Sie sind auf Seite 1von 12

The Logic Of

Scientific
Discovery:
Intermezo akhir
tahun
Karl Popper

Siapakah Karl Popper


Filsuf dan Professor Logika
dan metoda ilmiah di
universitas London
Lahir di Wina, 1902,
meninggal di tahun 1994
Menulis buku ini ketika
berumur 34 tahun

Sir Karl Popper


Menulis buku ini ketika
berumur 34 tahun

Prosedur/Metoda Ilmiah dan Tugas


Filsafat Ilmu
Umum
Ilmuwan mengkonstruksi dan mengajukan pernyataan atau sistem
pernyataan
Pengujian tahap demi tahap
Ilmu Empiris
Pernyataan: Hipotesis atau Teori
Pengujian : Pengamatan dan Percobaan

Tugas Filsafat ilmu menurut Popper:

Memberikan analisis logis atas metoda-metoda pengujian tersebut

Popper menganut paham metoda deduktif

Problema Metoda Induktif


Definisi:

konstruksi suatu hukum/teori/hipotesis (universal statement)


berdasarkan hasil dari berbagai pengamatan/percobaan (singular/particular
statements/observation)

Metode induktif dapat dibenarkan jika ada azas induksi


Azas induksi:

pernyataan/hukum yang mampu menjelaskan keabsahan metoda induksi secara


logis

Menurut Popper : Azas induksi yang diajukan belum mempunyai


justifikasi logis!.
Tidak peduli berapa banyak angsa putih yang telah dilihat orang, tidak
bisa membenarkan kesimpulan bahwa semua angsa adalah putih!!

Eliminasi Psikologi Ilmu


Psikologi ilmu pengetahuan : rekonstruksi bagaimana suatu teori
digagas, diinspirasi, dikonstruksi.
Selalu mengandung elemen irasional, jalur intuisi kreatif, dll.

Filsafat/logika ilmu pengetahuan :


studi/kajian tentang metode-metode pengujian sistematik untuk
membuktikan/menyanggah keabsahan suatu hipotesis/teori.
Membahas bagaiman urutan uji yang perlu dilakukan agar suatu teori yang
digagas bisa pada akhirnya diterima sebagai pengetahuan!!

Refleksi: Mana dari kedua pendekatan di atas lebih berguna terhadap


perkembangan ilmu pengetahuan secara umum dan pengembangan
kompetensi kita?

Pengujian deduktif teori-teori


1. Ajukan Antisipasi, Teori, Hipotesis,
2. Tarik kesimpulan-kesimpulan dari teori tersebut, lalu periksa:
a) Konsistensi internal teori itu, yaitu keterhubungan logis antara kesimpulankesimpulannya.
b) Struktur logika teori, untuk memastikan tak berkarakter tautologi atau
retorika.
c) Perbedaannya dari teori-teori sejenis yang sudah ada, untuk memastikan
keterbaruannya (ada kemajuan ilmu pengetahuan).
d) Kebenaran-kebenaran hasil prediksi/peramalan teori itu, melalui pengujian
lewat percobaan atau penerapan praktis teknologi. (utamanya dipilih dari
kesimpulan-kesimpulan yang baru)

Problema Demarkasi dan Usulan Popper


Problem Demarkasi:

Bagaimana membedakan pernyataan ilmiah dengan pernyataan metafisika atau tidak


ilmiah.
antara ilmu dan non-ilmu atau pseudo-ilmiah.

Bagi para penganut mazab positivism: Pokok demarkasi terletak pada ada
tidaknya dasar empiris bagi ungkapan bersangkutan. Ilmiah adalah ada
empirisnya, jika tidak, maka tidak bermakna.
Bagi Popper: Adalah ketersanggahan (falsifiability), yang menjadi kriteria garis
pembatas (atau demarkasi) antara ilmu pengetahuan dan metafisika.
Bagi kaum positivis ilmu adalah sesuatu, bagi Popper adalah suatu permainan
praktis untuk kemajuan
Intermezzo :
Jika suatu pernyataan tidak ilmiah diperdebatkan/dipertentangkan ?.
Bagi kaum positivis ilmu adalah sesuatu, bagi Popper adalah suatu permainan untuk kemajuan

Pengalaman Sebagai Metoda


Baik Metoda Popper maupun Induktif empiris mengakui pentingnya
kontribusi pengalaman
Perbedaannya:
Metoda Induktif: dari banyak pengalaman berbagai kasus dikonstruksi suatu
kesimpulan umum. Bagi Popper hal ini tidak memungkinkan.
Metoda Deduktif Popper: Konstruksi suatu teori umum terlebih dahulu, Tarik suatu
konsekuensi khusus, periksa dengan kenyataan atau percobaan. Jika lolos teori masih
dapat digunakan.

Renungan:
Metoda induktif: tidak ada jaminan sesuatu akan seperti kasus saat ini
Metoda deduktif: ada kemampuan memprediksi
Mengapa kita tidak begitu menyukai hal-hal yang bersifat teoretis? Karena
empirisisme?

Ketersanggahan sebagai kriteria garis


pembatas
Bagi kaum positivis: suatu teori ilmu pengetahuan pada akhirnya harus
dapat dinyatakan bahwa teori itu benar atau salah
Bagi Popper:
Semua hukum/teori ilmu pengetahuan harus diungkapkan dalam bentuk yang
memberikan peluang (atau mengisyaratkan cara) agar orang lain menyanggah
keabsahannya melalui logika/pengamatan/percobaan (ketersanggahan).

Adalah ketersanggahan (falsifiability), dan bukan keterbuktian (verifiability), yang


menjadi kriteria garis pembatas (atau demarkasi) antara ilmu pengetahuan dan
metafisika.

Renungan:

Jika suatu Teori, sudah dibangun dengan dasar logika yang kuat, dan lolos dari
berbagai ujian, menuntut suatu pembuktian menyeluruh atas kebenaran teori itu
secara keseluruhan, sebelum dapat menerima teori itu sebagai pengetahuan, bisa
jadi kurang bijaksana .

Obyektifitas Ilmiah
Ilmu pengetahuan harus bersifat objektif : dapat diuji ketersanggahan
dan keterbuktiannya oleh sembarang orang.
Efek-efek fisika (atau kimia) hanya bermakna ilimiah jika selalu
dapat direproduksi oleh tiap orang yang melakukan percobaanpercobaan terkait secara layak dengan cara/prosedur yang diuraikan
(pelapornya)!.

Aturan-aturan permainan ilmu


pengetahuan
0 . Aturan-aturan lain dari prosedur ilmiah harus dirancang agar tak
menutup kemungkinan tersanggahnya hukum atau teori (yang
diajukan).
1. Ilmu pengetahuan adalah permainan tanpa akhir. Mereka yang tak
menghendaki lagi pengujian terhadap hukum-hukum atau teori ilmu
pengetahuan praktis telah pensiun dari permainan.
2. Teori yang telah lulus pengujian, tak boleh disingkirkan dari
permainan tanpa alasan yang jelas (misalnya : telah ada teori yang
lebih baik atau salah satu konsekuensinya telah absah tersanggah).

Das könnte Ihnen auch gefallen