Sie sind auf Seite 1von 30

PROSES INDUSTRI KIMIA

TKK -216 : 3 SKS

SILABI

Pengenalan industri kimia


Proses-proses dalam industri Kimia (proses alkoholisis,
aromatisasi, pembakaran, halogenasi, dehidrogenasi/
hidrogenasi, esterifikasi, Fischer-Tropsch, nitrasi, kalsinasi,
hidrolisis, oksidasi, polimerisasi, sulfonasi dan sulfatasi
Industri Makanan
Industri Farmasi
Industri Kimia Dasar (Semen, pupuk, soda, asam sulfat,dll)

Referensi

Austin, R., Shreves Chemical Process Industries,


Ali et al., Handbook of Industrial Chemistry Organic
Chemicals, 2005, Mc Graw Hill Book
Kent, Riegels Handbook of Industrial Chemistry and
Biotechnology, 2007, Springer

INDUSTRI SEMEN

Semen Portland dipatenkan tahun 1824, disebut


Portland karena batuan yang digunakan dalam pembuatan
semen berasal dari Pulau Portland, Inggris.
Pabrik semen pertama 1871 di USA.

Semen Portland

Semen Portland : produk yang diperoleh dari


penghancuran klinker yang mengandung kalsium silikat
dan umumnya terdiri dari lebih dari satu kalsium silikat.
Bahan baku : material yang mengandung kalsium (batu
kapur) dan material yang mengandung silika (clay/ tanah
liat).

Jenis Semen Portland

Type 1 : Reguler Portland Cement


Type II : Moderate heat of hardening and sulfate resisting
Type III : High Early strength (HES) Portland Cement
Type IV : Low Heat Portland Cement
Type V : Sulfate Resisting Portland Cement

Semen Portland Tipe I

Digunakan untuk konstruksi umum yang tidak


memerlukan persyaratan khusus terhadap panas hidrasi
dan pada tanah/ air yang mengandung sulfat 0,0% - 0,10%.
Dapat diklasifikasikan lagi menjadi : semen putih
(mengandung ferri oksida lebih sedikit), quick-setting
cement, oil-well cement.

Semen Portland Tipe II

Digunakan untuk konstruksi yang memerlukan ketahan


terhadap sulfat tinggi (0,10%-0,20%) misalnya bangunan di
pinggir laut, bangunan di tanah rawa, saluran irigasi, beton
massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.
Panas hidrasi yang dikeluarkan dari semen jenis ini tidak
boleh melebihi 295 J/g setelah 7 hari dan tidak boleh
melebihi 335 J/g setelah 28 hari.

Semen Portland Type III

Dibuat dengan perbandingan rasio batu


kapur-silika lebih besar dibandingkan dengan
type I dan dengan tingkat kehalusan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tipe I.
Mengandung trikalsium silikat (C3S) yang
lebih tinggi.
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan
bangunan yang memerlukan kekuatan tekan
awal yang tinggi setelah proses pengecoran
dilakukan dan memerlukan penyelesaian
secepat mungkin. Misalnya digunakan untuk
pembuatan jalan raya, bangunan tingkat tinggi
dan bandar udara.

Semen Portland Tipe IV

Mengandung persentase C3S dan trikalsium aluminate


(C3A) yang rendah, sehingga menurunkan panas hidrasi.
Panas hidrasi tidak boleh melebihi 250 J/g setelah 7 hari
dan 295 J/g setelah 28 hari.

Semen Portland Tipe V

Semen yang tahan terhadap sulfat.


Mengandung C3A lebih rendah.
Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada
tanah/air yang mengandung sulfat tinggi dan sangat cocok
digunakan untuk bangunan di lingkungan air laut

BAHAN BAKU SEMEN PORTLAND

Bahan yang banyak mengandung kalsium (Calcerous) :


batu kapur, marmer, kulit kerang.
Bahan yang banyak mengandung silika (argillaceous) : clay
(tanah liat), pasir silika
Besi : pasir besi
Bahan lain : Fly ash, gypsum, bauksite

BLOK DIAGRAM PEMBUATAN SEMEN

Komposisi Raw Material


Dry Raw Material

Clinker made from the


dry raw material

SiO2

14.0

20.9

Al2O3

4.1

6.1

Fe2O3

1.6

2.3

CaO

43.2

64.5

Free lime

1.0

C3S

55

C2S

18

C3A

12.2

C4AF

GRINDING dan BLENDING

Proses grinding material dapat dilakukan dengan 2 proses


yaitu :

Wet Proses (Proses Basah)


Dry Proses (Proses Kering)

Grinding and Blending : WET PROCESS

After crushing, powders are mixed with water (35-50% by


mass)
Panjang wet process kiln bisa mencapai 200m dan
diameter 6m. Kiln harus panjang karena banyak air yang
harus dievaporasi dan proses perpindahan panas sangat
tidak efisien.
~ 1/8

Powder < 90 m

Prinsip WET PROCESS-KILN

Grinding and Blending : DRY PROCESS

Blended raw material masuk dalam kiln melalui pre-heater


tower. Gas panas dari kiln digunakan untuk memanaskan
umpan kiln sehingga umpan kiln sudah panas sebelum
masuk kiln. Proses kering terdiri dari kiln dan preheater.
Panjang kiln untuk dry proses 70 m dengan diameter 3-6
m.

