Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Tujuan Instruksional: Menjelaskan asal usul dan penyebaran tanaman, nama daerah dan
nama asing, klasifikasi, deskripsi dan jenis-jenis tanaman jahe.
Pendahuluan
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan salah satu dari temu-temuan suku Zingiberaceae
yang menempati posisi sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Jahe
berperan penting dalam berbagai aspek berupa kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat
kebiasaan, kepercayaan dalam masyarakat bangsa Indonesia yang sifatnya majemuk dan
terpencar-pencar. Jahe juga termasuk komoditas yang sudah ribuan tahun digunakan sebagai
bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan secara luas di dunia ini. Walaupun
tidak terlalu menyolok, penggunaan komoditas jahe berkembang dari waktu ke waktu, baik itu
mengenai jumlah, variasi, kegunaan maupun mengenai nilai ekonominya.
-1
Tengah (Magelang, Boyolali, Salatiga), Jawa Timur (Malang Probolinggo, Pacitan), Sumatera
Utara (Simalungun ), Bengkulu dan lain-lain (Hasanah, et. al, 2004).
Jawa
Bali
Kalimantan
Nusa Tenggara
Sulawesi
:
:
:
:
:
Maluku
Papua
: Spermatophyta
Sub-divisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Genus
: Zingiber
Species
Famili Zingiberaceae terdapat di sepanjang daerah tropis dan sub tropis terdiri atas 47 genera
dan 1.400 species. Genus Zingiber meliputi 80 species yang salah satu diantaranya adalah
jahe yang merupakan species paling penting dan paling banyak manfaatnya.
Nama Zingiber berasal dari bahasa Sansekerta Singeberi. Kata Singaberi dalam Bahasa
Sansekerta itu berasal dari Bahasa Arab Zanzabil atau Bahasa Yunani Zingiberi.
Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temu-temuan
lainnya seperti temu lawak (Curcuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma aeruginosa),
kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga), lengkuas (Languas galanga) dan
lain-lain.
-3
Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika dibandingkan jenis jahe lainnya. Jika diiris
rimpang berwarna putih kekuningan. Berat rimpang berkisar 0.18-1.04 kg dengan panjang
15.83-32.75 cm, ukuran tinggi 6.02-12.24 cm. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari
kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa dikonsumsi baik saat berumur muda maupun
berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan.
Akar jahe gajah ini memiliki serat yang sedikit lembut dengan kisaran panjang akar 4.53-6.30
cm dan diameter mencapai kisaran 4.53-6.30 mm. Rimpang memiliki aroma yang kurang
tajam dan rasanya kurang pedas. Kandungan minyak atsiri pada jahe gajah 0.82-1.66%, kadar
pati 55.10%, kadar serat 6.89% dan kadar abu 6.6-7,5%.
Jahe gajah diperdagangkan sebagai rimpang segar setelah dipanen pada umur 8-9 bulan.
Rimpang tua ini padat berisi. Ukuran rimpangnya 150-200 gram/rumpun. Ruasnya utuh ;
daging rimpangnya cerah ; bebas luka dan bersih dari batang semu, akar, serangga tanah dan
kotoran yang melekat.
Kedudukan daunnya berselang seling dengan teratur. Warna daun hijau muda dan berbentuk
lancet. Jumlah daun dalam satu batang 20-30 helai. Panjang daun dapat mencapai 20 cm
dengan lebar daun rata-rata 25 cm.
Kandungan dalam rimpang jahe emprit yaitu minyak atsiri 1,5-3,5%, kadar pati 54,70%, kadar
serat 6,59% dan kadar abu 7,39-8,90%. Kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada
jahe gajah, sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi. Jahe ini cocok untuk
ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3. Jahe merah atau jahe sunti
Jahe merah/jahe sunti (Zingiber officinale var. amarum) memiliki rimpang dengan bobot
antara 0.5-0.7 kg/rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis-lapis dan daging
rimpangnya berwarna merah jingga sampai merah, ukuran lebih kecil dari jahe kecil.
Diameter rimpang dapat mencapai 4 cm dan tingginya antara 5,26-10,40 cm. Panjang
rimpang dapat mencapai 12.50 cm. Jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki
kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi dibandingkan jahe kecil, sehingga cocok untuk
ramuan obat-obatan.
Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat, berdiameter antara 2,9-5,71 cm dan
panjangnya dapat mencapai 40 cm. Akar yang dikumpulkan dalam satu rumpun jahe merah
dapat mncapai 300 gram, jauh lebih banyak dari jahe gajah dan jahe emprit.
Susunan daun terletak berselang-seling teratur, berbentuk lancet dan berwarna hijau muda
hingga hijau tua. Panjang daun dapat mencapai 25 cm dengan lebar antara 27-31 cm.
