Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
117
E-mail : f_arjadi@yahoo.com
118
mahkotadewa 4,5%. Rebusan buah mahkota dewa memberikan kontribusi 43,82% dalam penurunan
glukosa darah (r = 43,82%) dan terdapat hubungan yang kuat antara mahkota dewa dengan penurunan
kadar glukosa darah (r = 0,66). Terdapat perbedaan bermakna antara jumlah rata-rata sel pulau
Langerhans pada perlakuan kontrol, pemberian rebusan daging buah mahkota dewa 4,5%, 9% dan 13,5%
( Fhitung = 22,441 > Ftabel = 2,45). Jumlah rata-rata sel Pulau Langerhans terdapat peningkatan mulai pada
pemberian rebusan buah mahkota dewa 9%.
Kesimpulan: Daging buah mahkota dewa dapat meregenerasi sel pulau Langerhans tikus putih diabetes
(Sains Medika, 2(2):117-126).
Kata kunci : rebusan daging buah mahkota dewa, regenerasi, sel pulau Langerhans, tikus putih diabetes
PENDAHULUAN
Mahkota dewa merupakan salah satu tumbuhan obat Indonesia yang secara
turun temurun dipercaya dapat mengobati diabetes, hepatitis, tumor, darah tinggi, asam
urat serta berbagai penyakit lainnya. Pada daging buah mahkota dewa mengandung
senyawa flavonoid, saponin dan alkaloid (Winarto, 2003). Senyawa kimia aktif yang
diduga mempunyai efek hipoglikemik mirip insulin adalah flavonoid (Annisa, 1998).
Kerusakan sel pulau Langerhans ditandai dengan penurunan jumlah dan
pengecilan diameter sel pulau Langerhans (Vessal et al., 2001). Salah satu penyebab
diabetes mellitus selain resistensi pengambilan glukosa dengan perantara insulin adalah
kerusakan sel pulau Langerhans. Kerusakan sel pulau Langerhans merupakan kelainan
sekunder yang terjadi kemudian setelah progresivitas penyakit dimana sel pulau
Langerhans tak mampu lagi meningkatkan sekresi insulin (Haffner et al., 1999). Senyawa
flavonoid dalam usaha penyembuhan diabetes meningkatkan pengeluaran insulin yang
dihasilkan oleh sel Pulau Langerhans Pankreas dengan cara merubah metabolisme
Ca 2+ (Hii dan Howell, 1985) dan meregenerasi pulau Langerhans Pankreas terutama sel
(Nuraliev dan Avezov, 1992).
Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara histologis regenerasi (perbaikan
kembali) sel pulau Langerhans pankreas yang rusak pada tikus yang dibuat diabetes
dengan pemberian air rebusan daging mahkota dewa. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi dasar penggunaan rebusan daging mahkota dewa sebagai salah satu
alternatif pengobatan diabetes. Disamping itu diharapkan menjadi dasar untuk penelitian
lanjutan yang lebih mendalam.
119
METODE PENELITIAN
Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Sprague Dawley
(Rattus norvegicus) berjumlah 25 ekor dengan umur dan berat badan dalam kisaran yang
sama dan sehat (Suharmiati, 2003). Air rebusan daging buah mahkota dewa dengan
kadar rebusan 6 gram/100 ml, 9 gram/100 ml, dan 12 gram/100 ml.
Jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Data hasil percobaan ditunjukkan dengan mean SD 5 hewan coba dan dianalisis
dengan uji Analysis of Variance (ANOVA) 1 jalan dengan taraf kepercayaan 95% (=0,05).
Untuk melihat besar pengaruh perlakuan diuji dengan menggunakan uji beda nyata
terkecil (BNT) pada = 0,05. Data kualitatif berupa pengamatan terhadap perubahan
diameter sel Pulau Langerhans disajikan dalam bentuk mikrofoto.
Lima puluh ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok dan dilakukan pengukuran
kadar glukosa darah awal sebelum perlakuan. Kelompok I tidak diberikan perlakuan
(kontrol negatif), Kelompok II diberikan aloksan secara intravena melalui vena ekor
dengan dosis 70 mg/kg BB untuk meningkatkan kadar glukosa darah (kontrol positif),
kelompok III, IV dan V diberikan aloksan dengan dosis 70 mg/kg BB dan diberikan rebusan
mahkota dewa sebanyak 2 ml untuk kelompok III dengan konsentrasi 4,5%, kelompok IV
dengan konsentrasi 9% dan kelompok V dengan konsentrasi 13,5% selama 4 minggu.
Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada awal sebelum perlakuan, minggu ke-2
dan ke-4. Setelah 4 minggu, tiap tikus dari 5 perlakuan didekapitasi, diambil jaringan
pankreas, dibuat 5 buah preparat histologi. Sel Pulau Langerhans dihitung jumlah dan
diukur diameternya tiap 5 lapangan pandang dalam satu preparat tiap perlakuan
kemudian dibandingkan.
HASIL PENELITIAN
Kadar Glukosa
Peningkatan kadar glukosa darah tidak mengalami banyak perubahan sampai
minggu ke 2 sebagaimana disajikan dalam Gambar 1. Hasil penghitungan kadar ratarata glukosa darah menunjukkan terdapat penurunan mulai pada pemberian rebusan
daging buah mahkota dewa 4,5%.
120
Minggu
Gambar 1.
Gambar 2. Grafik jumlah rata-rata sel Pulau Langerhans pada tiap perlakuan
Gambar 3.
121
PEMBAHASAN
Kadar Glukosa
Peningkatan kadar glukosa darah tidak mengalami banyak perubahan sampai
minggu ke 2 (Gambar 1) yang menunjukkan adanya kerusakan yang permanen pada sel
pankreas. Kerusakan yang ditimbulkan oleh aloksan bersifat stabil dan dapat bertahan
selama 5 minggu. Pada kontrol positif, menunjukkan peningkatan konstan yang
membuktikan bahwa pemberian aloksan dengan dosis sebesar 70 mg/kg BB intravena
mampu meningkatkan kadar glukosa darah tikus putih secara stabil (Mulder et al., 2005).
Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada
binatang percobaan. Efek diabetogeniknya bersifat antagonis dengan glutathion yang
bereaksi dengan gugus SHnya. Mekanisme aksi dalam menimbulkan perusakan yang
selektif belum diketahui dengan jelas. Aloksan berikatan dengan Glut-2 yang memfasilitasi
masuknya aloksan ke dalam sitoplasma sel pankreas, meningkatkan depolarisasi
pada mitokondria sebagai akibat pemasukan ion Ca2+ yang diikuti dengan penggunaan
energi berlebih sehingga terjadi kekurangan energi dalam sel (Szkudelski, 2001). Dua
mekanisme tersebut merusak jumlah dan massa sel pankreas sehingga terjadi penurunan
122
pelepasan insulin.
Pemberian rebusan daging buah pada minggu ke-2 tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan, tetapi pada minggu ke-4 menunjukkan perubahan kadar glukosa yang
nyata. Pemeriksaan terhadap kadar rata-rata glukosa darah dan analisa statistik dengan
uji ANOVA ( =0,05) menunjukkan perbedaan bermakna antara kadar rata-rata glukosa
darah pada perlakuan kontrol, pemberian rebusan daging buah mahkota dewa 4,5%, 9%
dan 13,5% karena hipotesis diterima (Fhitung=31,883>Ftabel=2,50). Selanjutnya uji Post Hoc
Tests menunjukkan bahwa kadar rata-rata glukosa darah berbeda signifikan antara
kontrol positif dan negatif, tetapi tidak berbeda signifikan antara pemberian rebusan
daging buah mahkota dewa 4,5%, 9% dan 13,5%.
Uji regresi linier menunjukkan bahwa rebusan buah mahkota dewa memberikan
kontribusi 43,82 % dalam penurunan glukosa darah (r2 = 43,82%) dan terdapat hubungan
yang kuat antara mahkota dewa dengan penurunan kadar glukosa darah (r = 0,66). Uji
regresi linier menunjukkan sifat positif yang berarti semakin besar dosis rebusan buah
mahkota dewa akan menurunkan kadar glukosa darah.