CLINKERING : Dry vs Wet Process


Dry proses lebih efisien dibandingkan dengan wet proses :
Umpan kiln dalam kondisi kering sehingga tidak ada air yang perlu dievaporasi.
Proses perpindahan panas lebih efisien
Wet proces memerlukan 500 lb batubara untuk menghasilkan 1 ton semen (1400
kcal atau 5700 kJ energi/kg semen).
Energy untuk dry process kurang dari setengeh energy wet process.

Ukuran kiln lebih kecil

KILN dan KLINKER

Dalam kiln terjadi pembakaran raw material dan


menghasilkan klinker dengan yang terdiri dari :

Pada kiln terjadi evaporasi air dan reaksi kompleks yang


lain sesuai dengan zone temperatur pada kiln.

Skematik Diagram Temperatur Kiln

Feed Temp,oC

50

600

1000

1350

1450

Reaksi-reaksi pada Kiln


Temperatur, oC

Reaksi

Perubahan
Panas

100

Evaporasi air bebas

Endotermis

> 500

Pembentukan air dari clay

Endotermis

> 900

Kristalisasi amorf dari produk dehidrasi Eksotermis


clay

> 900

Pembentukan karbon dioksida dari


kalsium karbonat

900-1200

Reaksi utama antar batu kapur dan clay Eksotermis

1250-1280

Awal pembentukan cairan

Endotermis

>1280

Pembentukan cairan lanjut dan


penyelesaian komponen semen

Kemungkinan
endotermis dalam
keseimbangan

Endotermis

Zoning Reaksi Pembentukan Semen

Zone 1: 0-35menit, 800-1100 oC


Dekarbonasi. Pembentukan 3 CaO.Al2O3 di atas 900 oC.
Pelelehan komponen Al2O3 dan Fe2O3.

Zone 2: 35-40 menit, 1100-1300 oC


Reaksi eksotermis dan pembentukan fase sekunder silika:

Zoning Reaksi Pembentukan Semen

Zone 3: 40-50 menit, 1300-1450-1300 oC


Sintering dan reaksi pelelehan membentuk silika tersiser
dan tetracalcium aluminoferrates:

Zone 4: 50-60 menit, 1300-1000 oC


Pendinginan dan kristalisasi.

Komposisi Semen Portland


C3S

C2S

C3A

C4AF

Type I

55

19

10

Type II

51

24

11

Type III

56

19

10

Type IV

28

49

12

Type V

38

43

C3S early strength (7-8 hari)


C2S dan C3S final strength (1tahun)
C3A causes set but needs retardation by gypsum
PORTLAND CEMENT : klinker + ~ 5% gypsum (CaSO4.2H2O) (untuk
mencegahflash set semen C3A.3CaSO4.31H2O (tricalcium aluminate tricalcium
sulfate hydrate)
PORTLAND POZZOLANT CEMENT : klinker + gypsum + fly ash

Setting dan Hardening Semen

Dalam proses tersebut terjadi hidrasi dan hidrolisis.


Kecepatan hidrasi masing-masing komponen semen :
Tricalcium aluminate (C3A)> Tricalcium silicate (C3S)>
Tetracalcium aluminoferrite (C4AF)> Dicalcium silicate (C2S)

Tricalcium silicate is responsible for most of the early


strength (first 7 days). Dicalcium silicate, which reacts
more slowly, contributes only to the strength at later
times.

Hidrasi Tricalcium silicate (C3S)

Tricalcium silicate + Water--->Calcium silicate hydrate+Calcium hydroxide + heat


2 Ca3SiO5 + 7 H2O ---> 3 CaO.2SiO2.4H2O + 3 Ca(OH)2 + 173.6kJ
Pembentukan kalsium hidroksida dan kristal kalsium silikat hidrat membentuk inti
untuk pembentukan kalsium silika hidrat. Pertumbuhan kristal kalsium silikat hidrat
yang tebal menyebabkan molekul air menjadi sukar untuk mencapai trikalsium silikat
anhidrat . Kecepatan reaksi dikendalikan oleh kecepatan difusi molekul air melalui
lapisan kalsium silikat hidrat. Ketebalan lapisan ini menyebabkan pembentukan
kalsium silikat hidrat menjadi lebih kecil.

(a) Hidrasi belum terjadi (pori terisi air).


(b) Awal hidrasi
(c) Hidrasi lanjutan, ruang kosong terisi oleh
air dan kalsium hidroksida.
(d) Semen yang hampir keras.

Hidrasi Dicalcium silicate (C2S)

Reaksi dikalsium silikat + air lebih lambat dibandingkan


dengan reaksi trikalsium silikat + air dengan panas reaksi
yang lebih kecil krn dikalsium silikat kurang reaktif.
Dicalcium silicate + Water--->Calcium silicate hydrate + Calcium hydroxide +heat

2 Ca2SiO4 + 5 H2O---> 3 CaO.2SiO2.4H2O + Ca(OH)2 + 58.6 kJ

Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan untuk pembuatan semen


sekitar 6-8% dari konsumsi bahan bakar dunia.
Biaya bahan bakar mencapai 40-60% dari manufacturing
cost untuk pembuatan semen.
Raw material : 10 %
Bahan bakar yang digunakan : gas alam (2%),batubara
(70%), minyak (7%), lainnya (20%).

Das könnte Ihnen auch gefallen