Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Analisis Usaha
Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu
usaha ternak komersial. Melalui usaha ini dapat dicari langkah pemecahan
berbagai kendala yang dihadapi. Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik
tolak untuk memperbaiki kendala yang dihadapi. Hasil analisis ini dapat
digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah cabang usaha
atau memperbesar skala usaha. Berdasarkan data tersebut dapat diukur
keuntungan usaha dan tersedianya dana yang riil untuk periode selanjutnya.
Menurut Suharno dan Nazaruddin (1994) gambaran mengenai usaha ternak yang
memiliki prospek cerah dapat dilihat dari analisis usahanya. Analisis dapat juga
memberikan informasi lengkap tentang modal yang diperlukan, penggunaan
modal, besar biaya untuk bibit (bakalan), ransum dan kandang, lamanya modal
kembali dan tingkat keuntungan yang diperoleh.
Analisis usaha mutlak dilakukan bila seseorang hendak memulai usaha.
Analisis usaha dilakukan untuk mengukur atau menghitung apakah usaha tersebut
menguntungkan atau merugikan. Analisis usaha memberi gambaran kepada
peternak untuk melakukan perencanaan usaha. Dalam analisis usaha diperlukan
beberapa asumsi dasar. Asumsi dasar dapat berubah sesuai dengan perkembangan
waktu (Supriadi, 2009).
Biaya Produksi
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya
produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Maka dapat
dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban
yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang
atau jasa yang siap untuk dipakai konsumen (Nuraini, 2003).
Biaya produksi dalam pengertian ekonomi produksi dibagi atas biaya tetap
dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang harus dikeluarkan ada
atau tidak ada itik di kandang, biaya ini harus tetap keluar. Misalnya : gaji pekerja
bulanan, penyusutan, bunga atas modal, pajak bumi dan bangunan, dan lain-lain.
Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan
jumlah produksi itik pedaging yang diusahakan.Semakin banyak itik semakin
besar pula biaya tidak tetap yang dikeluarkan dalam produksi peternakan secara
total. Pada pemeliharaan itik pedaging, biaya pakan mencapai 60% - 70% dari
total biaya produksi (Rasyaf, 1995).
Menurut (Lipsey et al., 1995) biaya tetap adalah jumlah biaya yang
dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah output tertentu sedangkan biaya yang
berkaitan langsung dengan output yang bertambah besar dengan meningkatnya
produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi disebut biaya tidak tetap.
Penerimaan dan Pendapatan
Perusahaan yang beroperasi atau mempunyai kegiatan sesuai dengan
didirikannya perusahaan tersebut akan mengharapkan adanya penerimaan
pendapatan dari operasi perusahaan yang dilaksanakan. Bagi perusahaan yang
memproduksi barang, maka penerimaan pendapatan berasal dari penjualan barang
tersebut. Demikian juga dengan perusahaan jasa, penerimaan pendapatan
perusahaan tersebut berasal dari usaha penjualan jasa yang dilakukan perusahaan
produksi
dikalikan
dengan
harga
produksi
dengan
satuan
rupiah(Suratiah,2009).
Nuraini (2003) melaporkan, didalam pelaksanaan operasi perusahaan,
kadang-kadang terdapat adanya penerimaan diluar operasi perusahaan, seperti
penerimaan bunga bank karena perusahaan mempunyai rekening giro, penerimaan
dari penjualan mesin dan peralatan yang tidak dipergunakan lagi. Namun
demikian penerimaan tersebut tidak diperhitungkan, karena kegiatan tersebut tidak
berasal dari kegiatan operasi perusahaan. Besarnya penerimaan total dari
perusahaan akan tergantung kepada banyaknya penjualan produk atau jasa.
Dengan demikian maka besarnya penerimaan pendapatan akan tergantung kepada
dua variabel, yaitu variabel harga dan variabel jumlah yang dijual.
Analisa Laba-Rugi
Keuntungan adalah tujuan setiap usaha. Keuntungan dapat dicapai jika
jumlah pendapatan yang diperoleh dari usaha tersebut lebih besar daripada jumlah
pengeluarannya. Bila keuntungan dari suatu usaha semakin meningkat, maka
secara ekonomis usaha tersebut layak dipertahankan atau ditingkatkan. Untuk
memperoleh angka yang pasti mengenai keuntungan atau kerugian, yang harus
dilakukan adalah pencatatan biaya. Tujuan pencatatan biaya agar peternak atau
pengusaha dapat mengadakan evaluasi terhadap bidang usaha (Murtidjo, 1995).
Laba merupakan ukuran yang membedakan antara apa yang perusahaan
masukkan untuk membuat dan menjual produk dengan apa yang diterimanya.