Kandungan dalam rimpang jahe merah antara lain minyak atsiri 2,58-3,90%, kadar pati
44,99%, dan kadar abu 7,46%.
Jahe merah memiliki kegunaan yang paling banyak jika dibandingkan jenis jahe yang lain.
Jahe ini merupakan bahan penting dalam industri jamu tradisional dan umumnya dipasarkan
dalam bentuk segar dan kering.
Bermawie et al., (2008) melakukan eksplorasi dan pengumpulan plasma nutfah jahe berbagai
tipe/keragaman yang ada di alam, terutama ras-ras lokal dari daerah pusat keragaman maupun
sentra produksi. Sampai tahun 1996 telah terkumpul 44 nomor koleksi dari berbagai tipe
(Tabel 1 ) yang sebagian besar berasal dari pengumpulan oleh donor/curator. Namun sebagian
besar nomor-nomor tersebut akhirnya hilang atau mati diantaranya akibat kurangnya
pemeliharaan dan serangan penyakit bakteri layu. Pada tahun 1997 kemudian dilakukan
kembali eksplorasi ke daerah sentra utama di Jawa Barat dan Jawa Tengah serta pengumpulan
informal oleh peneliti yang dinas ke daerah sehingga terkumpul 16 nomor jahe putih besar, 16
nomor jahe putih kecil dan 4 nomor jahe merah (Tabel 2).
-5
Tabel 1.
Nomor-Nomor Koleksi Jahe Hasil Eksplorasi dan Koleksi dari Beberapa Daerah
Sebelum Tahun 1997
No.
Nomor koleksi
Nama lokal/daerah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
001
002
003
004
005
006
Jahe kecil
Jahe kecil
Jahe kecil
Jahe kecil
Jahe kecil
Jahe kecil
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
007
008
009
010
011
012
013
014
015
016
017
018
019
020
021
022
023
Jahe kecil
Jahe kecil
Jahe besar
Jahe besar
Jahe besar
Jahe besar
Jahe merah kecil
Jahe merah besar
Jahe merah
Jahe merah
Jahe merah
Jahe merah
Jahe merah
Jahe merah
Jahe besar
Jahe badak
Jahe badak
Ambon, Maluku
Cireundeu, Jawa Barat
Bogor, Jawa Barat
Cianjur, Jawa Barat
Sukabumi, Jawa Barat
Bengkulu
Bitung
Modoidang, Sulut
Cicurug, Jawa Barat
Bogor, Jawa Barat
Jasinga, Jawa Barat
Ternate, Maluku
Kota Bumi, Lampung
Ambon, Maluku
Cipanas, Jawa Barat
Malang, Jawa Timur
Simalungun, Sumut
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
024
025
026
027
028
029
030
031
032
033
034
035
Simalungun, Sumut
Cipanas, Jawa Barat
Ambon, Maluku
Bengkulu
India
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Cireundeu, Jawa Barat
Pasir Madang, Jawa Barat
Pasir Madang, Jawa Barat
Minahasa, Sulut
Bitung
Daerah asal
Cianjur, Jawa Barat
Cianjur, Jawa Barat
Bogor, Jawa Barat
Bitung
Ternate Maluku
Bacan, Maluku
Tabel 2.
Nomor-Nomor Jahe Hasil Eksplorasi dan Pengumpulan Mulai Tahun 1997
No.
Tipe jahe
Lokasi
Jumlah
Inisial Kurator
aksesi
1.
2.
3.
Jahe merah
Garut
NB, NA
Cianjur
NB, NA
Sukabumi
HD, NB
Boyolali
NB, BM, HD
Salatiga
NB, BM, HD
Majalengka
Sumedang
HD, NB, SF
Rejang Lebong
NB, NA, HM
Garut
NB, NA
Cianjur
NB, NA
Sukabumi
HD, NB
Boyolali
NB, BM, HD
Salatiga
NB, BM, HD
Majalengka
Sumedang
HD, NB, SF
Karang Anyar
NB, NA, HM
Cianjur
HD, NB, NA
Sukabumi
HD, NB, NA
Magelang
Bantul
NB, NA, HM
Lebih lanjut Bermawie et al., (2008) mengemukakan agar plasma nutfah dapat dimanfaatkan
secara optimal, perlu dilakukan pembuatan klasifikasi koleksi kerja, identifikasi sumber/donor
sifat-sifat penting, memperbesar keragaman genetik untuk sifat-sifat tertentu, memperbesar
keragaman sifat agronomis pada populasi yang digunakan, mempelajari biologi bunga dan
sistem penyerbukan dari koleksi yang akan digunakan, mempelajari kesesuaian persilangan
intra dan antar disiplin, misalnya untuk evaluasi ketahanan terhadap cekaman lingkungan
biotik dan abiotik. Karakterisasi nomor aksesi plasma nutfah dari tiga tipe jahe utama meliputi
sifat morfologi, komponen hasil dan mutu (Tabel 3, 4 dan 5).
