Sie sind auf Seite 1von 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Isu pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia tertuang dalam tujuan 7 target 10

dari Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals). Target 10 tujuan 7 tersebut berbunyi
Menurunkan Sebesar Separuh, Proporsi Penduduk Tanpa Akses Terhadap Sumber Air Minum yang aman dan
berkelanjutan serta Fasilitas Sanitasi Dasar pada 2015.
Pembangunan sektor sanitasi yang dituangkan dalam RPJMN 2011-2014 pada rencana aksi bidang
kesehatan sebagai berikut.
Tabel 1.1 RPJMN 2011-2015 Bidang Kesehatan
Prioritas 3

Rencana Aksi Bidang Kesehatan

Tema prioritas

Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak hanya kuratif,
melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan diantaranya dengan perluasan penyediaan
air bersih, pengurangan wilayah kumuh sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka
harapan hidup dari 70,7 tahun pada tahun 2009 menjadi 72,0 tahun pada tahun 2014, dan pencapaian
keseluruhan sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

Penanggung jawab

Menteri Kesehatan

Bekerjasama dengan

Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

N
o

Substansi inti/
kegiatan
prioritas

Sasaran

Indikator

Target

Indikasi
Pagu (Rp

K/L

Milyar)

2011

2012

2013

2014

2015

Total

1. Kesehatan masyarakat
Pelaksanaan upaya kesehatan preventif terpadu yang meliputi penurunan tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 (2007)
menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup (2014), penurunan tingkat kematian bayi dari 34 (2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup (2014); pemberian nutrisi dasar kepada 90% bayi pada tahun 2014, penyediaan akses sumber air bersih yang menjangkau
67% penduduk dan akses terhadap sanitasi dasar berkualitas yang menjangkau 75% penduduk pada tahun 2014.
1

Pembinaan
pelayanan
kesehatan ibu
dan reproduksi

Meningkatn
ya kualitas
pelayanan
kesehatan
ibu dan

1. Persentase
ibu bersalin
yang
ditolong oleh
tenaga

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

84

86

88

89

90

2.194,0

I-1

Kementrian
Kesehatan

reproduksi

Pembinaan
pelayanan
kesehatan
anak

Meningkatn
ya kualitas
pelayanan
kesehatan
anak

kesehatan
terlatih
2. Persentase
ibu hamil
yang
mendapatka
n pelayanan
antenatal
3. Persentase
fasilitas
pelayanan
kesehatan
yang
memberikan
pelayanan
KB sesuai
standar
1. Cakupan
kunjungan
neonatal
pertama
2. Cakupan
pelayanan
kesehatan
bayi
3. Cakupan
pelayanan
kesehatan
balita
Persentase
bayi usia 0-11
bulan yang
mendapat
imunisasi
dasar lengkap

84

86

90

93

95

10

40

75

90

100

84

86

88

89

90

84

85

86

87

90

78

80

81

83

85

80

82

85

88

1.723,0

Kementrian
Kesehatan

90

1.205,9

Kementrian
Kesehatan

Pembinaan
imunisasi dan
karantina
kesehatan

Meningkatn
ya
pembinaan
di bidang
imunisasi
dan
karantina
kesehatan

Bantuan
operasional
kesehatan
(BOK)

Tersediany
a BOK
untuk
puskesmas

Jumlah
puskesmas
yang
mendapatkan
BOK dan
menyelenggar
akan lokakarya
mini untuk
menunjang
pencapaian
SPM

300

8.608

8.737

8.868

9000

4.940,0

Kementrian
Kesehatan

Penyehatan

Meningkatn

1. Persentase

62

62,5

63

63,5

67

2.054,5

Kementrian

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-2

lingkungan

ya
penyehatan
dan
pengawasa
n kualitas
lingkungan

Pengaturan,
pembinaan,
pengawasan,
pengembanga
n sumber
pembiayaan
dan pola
investasi serta
pengembanga
n sistem
penyediaan air
minum

1.063
kawasan
dan 4.650
desa

Pengaturan,
pembinaan,
pengawasan,
pengembanga
n sumber
pembiayaan
dan pola
investasi, serta
pengelolaan
pengembanga
n infrastruktur
sanitasi dan
persampahan