Perhitungan laba jelas untuk keputusan manajemen. Bila laba konsisten positif,
perusahaan dapat tetap berada dalam bisnis tersebut, tetapi jika perusahaan
mengalami penurunan produksi pengusaha dapat mencari produk yang lain yang
akan diolah yang dapat mendatangkan keuntungan (Hansen dan Mowen, 2001).
Keuntungan (laba) suatu usaha secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut : K = TR-TC
dimana :
K
keuntungan
Total Revenue =
total penerimaan
Total Cost
total pengeluaran
> 1 : Efisien
B/C Ratio
= 1 : Impas
B/C Ratio
Kulit Kakao
Kakao merupakan tanaman primadona di Indonesia saat ini. Luas
perkebunan kakao di Indonesia sudah mencapai 817.000 ha (BadanPusat Statistik,
2005). Hasil ikutan pengolahan buah kakao terdiri atas 75% kulit buah kakao,22%
kulit biji kakao dan 3% plasenta (Darwis et al., 1999).
Tabel 1. Proyeksi Luas Areal Perkebunan Rakyat Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2006 - 2009
Jenis
Tanaman
Kakao
Kelapa
Kelapa
sawit
Luas Areal/Ha
Angka
dasar
2005
73,259
2006
75,389
2007
76,889
2008
78,389
2009
78,889
129,494
128,173
128,273
128,373
128,473
0,20
908,002
912,910
914,910
916,910
918,910
0,30
Laju
pertumbuhan
1,87
ternak unggas disebabkan tingginya kandungan serat kasar karena unggas tidak
mampu menghasilkan enzim selulase yang dapat mendegradasi selulosa menjadi
glukosa. Selanjutnya dijelaskan bahwa faktor pembatas pemberian kulit buah
kakao sebagai pakan ternak adalah terdapatnya anti nutrisi theobromin pada kulit
buah kakao. Theobromin merupakan alkaloid tidak berbahaya yang dapat dirusak
dengan pemanasan atau pengeringan, tetapi pemberian pakan yang mengandung
theobromin secara terus menerus dapat menurunkan pertumbuhan (Tarka et al.,
1998). Oleh karena itu untuk memaksimalkan penggunaan kulit buah kakao pada
ternak maka perlu ditingkatkan kualitasnya salah satunya dengan jalan fermentasi.
Perbandingan kandungan nutrisi kulit buah kakao tanpa fermentasi dan kulit
kakao yang difermentasi dengan Aspergillus niger dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2. Kandungan nutrisi kulit kakao tanpa fermentasi dan kulit kakao yang
difermentasi dengan Aspergillus niger
Nutrien
89,403
7,351
1,423
33,103
9,893
Aspergilus niger
Dalam melakukan fermentasi digunakan mikroba, salah satu mikroba
tersebut adalah Aspergillus niger. Aspergillus termasuk dalam kelompok jamur
(kapang), kapang ini sangat baik dikembangkan karena tumbuh cepat dan tidak
memerlukan zat pemacu tumbuh (Winarno, 1996).
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales
dan kelas Fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat,
diantaranya digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam
glukonat dan pembuatan enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan
sellulase.
Aspergillus niger
dapat
tumbuh
pada
pertumbuhan yang lebih cepat dari pada itik jantan lainnya, dagingnya lebih tebal,
dan aromanya tidak terlalu amis seperti itik lainnya (Supriyadi, 2009).
Hasil penelitian mengenai itik belum banyak dipublikasikan,sehingga cara
pemeliharaan itik dengan intensif di Indonesia masih belum bisa dilakukan. Petani
peternak masih berpendapat bahwa pemeliharaan itik dengan cara ekstensif lebih
menguntungkan (Wahyu, 1985).
Tabel 3. Kebutuhan gizi itik pedaging
Zat
Protein
Energi
Satuan
%
Kkal/kg
0 - 4 minggu
20 - 21
2.800 2.900
4 - 6 minggu
19 - 20
2.900 - 3.000
Itik Raja memiliki ciri - ciri sebagai berikut : 1) Warna bulu coklat
kehitam - hitaman dengan kombinasi warna putih pada bagian bawah dada dan
perut. 2) Pada bagian leher terdapat bintik - bintik putih memanjang dari bawah
mulut hingga bawah perut. Pada bagian sayap terdapat beberapa lembar bulu suri
yang mengkilap berwarna biru kehitaman. 3) Pada bagian kepala terdapat garis
putih, tepatnya di atas mata menyerupai alis. 4) Warna paruh dan kaki hitam,
tetapi ada juga yang paruhnya berwarna hitam dan kakinya berwarna kuning. Hal
ini merupakan kelainan dari suatu persilangan yang tidak dapat 100 % seragam.