Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HEAT TREATMENT
3.1. PENDAHULUAN
3.1.1. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi ini yang penuh dengan pembangunan di sector industri
serta bidang-bidang lainnya, tentunya pembangunan itu membutuhkan suatu
bahan logam yang cukup baik , entah itu sifat fisik maupun mekanisnya.
Namun sifat fisik maupun mekanik dari logam tidaklah dengan mudah
ditemukan .Oleh karena itu, perlu diberikan terlebih dahulu suatu perlakuan
khusus, sehingga dapat menghasilkan suatu logam yang sesuai dengan yang
diinginkan .
Heat Treatment (perlakuan panas) adalah salah satu proses untuk
mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan specimen pada elektrik
terance (tungku) pada temperature rekristalisasi selama periode waktu tertentu
kemudian didinginkan pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan
solar yang masing-masing mempunyai kerapatan pendinginan yang berbeda-beda.
3.1.3. MANFAAT
a. Bagi Praktikan
Mengetahui
langkah
pengujian
perlakuaan
panas,
untuk
b. Bagi Industri
Dengan perlakuan panas dapat diketahui sifat-sifat logam untuk
diterapkan pada bidang industri tertentu, terutama padad
pemilihan bahan dan produnya.
1.1.1.
A. Karburasi (Caburizing)
Karburasi adalah cara pengerasan agar baja yang memiliki kadar karbon
rendah menjadi keras pada lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi pada
lapisan luarnya. Biasanya suhu pada proses karburasi adalah 1700o F. Setelah
proses pendinginan maka pada permukaan baja dapat dilihat dengan mikroskop
bahwa terdapat bagian-bagian hypereutektoid, zona yang terdiri dari perlit
dengan jaringan sementit yang putih, diikuti zona eutektoid, hanya terdiri dari
perlit, dan terakhir adalah zone hypoeutektoid, yang terdiri dari perlit dan ferrit,
dimana jumlah ferrit meningkat hingga pusat dicapai. Karburasi sendiri terdiri
dari beragam cara antara lain karburasi padat, karburasi cair dan karburasi gas.
B. Nitriding
Menitrid adalah suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini baja
paduan special dipanaskan untuk waktu yang lama dalam suatu atmosfer dari gas
nitrogen. Baja dipanaskan samapi 510oC dalam lingkungan gas ammonia.
Nitride yang diserap oleh logam akan membentuk nitride yang keras yang
tersebar rata pada permukaan logam. Proses nitriding adalah proses pengerasan
permukaan, disini digunakan bahan dan suhu pemansan yang berlainan. Logam
dipanaskan sampai sekitar 5100C didalam lingkungan gas ammonia selama
beberapa waktu. Nitrogen yang diserap oleh logam membentuk nitrida yang
keras yang tersebar merata pada permukaan logam. Telah dibuat logam paduan
khusus untuk proses ini. Suhu pemanasan berkisar antara 4950 5650C.
Pada nitriding cair (liquid nitriding) digunakan garam sianida cair
sedang suhunya dipertahankan di daerah transformasi. Penyerapan nitrogen lebih
mudah sedang karbon yang menyerap lebih sedikit dibandingkan dengan proses
cyaniding atau karburasi. Dapat mencapai ketebalan 0.03 0.3 mm.
C. Nitrocarburizing
Nitrocarburizing adalah variasi dari proses nitriding. Ini adalah proses
difusi termokimia mana nitrogen, karbon, dan untuk tingkat yang sangat kecil,
atom oksigen berdifusi ke permukaan bagian baja, membentuk lapisan senyawa
pada permukaan, dan lapisan difusi. Nitrocarburizing adalah variasi kasus
dangkal dari proses nitriding. Keuntungan dari proses ini termasuk kemampuan
untuk mengeraskan bahan yang tidak prehardened, suhu relatif rendah dari
proses yang meminimalkan distorsi, dan biaya relatif rendah dibandingkan
dengan proses karburasi kasus pengerasan atau lainnya. Proses ini dilakukan
meningkatkan
ketahanan
lelah.
1.1.2.
pada seberapa tebal bagian permukaan yang mengalami pemanasan sampai menjadi
austenit dan didinginkan dengan cara dicelup.
Proses ini terdiri dari pengerasan permukaan dengan memanaskan suatu benda
itu di atas suhu transformasi menggunakan intensitas tinggi api dari kompor yang
didesain khusus dan kemudian semakin pendinginan dalam air, minyak atau sintetis
cocok quenchant. Kedalaman lapisan mengeras dapat berkisar antara 1 hingga 10 mm.
Seorang cukup tingkat keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk proses dan
tergantung pada kerumitan bagian yang akan mengeras, sejumlah besar variabel yang
perlu diperiksa sebelum pekerjaan harus dilanjutkan.