387
kawasan
(bukan
target
kumulatif)

penduduk
yang
memiliki
akses
terhadap air
minum
berkualitas
2. Persentase
kualitas air
minum
yang
memenuhi
syarat
3. Persentase
penduduk
yang
menggunak
an jamban
sehat
Jumlah
kawasan dan
desa yang
terfasilitasi
pembangunan
air minum

Jumlah
kawasan dan
desa yang
terfasilitasi
pembangunan
sanitasi (air
limbah,
sampah,
drainase)

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

Kesehatan

85

90

100

100

72

75

95

64

67

69

159
kawasa
n, 1.472
desa

179
kawasa
n, 1.165
desa

195
kawasa
n, 500
desa

247
kawasa
n, 1000
desa

263
kawasa
n, 700
desa

9.900,0

Kementrian
Pekerjaan
umum

94

107

122

137

138

10.845,0

Kementrian
Pekerjaan
umum

I-3

Pencapaian indikator kinerja SPM Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2009 sebagai
berikut:
Tabel 1.2. Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2009

No

Jenis Pelayanan

Jumlah
Indikator
Kinerja
18

Capaian Indikator Capaian Indikator


Kinerja th 2008 thd Kinerja th 2009 thd
Target
Target
6 (33,33%)
5 (27,78%)

Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan Kesehatan Rujukan

0 (0,00%)

0 (0,00%)

Penyelidikan Epidemiologi dan


Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa/KLB
Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat
Jumlah

0 (0,00%)

1 (100,00%)

0 (0,00%)

0 (0,00%)

22

6 (27,27%)

6 (27,27%)

Sumber data: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009


Pencapaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal tahun 2009 ini dibandingkan dengan target tahun
2010 dan 2015 sesuai dengan target yang tercantum dalam Permenkes RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008.
Pencapaian indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun
2009 secara rinci sebagai berikut :
Tabel 1.3. Daftar Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2009
> 50%

40% 50%

< 40%

1 Kabupaten (2,86%)

20 Kabupaten/kota (57,14%)

14 Kabupaten/Kota (40%)

1. Kab. Pati (54,5%)

1.

Kota Surakarta (50%)

1.

Kab. Semarang (36,4%)

2.

Kota Salatiga (50%)

2.

Kab. Rembang (36,4%)

3.

Kota Pekalongan (50%)

3.

Kab. Purworejo (36,4%)

4.

Kab. Wonosobo (50%)

4.

Kab. Pemalang (36,4%)

5.

Kab. Kudus (50%)

5.

Kota Tegal (31,8%)

6.

Kota Semarang (45,5%)

6.

Kab. Wonogiri (31,8%)

7.

Kab. Sukoharjo (45,5%)

7.

Kab. Magelang (31,8%)

8.

Kab. Kendal (45,5%)

8.

Kab. Banjarnegara (31,8%)

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-4

9.

Kab. Kebumen (45,5%)

9.

Kab. Klaten (27,3%)

