat ke
sistemik
Supply O2 ke
otot turun
penyaringan darah
di ginjal turun
Produksi
urine
berkurang
Perubahan pola
eliminasi
Mual,
muntah
Kelemahan
fisik
gangguan
perubahan
nutrisi
Intoleransi
aktivitas
k
u
r
a
n
g
a
r
i
k
e
b
u
t
u
h
a
n
t
u
b
u
h
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Anamnesa
1. Identitas pasien.
2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti edema perifer, gangguan
abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea .
Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan
stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri dada.
4. Riwayat penyakit dahulu
Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid, uremia, ada trauma
dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya.
5. Riwayat psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting
untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik
dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
3.1.2 Pemeriksaan fisik
B1 : Breathing (Respiratory System) Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk
(+)
Gangguan
Jaringan
Perfusi
Akumulasi bakteri di
perikardium
Resiko tinggi infeksi
Kriteria Hasil : -
TD normal
Intervensi
Kolaborasi
Rasional
Mandiri
Palpasi nadi perifer
Menurunkan
kebutuhan
pemompaan
jantung
Observasi adanya hipotensi, peningkatan JVP,Manifestasi klinis pada kardiak tamponade
perubahan suara jantung, penuruna tingkatyang mungkin terjadi pada perikarditis
kesadaran
ketika akumulasi cairan eksudat pada
rongga perikardial.
Pantau perubahan pada sensorik
Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi
serebral sebagai dampak sekunder terhadap
penuruna curah jantung
Kolaborasi
Pemberian diet jantung
Pemberian vasodilator
Kriteria Hasil : -
TD normal
Intervensi
Mandiri
Rasional
Kriteria Hasil : -
Intervensi
Tingkatkan istirahat dan
senggang yang tidak berat
berikan
Rasional
aktivitasMengurangi kebutuhan oksigen
Mencegah dekubitus
Rasional
tanda-tanda
Kolaborasi
Lakukan tindakan perikardiosentesis
Kolaborasi
Lakukan tindakan pungsi perikardium
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi,
dan bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi
perikardium), radang (yaitu perikarditis). Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun di
tubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik. Tetapi
kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium
viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut,
perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
DAFTAR PUSTAKA