B. Pengerasan induksi
Pemanasan induksi memberikan hasil yang cukup baik pada
pengerasan permukaan krukas dan sejenis yang harus tahan aus. Berbeda
dengan pengerasan permukaan biasa, disini susunan kimia baja tidak
berubah karena pemanasan berlangsung sangat cepat dan pencelupan
permukaan tidak berpengaruh atas bagian dalamnya. Pengerasan yang
diperoleh melalui pengerasan induksi sama dengan pemanasan biasa dan
tergantung pada kadar karbon. Bolk induksi
1.2. Quenching
Adalah proses pendinginan setelah mengalami pemanasan. Medium
Quenching dapat berupa oli, air, garam dan lain-lain sesuai dengan
material
quenching sangat
yang
menghasilkan
kekerasan
tertinggi.Ada
tiga
tahap
pendinginan :
brine mirip dengan pendinginan melalui media air. Brine akan mendinginkan
material sedikit lebih cepat daripada air, dan proses quenching akan berjalan
sedikit lebih cepat, sehingga menghasilkan baja lebih keras daripada melalui
media air. Bahkan quenching dengan media brine ini adalah yang
menghasilkan baja terkeras diantara yang lainnya. Hal tersebut disebabkan
karena titik didihnya lebih tinggi daripada air sehingga brine tidak mudah
panas dan mendinginkan baja lebih cepat dan lebih keras.
8. Cryogenic Quench
Cryogenic atau deep freezing bertujuan untuk memastikan bahwa tidak
ada austenit yang tertahan selama Quenching.
larutan garam
oli + air
oli
udara.
2). Softening
Softening adalah proses pemanasan diikuti pendinginan secara perlahanlahan (untuk baja karbon tinggi).
Meliputi proses:
2.1. Annealing
Annealing adalah pemanasan pada suhu yang cukup tinggi (antara 50F
di atas AC
sebagai berikut:
Memperbaiki keuletan
Memperbaiki ketangguhan
di atas batas atas titik kritis dan didinginkan pada temperatur kamar.
Hasilnya struktur mikro butir lebih kecil dan seragam.
2.1.4. Spheroidizing
Merupakan proses annealing yang digunakan untuk baja karbon
tinggi. Tujuannya adalah meningkatkan ketangguhan baja yang rapuh.
Struktur ini meningkatkan ketangguhan baja yang rapuh. Langkah
Spherodizing adalah memanaskan bahan hingga temperatur tepat di
bawah garis ferrit austenit ( garis dibawah garis austenit sementit )
dibawah 7270C. Struktur ini meningkatkan kemampuan mekanis dalam
proses pemotongan, meningkatkan ketahanan terhadap goresan. Struktur
mikro yang terbentuk adalah Spheroidite.
2.2. Normalizing
Salah satu proses perlakuan panas yang bertujuan untuk
menghaluskan butiran kristal
2.3. Tempering
Adalah pemanasan kembali antara 100- 400C yang berfungsi untuk
menurunkan kekerasan apabila kekerasan yang diperoleh dari proses
hardening terlalu tinggi dari yang dikehendaki.
Dalam proses tempering ini atom-atom karbon akan dikeluarkan dari larutan
dan struktur akan berganti menjadi suatu campuran fasa-fasa ferit dan
sementit yang stabil.
Untuk proses quencing setelah hardening dilakukan secara mendadak,
sedangkan setelah tempering pendinginan dilakukan dengan udara. Proses
pendinginan ini jelas akan berakibat berubahnya struktur logam yang
diquench.
Gambar 3.16.Struktur Mikro Besi Karbon dan Besi dari Diagram Fasa
(Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan)
Penjelasan untuk gambar 4.26. dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Proses Tarnsformasi untuk Baja
Proses
Tujuan
Pelunakan
Celup
Pengerasan
Terputus
daerah stabil
Celup yang lebih cepat
daripada CRm
Celup
disusul
+ karbida
Martensit
dengan
Martensit
Ms ke Mf
Pengerasan tanpa
Austemper
Fasa
Anil
Celup
Prosedur
Celup
disusul
dengan
isotermal
+ karbida
diatas Ms
Peningkatan
Temper
ketangguhan
Pemanasan
(biasanya dengan
martensit
ulang
dari
+ karbida
pelunakan minimal)
(Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan)
Tujuannya untuk mengurangi tegangan kerut dan kerapuhan baja. Digunakan pada
alat kerja yang tak mengalami beban berat seperti alat potong dan mata bor kaca.
b.