10. Kab. Karanganyar (45,5%)

10. Kab. Grobogan (27,3%)

11. Kab. Jepara (45,5%)

11. Kab. Cilacap (27,3%)

12. Kab. Demak (45,5%)

12. Kab. Sragen (22,7%)

13. Kab. Banyumas (45,5%)

13. Kab. Brebes (22,7%)

14. Kota Magelang (40,9%)

14. Kab. Blora (22,7%)

15. Kab. Temanggung (40,9%)


16. Kab. Tegal (40,9%)
17. Kab. Purbalingga (40,9%)
18. Kab. Pekalongan (40,9%)
19. Kab. Boyolali (40,9%)
20. Kab. Batang (40,9%)
Sumber data: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009
Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten Boyolali tahun 2009 berada pada urutan ke19 dari 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Hal tersebut di atas mendorong Pemerintah Kabupaten Boyolali
untuk ikut serta dalam program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tahun 2011 yang
merupakan program bersama lintas sektor dan lintas kementrian yang tergabung dalam Project Management Unit
(PMU) dibawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) didukung oleh 3 (tiga) Project
Implementation Unit (PIU) yaitu PIU Teknis (Kementrian Pekerjaan Umum), PIU Advokasi (Kementrian Kesehatan)
dan PIU Kelembagaan (Kementrian Dalam Negeri). PMU dan PIU telah mempersiapkan skenario besar berupa
replikasi penyusunan strategi pembangunan sanitasi di 330 kabupaten/kota agar pembangunan di daerah berjalan
dengan efektif, bersifat menyeluruh, dan berkelanjutan. Program yang berlangsung 2010-2014 ini berjalan sesuai
dengan tiga target pembangunan sanitasi, yaitu: 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan pada tahun 2014; 2)
Penanganan sampah melalui pengurangan timbulan dari sumber dan penerapan sistem sanitary landfill untuk TPA
dengan prioritas di 240 kota; 3) Pengurangan genangan air di sejumlah kota/kawasan perkotaan seluas 22.500 Ha.
Program ini mempunyai tujuan mensinergikan kerja dinas-dinas yang berkaitan dengan sanitasi dalam satu
wadah untuk memperbaiki kinerja dan konsep sanitasi masyarakat. Keikutsertaan Kabupaten Boyolali dalam PPSP
didahului dengan adanya surat Bupati Boyolali Nomor 094/00179/23/2011 tanggal 12 Januari 2011 perihal
Pernyataan Minat Mengikuti Program PPSP Tahun 2011, menindaklanjuti surat Direktur Permukiman dan

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-5

Perumahan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 0118/Dt.6.03/2011 tanggal 7 Januari 2011 perihal
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).
PPSP Kabupaten Boyolali mulai dilaksanakan bulan Juni 2011 sebagai implementasi dari surat Kementrian
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 611/1538/IV/Bangda tanggal 7 April 2011 perihal Penetapan Provinsi,
Kabupaten/Kota Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2011. Program
ini dilaksanakan serentak di 63 (enam puluh tiga) kota/kabupaten di Indonesia. Dalam rangka melaksanakan
program tersebut Pemerintah Kabupaten Boyolali telah membentuk Tim Koordinasi dan Kelompok Kerja (Pokja)
Operasionalisasi Kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) dengan Surat Keputusan Bupati Boyolali
Nomor 050/489 Tahun 2011 tanggal 12 April 2011, dimana Sekretaris Daerah Kabupaten Boyolali selaku
Penanggung jawab, Kepala Bappeda Kabupaten Boyolali selaku Ketua Pokja Tim Koordinasi Operasionalisasi
Kebijakan AMPL dan Kepala Bidang Fisik Prasarana dan Sumber Daya Alam Bappeda Kabupaten Boyolali selaku
Ketua Pokja Operasionalisasi Kebijakan AMPL.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN


Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Boyolali adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan

strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif di wilayah Kabupaten Boyolali. Guna menghasilkan strategi
sanitasi skala kabupaten tersebut diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan penyusunan
strategi sanitasi kabupaten dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat
diimplementasikan. Kerangka kerja sanitasi Kabupaten Boyolali merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali. Kerangka kerja sanitasi ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh
kelompok kerja air minum dan penyehatan lingkungan (Pokja AMPL).
Maksud dari penyusunan SSK adalah tersusunnya dokumen rencana strategis pembangunan sanitasi
kabupaten jangka menengah (5 tahunan) sektor sanitasi yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi pemerintah
kabupaten dan pihak terkait dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi yang komprehensif pada tingkat kabupaten.
Tujuan dari penyusunan SSK adalah:
.a Tujuan Umum
SSK sebagai pedoman pembangunan sanitasi mulai tahun 2012 sampai dengan tahun 2016.
.b Tujuan Khusus
)1 SSK dapat memberikan gambaran tentang arah kebijakan pembangunan Sanitasi Kabupaten Boyolali
selama 5 tahun yaitu Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016.
)2 Dipergunakan sebagai dasar penyusunan rencana operasional tahapan pembangunan sanitasi.

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-6

)3 Dipergunakan sebagai dasar dan pedoman bagi semua pihak (instansi, masyarakat dan pihak swasta) yang
akan melibatkan diri untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten
Boyolali.
1.3.

