Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
115070107111050
PDB 2011
Identitas Pasien
Usia
Alamat
Pekerjaan
: Tuan Anto
: 64 tahun
: Jl.Bandung No.12 Malang
: Pengusaha tekstil
1. Penegakan Diagnosis
a. Anamnesis
Perubahan pola kebiasaan defekasi, baik diare ataupun konstipasi, perdarahan per
anum (darah segar), penurunan berat badan, faktor predisposisi, riwayat kanker dalam
keluarga, riwayat polip usus, riwayat kolitis ulserosa, riwayat kanker payudara/ovarium,
uretero-sigmoidostomi, serta kebiasaan makan (rendah serat, banyak lemak). Semakin distal
letak tumor semakin jelas gejala yang ditimbulkan karena semakin ke distal feses semakin
keras dan sulit dikeluarkan akibat lumen yang menyempit, bahkan bisa disertai nyeri dan
perdarahan, bisa jelas atau samar. Warna perdarahan sangat bervariasi, merah terang,
mahogany, dan kadang merah kehitaman.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan colok dubur
Untuk menilai tonus dari muskulus sfingter ani, ampula rektum, mukosa dan massa.
Tonus sfingter ani dinilai kuat atau lemah, ampula rektumnya kolaps atau tidak dan isinya,
Investigasi
Rekomendasi
Keterangan
MRI
Diindikasikan
diagnostik/klinis
Staging
CT Scan
liver
- Menilai mesorectal margin
- Dengarn
endorectal
digunakan
untuk
coil,
menilai
kategori T dan N
Ultrasound
Diindikasikan
lebih
akurat
memprediksi kategori T
Response
MRI
Assessment
CT
Diindikasikan
4-6
minggu
setelah
kemoradioterapi
neoajuvan
untuk
menilai
respon tumor
Follow-up
MRI
Diindikasikan
CT
Ultrasound
Investigasi suspek
MRI
relaps
CT
atau relaps
Diindikasikan
Diagnosis
rekurensi
2. Penanganan
Pembedahan sebagai modalitas terapi kuratif stage I-III. Tujuan utama tindakan operatif ialah
memperlancar saluran cerna, baik bersifat kuratif maupun non kuratif. Kemoterapi dan
radiasi bersifat paliatif dan tidak memberikan manfaat kuratif.
a.Pembedahan dilakukan dengan wide surgical resection dan anastomosis. Pembedahan
banyak dilakukan dengan teknik laparoskopi.
b. Kemoterapi ajuvan
- FOLFOX4 (oxaliplatin, leucovorin, and fluorouracil [5-FU]): Oxaliplatin 85mg/m2
diberikan 2 jam infus pada hari 1, leucovorin 200mg/m2 diberikan 2 jam infus pada hari
1dan 2, diikuti dengan loading dose 5-FU 400mg/m2 bolus intravena, kemudian 5-FU
600mg/m2 diberikan melalui ambulatory pump selama 22 jam pada hari 1 dan hari 2 setiap
2 minggu.
- Regimen levamisole (5-FU dan levamisole)
Bolus 5-FU 450 mg/m2 per hari pada hari 1-5, kemudian setelah 28 hari ditambah
levamisole 50 mg oral 3x sehari selama 3 hari setiap 2 minggu.
c. Nutrisi
- Terapi nutrisi diberikan kepada penderita malnutrisi atau pada penderita yang dalam
perjalanan penyakitnya diperkirakan akan menjadi malnutrisi (Waller, 1996; Boediwarsono,
2006). Secara praktis bila didapatkan 2 dari 3 berikut ini, yaitu adanya penurunan berat badan
> 10% dalam kurun waktu 3 bulan, kadar trasferin serum < 150 mg/dl, kadar albumin serum
< 3,4 g/dl merupakan indikasi pemberian terapi nutrisi (Waller, 1996; Boediwarsono, 206).
3. Komplikasi
- Komplikasi setelah penanganan:
Post operasi: Perdarahan dan infeksi setelah operasi, retensi urin, nyeri
Pos kemoterapi dan bioterapi dengan agen: mual, muntah diare, alergi
Terapi radiasi: reaksi kulit, luka bakar, mechanical blockage, perdarahan dan
radionekrosis
-
Obstruksi intestin
Rekurensi
Metastasis
Sumber:
-
American Cancer Society.Nutrition for the Person With Cancer During Treatment: A
Guide for Patients and Families. 2014.
Siregar, G.A. Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Kanker Usus Besar.2008. USU erepository.