C.
bagian (generator rotor, rotor turbin uap) yang dimuat secara vertikal melalui
bagian atas tungku.Metode pemanasan mungkin baik resistensi listrik atau bahan
bakar / gas.
Roller Furnace
Tungku jenis ini telah rol baja tahan panas memindahkan bagian
atau bahan bakar / gas. Tungku Roller cocok untuk perlakuan panas lembaran,
tabung dan bagian panjang lainnya.
sentimeter. Bahkan, pada mobil limusin Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack
Obama, ketebalan kaca mobilnya lebih dari 12 sentimeter. Sementara kekuatan
kaca antipeluru ditentukan melalui suatu standar. Dengan demikian, kekuatan
kaca dapat diukur.
Ada beberapa level untuk menentukan kekuatan kaca. Berdasarkan
standar ukuran dari National Institute of Justice yang berasal dari Amerika
Serikat, terdapat ukuran kekuatan kaca mulai dari level satu sampai dengan level
delapan. Kekuatan tersebut akan diukur dengan peluru yang mengenai kaca.
Jenis peluru, kecepatan, dan jumlah peluru yang ditembakkan menjadi acuan
ketahanan suatu kaca.
Jarak, Berat, dan Kecepatan , Sebagai contoh, pada level II A kaca akan
dapat mengkis peluru berkaliber 9 milimeter yang memiliki berat 8 gram dengan
kecepatan luncur dari senapan 341 meter per detik dari proyektil atau senapan.
Dalam satu percobaan, peluru ini ditembakkan dalam jarak lima meter.
Hasil yang diperoleh peluru tidak menembus pada kaca. Kekuatan kaca
ini akan jadi berbeda jika ditembakkan dengan peluru pada kekuatan level III A.
Kaca dengan kekuatan IIA ditembak dengan peluru IIIA yang berjenis 9
milimeter dengan berat 8,2 gram pada kecepatan tembak 436 meter per detik.
Maka, peluru tersebut akan dapat menembus kaca dan serpihannya dapat
mengenai penumpang di dalam mobil.
Untuk menguji kaca antipeluru, penembakan dilakukan pada jarak lima
meter dan dilakukan pada enam kali tembakan pada level I sampai III A. Dalam
percobaan, tembakan tidak diarahkan pada titik yang sama melainkan diarahkan
pada titik lain. Sementara, jarak antara satu titik tembakan dengan titik yang lain
sejauh dua inci atau 5,1 milimeter. Sebab kalau tembakan diarahkan pada satu
titik pada kaca yang ditembak sebanyak enam kali, tentu saja peluru akan
menembus kaca. Pada Level di atas III A atau III dan IV, jarak uji tembakan 15
meter karena pada tahap ini kecepatan peluru umumnya lebih besar sekitar 850
meter per detik. Di samping itu, berat peluru lebih tinggi sekitar sembilan
sampai dengan 10 gram. Namun, berbeda dengan level di bawahnya, uji tembak
pada peluru level empat hanya dilakukan sekali. Selain daripada itu, teknik uji
kaca antipeluru lainnya adalah dengan mengarahkan tembakan secara lurus pada
kaca. Arah tembakan semacam ini memiliki kekuatan yang lebih besar
dibandingkan jika tembakan diarahkan secara miring. Jika dengan cara uji
seperti ini peluru tidak tembus pada kaca, maka tembakan yang dilakukan dalam
posisi miring tidak akan menembus kaca. Sebab umumnya tembakan yang
dilakukan oleh pelaku kriminal dilakukan dengan arah yang tidak lurus.
Sumber : http://archive.kaskus.us/thread/2891523
Tipe KL
Keterangan :
1. Display
adalah layar yang yang digunakan untuk menampilkan keterangan suhu,
kecepatan pemanasan, waktu penahanan, maupun kecepatan pendinginan.
2. Unit
Bagian yang menunjukkan satuan-satuan dari angka-angka yang ditampilkan
pada bagian display.
3. Program Number
Program number merupakan untuk tiap program yang ada dalam mesin
tersebut.
4. Heating Program
Diagram pemanasan dimana pada diagram tersebut terlihat adanya kenaikan
suhu dan penahanan suhu.
A Mengontrol waktu tunggu yang telah disimpan samapi memulai proses
pemanasan.
B, D, F Mesin pemanas memanasi dg kecepatan yang telah disimpan, dapat
dipilih dari 4oC 700oC.
C, E, G, I Suhu tidak merubah waktu tunggu.
H Mesin pemanas menurunkan suhu dengan kecepatan normal
5. Relais
Indikator untuk mengontrol sirkulasi udara luar mesin, nilai magnetik, dan
penghubungnya
6. Program Button
yang
b.