-7
Tabel 3.
Keragaan Sifat Morfologi, Hasil dan Mutu Tiga Tipe Jahe
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Bagian Tanaman
Jahe besar
Jahe kecil
Rimpang
Struktur
Warna (irisan)
Besar berlapis
Putih kekuningan-
Kecil berlapis
Putih kekuningan
Kecil berlapis
Jingga muda
Bobot/rumpun (kg)
Diameter (cm)
Tinggi (cm)
Panjang (cm)
putih kebiruan
0,18-2,08
8,47-8,50
6,20-11,30
15,83-32,75
-putih kebiruan
0,10-1,58
3,27-4,05
6,38-11,10
6,13-31,70
sampai merah
0,20-1,40
4,20-4,26
5,26-10,40
12,33-12,60
Akar
Diameter (cm)
Panjang (cm)
Bobot (kg)
Bentuk
4,22-5,83
9,43-24,80
0,02-0,03
Bulat
3,91-5,90
15,35-26,20
0,02-0,07
Bulat
2,49-5,71
17,03-39,23
0,07-0,34
Bulat
Batang
Tinggi (cm)
Jumlah
Warna
Bentuk
Sifat
55,88-81,38
8.60-10.30
Hijau muda
Bulat
Agak keras
41,87-56,45
14.80-32.70
Hijua muda
Bulat
Agak keras
34,18-62,28
13.76-17.53
Hijau kemerahan
Bulat kecil
Agak keras
Jumlah
Panjang (cm)
Lebar (mm)
Luas (mm)
Warna
Bentuk
Berselang-seling
Teratur
24,01-30,99
17,42-21,99
20,00-35,50
24,87-27,52
Hijau muda
Lanset
Berselang-seling
Teratur
20,37-29,03
17,45-19,79
22,40-32,60
14,36-20,50
Hijau muda
Lanset
Berselang-seling
Teratur
20,10
24,30-24,79
27,90-31,18
32,55-51,18
Hijau muda
Lanset
Mutu
Kadar atsiri (%)
Kadar pati (%)
Kadar serat (%)
Kadar abu (%)
Kadar air (%)
Kadar sari dalam air
Kadar sari dalam etanol
0,82-3,25
39,39-55,10
6,44-9,57
3,40-4,80
6,40-11,42
19,2-27,4
11,9-15,1
1,50-3,50
40,63-54,70
5,92-9,28
3,30-5,45
7,39-11,95
18,1-28,9
9,9-20,7
2,58-3,90
44,99
7,1-7,6
6,1-7,0
12,0
18,2-18,9
9,6-11,0
Daun
Kedudukan
Jahe merah
Tabel 4.
Penampilan Hasil Rata-Rata Bobot dan Tinggi Rimpang Tiga Jenis Tipe Jahe pada Berbagai
Lokasi dengan Ketinggian Berbeda
Tipe jahe/Lokasi
1080
9.53
670
11.10
905
11.30
908
11.30
209
6.26
180
6.20
780
9.52
440
9.57
740
9.73
1580
11.10
100
6.38
110
7.89
490
7.62
490
10.60
1400
10.40
1170
7.03
200
5.26
290
5.89
Jahe merah
-9
Tabel 5.
Rata-Rata Bobot Rimpang per Rumpun 18 Nomor Jahe pada Beberapa Lokasi
Asesi
JPB1
JPB2
JPB3
JPB4
JPB5
JPB6
JM1
JM2
JPK1
JPK2
JPK3
JPK4
JPK5
JPK6
JPK7
JPK8
JPK9
JPK10
Minimum (g)
Maximum (g)
Jahe putih besar
2100
325
1517
223
1470
128
1158
203
1547
248
1350
210
Jahe merah
223
1138
197
791
Jahe putih kecil
850
83
583
100
1333
117
700
50
700
108
733
83
850
83
817
133
800
217
812
117
Rata-rata (g)
592,7
575,7
537,6
544,4
596,9
520,8
412,9
371,9
372,4
305,3
333,2
402,5
413,5
336,7
253,0
370,3
437,9
398,3
Keterangan: JPB 13 lokasi, JPK 8 lokasi (kecuali JPK3 dan JPK7-3 lokasi) dan JM 3 lokasi
Sumber: Bermawie et al., 1999;2000;2001;2002, Hadad, 2000 dalam Bermawie et al., (2003)