Sie sind auf Seite 1von 2

Ketika setiap pendekatan mendiskusikan dekimian jauh kebaikan-kebaikannya, tidak

ada satupun yang cukup mampu melaporkan gaya pendefinisian, pelafalan, dan
perilaku oleh para pelaku sosial pada masalah-masalah lingkungan.
Sebagai contoh, mengapa ilmu lingkungan dalam suatu negara mengalami penundaan
selama setengah abad dari tahun 1920 hingga 1970? Mengapa permasalahanpermasalahan global seperti penipisan lapisan ozon, pemanasan global, dan
kelangkaan keanekaragaman hayati justru digusur oleh permasalahan-permasalahan
lokal seperti pencemaran air tanah dan pembuangan kotoran di daerah perkotaan
yang dijadikan sebagai prioritas pemerintah, media, dan pergerakan lingkungan
yang umum? Mengapa beberapa rahasia ilmiah yang ditemukan kemudian menjadi
dasar dalam permasalahan-permasalahan lingkungan tingkat tinggi sementara yang
lainnya merana dalam ketidakjelasan? Ada tipe-tipe pertanyaan yang dialamatkan
oleh suatu pandangan yang akan dikenalkan pada bab berikutnya : pendekatan
pembangunan sosial untuk lingkungan dan ilmu-ilmua yang berkaitan dengan
lingkungan. Pandangan pembangunan sosial lingkungan memiliki beberapa keuntungan
yang lebih dibandingkan pendekatan teoritis.
Perbedaan besar yang ada pada literatur-literatur sosiologi lingkungan, ilmu
pembangunan sososial langsung saja menerima tejadinya krisis lingkungan yang
dibawa oleh tidak diperiksanya pertumbuhan populasi, produksi yang berlebihan,
bahaya yang ditimbulkan dari teknologo-teknologi baru, dll. Malahan, yang menjadi
fokus adalah proses-proses sosial, politik, dan budaya sedangkan kondisi lingkungan
dikatakan tidak dapat menerima resiko dan perlakuan tersebut. Pada tahun 1991,
Thompson mengatakan bahwa debat lingkungan yang menggambarkan kehidupan
tidak hanya membahas ketiadaan sesuatu yang pasti (seperti energi-energi untuk
masa yang akan datang, meluasnya permasalahan limbah B3, efek radiasi bagi
kesehatan), tetapi lebih kepada kehidupan yang bertentangan dengan ketidaktuan,
sungguh berbeda, dan satu sama lain yang tidak dapat didamaikan kembali
selanjutnya menetapkan keyakinan mengenai permasalah-permasalahan lingkungan
dan penyelesaian-penyelesaian yang daat dilakukan.
Sangat penting untuk membuat cacatan, bagaimanapun, permasalahan-permasalahan
dan resiko lingkungan merupakan sesuatu yang dibangun secara sosial dan sudah
benar-benar ada, yang tidak hanya membuatuhkan pernyataan logis mengenai
kondisi lingkungan, dengan cara demikian mengingkari mereka adalah sebuah
kenyataan objektif (Short 1992, Ungar 1992). berdasarkan observasi Yearley
(1992 : 186), pendemonstrasian bahwa sebuah permasalahn secara sosial telah
dibangun tidak hanya untuk menghilangkan dugaan terkait, sejak valid dan tidak
valid nya permasalahan lingkungan dikatakan harus dibangun. Dengan cara yang
sama, kajian sosial yanng digunakan untuk membuat konsep disini tidak mengingkari
sebab musahab kekebasan kekuatan sikap tetapi lebih menegaskan bahwa
pemesanan barisan dalam permasalahan-permasalahan oleh para pelaku sosial tidak
hanya selalu cocok untuk kebutuahan yang sesungguhnya. Untuk sebuah tingkatan
yang sesungguhnya, ini menggambarkan sifat politik dari keadaan suatu acara.

Sedangkan Bird (1987 : 260) berargumen bahwa pemahaman bagaimana


permasalahan-permasalahan yang telah dirundingkan dalam kajian sosial dan kalian
politik memberikan himpitan norma yang besar.
Kedua, semakin banyaknya permasalahan-permasalahan lingkungan yang dihasilkan
dibawa oleh para komunitas spesialis : ilmuwan, insinyur, adpokat, dokter, pejabat
pemerintah, pimpinan badan hukum, mata-mata politik, dll diabandingkan dengan
melihat secara penuh masyarakat umum (hilgartner 1992 : 51-2). Hasilnya,
pandangan penelitian yang berfokus secara eksklusif pada gagalnya tulisan umum
untuk menangkap secara penuh informasi detail mengenai kegiatan dan pembuatan
kebijakan. Sebuah pendekatan pembangunan sosial, oleh adanya perbedaan,
mengenali secara luas untuk penyelesaian permasaahan lingkungan melalui proses
dinamika sosial yang mencakup definisi, negosiasi / perundingan, dan legitimasi
diantara pengaturan pribadi dan masyarakat umum.
Ketiga, alasan-alasan sebuah pendekatan pembangunan sosial mengkaji berbagai hal
mengenai lingkungan adalah adanya sebuah paradigma sosial yang jelas didalamnya.
Lain halnya, sampai saat ini keberhasilan yang ada dibawah naungan sosiologi
lingkungan yang dibangun dari tulisan-tulisan ekstra yang menuntut janji analisis
untuk sebuat tatanan baru dalam nilai-nilai lingkungan. Sebgaimana Lundquist (1978
: 89-90) yang menyatakan untuk ilmu politik lingkungan, tujuan utama dalam
mempelajari permasalahan-permasalahan lingkungan harus terus menekan
kedisiplinan dibandingkan untuk melindungi Futuropia. Hal ini tidak untuk
mengatakan bahawa para sosiologis lingkungan harus menghadapi ancaman dari
planet kita, mereka pun menyarankan untuk memeluk pertumbuhan pusat ideologi
yang karakteristik sosoiologinya umum pada masa lampau. Lebih baik, kita harus
mengadopsi dengan bebas pendirian seorang agnostis yang dipersyaratkan oleh
sebuah pendekatan pembangunan (Yearley 1992 : 186) untuk menaksir secara
optimal bagaimana pengetahuan, resiko-resiko, dan permalahan-permasalahan
lingkungan dirakit secara sosial.

Das könnte Ihnen auch gefallen