LANDASAN HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah.
2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman.
3.Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
4.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
5.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional.
6.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaga
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844)
7.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
8.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
9.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air.
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan.
15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran
Udara.
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-7

17.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional.
20. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Menengah Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014.
21. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan.
22. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.
23. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya
Air.
24. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha
dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.
25. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali
Bersih.
26. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu air
Limbah Domestik.
27. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 tentang Pedoman
Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
28. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi,
Kedudukan dan Tugas Pokok Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2008 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Boyolali Nomor 102).
29. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011
Nomor 1).
30. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Daerah dan
Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011
Nomor 1).
31. Keputusan Bupati Boyolali Nomor 900/402 Tahun 2010 tentang Standar Satuan Harga Tahun Anggaran
2011.

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-8

32. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor
1) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati Boyolali Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 2011 (Berita Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun 2011 Nomor 15).
1.4. METODE PENYUSUNAN
Metode penyusunan SSK adalah sebagai berikut:
1. Studi dokumen dan analisis data sekunder
2. Pengamatan secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambaran kondisi nyata.
3. Wawancara mendalam kepada nara sumber kunci
4. Diskusi kelompok terfokus dengan pihak terkait untuk mendapatkan hasil analisa secara lebih luas.
5. Analisis SWOT dan matriks ranking isu prioritas
Proses penyusunan SSK terdiri dari beberapa tahapan yang tidak dapat terlepas antara satu dengan
lainnya, antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi kabupaten Boyolali saat ini yang berupa buku putih
sanitasi kabupaten yang di dalamnya menggambarkan kondisi pengelolaan sektor sanitasi untuk belajar
dari fakta sanitasi guna menetapkan kondisi sanitasi yang tidak diinginkan.
2. Menetapkan kondisi sanitasi yang diinginkan ke depan yang dituangkan kedalam visi dan misi sanitasi
kabupaten, tujuan dan sasaran pembangunan sektor sanitasi kabupaten.
3. Menilai kesenjangan antara kondisi saat ini dengan kondisi yang diinginkan untuk mengidentifikasi dimana
kekuatan, kelemahan, tantangan/ancaman serta peluang Kabupaten Boyolali dalam melangkah untuk
mencapai visi dan misi sanitasi Kabupaten Boyolali tahun 2016.
4. Merumuskan strategi sanitasi kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan
pembangunan sanitasi kabupaten jangka menengah (5 tahunan).
1.5.

SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika dokumen SSK terdiri dari 7 bab yaitu sebagai berikut::
Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar belakang, maksud dan tujuan
penyusunan SSK, landasan hukum, metode penyusunan dan sistematika dokumen.

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I-9

Bab kedua menyajikan arah pengembangan sektor sanitasi kabupaten yang menggambarkan tentang
gambaran umum sanitasi kabupaten, visi dan misi sanitasi kabupaten, kebijakan umum, tujuan dan sasaran
dan arahan pentahapan pencapaian.
Bab ketiga memaparkan isu-isu strategis dan tantangan yang dihadapi sektor sanitasi kabupaten
Kebumen, yang mendasari perlunya penyusunan SSK, termasuk didalamnya mengulas aspek non teknis
layanan sanitasi serta masing-masing sub sektor sanitasi dan aspek higiene-nya.
Bab keempat menguraikan kerangka kerja strategi sanitasi kabupaten Kebumen, termasuk didalamnya
tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian yang akan dilaksanakan dalam penerapan strategi pada masingmasing sub sektor termasuk pada aspek non teknis layanan sanitasi Kabupaten Kebumen.
Bab kelima memaparkan program-program yang diimplementasikan dalam bentuk kegiatan seluruh
sub sektor sanitasi (sub sektor air limbah, sub sektor persampahan, sub sektor drainase), sektor air bersih
serta sub sektor higiene di Kabupaten Kebumen.
Bab keenam memaparkan gambaran umum struktur monev sanitasi, peran dan tanggung jawab
lembaga yang menangani sanitasi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan sanitasi serta sistem
pelaporannya.
Bab ketujuh adalah penutup berisi kesimpulan dan rekomendasi.
Lampiran meliputi gambar dan kertas kerja proses penyusunan strategi.

Strategi Sanitasi Kabupaten Boyolali Tahun 2012-2016

I - 10

Das könnte Ihnen auch gefallen