Dial indicator
penetrator
pengatur pembebanan
Anvil
handle pelepas
handle pembeban
handwell
d. Vernier caliper
e. Media pendingin
Air
Udara
Oli
T= 24 C
Jika ingin memanaskan benda uji sampai suhu 30oC dengan kecepatan 300oC lh
dan waktu 5 , tekan tombol program maka angka 1 muncul lalu tekan segmen pada
pilihan suhu yang akan dicapai pertama .Masukan angka 600oC Tekan tombol segmen
pada pilihan ke 4batas masukan angka 300oC/h. Tekan segmen pada pilihan lama
penahan 5s . Tekan tombol segmen pada pilihan pencapaian suhu ke 5 masukan 900oC
Tekan segmen pada pilihan kecepatan bakar.Masukkan angka 300oC/h segmen pada
pilihan lama pembakaran masukkan angka 5 tekan tombol segmen pada suhu
pendinginan masukan angka 50oC. Lalu tekan tombol kunci lalu tekan steel.
Memasukkan material ke
dalam Chambeer hoffman
poroses heat-
No
Mengecek Program
Yes
Selesai
No
Baja ST 60
Besi Cor
1
2
3
Rata-rata
b. Material Perlakuan
- Perlakuan panas dengan pendinginan udara
No
HRA
Baja ST 40
Baja ST 60
Besi Cor
1
2
3
Rata-rata
HRA
Baja ST 40
1
2
3
Rata-rata
Baja ST 60
Besi Cor
HRA
Baja ST 40
Baja ST 60
Besi Cor
1
2
3
Rata-rata
A. Baja ST 40
No
Jarak (mm)
B. Baja ST 60
Kekerasan
No
Jarak (mm)
Kekerasan
39,3
57,5
41,2
54,5
39,1
54,5
12
39,5
12
57
15
38,9
15
56,5
18
30,5
18
52,5
21
35,8
21
54,5
24
38,0
24
50,5
27
39,8
27
54,5
10
30
39,5
10
30
44
11
33
38,3
11
33
53,5
12
36
37,7
12
36
54
13
39
35
13
39
50,5
14
42
33,5
14
42
47
15
45
29
15
45
50,5
Baja ST-60
Pendinginan
Paling
rendah
kekerasannya
Udara
udara
tapi
Pendinginan air
Bersifat
paling
keras
baja
ST-40
dengan
Pendinginan
kekerasannya
antara
material
proses
c. Baja ST-40 merupakan baja karbon rendah dengan kadar C + 0,3 %. Pada
diagram fasa Fe C dibawah, letak ST 40 pada garis warna merah. Sehingga
perubahan fase selama proses heat treatment dapat dilihat pada diagram
tersebut. Baja ST- 60 merupakan baja karbon sedang dengan kandungan C
antara 0,3 0,65 % pada diagram fasa dibawah letaknya antara garis merah
dan biru sehingga perubahan fase pada waktu heat treatment dapat dilihat pada
diagram fase Fe C dibawah.
b.) Quenching
3.5.2. Saran
a. Pada setiap spesimen material uji hendaknya diberi tanda untuk
membedakan perlakuan yang telah diberikan pada spesimen tersebut agar
tidak terjadi kesalahan atau tertukarnya material uji.
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Techniques. Halaman 154)
( http://info.lu.farmingdale.edu/depts/met/met205/index.html )
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Technique. Halaman 163)
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma .Heat Treatment Principles And
Techniques. Halaman 166)
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Technique. Halaman 169 (gbr.atas) dan www.info.lu.farmingdale.edu (gbr.bawah))
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Technique. Halaman 120)
(Sumber: Rajan T.V., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Techniques. Halaman 106)
(Sumber : Rajan T.V ., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Technique.Halaman 99)
(Sumber : Rajan T.V ., C.P. Sharma dan Ashok Sharma. Heat Treatment Principles And
Techniques. Halaman 114)
(Lawrence H. Van Vlack, Ilmu dan Teknologi Bahan)
(sumber : http://www.bombayharbor.com)
(sumber : http://www.alhern-martin.com/furnaces)
(sumber : http://www. wisoven.com)
(sumber : http://www.premierfurnace.com/images/roller_hearth_furnace_large.jpg)
(sumber:http://www.wisoven.com/sites/default/files/imagecache/category_list_image/S
olutionTreat_Pusher3_lg_4.jpg)
Sumber : http://archive.kaskus.us/thread/2891523
(Sumber: William Callister, Material Science and Engineering, hal 296)
(Sumber:Van Vlack L.H, Ilmu dan Teknologi Bahan, hal 92)
(Sumber : Callister, Materials Science and Engineering 4th ,hal 270)
(Sumber: Callister, Materials Science and Engineering 4th ,hal 275)