Penurunan kadar glukosa darah akibat pemberian mahkota dewa dapat
dijelaskan melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intra pankreatik dan ekstra
pankreatik. Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki (regenerasi)
sel pankreas yang rusak dan melindungi sel dari kerusakan serta merangsang
pelepasan insulin dengan senyawa aktif alkaloid dan flavonoid. Alkaloid terbukti
mempunyai kemampuan regenerasi dimana ekstrak alkaloid terbukti secara nyata
mempunyai kemampuan regenerasi sel pankreas yang rusak. Peningkatan sekresi
insulin diakibatkan oleh adanya efek perangsangan saraf simpatis (simpatomimetik)
dari alkaloid yang berefek pada meningkatnya sekresi insulin. Flavonoid mempunyai
sifat sebagai antioksidan sehingga dapat melindungi kerusakan sel-sel pankreas dari
radikal bebas.
Mekanisme ekstra pankreatik dapat berlangsung melalui berbagai mekanisme.
Alkaloid menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat absorbsi glukosa di usus,
meningkatkan transportasi glukosa di dalam darah, merangsang sintesis glikogen dan
menghambat sintesis glukosa dengan menghambat enzim glukosa 6-fosfatase, fruktosa
1,6-bifosfatase, serta meningkatkan oksidasi glukosa melalui glukosa 6-fosfat
123
124
diekstraksi. Diduga flavonoid yang terdapat pada daging buah mahkota dewa dapat
menyebabkan regenerasi sel pulau Langerhans, meregenerasi sel , merangsang
pengeluaran insulin dan/atau sebagai senyawa mirip insulin. Flavonoids dengan aksi
merangsang pengeluaran insulin dan/atau sebagai komponen mirip insulin, seperti
quercetin, akan menginduksi hepatik glucokinase dan hasilnya menciptakan efek
hipoglikemi.
Efek hipoglikemik buah mahkota dewa mungkin juga berhubungan dengan
kandungan K, Zn, Ca, and Cr yang merupakan bahan hipoglikemik. Kandungan mineral
tersebut tergantung dari jenis tanah tempat tanaman mahkota dewa tumbuh sehingga
efek hipoglikemi tanaman mahkota dewa juga tergantung dari tempat dan asal
penanaman.
125
yaitu kurang cermat dalam pemberian air rebusan, waktu perlakuan yang kurang lama
dan kemungkinan regenerasi sel pulau Langerhans karena sebab lain. Sudah terbukti
bahwa pemberian diabetogenik selain aloksan yaitu streptozotocin dapat menginduksi
neogenesis sel pulau Langerhans. Selain itu diketahui bahwa secara embrional, sel duktus
pankreatikus merupakan sel progenitor sel pulau Langerhans. Penelitian pada tikus
pada saat embrional dan postnatal, sel prekursor yang terdapat pada sel duktus
pankreatikus bermigrasi ke jaringan ikat dan berdiferensiasi menjadi sel pulau
Langerhans yang matang (Banerjee dan Bhonde, 2003). Untuk itu diperlukan penelitian
mengenai mekanisme kerja rebusan daging buah mahkota dewa, uji kualitatif senyawa
kimia yang antihiperglikemi dan uji toksikologinya.
KESIMPULAN
Pemberian rebusan buah mahkota dewa dapat menurunkan kadar glukosa darah
mulai pada kadar 9%. Regenerasi sel pulau Langerhans pankreas tikus diabetes dimulai
pada pemberian rebusan buah mahkota dewa pada kadar 4,5%.
SARAN
Diperlukan penelitian lanjutan mengenai mekanisme kerja rebusan daging buah
mahkota dewa, jenis sediannya (ekstrak, rebusan), uji kualitatif senyawa kimia yang
antihiperglikemi dan uji toksikologinya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa N., 1998, Efek Hipoglikemik Ekstrak Daun Ceplukan (Physaliss minima L.) Pada
Pankreas Tikus Putih, Laporan Penelitian, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Banerjee M and R.R Bhonde, 2003, Islet Generation from Intra Isletr Precursor Cells of
Diabetic Pancreas : In Vitro Studies Depicting in Vivo Differentiation, J. Pancreas
(4): 137-145.
Guz, Y., Nasir and G. Teitelman, 2001, Regeneration of Pancreatic Beta Cells from Intraoslet Precursor Cells in an Experimental Model of Diabetes, Endocrinology 2001,
142 (11): 4956-68.
Haffner SM, Valdez R.A, Hazuda HP, Mitchell BD, Morales PA, Stern MP., 1999, Prospective
analysis of the insulin resistance syndrome, Diabetes 41: 715-22.
Hii C.S. and Howell S.L., 1985, Effects on flavonoids on insulin secretin & 4SCa2+ handling
126