Sie sind auf Seite 1von 2

TIGA KUNCI HIDUP BAHAGIA

Kita seringkali mengukur tingkat kebahagian seseorang dengan apa yang mereka
miliki. Orang yang memiliki mobil mewah, smartphone canggih, jabatan yang tinggi,
serta istri yang cantik atau suami yang tampan akan selalu memiliki kebahagiaan yang
lebih dari yang lain. Namun percayalah, kebahagiaan yang mereka miliki tak akan
berlangsung lama. Kebahagiaan perlahan akan menjadi sesuatu yang biasa-biasa saja
dan seketika itu akan mencari kebahagiaan yang lebih dari apa yang dia miliki
sekarang. Sebagai contoh, ketika seseorang sangat menginginkan sebuah kedudukan
yang tinggi dalam sebuah pekerjaan, ia mendapatkannya maka seketika itu dia akan
merasa bahagia, namun perlahan dia akan merasakan hal yang sama ketika belum
memdapatkan kebahagiaan tersebut, dan ingin mencari kebahagiaan lagi dengan
jabatan yang lebih tinggi. Itu semua tidak bisa dipungkiri, karna pada dasarnya manusia
memilki keinginan yang tak terbatas.
Sebenarnya kebahagiaan itu merupakan suatu kondisi yang tanpa syarat. Kita
tidak perlu memilki apapun untuk menjadi bahagia. Ketika kita sudah memutuskan
bahwa kita akan bahagia, bagaimanapun keadaan kita dan apaun yang terjadi kita akan
bahagia. Kita akan merasa bahagia meskipun tidak memilki harta yang banyak, tanah
yang luas, istri yang tak secantik selebritis, dan kebahagiaan-kebahagiaan lain diluar
kita. Semuanya tak akan menggangu kita, karna diawal kita tidak menempatkan
kebahagiaan kita disana.
Inti kebahagian pada dasarnya berada dalam diri kita sendiri. Kita sendirilah yang
mengatur standar kebahagian dalam hidup kita. Untuk itu mari kita ubah pikiran kita
agar kita mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin.
Ada 3 pikiran yang harus ditumbuhkan dalam diri kita agar senantiasa
mendapatkan kebahagiaan yang haqiki. Tiga pikiran ini berasal dari arti tasbih, tahmid
dan takbir yang setiap hari sudah kita ucapkan baik dalam shalat maupun dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Rela memaafkan
Coba renungkan kata Subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, dan manusia
adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak
pada ketidak sempurnaanya. Dengan memahami konsep ini maka kita akan
terbuka untuk saling memaafkan kesalahan orang lain. Lalu apa hubungannya
kerelaan memaafkan dengan kebahagiaan? Gerald Jamponsky seorang dokter
ternama di Amerika menemukan bahwa sebagian besar permasalahan yang kita
hadapi bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan kesalahan orang
lain.
2. Bersyukur

Coba renungkan kata Alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang
senantiasa mengucapkan Alahamdulillah dalam situasi apapun. Ada suatu cerita
tentang seorang petani miskin di sebuah desa yang kehilangan kuda satusatunya. Semua orang panik akan kejadian itu. Namun petani itu hanya berkata
Alhamdulillah, dan beberapa waktu kemudian kuda itu kembali ke rumahnya
membawa segerombolan kuda liar. Kemudian petani itu mendadak menjadi orang
kaya.
3. Tidak membesar-besarkan hal yang kecil
Coba renungkan kalimat Allahu Akbar. Kita akan merasa bahwa Tuhanlah yang
Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari sebenarnya
adalah masalah kecil. Lalu apa hubungannya dengan tidak membesar-besarkan
hal yang kecil dengan kebahagiaan? Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penyebab utama stress seseorang dikarenakan terlalu berat memikirkan kematian
seseorang yang dicintai. Bolehlah kita hal-hal seperti ini serta beberapa kejadian
lain kita anggap Agak Besar, tapi jangan sampai terlalu dipikirkan secara dalam
hingga menimbulkan stress dan hidup menjadi tidak bahagia. Karna pada
kenyataannya kebanyakan, hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup adalah
masalah-masalah kecil.

Direview oleh Muhammad Ikhsan Effendi dari salah satu BAB Life is Beautiful

Das könnte Ihnen auch gefallen